2. Cara menafsirkan lap. Keuangan jasa atau dagang 3. Cara menganalisis rasio sebuah perusahaan
Contoh,Sangat mungkin bagi perusahaan untuk melaporkan laba yang tinggi pada laporan laba rugi Padahal menurut laporan neraca keuangan perusahaan sangat lemah dan sebaliknya. Karena terjadinya perbedaan pernyataan laporan yang ada maka harus di analisis bersama dengan laporan lainnya untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Dapat dilihat dari Laporan laba rugi sebagai berikut laba kotor digunakan untuk mengukur kelebihhan pendapatan yang berasal dari penjualan dengan biaya (biaya produksi).sedangkan dilihat dari Neraca,Didalam neraca di bagi tiga bagian antara lain aktiva, kewajiban lancer dan ekuitas.dapat digambarkan dengan persamaan dasar akuntansi : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Neraca dapat digunakan untuk menentukan persentase investasi pada setiap aktiva.Kewajiban dan ekuitas dapat juga dirinci untuk menentukan dari mana suatu perusahaan memperoleh dukungan keuangan. Setelah Laporan laba rugi dan Neraca dapat pula penilaian atas lapora keuangan dapat menggunakan analisis rasio dengan melakukan pernbandingan rasio perusahaan yang satu dengan yang lain tapi sejenis.dengan analisis rasio ini dapat pula menentukan bagaimana kondisis keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang
melaksanakan jenis usaha yang sama.Penilaian rasio ini dapat dilakukan sepanjang waktu untuk menentukan karakteristik keuangan mengalami kenaikan atau penurunan
Titipan Premi Utang Reasuransi Utang Komisi Hak Laba Pemegang Polis yang belum dibagikan Biaya yang masih harus dibayar Utang Subordinasi
xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx
xx
xx
xx
xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx
2. LAPORAN LABA RUGI (SINGLE STEP) PT.ASURANSI JIWA ABC LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 DAN 20X1 20X2 PENDAPATAN Pendapatan Premi Premi Bruto Dikurangi: Premi Reasuransi Dikurangi (ditambah): Kenaikan (penurunan) Premi yang Belum merupakan pendapatan Jumlah Investasi Imbalan jasa DPLK Pendapatan lain Jumlah Pendapatan BEBAN Klaim dan Manfaat Dikurangi: Klaim Reasuransi Ditambah (dikurangi): Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan dan estimasi kewajiban Klaim Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan Pemasaran Umum dan Administrasi Hasil (beban) lain Jumlah Beban LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH TAHUN SEKARANG DEVIDEN SALDO LABA AWAL TAHUN SALDO LABA AKHIR TAHUN 20X1
xx (xx) (xx) xx xx xx xx
xx (xx) (xx) xx xx xx xx
1,000,000 5,000,000 500,000 3,000,000 9,500,000 50,000,000 20,000,000 (5,000,000) 2,000,000 (500,000) 15,000,000
3. LAPORAN ARUS KAS (Metode Langsung) PT. ASURANSI JIWA ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan Premi xx Penerimaan Klaim Reasuransi xx Penerimaan Lain-lain xx Pembayaran Premi Reasuransi (xx) Pembayaran Komisi (xx) Pembayaran Klaim (xx) Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (xx) Pembayaran Pajak (xx) Pembayaran Beban Lain (xx) Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penerimaan Hasil Investasi Pencairan Deposito Pencairan Obligasi Hasil Penjualan Saham dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Tetap Penempatan deposito Perolehan Saham dan Obligasi Perolehan Aset Tetap Perolehan Investasi Lain Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan Utang dari Subordinasi Penambahan Modal disetor Pembayaran Pinjaman Subordinasi Pembayaran Deviden Kas Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) Kenaikan Kas Bersih A + B + C Saldo Kas dan setara Kas Awal Periode Saldo Kas dan setara Kas Akhir Periode
xx xx xx xx xx (xx) (xx) xx xx
xx xx xx xx xx (xx) (xx) xx xx
xx xx (xx) (xx)
xx xx (xx) (xx)
xx xx xx
xx xx xx
4. LAPORAN ARUS KAS (Metode Tidak Langsung) PT. ASURANSI JIWA ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba bersih sebelum pajak xx Penyesuaian untuk beban non kas: Penyusutan Aset Tetap xx Amortisasi Aset tidak Berwujud xx Laba Operasi sebelum Modal Kerja xx Penurunan (kenaikan) Aset Lancar dan Kenaikan (penurunan) Kewajiban Lancar: (Kenaikan) Piutang Premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi, piutang lain (xx) Penurunan Biaya dibayar dimuka xx Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim utang klaim, premi belum merupakan pendapatan xx Kas dihasilkan oleh Operasi Utama Asuransi xx Pembayaran PPh Badan xx Pembayaran Bunga (xx) Arus Kas dari Operasi xx Hasil lain-lain xx Kas Bersih dari (untuk) Aktiva Operasi (A) xx Arus Kas dari Aktivitas Investasi Hasil Investasi Netto Penyesuaian untuk beban nonkas: Beban penyusutan investasi Beban Amortisasi Investasi Kas Bersih Operasi Investasi Pengurangan (tambahan) deposito wajib, deposito biasa Pengurangan (tambahan)saham, obligasi, SBPU Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil Emisi Saham Penerimaan Pinjaman Subordinasi Pembayaran deviden
