Anda di halaman 1dari 5

Ingat Persada di Kala Pesta

Perayaan Tahun Baru merupakan sebuah perayaan yang berasal dari Bangsa Romawi. Dahulu, Senat Romawi menjadikan awal tahun sebagai upacara bagi Julius Caesar, berupa penghormatan akan hidupnya serta jasanya pada penetapan penanggalan baru. Bulan Januari sendiri mengambil filosofi dari Yanus, sang Dewa Permulaan. Dewa Yanus memiliki dua sisi wajah, satu menghadap ke depan satu lagi menghadap ke belakang. Oleh karena itu, Hari Raya Tahun Baru bisa dikatakan berawal dari tradisi Bangsa Pagan. Ratusan, bahkan ribuan tahun sesudahnya, budaya Hari Raya Tahun Baru ini semakin menyebar. Hari Raya Tahun Baru akhirnya dirayakan di seantero dunia. Beberapa kota di dunia menjadi sasaran empuk dan pusat keramaian, agar malam Hari Raya Tahun Baru terasa spesial. Tanpa kecuali di Indonesia, Bandung menjadi sasaran para pelancong untuk menyemarakkan pergantian tahun. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kota Bandung, Bandung merupakan kota kedua setelah Bali yang menjadi kota paling sering dikunjungi para pencari keramaian di Indonesia. Kota ini tampaknya memang punya daya pikat tersendiri. Belanja dan makan Apa yang ada dalam benak Anda, kalau saya tanya: Tujuannya apa kalau berwisata ke Bandung? Tentu saja sebagian besar dari Anda menjawab: Belanja pakaian dan makan. Memang, kalau berbicara Bandung, tentu saja dua hal tadi belanja dan makan tak bisa lepas dari arah tujuan ke kota yang berjuluk kota kembang ini. Dua sektor ini telah menjadi perhatian utama wisatawan selama beberapa tahun terakhir. Termasuk saat Tahun Baru, sektor ini semakin mengalami peningkatan pengunjung. Adanya kenaikan jumlah pengunjung ini berbanding lurus dengan kenaikan omset. Hal itu dapat dilihat dari data wawancara dengan pihak factory outlet, distro, restoran, serta toko kue. Enyi Sumini, Manajer Toko Outlet Rich & Famous mengungkapkan, tokonya mengalami kenaikan pengunjung dan omset hingga hampir 50 persen saat libur Natal dan Tahun Baru. Puncaknya, pada Hari Raya Tahun Baru, mengalami kenaikan mencapai sekitar 70 persen. Hal senada diutarakan oleh Hendri, pengelola Distro 3 Second. Distro-nya tersebut mengalami kenaikan pengunjung dan omset sekitar 30 sampai 50 persen di libur Natal dan Tahun Baru. Restoran juga ramai konsumen. Kenaikan omset dan pengunjung pada akhir Minggu yang biasanya berkisar 33 persen, pada liburan kemarin bisa mencapai 40 sampai 50 persen, ujar Ali Bagus Antra Suantara, pemilik Restoran Bebek Garang. Ditanya mengenai alasannya, Ali mengatakan hal tersebut antara lain disebabkan perubahan tipe pengunjung yang lebih berkelompok. Tadinya hanya ibunya saja, sekarang bawa keluarga besarnya. Awalnya dua hingga tiga orang, sekarang berkelompok atau komunitas, terangnya. Di samping itu, toko kue juga mengalami kebanjiran konsumen. Deni Komara, anggota Bidang Pemasaran dan Promosi PT. Tirta Ratna yang membawahi Toko Soes, Roti, dan Kue Merdeka, mengatakan bahwa tokonya mengalami kenaikan omset kurang lebih 40 persen dari tanggal 25 Desember hingga akhir tahun 2011. Bahkan, pada 1 Januari 2012, mencapai lebih dari 100 persen. Padahal tidak dilakukan event khusus, seperti promosi, diskon, dan lain-lain. Selain itu emosi belanja juga beda, menjadi agak royal, katanya. Diakui Deni, hal tersebut bisa disebabkan pembelian yang lebih banyak akibat persiapan dana yang lebih untuk belanja bersama keluarga. Mengenai mayoritas pembeli saat liburan Natal dan Tahun Baru ini, baik pihak pebisnis pakaian maupun kuliner menyampaikan jawaban yang serupa: didominasi oleh para pendatang, khusus dari Jakarta bisa mencapai 70 sampai 80 persen. Kembang api Gubernur Jawa Barat, Ketua DPRD Jawa Barat, serta para pejabat lainnya merayakan pergantian malam tahun baru 2012 di Gedung Merdeka, dengan pemukulan kentongan pada pukul 00.00 WIB. Sementara, masyarakat di luar gedung bersorak dengan riuh suara terompet dan dentuman kembang api meluncur ke udara. Bagai sayur tanpa garam, memang pergantian malam tahun baru tidak lengkap rasanya tanpa kemeriahan pesta kembang api. Di Bandung, selain kawasan sekitar Gedung Merdeka, gegap gempita tahun baru 2012 yang dimeriahkan dengan kembang api juga menghiasi Gasibu, Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, Tegallega, Alun-alun, Dago, dan di sepanjang Jalan Setiabudi. Jika ditelusuri, sebenarnya kembang api ini memiliki sejumlah fakta yang menarik. Sebagaimana dilansir di harian Suara Merdeka (30/12/11), Singky Soewadji, seorang importir kembang api menyatakan bahwa Indonesia tercatat sebagai

