Anda di halaman 1dari 36

GARUDA

Edisi 8 / Agustus 2011

Indonesia Harusnya Lebih Baik

hashim DjojohaDikusumo
Garuda Magz - Agustus 2011 I

Dewan Pembina Partai Gerindra

II

Garuda Magz - Agustus 2011

IKLAN

Garuda Magz - Agustus 2011

GARUDA
DEWAN PEMBINA
Prof. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH dr. Felicitas Talulembang R. Asapa

DEWAN REDAKSI

Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, Sip

REDAKSI PEMIMPIN REDAKSI


Andi Seto G. Asapa, SH, LLM

Pertumbuhan untuk Rakyat

REDAKTUR PELAKSANA
Umi Tjende

WAKIL REDAKTUR PELAKSANA


Kemal Firdaus

REDAKTUR

Hayat Fakhrurrozi

REPORTER

Syarif Adnan, Imam Utomo

ART & DESAIN GRAFIS


Anton Ristiono

PHOTOGRAPHER
Ferry

SIRKULASI
Arifin

umber daya alam negeri ini yang melimpah adalah sebuah anugerah. Tapi anugerah tanpa pengelolaan yang baik tak akan memberi manfaat berarti bagi penduduknya. Hasil dari sumber daya alam yang diekspor tanpa sentuhan pengelolaan sebelumnya tak banyak memberi nilai tambah. Nilai tambah yang kecil pada gilirannya memberi sumbangan yang kecil pula untuk pembangunan nasional Pembangunan nasional pada hakekatnya untuk bertujuan mensejahterakan rakyat. Rakyat yang sejahtera berarti terbatas dari kemiskinan dan kelaparan. Tapi negeri dengan banyak penduduk yang masih bergelut dalam kemiskinan mengisyaratkan pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kegagalan pembangunan memungkinkan dilakukan koreksi. Koreksi terhadap kegagalan konsep pembangunan yang diterapkan selama ini menjadi relevan. Salah satu konsep ditawarkan Prabowo Subianto. Konsep putra begawan ekonomi Indonesia ini dipaparkan dalam konsep Strategi Dorongan Besar (big-push strategy). Konsep ini mendorong pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan keadilan bagi seluruh rakuat Indonesia. Masyarakat yang berkeadilan pada akhirnya melahirkan berkemakmuran sesuai tujuan pembangunan nasional.

Garuda Magazine Jl. Danau Tondano T 10 A Benhil - Jakarta Pusat Email: garudamagz@gmail.com

Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Pemimpin Redaksi


2 Garuda Magz - Agustus 2011

DAFTAR ISI
SURAT PEMBACA
4 Garuda Terbaik

LAPORAN UTAMA
6 Pertumbuhan Untuk Keadilan

LEBIH DEKAT
7

Hashim Djojohadikusumo Indonesia Harusnya Lebih Baik

NEWS
14 Kader Dilarang Ikut Studi Banding

10
EVENT
20

Hashim Djojohadikusmo Indonesia Harusnya Lebih Baik


OPINI
26
dr. Felicitas Tallulembang R.Asapa

17 Gerindra Siap Usung Djan Faridz untuk DKI Satu

Bukan Tuan di Negeri Sendiri

MENUJU 2014
Gerindra Siap Lobi Partai Menengah

28 Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Pemimpin Yang Peduli

KOLOM

22

PROFIL
Putih Sari Taslam

22 Putih Sari Taslam Terinspirasi Perjuangan Sang Ayah

SUARA PARLEMEN

30 Kasus Makindo Dipertanyakan

14

Kader Dilarang Ikut Studi Bandingi


Garuda Magz - Agustus 2011 3

SURAT PEMBACA
Untuk kritik, saran dari Anda para pembaca setia majalah Garuda kirimkan ke Redaksi Majalah Garuda Jl. Danau Tondano No. 10A Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 atau kirim email ke garudamagz@gmail.com

DEsAin CovEr GAruDA

Salam perjuangan untuk rekan-rekan dari partai Gerindra dan teman-teman redaksi majalah Garuda. Terlepas dari isi redakisional serta desain layout dalam yang cukup menarik, saya ingin memberikan kritik pada majalah Garuda mengenai Cover Majalah yang menurut saya kurang memberikan nilai jual sebagai majalah yang elegan. Cover-cover di majalah garuda cenderung memiliki pose yang kaku, ditambah lagi dengan pemilihan warna latar yang terkadang dia membaur dengan foto, membuat cover Garuda terkesan hambar. Bahkan terkadang terlihat bahwa foto-foto yang dimuat tidak melalui proses tusir digital sehingga terlihat seadanya. Mungkin untuk edisi-edisi mendatang bisa didapatkan foto-foto cover dengan gaya yang lebih dinamis serta permainan warna yang bisa membuat majalah ini memiliki gengsi tersendiri. Dengan isi yang begitu padat dan bermutu, agak disayangkan memang jika sampul depan tidak mendapatkan perhatian lebih, karena nilai jual sebuah majalah bisa terlihat dari sampul depannya. Terima kasih. M Thamrin, Jakarta Salam perkenalan bapak Taufik, untuk foto-foto cover, dalam setiap edisinya kami selalu memilih foto-foto terbaik yang masuk ke redaksi kami. Dan lewat proses pemilihan yang cukup panjang dan alot akhirnya kami menentukan apakah sebuah foto layak menjadi cover. Namun ada beberapa kendala seperti keterbatasan foto dan sumber sehingga membuat kami terkadang harus menaikan foto-foto tersebut. Terima kasih untuk saran dan kritikannya, dimasa mendatang kami akan mencoba u ntuk tampil lebih baik, dan kami setuju bahwa, sampul depan adalah hal pertama yang membuat orang tertarik untuk membaca sebuah majalah. 4 Garuda Magz - Agustus 2011