20X1 xx xx xx xx
(xx) xx xx xx xx (xx) xx xx xx
xx xx (xx)
xx xx (xx)
10
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) Kenaikan Kas Bersih (A + B + C) Saldo Kas dan Setara Kas Awal Periode Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Periode
xx xx xx xx
xx xx xx xx
11
menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu : Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang bersangkutan.
12
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan dating. Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain : a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti : 1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif. 2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar. 3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan. Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi
13
suatu model peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu perusahaan.
menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. y Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
14
a. Penggolongan berdasarkan sumber data: 1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca. 2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi. 3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi. b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis 1. Rasio likuiditas 2. Rasio solvabilitas 3. Rasio rentabilitas 4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. 3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kesehatan Bank (Rasio CAMEL) Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Pada tahun 1966. Beaver melaporkan sebuah studi yang membandingkan masingmasing rasio perusahaan bangkrut dengan perusahaan tidak bangkrut yang dilakukannya terhadap kondisi lima tahun sebelum kebangkrutan. Beaver menggunkan pendekatan
15
univariate dimana kemampuan memprediksi kegagalan perusahaan dengan rasio-rasio yang dianalisa satu per satu. Penelitian lanjutan yang memanfaatkan analisa rasio keuangan dalam
memprediksi kegagalan perusahaan dilaporkan oleh Edward I Altman pada tahun 1968. Altman menggunkan metode Multiple Diskriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan. Sampel yang digunakan 66 perusahaan yang terbagi dua masing-masing 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Dari hasil studinya, altman memperoleh model prediksi multiple Discriminan Analysis (MDA) sebagai berikut : X = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 +0,99 X5 ; dimana X1 = Working Capital / total aset ; X2 = RE / Total Assets ; X3 = EBIT / Total Assets; X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt ; X5 = Sales / Total Assets dan X = Overall Index. Hasil studi empiris Altman ternyata mampu memeperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan. Untuk dua tahun sebelum kebangkrutan tingkat ketepatannya adalah 72%. Ketepatan model ini telah diujikan terhadap secondary sample (holdout sample) dari perusahaan yang bangkrut (n = 25) dengan tingkat keakuratan 96% dan untuk perusahaan yang tidak bangkrut (n = 66) dengan tingkat keakuratan 79%. Penelitian lain yang menggunkan rasio-rasio yang merefleksikan CAMEL dilakukan juga oleh Whalen dan Thomson (1988). Dalam penelitian ini digunakan data keuangan untuk mengklasifikasikan bank yang bermasalah dan tidak bermasalah. Dengan teknik logit regression, construct dari modal digunakan untuk memprediksi perubahan rating CAMEL cukup akurat dalam penyusunan rating bank. Penelitian di Indonesia yang menggunkan rasio keuangan umumnya diarahkan untuk memprediksi perkembangan laba perusahaan. Diantaranya adalah riset Machfoedz (1994) yang bertujuan menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan di masa mendatang. Metode yang digunakan untuk memilih rasio keuangan adalah prosedur MAXR. Untuk menguji hipotesis manfaat rasio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba lebih dari satu tahun. Selain itu studi ini jga menunjukkan bahwa perusahaan besar mempuntai komponen rasio yang
16
berbeda dengan perusahaan kecil apabila rasio keuangan tersebut akan digunkan untuk memprediksi laba masa mendatang.
17