Anda di halaman 1dari 10

HEADING TOP START

Kompas TV Hanya Penyedia Program, Tak Perlu Izin


Insaf Albert Tarigan - Okezone

HEADING TOP CLOSED TOP READ


Jum'at, 9 September 2011 16:59 wib

SHARE START 4 0 Email 0 SHARE CLOSED TOP READ CLOSE READ

Ilustrasi

JAKARTA Pemimpin Redaksi Kompas TV Taufik H Mihardja mengkalrifikasi siaran pers Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menyebut Kompas TV belum memiliki izin sebagai lembaga penyiaran. Taufik mengatakan, Kompas TV memang tidak butuh izin karena mereka hanya penyedia program atau content provider. Kita tidak perlu izin siaran. Kita bukan lembaga penyiaran, katanya saat dihubungi okezone melalui telepon, Jumat (9/9/2011). Taufik menjelaskan, Kompas TV tidak hadir sebagai lembaga penyiaran, tetapi hanya menyediakan program yang disiarkan oleh TV lokal, mitra mereka di daerah. Jadi, sesuai dengan undang-undang penyiaran, TV lokal tersebutlah yang harus mengantongi izin siaran. Selama ini, kata dia, kebanyakan TV lokal tidak memiliki banyak program karena terkendala masalah dana dan juga tantangan menghadirkan program yang bisa diterima masyarakat. Sekarang Kompas TV muncul memperbaiki konten mereka dan ada kerjasama bisnis di antara

kedua belah pihak, ujarnya. Sesuai dengan rilis KPI, Taufik mengakui sebagian mitra Kompas TV, beberapa TV lokal, memang sedang berupaya mendapatkan izin. Namun, dia menegaskan bahwa Kompas TV tetap mematuhi undang-undang dengan mendorong mitra mereka menyiarkan konten lokal, termasuk juga tetap mempertahankan logo TV lokal tersebut. Menurut Undang-Undang Penyiran, durasi relai siaran dalam kerangka sistem siaran jaringan paling banyak 90 persen dari seluruh waktu siaran per hari. Artinya, konten lokal harus dipertahankan minimal 10 persen. Sedangkan kerjasama Kompas TV pada tahap awal ini, konten lokal ada yang 30 persen. Teman-teman bercita-cita ke depan bisa 50:50. Kenapa sekarang hanya 30 persen karena ada keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan, katanya. (abe)
http://news.okezone.com/read/2011/09/09/339/500865/kompas-tv-hanya-penyedia-program-takperlu-izin

KPI: Kompas TV Belum Memiliki Izin


Insaf Albert Tarigan - Okezone

HEADING TOP CLOSED TOP READ


Jum'at, 9 September 2011 13:55 wib

SHARE START 8 13 Email 0 SHARE CLOSED TOP READ CLOSE READ

Ilustrasi

JAKARTA Belum sempat diluncurkan secara resmi, Kompas TV sudah mendapat masalah. Komisi Penyiaran Indonesia mempersoalkan legalitas Kompas TV yang bersiaran pada beberapa televisi lokal di sejumlah daerah. KPI menganggap hal tersebut tidak sesuai dengan eksistensi dari TV lokal. Pasalnya, Kompas TV bersiaran pada lembaga penyiaran swasta lokal dengan mencantumkan logo Kompas TV dan menyembunyikan, mengaburkan atau memperkecil identitas TV lokal tersebut. Selain itu, Kompas TV belum memiliki izin sebagai lembaga penyiaran sehingga secara yuridis belum dapat mengatasnamakan diri sebagai badan hukum lembaga penyiaran. Ketua KPI Dadang Rahmat Hidayat dalam siaran pers yang diterima okezone, Jumat (9/9/2011), mengatakan, kerjasama antara Kompas TV dan beberapa TV lokal di daerah, yang sebagian besar masih belum selesai perizinannya, belum dapat dijadikan dasar legal bagi TV lokal tersebut untuk mengubah format siarannya, yang sebagian besar didominasi oleh program yang berasal dari Kompas TV. Sayangnya, Dadang tidak menyebut secara detail TV lokal mana yang dia maksud belum selesai perizinannya. Stasiun televisi sebagai lembaga penyiaran swasta di daerah yang telah memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) tetap, dapat melakukan relay siaran dengan ketentuan paling banyak 90 persen dari seluruh waktu siaran per hari untuk sistem jaringan, dan paling banyak 20 persen dari seluruh siaran per hari untuk selain sistem stasiun jaringan, jelas Dadang. Sementara, kata dia, lembaga penyiaran swasta di daerah yang telah memiliki IPP Prinsip, harus menyesuaikan program siarannya dengan proposal awal pengajuan izin siaran dan belum dapat melakukan relay siaran. Lembaga penyiaran televisi lokal tersebut juga masih harus mengikuti evaluasi uji coba siaran, yang mensyaratkan adanya kesesuaian kriteria kelulusan yang meliputi aspek persyaratan administrasi, program siaran dan teknis penyiaran. Oleh karena itu, Dadang mengatakan, KPI Pusat dan KPID se-Indonesia akan mencermati modus atau cara-cara yang mengurangi semangat demokratisasi penyiaran dengan kehadiran lembaga penyiaran lokal melalui praktik monopoli informasi. Pemusatan kepemilikan dan pemindah tangan izin yang telah dimiliki lembaga penyiaran swasta yang ada di daerah berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentnag Penyiaran, katanya. Kompas TV rencananya akan diluncurkan secara resmi nanti malam pukul 19.30 di Jakarta Convention Center. Berdasarkan iklan di media mereka, Kompas TV sudah mengudara di BCT Surabaya, MOSTV Palembang, TV Borobudur Semarang, KTV Tangerang, Khatulistiwa TV Pontianak, Makassar TV, Dewata TV Bali, dan STV Bandung. (abe)
http://news.okezone.com/read/2011/09/09/339/500747/kpi-kompas-tv-belum-memiliki-izin

