Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Masalah


Setiap perusahaan baik itu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa atau dagang, pasti mempunyai sistem yang nantinya akan mengatur setiap kegiatan yang di jalankan dalam setiap bagian bagian tertentu. Salah satu bagian yang penting dalam suatu bisnis adalah bagaimana cara memanajemen keuangan, bagian ini lebih dikenal dengan sebutan bagian keuangan atau akuntansi. Setiap bisnis khususnya bisnis yang tergolong kecil, memandang akuntansi ini suatu hal yang tidak penting. Sebenarnya dalam penggunaan akuntansi itu sendiri bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, karena ilmu akuntansi itu adalah ilmu seni, artinya ilmu akuntansi itu tergantung sama orang yang menggunakan nya, yang penting tidak keluar dari hal yang memang keluar dari akuntansi itu sendiri. Tidak hanya bisnis yang tergolong kecil, bisnis bisnis yang tergolong besarpun masih banyak yang kurang mementingkan bagaimana mereka mengolah akuntansi dalam bisnis mereka, khususnya masalah laporan keuangan. Untuk itu, dalam makalah ini kami akan memaparkan bagaimana cara perusahaan menggunakan akuntansi dan bagaimana cara menafsirkan sebuah laporan keuangan, dan menganalisis rasio.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara perusahaan menggunakan akuntansi dalam bisnis secara nyata? 2. Bagaimana cara menafsirkan laporan keuangan itu? 3. Bagaimana cara perusahaan menganalisis rasio ?

1.3 Batasan Masalah


1. Khusus cara menggunakan akuntansi baik itu jasa atau dagang

Analisis Akuntansi & Keuangan |

2. Cara menafsirkan lap. Keuangan jasa atau dagang 3. Cara menganalisis rasio sebuah perusahaan

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini agar teman teman yang nantinya calon pembisnis bisa lebih memperhatikan cara penggunaan akuntansi dalam menjalankan bisnisnya, dan yang nantinya juga bekerja, khususnya di bagian akuntansi dapat menjalankan akuntansi sesuai yang telah diketahui agar perusahaan yang kita bawahi bisa terus berjalan tanpa adanya hambatan khususnya dalam bidang keuangan.

Analisis Akuntansi & Keuangan |

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cara Perusahaan Menggunakan Akuntansi


2.1.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

2.1.2 Tujuan Akuntansi


1. Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi 2. melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya

2.1.3 Cara Perusahaan menggunakan akuntansi


1. Memaksimalkan penggunakan akuntansi dalam perusahaan tersebut 2. Membuat laporan keuangan minimal 1 tahun sekali atau satu bulan sekali 3. Memuat semua kejadian yang terjadi berhubungan dengan keuangan dalam suatu periode hal yang

2.2 Menafsirkan Laporan Keuangan


Tujuan dari laporan keuanggan untuk melaporkan pada pengguna yang berkepentingan tentang kondisi operasi dan keuangan perusahaan.Hal yang paling penting dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi dan neraca. Laporan laba rugi menujukkan pendapatan, biaya ,dan laba ditahan selama periode tertentu, neraca menunjukkan nilai buku dari semua aktiva,kewajiban dan ekuitas pada waktu tertentu.

Analisis Akuntansi & Keuangan |

Contoh,Sangat mungkin bagi perusahaan untuk melaporkan laba yang tinggi pada laporan laba rugi Padahal menurut laporan neraca keuangan perusahaan sangat lemah dan sebaliknya. Karena terjadinya perbedaan pernyataan laporan yang ada maka harus di analisis bersama dengan laporan lainnya untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Dapat dilihat dari Laporan laba rugi sebagai berikut laba kotor digunakan untuk mengukur kelebihhan pendapatan yang berasal dari penjualan dengan biaya (biaya produksi).sedangkan dilihat dari Neraca,Didalam neraca di bagi tiga bagian antara lain aktiva, kewajiban lancer dan ekuitas.dapat digambarkan dengan persamaan dasar akuntansi : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Neraca dapat digunakan untuk menentukan persentase investasi pada setiap aktiva.Kewajiban dan ekuitas dapat juga dirinci untuk menentukan dari mana suatu perusahaan memperoleh dukungan keuangan. Setelah Laporan laba rugi dan Neraca dapat pula penilaian atas lapora keuangan dapat menggunakan analisis rasio dengan melakukan pernbandingan rasio perusahaan yang satu dengan yang lain tapi sejenis.dengan analisis rasio ini dapat pula menentukan bagaimana kondisis keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang

melaksanakan jenis usaha yang sama.Penilaian rasio ini dapat dilakukan sepanjang waktu untuk menentukan karakteristik keuangan mengalami kenaikan atau penurunan

Analisis Akuntansi & Keuangan |

CONTOH LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI


1. NERACA PT. ASURANSI JIWA ABC NERACA Per 31 Desember 20x2 dan 20x1 ASET Investasi Deposito Wajib Deposito Biasa Sertifikat Deposito Saham Obligasi SBPU Penyertaan Langsung Tanah dan Bangunan Pinjaman Hipotek Pinjaman Polis Investasi Lain Jumlah Investasi Kas dan Bank Piutang Premi Piutang Reasuransi Piutang Hasil Investasi Piutan Lain Biaya dibayar dimuka Aset Tetap: - Tanah - Bangunan xx Akml.Penystan (xx) - Aset Tetap Lain xx Akml.Penystan (xx) xx Aset Lain-lain: - Biaya Akuisisi Ditangguhkan Jumlah Aset xx Jumlah Ekuitas xx xx 20X2 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 20X1 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx Ekuitas Modal Modal ditempatkan dan disetor...lbr Agio/disagio Saham Saldo Laba KEWAJIBAN & EKUITAS Kewajiban kepada pemegang polis Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan Estimasi Kewajiban Klaim Utang Klaim Premi yg blm merupakan pendapatan Jumlah Kewajiban kepada pemegang polis 20X2 xx xx xx xx xx 20X1 xx xx xx xx xx

Titipan Premi Utang Reasuransi Utang Komisi Hak Laba Pemegang Polis yang belum dibagikan Biaya yang masih harus dibayar Utang Subordinasi

xx xx xx xx xx xx

xx xx xx xx xx xx

xx

xx

xx

xx

xx xx xx

xx xx xx

xx xx

xx xx Jumlah Kewajiban dan Ekuitas xx xx

Analisis Akuntansi & Keuangan |

2. LAPORAN LABA RUGI (SINGLE STEP) PT.ASURANSI JIWA ABC LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 DAN 20X1 20X2 PENDAPATAN Pendapatan Premi Premi Bruto Dikurangi: Premi Reasuransi Dikurangi (ditambah): Kenaikan (penurunan) Premi yang Belum merupakan pendapatan Jumlah Investasi Imbalan jasa DPLK Pendapatan lain Jumlah Pendapatan BEBAN Klaim dan Manfaat Dikurangi: Klaim Reasuransi Ditambah (dikurangi): Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan dan estimasi kewajiban Klaim Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan Pemasaran Umum dan Administrasi Hasil (beban) lain Jumlah Beban LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH TAHUN SEKARANG DEVIDEN SALDO LABA AWAL TAHUN SALDO LABA AKHIR TAHUN 20X1

xx (xx) (xx) xx xx xx xx

xx (xx) (xx) xx xx xx xx

xx (xx) xx xx xx xx xx xx xx (xx) xx (xx) xx xx

xx (xx) xx xx xx xx xx xx xx (xx) xx (xx) xx xx

Analisis Akuntansi & Keuangan |

Laporan rugi/laba PT. ABCD Untuk periode berakhir 31 Desember 1999


Pendapatan: Penjualan Harga pokok penjualan: Persediaan awal Pembelian Tersedia untuk dijual Persediaan akhir Harga pokok penjualan Laba kotor Biaya operasional: Biaya komisi Biaya transportasi Biaya listrik, telpon, air Biaya gaji pegawai Biaya penyusutan bangunan Biaya penyusutan inventaris Total Laba operasi Biaya bunga Laba sebelum pajak Biaya pajak Laba/(rugi) bersih 2,000,000 7,000,000 9,000,000 3,000,000 6,000,000 4,000,000 500,000 100,000 600,000 1,200,000 300,000 200,000 2,900,000 1,100,000 100,000 1,000,000 200,000 800,000 10,000,000