susunAn HAlAMAn DAn rubrik

Saya sudah membaca majalah Gerindra sejak edisi bapak ketua umum Suhardi dan saya memperhatikan bahwa majalah ini cenderung kurang konsisten dengan letak rubrikasinya. Dalam satu edisi saya mendapatkan rubrik berita di depan, diedisi lain rubrik tersebut kemudian pindah ketengah. Lain lagi dengan rubrik suara parlemen yang biasanya berada di bagian tengah majalah, namun dalam dua edisi terakhir bergeser menuju akhir majalah. Saya ingin tanyakan apakah hal tersebut tidak diatur dalam perencanaan atau disesuaikan dengan jumlah artikel yang masuk pada saat itu? Dan saya memperhatikan ada beberapa foto yang sering berulang di edisi-edisi berikutnya. M. Toha, Bandung Dalam menentukan letak rubrikasi kami memang telah memiliki pedoman dasar namun dalam pelaksanaannya kami harus menyesuaikan dengan naskah yang masuk sehingga ada beberapa rubrik yang letaknya berubah dalam setiap edisi. Untuk foto yang berulang, kami memang menggunakan beberapa foto yang pernah kami muat dalam edisi sebelumnya, hal ini dillakukan karena memang ada keterbatasan dalam bank image kami. Terima kasih

bang dan berevolusi sehingga menjadi bahan bacaan yang lebih menarik serta informatif bagi kami para kader gerindra. Saya berharap dengan seiring berjalannya waktu nanti, majalah Gerindra dapat menambah jumlah halaman, sehingga topik bahasannya menjadi lebih, lebih variatif dan lebih informatif. Semoga Garuda terus mengepakan sayapnya menuju langit yang lebih tinggi lagi. Ivan, Cikampek Terima kasih atas segala pujiannnya, bung Ivan. Seperti yang sudah bung Ivan sebutkan, kami memang dalam setiap edisinya selalu berusaha untuk tampil lebih baik dari edisi sebelumnya. Kami pun berharap agar majalah ini dapat tumbuh berkembang bukan hanya sebagai bahan komunikasi antar kader partai Gerindra namun sebagai pusat informasi dan data bagi mereka yang membutuhkan. Dengan pengabdian sepenuh hati, serta kerja keras yang tiada henti, kami pun berharap bisa membawa garuda terbang tinggi.

GAruDA TErbAik

Segera setelah membaca majalah Garuda edisi 7, saya amat terkesan sekali dengan edisi tersebut. Dari cover depan yang ciamik, hingga bahasan laporan utama yang menarik sampai dengan kolom opini yang memberikan wawasan. Saya hanya ingin mengucapkan selamat kepada tim redaksi Garuda yang dalam setiap edisinya selalu berkem-

Foto Cover : Hashim Djojohadikusumo oleh Dok Garuda

Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Redaksi Majalah Garuda

Segenap Pimpinan dan

Garuda Magz - Agustus 2011

LAPORAN UTAMA

Pertumbuhan untuk Keadilan


Indonesia memerlukan tingkat pertumbuhan ekonomi minimal 10 pesen per tahun secara konsisten dan berkesinambungan selama 7 tahun untuk bisa naik kelas.
Oleh Hayat Fakhrurrozi 6 Garuda Magz - Agustus 2011

ekayaan sumber daya alam dari perut bumi nusantara adalah sebuah anugerah. Tapi anugerah tanpa pengelolaan yang cerdas tak memberi sumbangsih yang berarti bagi penduduknya. Lihatlah realita yang ada. Hasil dari kekayaan sumber daya alam umumnya langsung diekspor ke luar negeri. Tanpa sentuhan pengolahan sebelumnya, nilai ekspor jelas rendah. Nilai tambah yang kecil dengan sendirinya memberi sumbangan yang kecil pula untuk pembangunan nasional. Apalagi bila hasil itu hanya dinikmati oleh segelintir kalangan. Paradigma seperti ini, mau tidak mau, harus diubah dalam menapak langkah yang lebih baik di hari esok. Sejatinya, program pembangunan nasional bertujuan memberantas kemiskinan, kelaparan, kebodohan, serta mengejar ketertinggalkan dari negara lain. Tujuan itu akan tercapai dengan menciptakan lapangan pekerjaan atau usaha yang luas, berkeadilan bagi penghidupan yang layak, disertai terjaminnya pemenuhan seluruh hakhak dan kebutuhan dasar masyarakat. Lebih dari itu, ada penciptaan nilai tambah yang tinggi dari kelimpahan kekayaan sumber daya alam untuk kemajuan bangsa. Tujuan dasar pembangunan nasional ini diharapkan dapat tercapai dengan meningkatkan kedaulatan bangsa, kemakmuran rakyat, serta kemajuan Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur. Faktanya, pengalaman pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini ternyata belum mampu secara mendasar dan menyeluruh mengatasai permasalahan tersebut. Kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan ditempatkan layaknya sebagai salah satu kegagalan pasar semata. Tak ayal jika dalam strategi dan kebijakan serta program pembangunan nasional, pengentasan kemiskinan, dan kebodohodan, didekati dan diatasi dengan pendekatan residual sebagai ikutan atau sisa dari strategi dan kebijakan bidang atau sektoral dan mengharapkan berlangsungnya efek menetes ke