Menkominfo: Pemerintah Tidak Jegal Kompas TV


Ferdinan - Okezone

HEADING TOP CLOSED TOP READ


Sabtu, 10 September 2011 06:38 wib

SHARE START 3 5 Email 0 SHARE CLOSED TOP READ CLOSE READ

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring menampik kabar yang menyebut pemerintah sengaja menjegal kehadiran Kompas TV. "Bohong itu kabar jegal-menjegal. Pada prinsipnya kita tidak menghalang-halangi Kompas TV, tetapi kita ingin Kompas menyelesaikan perijinan siaran karena ada tujuh televisi lokal di daerah yang jadi mitranya belum mendapat izin prinsip penyiaran (IPP)," kata Tifatul saat dikonfirmasi okezone melalui sambungan telepon, Jumat (9/9/2011) malam. Menurut Tifatul, pemerintah tak mempersoalkan keberadaan Kompas TV sebagai penyedia program siaran (content provider). Namun, Kompas TV hanya boleh menyediakan program kepada televisi lokal yang sudah mengantongi izin siaran. "Kalau content provider itu kan konsepnya seperti production house (PH), programnya dibeli televisi. Kalau seperti itu silakan, tetapi ketika disiarkan di televisi daerah ya harus punya izin. Baru dua televisi lokal yang dapat IPP yaitu di Kalimantan Selatan dan Sumatera Utara, tujuh lainnya belum," jelas Tifatul.

Menurut Tifatul, semestinya Kompas TV tidak menjual program siaran kepada televisi lokal yang belum mengantongi IPP. "Kalau tidak, televisi daerah yang kena dampaknya, karena dia enggak punya izin," pungkasnya. Tifatul mengakui redaksi Kompas TV pernah meminta bantuan kepada Kemenkominfo untuk meminta izin mendapatkan ucapan selamat atas peluncuran Kompas TV kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Tidak ada perintah dari Pak SBY menjegal ini itu. Dia memang meminta greeting ke Pak SBY, tapi waktu itu kita minta ke Dirjen Kemenkominfo dulu untuk bicara soal izin penyiaran," katanya. Sebelumnya Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Dadang Rahmat Hidayat dalam siaran persnya kemarin, mengatakan kerjasama antara Kompas TV dan beberapa TV lokal di daerah, yang sebagian besar masih belum selesai perizinannya, belum dapat dijadikan dasar legal bagi TV lokal tersebut untuk mengubah format siarannya, yang sebagian besar didominasi oleh program yang berasal dari Kompas TV. Menanggapi itu, Pemimpin Redaksi Kompas TV Taufik H Mihardja menegaskan Kompas TV bukanlah lembaga penyiaran melainkan hanya penyedia program siaran untuk televisi lokal. Kita tidak perlu izin siaran. Kita bukan lembaga penyiaran, kata Taufik saat dikonfirmasi okezone kemarin. Taufik mengakui sebagian televisi lokal yang menjadi mitra Kompas TV memang sedang berupaya mendapatkan izin penyiaran. Namun, dia menegaskan Kompas TV tetap mematuhi undang-undang dengan mendorong mitra mereka menyiarkan konten lokal, termasuk juga tetap mempertahankan logo TV lokal tersebut. (fer) http://news.okezone.com/read/2011/09/10/339/500997/menkominfo-pemerintah-tidak-jegalkompas-tv

