Anda di halaman 1dari 6

Creative Brief Klien Kategori Produk Brand Name Task Team Date Line : PT Jamsostek (Persero) : Asuransi : Jamsostek

: Membuat iklan cetak : AE, CW, AD, MP :-

I.

Key fact / Analisis Situasi

Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia diawali dengan dikeluarkannya UU No. 33 tahun 1947 tentang kecelakaan kerja. Selanjutnya pada tahun 1977 dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)

yang mewajibkan setiap Perusahaan Milik Swasta, Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Persero), dan Perusahaan Milik Negara untuk mengikuti program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK). Sebagai penyelenggara programprogram Astek, dibentuk Perusahaan Umum Asuransi Sosial Tenaga Kerja berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1977. Selanjutnya status Perusahaan Umum dari Badan Penyelenggara diubah menjadi bentuk Badan Usaha Milik Negara berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 18 tahun 1990. Tonggak sejarah berikutnya dalam perkembangan jaminan sosial tenaga kerja di Indonesia adalah lahirnya Undang Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Bersifat wajib bagi pengusaha dan tenaga kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang akibat risiko sosial seperti kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua.

Kemudian pada tahun 1995, Pemerintah menerbitkan PP No. 36 tahun 1995 yang menetapkan PT Astek (Persero) sebagai badan penyelenggara Jamsostek dan sekaligus diubah namanya menjadi PT Jamsostek (Persero). Badan hukum ini didirikan dihadapan Notaris dengan Akta No. 76 tanggal 22 Januari 1966, Notaris Harun Kamil SH dengan perubahan terakhir, perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan Akta Notaris No. 45 tanggal28 Mei 2002, Notaris Imas Fatimah SH. Selanjutnya pada tanggal 19 Oktober 2004 diterbitkan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 No. 150 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dalam UU tersebut, PT Jamsostek (Persero) ditetapkan menjadi salah satu badan penyelenggara jaminan sosial nasional dan harus menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang diatur di dalam UU tersebut dengan masa transisi 5 (lima) tahun.

Struktur Pasar Asuransi Jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia per 31 Agustus 2003 adalah 357 perusahaan yang memiliki ijin usaha untuk beroperasi di Indonesia, terdiri atas 173 perusahaan asuransu dan perusahaan reasuransi, dan 184 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan asuransi dan reasuransi terdii dari 60 perusahaan asuransi jiwa, 104 perusahan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelengga program asuransi sosial & Jamsostek, dan 3 perusahan penyelenggara asuransi untuk PNS, TNI , dan POLRI. Perusahaan penunjang usaha asuransi per akhir Agustus 2003 ada 184 perusahan, terdiri dari 119 perusaaan pialang asurasi. 20 perusahaan pialang reasuransi, 25 perusahaan adjuster asuransi dan 20 konsultan aktuaria Sumber : http://www.djlk.depkeu.go.id/asuransi/hal_601.htm

Pelaku Kegiatan Asuransi

Tingkat kepentingan memiliki produk asuransi jiwa


Tingkat kepentingan Penting Biasa Saja Sangat Penting Tidak Penting Sangat Tidak Penting Jumlah 56.83% 27.50% 10.67% 4.67% 0.33%

Kepemilikikan Asuransi

Ya 42%

Tidak 58%

Jenis Asuransi yang Dimiliki


Asuransi Asuransi Kesehatan Asuransi Pendidikan Asuransi Hari Tua/Pensiun Asuransi Kecelakaan Asuransi Dwi Guna Jumlah 51.20% 37.20% 25.20% 28.40% 5.60%

Top of Mind Perusahaan Asuransi Jiwa


Nama Asuransi Bumiputera Jiwasraya Prudential Manulife AIG Lippo Allianz Jamsostek Jasa Raharja Bringin life Jumlah 32.00% 15.50% 11.83% 7.17% 6.83% 3.67% 3.33% 2.00% 1.33%

Sumber Informasi Teman Sales yang menawarkan Saudara / family Iklan media cetak Iklan TV Brosur / Leaflet

Jumlah 35.50% 35.50% 23.17% 719.67% 18.67% 15.00%

Kecenderungan Memilih Asuransi

Kecenderungan Memilih Asuransi

Sama saja 10%

Perusahaan Lokal 57%

Perusahaan Asing 34%

Alasan dalam Memilih Perusahaan Asuransi


Pemilihan Perusahaan Dapat dipercaya Lebih aman Preminya tidak mahal Kualitas Pelayanan Bagus Profesional Cabangnya banyak Merupakan perusahaan global Benefit yang ditawarkan banyak Returnya tinggi Perusahaan Perusahaan Asing Lokal Total 59.71% 57.96% 20.39% 42.94% 6.31% 37.24% 38.35% 10.81% 38.35% 7.21% 3.40% 25.23% 16.50% 5.41% 9.22% 3.90% 10.19% 1.80% Total 58.53% 34.32% 24.42% 21.34% 19.11% 16.88% 9.65% 5.94% 5.01%

Sumber : http://surveyone.co.id/FileManager/Publication/Publikasi%20_Riset%20Asuransi%20Jiwa _.pdf

II.

Informasi Produk

Program Asuransi Jaminan Hari Tua Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini menggunakan mekanisme Asuransi Sosial.

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Manfaat JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat memiliki tenaga kerja yang sehat, dapat konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih produktif. Jaminan Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha. Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp 12 Juta terdiri dari Rp 10 juta santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan santunan berkala. *Iuran Terlampir

Anda mungkin juga menyukai