Foto : Istimewa

putra begawan ekonomi Indonesia ini memaparkan konsep Strategi Dorongan Besar (big-push strategy). Konsep ini terdiri atas empat komponen terpadu. Pertama, Strategi Pokok (grand strategy); membangun landasan yang kokoh. Kedua, Strategi Utama; membangun mesin pertumbuhan berkualitas. Ketiga, Strategi Pendukung; membangun lingkungan yang memampukan. Keempat, Strategi Implementasi; menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik. Dari keempat komponen tersebut, strategi pokok dijadikan strategi mendasar yang melingkupi seluruh strategi utama, pendukung, dan implementasi dalam kebijakan dan program pembangunan Indonesia ke depan. Strategi pokok ini sangat penting sehingga harus ada dalam setiap langkah dan proses pembangunan, tidak boleh tidak. Strategi pokok ini juga merupakan tujuan dan sasaran pembangunan

Sebagai rumusan pertama, kedaulatan ini meliputi aspek pertahanan keamanan, politik, hukum internasional, serta penegakan hukum dan hak asasi manusia. Begitu pula pada rumusan kedua. Untuk bisa mencapai kemakmuran rakyat, kemajuan perekonomian, serta mengejar ketertinggalan, perekonomian Indonesia harus mampu tumbuh relatif tinggi. Pertumbuhan ekonomi tinggi memiliki tingkat pertumbuhan relatif lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi negaranegara lain di dunia. Dalam buku tersebut Prabowo menegaskan, mestinya pertumbuhan ekonomi harus mampu menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita Indonesia masih tergolong dalam kelas negara berpendapatan menengah

bawah. Buktinya, hingga kini, masalah kemiskinan dan kebodohan masih tetap ada, bahkan relatif besar. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita pun masih tergolong dalam kelas negara berpendapatan menengah bawah. Mengapa ini terjadi? Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat, aman, damai, dan stabil diharapkan menjadi modal utama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional secara komprehensif. Terutama di bidang ekonomi, keberhasilan dan kemajuannya diharapkan mampu memberikan kontribusi dan dukungan bagi upaya menjaga kedaulatan NKRI. Untuk itu, dibutuhkan strategi pembangunan nasional yang tepat. Strategi itulah yang ditawarkan Prabowo Subianto. Dalam bukunya Membangun Kembali Indonesia Raya, Haluan Baru Menuju Kemakmuran (2009),

yang bersifat hakiki dan abadi, tegasnya.

sTrATEGi Pokok

Strategi pokok membangun landasan yang kokoh dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dirumuskan menjadi lima bagian. Pertama, menjaga kedaulatan NKRI yang aman, damai, dan stabil. Kedua, mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkesinambungan, dan berkeadilan. Ketiga, menciptakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha berkualitas. Keempat, memberantas kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Kelima, menciptakan lingkungan sehat, bersih, dan berkualitas. Menurut Prabowo, pendiri yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, kedaulatan negara dalam wilayah NKRI syarat mutlak dan dasar bagi terciptanya Indonesia yang aman, damai, dan stabil.

Selama ini kita terjebak dan didikte oleh kepentingan dan dominasi negara-negara asing. Ini diperparah lagi dengan sikap tidak mau tahu dan kelengahan para elit nasional

bawah. Untuk bisa naik kelas dari negara golongan pendapatan menengah bawah ke menengah atas setidaknya sejajar dengan Afrika Selatan, Brazil, Argentina, Malaysia, dan Meksiko diperlukan peningkatan pendapatan lebih dari dua kali atau minimal sebesar 3.706 dolar Amerika. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi (2000-2007) yang hanya 5,1 persen (World Bank 2009), maupun dengan level jangka menengah yang paling baik sekali pun (1990-2000) sebesar 7,5 persen, cita-cita negara berpendapatan menengah kelompok atas yakni 3.706 dolar atau sekitar Rp 40 juta per tahun per orang sepertinya tidak akan mungkin tercapai. Setidaknya, Indonesia memerlukan tingkat pertumbuhan ekonomi minimal 10 pesen per tahun secara konsisten dan berkesinambungan selama 7 tahun untuk bisa naik kelas dari negara berpendapatan menengah kelas bawah ke menengah kelas atas dengan pendapatan per kapita 3.706 dolar. Itu pun dengan asumsi negara-negara lain bertumbuh tetap dan stabil seperti saat ini dan tidak ada negara lain yang mencapai pertumbuhan ekonomi luar biasa di luar tingkat pertumbuhan ekonomi saat ini. Nyatanya, dengan program pembangunan nasional yang dijalankan saat ini, cita-cita dan target tersebut sepertinya tidak akan tercapai karena dalam 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi nasional relatif tidak jauh berbeda atau bahkan masih sama dengan kondisi sebelum krisis ekonomi. Selama ini kita terjebak dan didikte oleh kepentingan dan dominasi negaranegara asing. Ini diperparah lagi dengan sikap tidak mau tahu dan kelengahan para elit nasional, tegasnya. Martin Hutabarat, anggota DPRRI dari Fraksi Gerindra, menegaskan rumusan menciptakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha berkualitas merupakan perwujudan dari hak bagi setiap warga negara dan penduduk Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat b yang berbunyi, Tiap-tiap warga Garuda Magz - Agustus 2011 7