Ini Penjelasan Menkominfo Soal Kompas TV


Ferdinan - Okezone

HEADING TOP CLOSED TOP READ


Sabtu, 10 September 2011 06:23 wib

SHARE START 4 135 Email 0 SHARE CLOSED TOP READ CLOSE READ

Foto (Dok. Kompas)

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring angkat bicara mengenai kehadiran Kompas TV. Tifatul menegaskan televisi milik Kompas Grup yang resmi diluncurkan kemarin tersebut dilarang menyiarkan program di televisi lokal yang belum memiliki izin prinsip penyiaran (IPP). "Kalau content provider itu kan konsepnya seperti production house (PH), programnya dibeli televisi. Kalau seperti itu silakan, tetapi ketika disiarkan di televisi daerah ya harus punya izin. Baru dua televisi lokal yang dapat IPP yaitu di Kalimantan Selatan dan Sumatera Utara, tujuh lainnya belum," kata Tifatul saat dikonfirmasi okezone melalui sambungan telepon, Jumat (9/9/2011) malam. Menurut Tifatul, sebagai penyedia program Kompas TV sebaiknya mengubah nama. Alasannya, penggunaan kata "televisi" membuat rancu karena menyiratkan bahwa Kompas TV merupakan lembaga penyiaran. Dia menilai konsep Kompas TV sama halnya seperti rumah produksi (production house) yang hanya sekadar menyediakan program televisi. "Kalau niatan mereka hanya ingin menjadi content provider, harusnya Kompas TV berganti nama misal menjadi Kompas Vision. Setelah itu mereka bisa menyalurkan program yang dibuat ke televisi lokal," sambungnya. Tifatul menegaskan, televisi lokal yang menjadi mitra Kompas TV dapat dikenakan sanksi bila televisi tersebut belum mengantongi izin siaran dari pemerintah. "Misalnya dia menyiarkan program ke televisi lokal di daerah atau televisi berbayar silakan saja. Tetapi kalau dia masuk ke televisi daerah, dia harus masuk ke televisi yang sudah ada IPP-nya," imbuh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Selain itu, bila Kompas TV berniat menjadi lembaga penyiaran lokal, maka Kompas TV harus mengajukan izin kepada pemerintah termasuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

"Nanti pemerintah bersama KPI akan menggelar rapat. Kami melihat alokasi frekuensi, mengecek peralatan dan perlengkapan penyiaran yang dimiliki termasuk melakukan evaluasi uji coba siaran," ujarnya. (fer) http://news.okezone.com/read/2011/09/10/339/500993/ini-penjelasan-menkominfo-soal-kompastv http://www.detiknews.com/read/2011/09/09/150628/1719018/10/kompas-tv-kami-contentprovider-tidak-perlu-izin-siaran

Kompas TV: Kami Content Provider, Tidak Perlu Izin Siaran


Indra Subagja - detikNews <p>Your browser does not support iframes.</p> <a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUM BER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUM BER_HERE&amp;n=a59ecd1b' border='0' alt='' /></a>

Jakarta - Pimpinan Redaksi Kompas TV Taufik Mihardja tidak khawatir dengan sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menyebut keberadaannya tidak berizin. Taufik menegaskan Kompas TV adalah penyedia konten sehingga tidak memerlukan izin. "Kompas TV yang kita launching sebagai content provider. Karena dia content provider tidak perlu izin siaran. Yang perlu izin siaran televisi-televisi lokalnya yang bemitra dengan Kompas