Analisis Akuntansi & Keuangan |

Neraca PT. ABCD Per 31 Desember 1999


Aktiva Aktiva lancar: Kas Piutang usaha Uang muka pembelian Persediaan barang Total aktiva lancer Aktiva tetap: Tanah Bangunan Akumulasi penyusutan-bangunan Inventaris kantor Akumulasi penyusutan-inventaris Total aktiva tetap Total aktiva Hutang Hutang lancar: Hutang dagang Hutang gaji Biaya yang masih harus dibayar Total hutang lancer Hutang jangka panjang: Hutang bank Total hutang jangka panjang Total hutang Modal Modal disetor Laba ditahan Total modal Total hutang dan modal 40,000,000 12,500,000 52,500,000 76,000,000

1,000,000 5,000,000 500,000 3,000,000 9,500,000 50,000,000 20,000,000 (5,000,000) 2,000,000 (500,000) 15,000,000

1,500,000 66,500,000 76,000,000

2,000,000 500,000 1,000,000 3,500,000 20,000,000 20,000,000 23,500,000

Analisis Akuntansi & Keuangan |

3. LAPORAN ARUS KAS (Metode Langsung) PT. ASURANSI JIWA ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan Premi xx Penerimaan Klaim Reasuransi xx Penerimaan Lain-lain xx Pembayaran Premi Reasuransi (xx) Pembayaran Komisi (xx) Pembayaran Klaim (xx) Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (xx) Pembayaran Pajak (xx) Pembayaran Beban Lain (xx) Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penerimaan Hasil Investasi Pencairan Deposito Pencairan Obligasi Hasil Penjualan Saham dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Tetap Penempatan deposito Perolehan Saham dan Obligasi Perolehan Aset Tetap Perolehan Investasi Lain Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan Utang dari Subordinasi Penambahan Modal disetor Pembayaran Pinjaman Subordinasi Pembayaran Deviden Kas Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) Kenaikan Kas Bersih A + B + C Saldo Kas dan setara Kas Awal Periode Saldo Kas dan setara Kas Akhir Periode

20X1 xx xx xx (xx) (xx) (xx) (xx) (xx) (xx) xx

xx xx xx xx xx (xx) (xx) xx xx

xx xx xx xx xx (xx) (xx) xx xx

xx xx (xx) (xx)

xx xx (xx) (xx)

xx xx xx

xx xx xx

Analisis Akuntansi & Keuangan |

4. LAPORAN ARUS KAS (Metode Tidak Langsung) PT. ASURANSI JIWA ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba bersih sebelum pajak xx Penyesuaian untuk beban non kas: Penyusutan Aset Tetap xx Amortisasi Aset tidak Berwujud xx Laba Operasi sebelum Modal Kerja xx Penurunan (kenaikan) Aset Lancar dan Kenaikan (penurunan) Kewajiban Lancar: (Kenaikan) Piutang Premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi, piutang lain (xx) Penurunan Biaya dibayar dimuka xx Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim utang klaim, premi belum merupakan pendapatan xx Kas dihasilkan oleh Operasi Utama Asuransi xx Pembayaran PPh Badan xx Pembayaran Bunga (xx) Arus Kas dari Operasi xx Hasil lain-lain xx Kas Bersih dari (untuk) Aktiva Operasi (A) xx Arus Kas dari Aktivitas Investasi Hasil Investasi Netto Penyesuaian untuk beban nonkas: Beban penyusutan investasi Beban Amortisasi Investasi Kas Bersih Operasi Investasi Pengurangan (tambahan) deposito wajib, deposito biasa Pengurangan (tambahan)saham, obligasi, SBPU Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil Emisi Saham Penerimaan Pinjaman Subordinasi Pembayaran deviden

20X1 xx xx xx xx

(xx) xx xx xx xx (xx) xx xx xx

xx xx xx xx (xx) (xx) (xx) xx

xx xx xx xx (xx) (xx) (xx) xx

xx xx (xx)

xx xx (xx)

Analisis Akuntansi & Keuangan |

10

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) Kenaikan Kas Bersih (A + B + C) Saldo Kas dan Setara Kas Awal Periode Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Periode

xx xx xx xx

xx xx xx xx

2.3 Analisis Rasio


2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk

Analisis Akuntansi & Keuangan |

11

menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu : Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang bersangkutan.