LAPORAN UTAMA
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Memang, banyak faktor dan aspek yang menyebabkan seseorang tidak bisa memperoleh pekerjaan dan sifatnya sangat kompleks. Penciptaan lapangan kerja juga harus mampu menyerap tenaga kerja sesuai tingkat pendidikan, keterampilan, keahlian, dan kemampuan ekonomi. Upaya pemberantasan kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan perlu mendapat perhatian dalam setiap pelaksanaan pembangunan. Menurut anggota Komisi III DPR-RI ini, kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan sejatinya melanggar hak asasi manusia. Strategi pembangunan yang menempatkan dan menjadikan kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan menjadi fokus pokok sangat sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar 1945, tegasnya. Begitu juga pada rumusan terakhir, lingkungan hidup yang berkualitas dan lingkungan keberagaman plasma nutfah juga dapat menjadi modal dan keunggulan dalam proses produksi suatu komoditas atau barang. Itu bisa menjadi salah satu nilai tambah yang jauh lebih tinggi di mata konsumen, seperti produk hijau (green product) yang tengah menjadi tren global. pembangunan infrastruktur. Terakhir, membangun kembali kedaulatan pengelolaan sumber daya alam nasional. Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Fadli Zon, dari delapan strategi utama tersebut, yang menjadi prioritas dan diharapkan menjadi strategi utama primer dalam pencapaian pertumbuhan berkualitas adalah membangun kedaulatan pangan dan membangun kembali kedaulatan energi nasional didukung oleh pengembangan industri yang unggul dan bernilai tambah tinggi. Untuk mencapai kedaulatan pangan nasional, peningkatan produksi pangan utama Indonesia harus mampu tumbuh signifikan jauh lebih besar dari tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahun hat, wilayah pedesaan yang merupakan sentra produksi pangan nasional belum mendapatkan perhatian. Parahnya lagi, seluruh sumber daya kapital serta modal sosial masyarakat pedesaan terserap dan ditarik sebagian besar ke daerah perkotaan tanpa ada mekanisme untuk mengembalikannya. Padahal sumber daya masyarakat pedesaan itu penting untuk direinvestasi dan dimanfaatkan bagi masyarakat pedesaan. Paradigma dan kebijakan pembangunan yang timpang dan bias ke perkotaan ini tentu menyebabkan ketimpangan dan ketidakmerataan yang besar antara wilayah pedesaan dan perkotaan, tuturnya. Begitu pula dengan kondisi infrastruktur pertanian di pedesaan seperti irigasi, waduk, jalan usaha tani, dan

sTrATEGi uTAMA

Untuk dapat melaksanakan dan mencapai tujuan serta sasaran dari lima strategi pokok, diperlukan adanya strategi utama yang menjabarkan lebih pada operasional dan prioritas dalam konteks dan dinamika serta tantangan pembangunan saat ini. Setidaknya, ada delapan strategi utama yang dicanangkan Prabowo Subianto. Pertama, membangun kedaulatan pangan nasional. Kedua, membangun kembali kedaulatan energi nasional. Ketiga, mengembangkan industri nasional yang unggul dan bernilai. Keempat, memberdayakan BUMN sebagai motor dan agen utama penggerak pembangunan. Kelima, membangun ekonomi kerakyatan berdasarkan nasionalisme dan berbasis sumber daya sosial bangsa. Keenam, akselerasi pembangunan pedesaan. Ketujuh, percepatan 8 Garuda Magz - Agustus 2011

ditambah tingkat kenaikan permintaan dunia dan tingkat kenaikan pendapatan penduduk per kapita, urainya. Fadli Zon mengatakan, untuk dapat menjadi motor dan penggerak utama pembangunan nasional, terutama dalam bidang pangan dan energi, termasuk di dalamnya industri sekunder pangan dan energi, pengembangan ke depan harus mampu menjadikan BUMN lebih terintegrasi, sinergis, dan mampu berkompetisi secara global. Sebagai suatu entitas bisnis dan usaha, BUMN memiliki dan menguasai aset yang relatif sangat besar mencapai Rp 1.500 triliun. BUMN di samping sebagai entitas bisnis, sekaligus memiliki misi dan peranan sosial dalam kerangka pembangunan nasional. Tak heran jika institusi ini memiliki karakter dan sifat yang unik, yaitu relatif mudah dan efektif diarahkan oleh pemerintah untuk tujuan dan sasaran pembangunan atau program tertentu. Hashim Djojohadikusumo, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra meli-

pengairan, sudah lama tidak mendapatkan pemeliharaan. Alih-alih melakukan pembangunan baru di daerah sentra produksi utama, perbaikan jaringan yang rusak pun belum dilakukan. Saat ini ketersediaan jaringan irigas pertanian dan sarana pendukung lainnya baru dapat memenuhi 75 persen. Total luas lahan pertanian ada 6,7 juta hektar. Itu berarti, baru sekitar 4,9 juta hektar sawah berproduksi. Anak Agung Jelantik Sanjaya, anggota Komisi IV yang membidangi pertanian, kehutanan, pertanahan dan kelautan dari Fraksi Gerindra DPR-RI memberi ilustrasi. Dia menyebutkan, dalam satu hektar sawah irigasi menghasilkan padi rata-rata 6 ton, maka dalam setahun bisa menghasilkan padi sebanyak 12 ton jika ditaman tiga kali dalam setahun. Bila dikalikan dengan sawah irigasi seluas 4,9 juta hektar, maka produksi padi mencapai 58,8 juta ton per tahun yang akan menjadi beras 5,8 juta ton kali 63 persen sehingga hasilnya 37 juta ton beras.

seluruh sumber daya kapital serta modal sosial masyarakat pedesaan terserap dan ditarik sebagian besar ke daerah perkotaan tanpa ada mekanisme untuk mengembalikannya

