Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Dunia jumlah pasien kanker makin hari semakin bertambah. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Di Negara berkembang kira-kira 20 juta orang terkena kanker, jumlah ini akan diperkirakan meningkat sebanyak 30 juta penderita kanker pada tahun 2020. Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan tidak terkendali sel-sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan jaringan tubuh lain, bahkan sering berakhir dengan kematian. Karena sifatnya demikian ganas (tumbuh tak terkendali dan berakibat kematian), maka kanker juga disebut sebagai penyakit keganasan, dan sel kanker juga disebut sel ganas. Semua sel tubuh dapat terkena kanker, kecuali rambut, gigi, dan kuku, (Azwar Azrul, 2007). Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Dari definisi yang disebut diatas dapat disimpulkan bahwa asal mula sel kanker bermula dari sel tubuh yang tidak abnormal, yang kemudian menjalar keseluruh tubuh secara cepat, (Anneahira, 2001). Penyakit ini bisa menyerang Ras manapun dan umur berapa saja, tetapi kebanyakan kanker terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Secara

2 keseluruhan, pria mengalami insiden kenker yang lebih tinggi di banding wanita. Sedikitnya 1. 170.000 orang di Amerika didiagnosa kanker yang menyerang salah satu dari berbagai bagian tubuh, setiap tahunnya. Menurut WHO setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta. Dalam 10 tahun mendatang di perkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahunnya akibat kanker, dan menurut Word Cancer Reserc bahwa dalam 10 tahun terakhir jumlah penderita kanker bertambah 12 juta orang pertahun (Smeltzer Suzanne, 2001). Di Indonesia Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius dengan jumlah insidennya yang semakin meningkat. Padahal, banyak kematian akibat kanker dapat dihindari. Menurut WHO, lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah, selebihnya dengan deteksi dini dan terapi yang tepat, bahkan dapat disembuhkan. Kalaupun sudah stadium lanjut, penderitaan pasien dapat dikurangi dengan perawatan dan peliatif yang baik. Sayangnya, pengetahuan masyarakat kita tentang menghadapinya masih sangat minim (Azwar Azrul, 2007). Bentuk utama penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien kanker yaitu terapi kuratif dan paliatif. Terapi kuratif ialah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang dilaksanakan apabila diperkirakan penyembuhannya

dimungkinkan, sedangkan terapi paliatif

adalah perawatan kesehatan terpadu

yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum

3 meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stress menghadapi penyakit yang dideritanya (Perry & Potter, 2009). Sementara di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), jumlah pasin kanker yang mendapat pengobatan kemoterapi dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat. Berdasarkan data dari bagian rekam medik RSCM baik unit rawat jalan maupun unit rawat inap yang melayani pasien kanker pada tahun 2009 didapat data pasien kanker yang berobat ke RSCM pada bulan Januari hingga Desember sebanyak 2358, dan pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi berjumlah 2015. Pada tahun 2010 awal bulan Januari hingga Desember jumlah total pasien kanker yang berobat ke RSCM sebanyak 4537, dan pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi berjumlah 3820. Berdasarkan data yang kami peroleh dari bagian rekam medik di RSCM pada bulan Januari tahun 2011 hingga bulan November pasien kanker yang berobat ke RSCM sebanyak 3302, dan pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi berjumlah 2643. Dari 2643 pasien yang menjalani kemoterapi di gedung A, RSCM sebesar 2520 dengan tingkat kepatuhan pasien yang menjalani kemoterapi sejumlah 2164 pasien. Sedangkan sisanya yang berjumlah 356 merupakan pasien yang tidak patuh terhadap program dan jadwal pemberian kemoterapi. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak berbagai macam hal. Dalam masalah pelayanan kesehatan pada pasien kanker cenderung diabaikan karena adanya anggapan bahwa bagi mereka yang telah menerima terapi, bertahan hidup, dan dinyatakan sehat, maka masalah kesehatannya telah usai. Kenyataannya hal tersebut tidak lah benar. Dengan kemajuan diagnosis dan terapi, semakin banyak penderita kanker yang bertahan lama. Untuk itu menurut dr. Suharjono, tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan kanker akan