2.3.2 Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio ini memiliki keuanggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain: 1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir ukuran perusahaan

Analisis Akuntansi & Keuangan |

12

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan dating. Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain : a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti : 1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif. 2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar. 3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan. Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi

Analisis Akuntansi & Keuangan |

13

suatu model peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu perusahaan.

2.3.3 Pemakai Rasio Keuangan


Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi : a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama. b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi : y Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan

menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. y Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.

2.3.4 Penggunaan Rasio Keuangan


Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu:

Analisis Akuntansi & Keuangan |

14

a. Penggolongan berdasarkan sumber data: 1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca. 2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi. 3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi. b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis 1. Rasio likuiditas 2. Rasio solvabilitas 3. Rasio rentabilitas 4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. 3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kesehatan Bank (Rasio CAMEL) Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Pada tahun 1966. Beaver melaporkan sebuah studi yang membandingkan masingmasing rasio perusahaan bangkrut dengan perusahaan tidak bangkrut yang dilakukannya terhadap kondisi lima tahun sebelum kebangkrutan. Beaver menggunkan pendekatan

Analisis Akuntansi & Keuangan |

15

univariate dimana kemampuan memprediksi kegagalan perusahaan dengan rasio-rasio yang dianalisa satu per satu. Penelitian lanjutan yang memanfaatkan analisa rasio keuangan dalam

memprediksi kegagalan perusahaan dilaporkan oleh Edward I Altman pada tahun 1968. Altman menggunkan metode Multiple Diskriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan. Sampel yang digunakan 66 perusahaan yang terbagi dua masing-masing 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Dari hasil studinya, altman memperoleh model prediksi multiple Discriminan Analysis (MDA) sebagai berikut : X = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 +0,99 X5 ; dimana X1 = Working Capital / total aset ; X2 = RE / Total Assets ; X3 = EBIT / Total Assets; X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt ; X5 = Sales / Total Assets dan X = Overall Index. Hasil studi empiris Altman ternyata mampu memeperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan. Untuk dua tahun sebelum kebangkrutan tingkat ketepatannya adalah 72%. Ketepatan model ini telah diujikan terhadap secondary sample (holdout sample) dari perusahaan yang bangkrut (n = 25) dengan tingkat keakuratan 96% dan untuk perusahaan yang tidak bangkrut (n = 66) dengan tingkat keakuratan 79%. Penelitian lain yang menggunkan rasio-rasio yang merefleksikan CAMEL dilakukan juga oleh Whalen dan Thomson (1988). Dalam penelitian ini digunakan data keuangan untuk mengklasifikasikan bank yang bermasalah dan tidak bermasalah. Dengan teknik logit regression, construct dari modal digunakan untuk memprediksi perubahan rating CAMEL cukup akurat dalam penyusunan rating bank. Penelitian di Indonesia yang menggunkan rasio keuangan umumnya diarahkan untuk memprediksi perkembangan laba perusahaan. Diantaranya adalah riset Machfoedz (1994) yang bertujuan menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan di masa mendatang. Metode yang digunakan untuk memilih rasio keuangan adalah prosedur MAXR. Untuk menguji hipotesis manfaat rasio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba lebih dari satu tahun. Selain itu studi ini jga menunjukkan bahwa perusahaan besar mempuntai komponen rasio yang

Analisis Akuntansi & Keuangan |

16

berbeda dengan perusahaan kecil apabila rasio keuangan tersebut akan digunkan untuk memprediksi laba masa mendatang.

Analisis Akuntansi & Keuangan |

17

Anda mungkin juga menyukai