Dengan konsumsi beras nasional sekitar 31,70 juta ton per tahun, berarti terjadi surplus beras. Dengan target produksi beras 37 juta ton, per tahun, ada surplus sebesar 5,3 juta ton. Ini artinya, Bulog tidak perlu lagi mengimpor beras. Target swasembada pangan tercapai, bahkan bisa diekspor. Gambaran ini menjelaskan betapa strategis dan menentukannya peranan irigasi, infrastruktur jalan, dan jaringan pengairan lainnya dalam peningkatan produski padi nasional. Selain itu, pengembangan transportasi massal harus didasarkan pada konsep berkelanjutan, melihat jauh ke depan berdasarkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan lingkungan. Pasalnya, menurut Nur Iswanto anggota Komisi V membidangi Infrastruktur, dan Perhubungan dalam kondisi harga bahan bakar minyak yang melejit, kemacetan, serta terbatasnya sarana dan prasarana jalan, pengembangan kereta api diharapkan bisa mengatasi permasalahan transportasi nasional. Permasalahan perkeretaapian saat ini, dalam pandangan Nur Iswanto, tidak terlepas dari kebijakan dan sasaran yang tidak efektif di masa lalu. Sudah saatnya kita membenahi dan memerhatikan secara serius peran kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang murah dan cepat. Pemerintah perlu melakukan revitalisasi perkeretaapian karena hampir 90 persen transportasi kita menggunakan jalan raya, tegasnya.

Secara mendasar, cita-cita, tujuan, dan sasaran serta strategi tersebut dapat dicapai apabila perekonomian Indonesia dibangun di atas fondasi dan berdasarkan kelimpahan dan keunggulan sumber daya alam, termasuk posisi strategis sebagai negara tropis yang didorong oleh kualitas sumber daya manusia yang unggul.

sTrATEGi PEnDukunG

Untuk dapat mencapai target dan sasaran pembangunan nasional, di samping pelaksanaan strategi pokok dan strategi utama, diperlukan dukungan yang utuh dan komprehensif dari strategi pendukung lainnya. Strategi ini merupakan rangkaian strategi yang terdiri atas kebijakan makroekonomi yang bersahabat dan berpihak, sistem hukum nasional yang tegak dan adil, sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, serta mengendalikan pertumbuhan penduduk dan pemerataan distribusi serta kualitas penduduk. Sejatinya, menurut Hashim, sektor keuangan dan perbankan nasional pun perlu direorientasikan kepada dukungan dengan keberpihakan langsung dan efektif untuk pembangunan nasional. Pendidikan yang berkualitas juga diharapkan melahirkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus dapat dicapai dan terus dipertahankan secara terus menerus dari tahun ke tahun. Dengan kesinambungan dan konsistensi pertumbuhan

ini diperlukan pula karakteristik dan sifat yang berkeadilan. Artinya, peningkatan pendapatan serta kemajuan ekonomi dapat dinikmati lebih banyak dan merata oleh kelompok masyarakat kecil berpendapatan rendah yang mendominasi jumlah penduduk Indonesia. Prasyarat lain yang diperlukan dalam pembangunan nasional dengan strategi dorongan besar adalah adanya pemerintahan yang kuat, tegas, bersih, dan efektif. Inilah yang menurut Hashim, pengusaha sukses sekaligus politisi Partai Gerindra sebagaimana juga ditegaskan Prabowo dalam setiap kesempatan sebagai Strategi Implementasi; menerapkan tatakelola pemerintahan yang baik. Pemerintahan yang bebas dari perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tidak seperti yang dirasakan saat ini, perilaku aparatur pemerintah masih belum bebas dari jebakan dan godaan KKN yang sudah mengakar. Bagaimanapun, reorientasi paradigma pembangunan nasional yang berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 sudah mendesak ditetapkan dan dilaksanakan. Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan untuk mencapai keadilan dan kemakmuran rakyat serta menghindari perpecahan bangsa. Cita-cita itu akan semakin jauh dari kenyataan bila tidak ada perubahan mendasar dan terobosan luar biasa dalam strategi dan kebijakan pembangunan nasional, tegasnya.

Garuda Magz - Agustus 2011

Foto : Istimewa

LEBIH DEKAT DENGAN

hashim Djojohadikusumo
Oleh Hayat Fakhrurrozi - Foto Dok. Gerindra

Dewan Pembina Partai Gerindra

Indonesia Harusnya Lebih Baik


Sukses menjadi pengusaha tak lantas membuat Hashim Djojohadikusumo lupa dengan kondisi negerinya. Darah nasionalisme yang mengalir begitu deras dalam tubuhnya kuat memanggilnya. Di tengah kesibukannya mengelola bisnis, ia pun terjun langsung ke dunia politik, melibatkan diri dalam berbagai aksi sosial, serta gerakan buruh, tani, dan nelayan. Semangat keberpihakannya pada rakyat kecil terus dikobarkan lewat gerakan ekonomi kerakyatan.
10 Garuda Magz - Agustus 2011

nesia harusnya lebih mapan dari negara-negara tetangga seperti India atau Vietnam. Heran saya, kok kita bisa kalah dengan Vietnam, tegas Hashim yang pernah masuk dalam jajaran sepuluh besar orang terkaya di Asia oleh majalah Globe Asia. Pria kelahiran Jakarta, 5 Juni 1954 ini juga perihatin dengan perkembangan politik negeri yang kian tak karuan. Hashim menegaskan, Pancasila sebagai dasar negara kian tersisihkan, bahkan dilupakan oleh elit politik dalam menjalankan aktivitas politik maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita harus membela Pancasila. Saya yakin tanpa Pancasila Indonesia hancur, tandasnya. Seperti apa pandangan Hashim yang pernah berbisnis di lebih dari 40 negara di lima benua lewat beberapa perusahaannya dalam melakoni aktivitas di pang-

rusak, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Masalah kesehatan, misalnya layanan kesehatan. Obat-obatan susah, mahal lagi. Bagi kami pengusaha kaya