konsumen kembang api terbesar di dunia. Pasar kembang api di Indonesia dalam satu tahun menembus angka sampai Rp 1,8 triliun," katanya pada harian tersebut. Total konsumsi kembang api per tahun itu merupakan angka yang luar biasa. Mengapa bisa menghabiskan budget yang luar biasa? Sebenarnya, kembang api tidak murah, karena memiliki sejumlah komposisi kimia tertentu. Kembang api terdiri atas lima komposisi utama, yaitu binder, oksidator, reduktor, agen pemberi warna, dan regulator. Bahan-bahan yang digunakan, yaitu campuran dekstrin, logam, karbon atau thermit, golongan nitrat, klorat, perklorat, belerang, dan karbon. Dan bahanbahan untuk tersebut memang cukup mahal. Khusus warna, masing-masing ternyata membutuhkan senyawa kimia khusus. Warna merah dihasilkan oleh garam stronsium atau garam lithium, oranye oleh garam kalsium, kuning dari garam natrium, hijau dari garam barium, biru dari senyawa tembaga, ungu dari campuran antara garam stronsium dan garam tembaga, putih atau keperakan dihasilkan dari logam magnesium, titanium, atau aluminium. Dari macet sampai sampah Dengan banyaknya pendatang yang memakai kendaraan pribadi, sudah pasti akan menyebabkan kemacetan. Kemacetan terjadi di sejumlah titik, terutama titik-titik di pusat perbelanjaan, tempat-tempat kuliner, serta objek wisata. Dalam mengantisipasi kemacetan, pihak kepolisian telah merencanakan sejumlah tindakan, antara lain sistem buka tutup jalan dan pengalihan jalur. Sebagaimana dikutip pada harian Tribun Jabar (30/12/2011), Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas), Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Kemas Ahmad Yamin mengungkapkan, "Sistem buka tutup itu diberlakukan pada jalan yang rawan kemacetan pada malam tahun baru nanti. Melihat situasi kepadatan juga. Sekitar 30 sampai 60 menit." Ini dibuktikan dengan adanya sistem buka tutup jalan dilakukan di Jalan Sukajadi sampai Jalan Eijckman, hingga Jalan Sukajadi sampai Jalan Sindang Sirna (Flamboyant). Di samping itu, pengalihan arus lalu lintas dilakukan jika terjadi kemacetan di Jalan Merdeka (BIP). Pengalihan dilakukan bagi kendaraan yang datang dari arah Jalan Cihampelas sampai Jalan Wastu Kencana, agar menuju Monumen Sister City. Di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda sampai Jalan Merdeka dan Jalan Aceh, diberlakukan larangan parkir di pinggir jalan. Selain itu, kendaraan dari arah Jalan Raya Lembang dialihkan ke Jalan Kolonel Masturi. Sedangkan kendaraan dari Jalan Sersan Bajuri atau objek wisata Kampung Gajah menuju Ledeng diarahkan menuju perumahan Pondok Hijau, agar nantinya melalui Jalan Gegerkalong-Jalan Surya Sumantri-Jalan Dr. Djundjunan (Pasteur). Namun, faktanya keadaan lalu lintas di malam tahun baru 2012 ini tidak seperti yang dibayangkan, seperti yang terjadi di kawasan Dago dan sekitarnya. Menurut informasi dari Mahesa, seorang mahasiswa, keadaan jalan relatif sangat sepi. Dari Cikapayang sampai Simpang sepi banget. Yang ramai paling hanya dari wilayah Cikapayang hingga BIP (Bandung Indah Plaza). Tidak ada mobil yang melintasi Jalan Layang Pasupati, katanya. Ia menambahkan, akses menuju Gasibu pun ditutup. Bisa jadi ini disebabkan banyak warga yang enggan menghabiskan detik-detik pergantian tahun di jalanan. Yati, seorang PNS misalnya, memilih merayakannya di rumah. Di jalan 'kan paling macet. Malah jadi tidak bisa menikmati, katanya berpendapat. Walau demikian, mayoritas hotel telah penuh sejak seminggu sebelum Tahun Baru, atau beberapa hari sebelum Hari Raya Natal. Yesi, Resepsionis Hotel Bukit Dago, menuturkan hal ini. Hotel kami sudah fully-booked dari tanggal 22 Desember 2011 bahkan hingga 8 Hanuari 2012, ujarnya. Padahal, menurut pengakuannya, biaya penginapan dari tanggal 26 30 Desember 2011 mengalami kenaikan. Malah, khusus tanggal 25 Desember 2011 dan 1 Januari 2012, biaya penginapan mengalami kenaikan hingga 70 persen dibandingkan hari-hari biasa. Ia juga menambahkan bahwa jumlah pengunjung dan omset mengalami kenaikan sekitar 70 persen. Usut punya usut, kondisi arus kendaraan yang masuk ke Bandung memang tidak membludak seperti yang diperkirakan. Menurut Iwan Mulyawan, Kepala Humas PT Jasamarga Cabang Purbaleunyi, jumlah kendaraan yang masuk pada Hari Raya Natal hingga Tahun Baru tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan hari-hari libur panjang biasa. Iwan mengungkapkan, setiap hari rata-rata Jalan Tol Purbaleunyi dilalui 160.000 kendaraan. Dari Tol Cipularang sekitar 36.000 hingga 40.000 kendaraan, sisanya berasal dari Tol Padaleunyi. Sementara itu, sepanjang Hari Natal hingga Tahun Baru 2012, tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan dari hari-hari long weekend biasa, yakni hanya sekitar 10 sampai 15 persen. Tahun sebelumnya lebih parah di semua akses masuk ke Bandung. Baik disebabkan banyaknya volume kendaraan dan banjir akibat hujan deras, ujar Iwan.

