Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang Kegiatan pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material dan peralatan dan atau

jasa (subkontraktor) dari pihak luar untuk proyek. Kegiatan pengadaan atau pembelian dan subkontrakting dapat dilakukan setelah lingkup proyek ditentukan dan dijabarkan pada detail engineering sehingga akan terlihat jenis dan jumlah material serta peralatan yang diperlukan untuk pembangunan proyek. Untuk pengadaan jasa meliputi kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti pemaketan pekerjaan, proses pemilihan sampai penunjukan, perencanaan pekerjaan, serta koordinasi dan pengendalian pekerjaan subkontraktor. Berikut ini tahapan proses pekerjaan pada fase procurement. Terjadinya aktifitas yang overlapping pada siklus proyek merupakan tanda terjadinya interaksi antara fase engineering dengan fase procurement yang salah satu bentuknya adalah aktifitas vendor data. Dari gambar dibawah ini dapat dilihat dimana engineering menghasilkan output berupa specification, data sheet, drawing, dan MTO (Material Take-off) yang

digunakan sebagai input data fase procurement (pengadaan). Fase engineering tidak akan bisa tuntas jika vendor data dari PO (Purchasing Order) pada tahapan procurement belum tuntas.

Lelang

JENIS KONTRAK Kontrak pengadaan barang/jasa dibedakan atas : Berdasarkan bentuk imbalan 1) Lumpsum 2) Harga satuan 3) Gabungan lumpsum dan harga satuan 4) Terima jadi (turn key) 5) Presentase a. Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa. b. Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, unsur pekerjaan dengan spesifikasi tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa. c. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan. d. Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjuangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. e. Kontrak presentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan presentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut.

Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan :

1) 2)

Tahun tunggal Tahun jamak a) Kontrak tahun tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran. b) Kontrak tahun jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, DEKOM/RUPS untuk pengadaan yang dibiayai APLN.

Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa : 1) Kontrak pengadaan tunggal. 2) Kontrak pengadaan bersama. a) Kontrak pengadaan tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam kurun waktu tertentu. b) Kontrak pengadaan bersama adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas dari masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam kesepakatan bersama.

3.4.5

JENIS KONTRAK PEMBANGUNAN PROYEK Didalam setiap pembangunan proyek, utamanya terkait dengan pendanaan dan telah diputuskan oleh Pemberi Kerja, Tim Proyek harus mempertimbangkan alternatif kontrak proyek yang dipilih. Didalam menetapkan strategi kontrak untuk proyek tersebut, Tim Proyek dapat mempertimbangkan dan menetapkan jenis kontrak yang paling menguntungkan. Ada 3 (tiga) macam jenis kontrak yang dikenal :

.1 KONTRAK SINGLE TURNKEY - Tanggung jawab enjiniring pada dasarnya ada ditangan Kontraktor, biasanya Laporan Desain Proyek (LDP) akan berupa dokumen yang sangat ringkas, dan isinya lebih banyak diambil dari Laporan Studi Kelayakan/Feasibility Study Report. - Pengalaman yang dimiliki oleh PLN diantaranya adalah : PLTU Gresik 1, 2, 3 dan 4 ; PLTU Belawan (2x65 MW) ; PLTU Ombilin ( 2x100 MW), dll.

.2 KONTRAK SPLIT PACKAGE - Split Package (island approach), meskipun tanggung jawab enjiniring ada di tangan masing-masing Island EPC Contractors, LDP harus disiapkan lebih rinci, karena dengan konseptual split package, kegiatan proyek akan melibatkan banyak island EPC contractors yang mempunyai latar belakang keilmuan/pengalaman proyek yang berbeda-beda. LDP harus disiapkan untuk memberikan panduan bagi mereka, sehingga secara keseluruhan terjadi harmonisasi dalam perencanaan pusat pembangkit. - Pengalaman yang dimiliki oleh PLN diantaranya adalah : PLTU Paiton (2x400 MW), PLTU Suralaya ( 2x400 MW dan 3x600 MW), PLTU Banjarmasin (2x65 MW).

.3 KONTRAK MULTIPLE PACKAGE - Multiple package (component approach), dan sebagian menyebutkan sebagai detail engineering approach, tanggung jawab enjiniring ada ditangan Konsultan. Oleh karena itu, LDP harus disiapkan sangat rinci. Dengan konseptual multiple

package, pihak luar umumnya adalah para vendors /manufactures/suppliers. LDP tidak disiapkan untuk memberikan panduan, tetapi bahkan aspek operasional peralatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Konsultan akan membuat desain secara rinci, sehingga konsultan dapat menyiapkan Bill of Quantity (BOQ) atau Bill Of Material (BOM) dari masing-masing sistem, peralatan dan dari disiplin keilmuan. Tanggung jawab dan aktivitas enjiniring konsultan dalam konseptual ini mirip bobotnya dengan kontraktor pada konseptual single turnkey package. Saat ini telah menjadi trend bahwa perusahaan konsultan telah menggeser menjadi kontraktor. Tidak itu saja, bahkan para pabrikan/manufaktur juga telah beramai-ramai masuk menjadi kontraktor. Dengan ketatnya persaingan, maka produk konsultan tidak hanya harus berkualitas, harga murah tetapi harus juga dapat disiapkan secepat mungkin. Untuk ini dituntut perlunya konsultan mempunyai tenaga enjinir yang professional, berpengalaman, dengan ditunjang oleh prosedur dan perangkat enjiniring/kerja yang dapat memenuhi tuntutan tersebut diatas. - Untuk jenis ini, PLN belum mempunyai pengalaman.

Purchasing order 1. Ketersediaan barang di manufactur tidak lengkap 2. kurang lengkapnya dokumen 3. Term payment Manufacturer 1. Sertifikasi barang 2. Kemampuan produksi dan stok barang Port of china

Shipment 1. Faktor cuaca 2. Daya angkut kapal 3. Accident shiping Indonesia port 1. 2. 3. 4. Port Overload Bongkar muat Tertundanya receiving Permasalahan SPPB y Kurang lengkapnya penyelesaian proses SPPB ( SPPB dibayar PLN )

Inland transport 1. Kondisi jalan yang buruk 2. Kapsitas angkut kendaraan 3. Accident transport PLN site 1. Ketidakcocokan dengan pemesanan material 2. Kondisi barang yang cacat akibat shiping process 3.

Anda mungkin juga menyukai