utra begawan ekonomi Indonesia, Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo, ini tak sekadar mewarisi kepiawaian sang ayah dan kakeknya, Margono Djojohadikusumo pendiri BNI 1946, dalam berbisnis. Rupanya rasa nasionalisme yang ditanamkan sang ayah mengantarkannya terjun ke politik praktis. Ini dibuktikan dengan ikut membidani lahirnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama sang kakak, Prabowo Subianto, tiga tahun silam. Keterlibatannya di pentas politik, bukan latah atau ikut-ikutan di tengah euforia politik pascareformasi. Bagi pria yang menimba ilmu politik dan ekonomi di Panoma College, Claremont, California, Amerika Serikat, ini ada dua alasan yang membuatnya terjun ke dunia politik. Ayah tiga anak ini merasa heran dengan kondisi ekonomi Indonesia. Menurut dia, dari segi ekonomi, Indo-

gung politik di bawah bendera Partai Gerindra? Kepada Hayat Fakhrurrozi, dari GARUDA, Ketua Badan Seleksi Organisasi (BSO) Partai Gerindra ini meluangkan waktu memaparkan pandangannya dalam sebuah wawancara di sela kesibukan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

tak masalah, tapi bagaimana dengan masyarakat umum?

Apakah ada yang salah dengan ketidakmerataan ini?

Menurut Anda, sebagai pengusaha dan politisi, seperti apa keadaan ekonomi indonesia saat ini?

Bagi orang seperti saya, pengusaha yang dianggap kaya, Indonesia itu surga. Ada banyak kesempatan untuk usaha di segala bidang. Tapi kita kan tidak boleh egois, untuk diri sendiri. Kita harus melihat secara umum. Saya prihatin, yang menikmati pembangunan segelintir orang saja di kalangan atas. Kalangan menengah bawah belum tentu menikmati. Lihat saja, banyak infrastruktur

Heran saya, kok kita bisa kalah dengan Vietnam, tegas Hashim yang pernah masuk dalam jajaran sepuluh besar orang terkaya di Asia oleh majalah Globe Asia.

Saya lihat statistik pemerintah ada yang tidak beres. Menteri Keuangan pakai statistik kemiskinan Rp 7.000, BPS (Badan Pusat Statistik) pakai angka Rp 12.000 13.000, Bank Dunia Rp 17.000. Coba yang benar mana? Kalau dengan hitungan Rp 7.000, berarti Rp 210.000 per bulan. Kalau 25 hari kerja berarti hanya berpenghasilan Rp 175.000. Berarti orang yang berpendapatan Rp 250.000 per bulan bukan miskin? Tapi banyak yang berpenghasilan Rp 250.000 mengaku miskin, harusnya kan tidak miskin dengan hitungan itu. Bahkan pemerintah memakai kategori lain, ada hampir miskin. Padahal yang hampir miskin saja sudah miskin. Yang hampir miskin itu sebanyak 45 juta orang ditambah yang miskin sekitar 30 juta orang. Jadi hampir miskin sebenarnya miskin. Kan ini tidak benar?

Apa yang salah di mata Anda?

Yang salah, terus terang alokasi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Ini salah urus, salah dipakai. Bayangkan APBN mengalokasikan Rp 21 triliun untuk perjalanan pejabat negara, baik pemerintah maupun DPR. Ada pula bantuan sosial sebesar Rp 60 triliun, untuk apa? Ini yang dikaji oleh tim kita. Kesalahan lainnya, bank

Garuda Magz - Agustus 2011

11

LEBIH DEKAT DENGAN


kepada rakyat banyak. Terus terang, kalau saya tidak punya hati nurani, saya hanya memikirkan diri sendiri, saya menerima apa adanya kondisi perekonomian seperti ini. Tapi terus terang, saya sangat perihatin dengan keadaan ekonomi kita. Keadaan politik pun demikian, penguasa sekarang tidak Pancasilais. Padahal Pancasila itu perekat bangsa. Tanpa Pancasila, bangsa kita akan hancur. Bahkan bisa terpecah belah, minimal delapan negara. Dengan Pancasila, kaum minoritas rela bergabung ke NKRI, tapi sekarang pemerintah sepertinya tidak mendukung, apalagi membela Pancasila. Tak heran bila banyak keributan yang dipicu masalah suku dan agama. Ini yang membuat saya kecewa, pemerintah mengabaikan tanggungjawabnya untuk membela Pancasila sebagai ideologi negara.

pemerintah yang menyalurkan kredit salah sasaran. Misalnya Bank Mandiri, tiga tahun lalu mengucurkan kredit Rp 19 triliun untuk pembangunan apartemen dan perumahan mewah 2300 unit. Di saat yang sama para petani, pedagang kecil, tidak mendapat bantuan kredit sama sekali. Kan ini aneh. Contoh lain, BRI pada 2008 berhasil menghimpun dana Rp 31 triliun dana deposito, tapi hanya Rp 2 triliun yang disalurkan ke pedesaan. Sisanya ke mana? Padahal masyarakat kita banyak yang tinggal di desa. BRI juga banyak tersebar di desa-desa. Gerindra bukan partai yang anti kapitalisme, saya juga kan seorang kapitalis, saya kan pedagang, pengusaha. Boleh saja pengusaha bangun perumahan dan apartemen mewah, tapi jangan dari bank pemerintah, melainkan dari bank swasta dan asing. Saya kira masing-masing direksi bank BUMN tidak bersalah, karena tidak ada arahan dari pemerintah. Nah, jika nanti Gerindra berkuasa, kita akan arahkan Kementrian BUMN sebagai pembina yang memberikan arahan kepada bank pemerintah untuk memberikan kredit kepada rakyat kecil.

ra untuk mengendalikan ekonomi. Terus terang, saya lihat belum tentu semua yang dilakukan negara itu keliru. Contoh Singapura, 75 persen ekonominya dikuasi negara. Mereka punya Singapura Airlines, itu milik negara, karena 75 persen sahamnya milik negara. Setiap tahun profitnya terus meningkat. Tak heran bila (maaf), menurut saya, Singapura itu surga bagi penguasaha dan para kapitalis. Tapi coba lihat, rakyatnya kan sejahtera, meski negara kapitalis. Sekitar 70 persen ekonomi Singapura itu dimiliki negara.

negara ini membutuhkan figur pemimpin seperti apa?