Lebih jauh lagi Iwan mengatakan kenaikan volume lalu lintas jalan tol Purbaleunyi memang diprediksikan mengalami kenaikan 6% setiap tahunnya. Kenaikan volume lalu lintas ini sebanding dengan bertambahnya volume kendaraan, bertambahnya objek wisata (contohnya: Trans Studio, Kampung Gajah, dan lain-lain), serta kondisi perekonomian bangsa. Bagi sektor pariwisata hal ini merupakan suatu pertanda positif. Sebagaimana informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Dari bulan Januari September 2011, jumlah pengunjung Bandung telah mencapai lebih dari 73 juta orang setara dengan total pengunjung di sepanjang tahun 2010. Pembangunan kepariwisataan ini berpengaruh pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, sektor ketenagakerjaan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran, serta bertambahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Jumlah Pengunjung Bandung dari Tahun ke Tahun

2010, 73400000 Jan - Sep 2011, 73600000

2009, 70000000

2008, 64700000
Ofyar T. Zamin, Dosen Transportasi Teknik Sipil ITB, dalam acara Urban Talkshow Radio KLCBS (14/1/2012) mengutarakan pandangannya dalam hal ini. Ia berkata bahwa kemacetan yang temporer, seperti pada saat menjelang tahun baru, tidak perlu ditangani dengan perubahan infrastruktur. Melebarkan jalan sangat mahal. Cukup dilakukan traffic management, ujarnya. Namun demikian ia menilai bahwa Pemerintah Kota Bandung belum siap dengan kehadiran tol Cipularang. Tol Cipularang tentunya mempermudah akses pengunjung dari luar kota Bandung, khususnya daerah ibukota dan sekitarnya. Maka dari itu Bandung harus disiapkan dengan seefisen mungkin. Selain masalah kemacetan, masalah lainnya yang tidak kalah penting adalah segunung sampah yang dihasilkan. Bekas terompet tahun baru, bungkus kembang api, petasan, sisa makanan, dan sebagainya menjadi segudang masalah bagi PD Kebersihan Kota Bandung. Berdasarkan informasi surat kabar Pakuan (2/1/2012), pesta Tahun Baru 2012 menyisakan segunung tumpukan sampah mencapai volume 180 meter kubik atau setara dengan 45 ton. Sampah-sampah tersebut dihasilkan dari tujuh lokasi, yakni kawasan Gasibu, Jalan Layang Pasupati, sepanjang Jalan Dago-Merdeka, Asia Afrika, area Alun-alun, Jalan Otto Iskandardinata, Tegallega, dan Ujungberung. Jumlah ini sebanding dengan tiga kali lipat hari-hari biasa, yang sekitar 60 meter kubik atau 20 ton. Namun demikian, berbanding lurus dengan menurunnya kepadatan arus lalu lintas, volume sampah pada malam pergantian tahun ini masih jauh di bawah tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, berat sampah yang dihasilkan mencapai angka 80 ton. Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung, Cece H. Iskandar, menugasi 250 petugas kebersihan jalan dan 70 pengawas untuk membersihkan sampah pada titik-titik pusat massa tersebut. Timnya bekerja dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Ia menambahkan, volume sampah 45 ton itu sama dengan berat yang dapat diangkut oleh 18 truk sampah. Setelah terkumpul, sampah-sampah tersebut langsung dikirim menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. "Sistemnya kita sapu dulu, lalu dimasukkan ke motor pengangkut dan mobil pick-up. Setelah terkumpul, kita masukkan ke truk dan kita buang ke Sarimukti," paparnya. Walau jumlahnya berkurang hingga 20 ton dari tahun lalu, Cece berpendapat bahwa kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan. "Tapi biar begitu, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah ke tempatnya masih kurang. Masih saja