4 meninngkatkan efektifitas pengobatan serta mencegah dampak buruk dari penyakit ini. Bukan itu saja, kepatuhan pasien kanker dalam melakukan kemoterapi jangka panjang mampu menurunkan morbiditas dan mortalitas penderitanya. Dengan patuh melanjutkan program kemoterapi, maka dapat menghambat dan membunuh sel kanker dan menurunkan resiko terjadinya kematian (Gale Danielle, 2000). Kepatuhan adalah ketaatan pasien dalam melaksakan tindakan terapi. Kepatuhan pasien berarti bahwa pasien dan keluarga harus meluangkan waktu dalam menjalani pengobatan yang dibutuhkan (Perry & Potter, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan menurut Green yaitu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku pasien untuk menjadi taat dan tidak taat terhadap penanganan penyakit antara lain: umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, sosial budaya, dan faktor pendorong yaitu motivasi. Menurut Green kesehatan individu di pengaruhi oleh dua faktor pokok yang mendorong motivasi dan menghambat motivasi yang digambarkan sebagai faktor yang berperilaku dan non perilaku. Faktor pendorong (enaebling faktor) yaitu tersedianya sarana kesehatan/ kemudahan mencapai sarana kesehatan. Faktor predisposisi (predisposisi faktor) yaitu tingkat pengetahuan, minat, kepercayaan. Faktor penguat (reinforcemen) yaitu sikap dan perilaku kesehatan. Faktor non perilaku termasuk juga mahalnya biaya pengobatan, biaya transportasi, fisiologi dan patologis. Sedangkan faktor ekstrinsik yang datang dari luar adalah hambatan dari faktor ekstrinsik secara patologis seperti adanya kelemahan, kecemasan dan penyakit fisik, sedangkan faktor psikologis meliputi: minat, intelektual, kosentrasi, bakat dan emosi.

5 Sedangkan Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan pasien Menurut Feuer Stein, et al (dalam Niven, 2002), ada beberapa faktor yang dapat mendukung sikap patuh pasien, diantaranya Pendidikan, Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku dan lain-lain. Akomodasi, Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri, harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan, sementara pasien yang tingkat ansietasnya tinggi harus diturunkan terlebih dahulu. Tingkat ansietas yang terlalu tinggi atau rendah, akan membuat kepatuhan pasien berkurang. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial, Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti pengurangan berat badan dan lainnya. Perubahan model terapi, Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien Adalah suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi diagnosis (Lia, 2009). Penanganan kanker membutuhkan komitmen jangka panjang baik dari pasien maupun dokter. Penanganan awal seperti kemoterapi dan radiasi memerlukan komitmen pasien untuk secara rutin kembali ke rumah sakit dalam beberapa bulan. Lalu pengobatan masih perlu dilakukan hingga 5-10 tahun kemudian untuk menurunkan risiko kanker muncul kembali. Pendekatan praktis untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meningkatkan kepatuhan pasien, yaitu dengan membuat instruksi tertulis yang mudah diinterprestasikan, kemudian

6 berikan Informasi tentang pengobatan sebelum menjelaskan hal lain. Jika seseorang diberi suatu daftar tertulis tentang hal-hal yang harus diingat maka akan ada keunggulan yaitu mereka akan ada keunggulan dan berusaha mengingat hal yang pertama ditulis. Efek keunggulan ini telah terbukti dan Instruksi-instruksi harus ditulis dengan bahasa umum (non- medis) dalam hal yang perlu ditekankan (Samuel, 2011).

Kepatuhan pada penderita kanker dalam menjalani program kemoterapi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Siklus pengobatan Ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus karena sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh melebihi sel-sel tubuh yang normal. Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang lagi menjadi lebih banyak, dan jika hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas dan pentingnya pengobatan kemoterapi terhadap pasien kanker, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian ini lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

7 C. Pertanyaan Peneliti Apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Diketahuinya gambaran karakteristik pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 2. Diketahuinya hubungan faktor kognitif (pengetahuan) dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 3. Diketahuinya hubungan faktor Motivasi dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 4. Diketahuinya hubungan faktor afektif (sikap) dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

8 E. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Keperawatan Sebagai masukan bagi perawat disamping melakukan tugasnya sehari-hari sebagai pemberi layanan asuhan keperawatan dapat memberikan pengetahuan dan pendidikan kesehatan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker dalam menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 2. Pendidikan Keperawatan Sebagai masukan dan pengembangan Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, khususnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dalam penatalaksanaan keperawatan. 3. Peneliti Sebagai sumber data dan bahan rujukan atau reverensi untuk penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker menjalankan program kemoterapi di gedung A, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Anda mungkin juga menyukai