Ya. Negeri ini memutuhkan pemimpin yang kuat dan tegas. Jangan lihat kiri kanan siapa yang populer. Seorang pemimpin harus memikirkan dan menjaga keutuhan bangsa. Kan begitu. Saya pikir pimpinan nasional sekarang kurang dari segi itu.

Jika dianalogikan dengan sebuah perahu, apakah nahkoda pemerintahan kita yang tidak punya arah?

Jadi pemimpin kita tidak tegas?

Apakah Anda melihat ini akibat dari penerapan sistem yang disebut orang sebagai neolib?

Justru ini, kita lebih banyak lunak terhadap kekuatan-kekuatan asing. Itulah bentuk lemahnya posisi kita. Untuk itu, ke depan kita harus pakai kekuatan nega12 Garuda Magz - Agustus 2011

Penguasa kita tidak bodoh. Mereka ada banyak pilihan. Mereka memilih suatu sistem pasar bebas. Karena bebas, akhirnya ya bebas saja. Contoh sektor pertanian kita, hanya 2,5 persen dari APBN, padahal 60 persen masyarakat kita ada di pedesaan dan tidak adanya perlindungan sama sekali buat petani. Kalau kita lihat di Amerika, Jepang, Korea, atau negara maju lainnya, justru petani dilindungi, diberikan subsidi. Kok di Indonesia, negara berkembang bukan industri, belum kaya apalagi punya industri maju, kok tidak dilindungi? SBY dan Boediono kan tidak bodoh. Saya heran dengan mereka itu?

Bukannya tidak tegas. Tapi tidak mau dan tidak ingin menegakkan hukum.

Anda pernah belajar politik, apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan bangsa ini berdaulat dari segi ekonomi dan politik?

Apakah karena tidak ada keberpihakan?

Nah itulah. Karena tidak berpihak

Saya ambil contoh tahun 19601965, ada tokoh kulit hitam, Martin Luther King, yang memperjuangkan hak-hak kulit hitam di Amerika. Saya banyak belajar dari perjuangan dia. Begitu pula dengan para negarawannya yang tegas dan berani menegakkan hukum, membela yang lemah, meski pun waktu itu juga ada penolakan dari para penguasa daerah (negara bagian) saat kaum kulit hitam menuntut keadilan. Jadi perlu perjuangan untuk memaksa pimpinan nasional kita agar berani menegakkan hukum, membela kaum lemah yang juga bagian dari rakyat Indonesia.

Apakah ini yang membuat Anda terjun ke politik?

Ya, saya ikut mendirikan Partai Gerindra dengan dua alasan. Pertama, Indonesia harusnya lebih bagus dalam segi ekonomi, tapi kok kalah dengan Vietnam, India, dan China. Heran saya, kok bisa kalah dengan negara Vietnam. Kedua, saya turut perihatin dengan perkembangan politik bangsa kita yang kian tak karuan. Kita harus membela Pancasila. Saya yakin tanpa Pancasila Indonesia hancur. Saya yakin itu. Indikasinya jelas. Saya sendiri termasuk dari kaum minoritas, tapi saya ini orang Jawa yang mayoritas. Tapi kan kita tidak boleh menggunakan istilah mayoritas, minoritas. Semua sama statusnya, seharusnya tidak ada pilih kasih. Kalau itu terjadi, Indonesa bakal hancur.

Pancasila adalah harga mati, final. Gerindra didirikan untuk membela dan melestarikan Pancasila. Kita tidak jauh-jauh, kenapa Belanda bisa menjajah negara kita selama 3,5 abad. Karena kita diadu domba Belanda. Syukur pada akhirnya kita disatukan oleh Pancasila. Tapi sekarang ini, sepertinya pemerintah tidak peka.

masuk ke parpol dan ke DPR. Dari situ kita bisa menentukan.

Apa yang dilakukan Gerindra menjelang 2014?

Apakah ini harus lewat parpol?

Terus terang saya sudah capek jadi pengamat. Pak Prabowo juga sudah bosan jadi penonton. Saya kira Gerindra ingin jadi penentu nasib bangsa. Maka kita harus masuk politik, kita harus

Kita sekarang sedang ikut pilkada di beberapa daerah. Kita mampu bersaing dan tampil jadi pemenang. Mudahmudahan ini sebagai pertanda bahwa arah masyarakat sudah menuju ke kita. Memang, partai kita masih baru berumur tiga tahun, tapi seiring dengan itu, kita terus berbenah diri untuk kemudian membenahi kondisi bangsa dan negara ini.

Hashim Djojohadikusumo
Tempat tanggal lahir: Jakarta, 5 Juni 1954 Jabatan: - Ketua Badan Seleksi Organisasi Partai Gerindra - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra - Ketua Dewan Pembina GERBANG - Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi)

lalu apa yang akan dilakukan Gerindra?

Sebagai partai nasionalis, bisa dilihat dari manivesto perjuangan kita.