banyak yang membuang sampah sembarangan. Masyarakat sepatutnya tidak membuang sampah sembarangan karena pemerintah sendiri sudah menyediakan tempat-tempat sampah," tegasnya. Berkaca pada Rio de Janeiro Untuk perayaan Tahun Baru yang lebih baik, ada baiknya jika menengok sebentar ke Brazil. Rio de Janeiro, merupakan salah satu kota paling banyak dikunjungi di Brazil. Pada tahun ini, perayaan Tahun Baru di Rio de Janeiro lebih ramah lingkungan. Perhelatan konferensi PBB 2012 mengenai pembangunan yang berkelanjutan akan diadakan di kota ini. Oleh karena itu, tema pesta Tahun Baru diupayakan mendukung event ini. Perayaan paling semarak terjadi di Pantai Copacabana, yang diramaikan ribuan warga dan wisatawan dari seluruh dunia. Terdapat acara yang terkoordinasi, sehingga pusat massa dapat melewatkan malam tahun baru dengan dengan kompak. Di sepanjang malam, acara diisi oleh penampilan para musisi dari Brazil dan David Guetta, DJ (disc jockey) dari Prancis. Tidak lupa, kemeriahan kembang api selama 16 menit tepat setelah pukul 12 malam. Meski demikian, sesuai dengan tema awal, acara ini harus tetap ramah lingkungan. Pada menit-menit terakhir, pengunjung diajak bersama-sama untuk melakukan refleksi mengenai masa depan bumi. Dipasang layar lebar yang memproyeksikan demonstrasi video-video aksi pelestarian lingkungan. Aksi-aksi tersebut merupakan gaya hidup yang relatif simpel. Mulai dari budaya mengendarai sepeda, pemilahan sampah, serta penghematan energi dan air. Bukan hanya itu, material-material yang digunakan selama pesta ini akan didaur ulang oleh organisasi penyelenggara. Setelah akhir liburan, akan ditanam pohon-pohon baru di tepi Sungai Guandu untuk netralisasi produk pembakaran kembang api. Perayaan Tahun Baru memang sudah lumrah dilakukan oleh penduduk di seluruh dunia. Mengenai seberapa penting makna Tahun Baru, kembali kepada masing-masing individu. Namun, yang jelas perayaan Tahun Baru memang bersamaan dengan liburan panjang, waktu yang tepat untuk menikmati kebersamaan dengan teman-teman dan keluarga. Menatap tahun baru dengan sikap yang lebih baik, dapat dimulai dengan perayaan tahun baru yang lebih bijak. Salah satunya, melalui kepedulian terhadap lingkungan. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan dan polusi udara. Kurangi pula konsumsi barang-barang, seperti kembang api maupun terompet yang hanya akan menghasilkan sampah. Apalagi jika dibuang dengan sembarangan, hanya akan menambah masalah perkotaan. Jangan sampai insiden Bandung lautan sampah terulang. Jadikan Bandung kembali terkenal akan keindahannya, seperti dulu.
Akbari

Quote 1 Mengenai mayoritas pembeli saat liburan Natal dan Tahun Baru ini, baik pihak pebisnis pakaian maupun kuliner menyampaikan jawaban yang serupa: didominasi oleh para pendatang, khusus dari Jakarta bisa mencapai 70 sampai 80 persen.

Quote 2 "Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah ke tempatnya masih kurang. Masih saja banyak yang membuang sampah sembarangan. Masyarakat sepatutnya tidak membuang sampah sembarangan karena pemerintah sendiri sudah menyediakan tempat-tempat sampah." - Cece H. Iskandar

Quotes 2 Sepanjang malam di Rio, acara diisi oleh penampilan para musisi dari Brazil dan David Guetta, DJ (disc jockey) dari Prancis. Tidak lupa, kemeriahan kembang api selama 16 menit tepat setelah pukul 12 malam. Meski demikian, sesuai dengan tema awal, acara ini harus tetap ramah lingkungan. Pada menit-menit terakhir, pengunjung diajak bersama-sama untuk melakukan refleksi mengenai masa depan bumi.

Anda mungkin juga menyukai