TV," kata Taufik saat dihubungi detikcom, Jumat (9/9/2011). Taufik menjelaskan, Kompas TV memiliki konten dan sejumlah TV lokal memiliki izin siaran kemudian bekerja sama. "Sehingga memang kami bukan stasiun penyelenggara siaran," imbuhnya. Taufik mengaku pihaknya sudah bertemu dengan KPI, sejumlah rekomendasi KPI juga sudah dipatuhi yakni terkait identitas TV lokal agar tidak dihilangkan. Kemudian soal konten, menurut dia, sebelum hari ini, acara yang dilakukan hanyalah promo. "Nantinya konten lokal akan menempati 30 persen, sekitar 6 jam. Kita siaran jam 05.00 pagi sampai jam 01.00 pagi. Ketentuan peraturan perundang-undangan, TV lokal wajib menyiarkan 10 persen, kita lebih dari 20 persen. Dan kita tidak mengokupasi seluruh TV lokal, mereka punya 30 persen. Kalau SDM mereka kuat, kita bahkan mau nanti siaran 50:50," jelasnya. Pernyataan KPI soal tidak ada izin siaran pun sudah diketahui Kompas TV, namun pihak Kompas akan tetap jalan. "Kompas TV tetap jalan, tidak ada masalah sepanjang content provider bukan penyelenggara penyiaran," jelasnya. Konten Kompas TV sudah mulai disiarkan oleh televisi-televisi lokal yang menjadi partnernya sejak beberapa hari lalu. Rencananya, Jumat (9/9/2011) malam ini, Kompas TV akan diluncurkan secara resmi di Jakarta Convention Centre (JCC). (ndr/asy) http://nasional.kompas.com/read/2011/09/09/15564158/Kompas.TV.Hanya.Content.Provider
Kompas TV Hanya "Content Provider" R. Adhi Kusumaputra | Robert Adhi Ksp | Jumat, 9 September 2011 | 15:56 WIB

Dibaca: 30036

Komentar: 34 |

Share:

KompasTV Kompas TV, Inspirasi Indonesia TERKAIT:


Saksikan, "Live Streaming" Launching Kompas TV Ekspedisi Cincin Api, Kolaborasi Harian Kompas dan Kompas TV Kompas TV Diperkuat Wartawan Kompas dan Pusat Informasi Kompas Studio Berita Kompas TV Diresmikan KompasTV Mulai Dinikmati

JAKARTA, KOMPAS.com Kompas TV saat ini bukan penyelenggara siaran, melainkan hanya sebagai content provider sehingga tidak memerlukan izin siaran. Pemimpin Redaksi Kompas TV Taufik Hidayat Mihardja hari Jumat (9/9/2011) petang menegaskan hal ini menanggapi siaran pers Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menyebutkan Kompas TV tidak berizin. "Kompas TV adalah content provider, bukan penyelenggara siaran, jadi tak perlu punya izin siaran," tutur Taufik. Ditegaskan Taufik bahwa yang wajib memiliki izin siaran adalah TV lokal yang merupakan penyelenggara siaran. "Kamis, 8 September, Kompas TV sudah bertemu dengan KPI dan sudah ada sejumlah kesepahaman," ungkap Taufik. Dalam pertemuan Kompas TV dengan KPI, 8 September, KPI mengungkapkan dua kekhawatiran mereka. Pertama, soal konten daerah. KPI minta agar konten daerah tidak berkurang. "Kompas TV malah memberi porsi 30 persen untuk konten daerah, lebih besar dari ketentuan 10 persen," papar Taufik. Kedua, soal identitas TV daerah. KPI khawatir identitas itu dihilangkan dan diganti dengan Kompas TV. "Kompas TV mengakomodasi hal itu dengan menampikan logo TV lokal di layar kaca. Jadi, kekhawatiran KPI soal hilangnya identitas konten TV lokal tidak berdasar," kata

Taufik. Bahkan, kata Taufik, rencananya TV-TV lokal yang bekerja sama dengan Kompas TV menginginkan komposisi konten lokal dan nasional 50:50. "Jadi, ke depan, komposisinya akan demikian. Namun, karena ada keterbatasan sumber daya manusia, konten masih terbatas," papar Taufik. "Saya rasa kesan adanya ketimpangan konten lokal dan konten nasional itu karena orang melihat penampilan promo Kompas TV. Namun, sebenarnya program asli Kompas TV baru dimulai 9 September ini dan di dalamnya sudah ada konten yang digabung seperti itu," kata Taufik. Menurut Taufik Mihardja, Kompas TV sebagai penyedia konten akan tetap jalan dan tidak ada masalah. Namun, Kompas TV juga sekarang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi penyelenggara siaran dengan meminta izin untuk mendirikan TV di beberapa daerah dan juga akan menjadi operator TV berbayar. "Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan tercapai," katanya.

Anda mungkin juga menyukai