Garuda Magz - Agustus 2011

13

NEWS & EVENT

Foto : Garuda

Kader Dilarang Ikut Studi Banding


dari hasil kunjungan atau studi banding itu tidak jelas. Sampai sekarang negara kita berjalan seperti ini, katanya lagi. Karena itu, Gerindra melarang keras kadernya bepergian ke luar negeri dengan biaya negara untuk tujuan yang mengada-ada. Kami ingin menegaskan kembali bahwa haram hukumnya bagi kader Gerindra yang ikut kegiatan tersebut tanpa tujuan dan hasil jelas, tegas Hashim. Dia menilai anggaran perjalanan dinas ke luar negeri pejabat negara terlalu tinggi dan tidak realistis. Gerindra mengusulkan anggaran perjalanan dinas ke luar ngeri pejabat negara dipangkas dan alokasinya dialihkan untuk program lain yang lebih konkret dan realistis, terutama program untuk penanggulangan kemiskinan. Menurut Hasyim, kalau perjalanan dinas ke luar negeri pejabat negara memberikan hasil optimal masih bisa dimaklumi. Tapi kalau hanya untuk pelesir sangat disayangkan. Kunjungan anggota DPR RI ke Yunani di Eropa pada 2010 untuk mempelajari etika, misalnya. Kunjungan tersebut menghabiskan anggaran Rp 3 miliar, tapi informasi yang diterima masyarakat justru kurang mengenakkan, katanya. Hasyim juga menilai, banyak persoalan di Indonesia yang lebih penting untuk dibiayai daripada kunjungan kerja ke luar negeri pejabat negara. Ia mencontohkan, infrastruktur, yakni banyak jalan antar kabupaten di daerah pedalaman di Indonesia yang kondisinya rusak parah. Padahal, infrastruktur jalan raya sangat vital untuk akses masyarakat dan mendukung pertumbuhan daerah, katanya.

artai Gerindra kembali mempertegas larangan kadernya melakukan kunjungan ke luar negeri dengan alasan studi banding. Hal itu diungkapkan anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo. Menurutnya, salah satu alokasi APBN yang banyak terkuras adalah anggaran untuk melakukan studi banding atau kunjungan-kunjungan bagi para anggota DPR dan pemerintah. Dari data yang kami miliki, alokasi untuk kegiatan tersebut mencapai Rp 21 triliun. Itu sungguh angka yang fantastis hanya untuk acara yang tidak jelas hasilnya, ujarnya. Sebab, kata Hashim, sejauh ini hasil kegiatan itu belum menunjukkan implikasi yang signifikan bagi perkembangan bangsa. Apa yang sudah dilakukan Garuda Magz - Agustus 2011

14

DPD Gerindra
Sulawesi Selatan
Mengucapkan Selamat Berpuasa

Ketua DPD Sulawesi Selatan Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLM dan Seluruh Kader Gerindra Sulsel
Garuda Magz - Agustus 2011 15

NEWS & EVENT

Foto : Istimewa

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) belum memberi porsi yang memqadai kepada sektor pertanian. Seperti yang tertuang di APBN 2010, sektor pertanian hanya mendapat porsi di bawah 2,5 persen. Ini tak menunjukkan keperpihakan pada sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia, kata Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Untuk tahun 2010, tradable sector yang notabene menyerap 55,62 persen tenaga kerja hanya tumbuh 15,7 persen. Pertumbuhan terbesar tradable sector adalah sektor pertanian yang mencapai 7,94 persen. Bandingkan dengan sektor non-tradable yang tumbuh 80 persen lebih. Yaitu sektor konsumsi (listrik, air, dan gas) tumbuh 20,63 persen. 16 Garuda Magz - Agustus 2011

Sektor Pertanian di Bawah 2,5 Persen

Padahal hanya menyerap 1,3 persen tenaga kerja, ungkapnya. Ketua Badan Komunikasi Partai Gerindra ini juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi tidak sebanding dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini memunculkan paradoks pertumbuhan ekonomi. Walaupun ekonomi tumbuh positif, namun belum mampu menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan secara signifikan. Paradok ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi tak berkualitas, jelas Fadli. Partai Gerindra mengusulkan memasukkan indeks pengentasan kemiskinan dan indeks penyerapan tenaga kerja sebagai salah satu variabel asumsi makro dalam penyusunan APBN. Selama ini, asumsi makro hanya terdiri atas pertumbuhan ekonomi, inflasi, kurs nilai tukar, bunga SBI, harga minyak dunia, dan lifting minyak, ungkapnya.

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai Partai Gerindra telah salah urus. Penyerapan anggaran yang tidak maksimal, bocornya penerimaan, dan belanja modal tidak efektif dan boros membuat masyarakat terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang diciptakan oleh pemerintah. Ketua Badan Komunikasi sekaligus Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menyusun tujuh indikator yang mencerminkan salah urus APBN oleh negara. Pernyataan politik itu disampaikan bersama Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dan anggota Komisi XI dari Fraksi Gerindra, Sadar Subagyo saat menggelar konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Jakarta, akhir bulan lalu. Indikator pertama, Gerindra melihat pertumbuhan ekonomi tidak seban-

APBN Salah Urus

ding dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan positif ekonomi ternyata belum mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Kami mengusulkan indeks pengentasan kemiskinan dan indeks penyerapan tenaga kerja dimasukkan dalam asumsi makro penyusunan APBN, papar Sadar Subagyo. Selama ini, Sadar menyebutkan, asumsi makro dalam penyusunan APBN hanya menyertakan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, kurs nilai tukar, bunga SBI, harga minyak dunia, dan lifting minyak. Gerindra juga menyayangkan pertumbuhan ekonomi hanya terjadi pada sektor non-tradedable yang menjadi indikator kedua. Jika sektor non-tradable untuk konsumsi (listrik, air, dan gas) naik 80 persen pada 2010, sektor tradable hanya tumbuh 15,7 persen. Dari sektor tradable, sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar dengan pertumbuhan 7,98 persen. Ironisnya, sektor non-tradable hanya menyerap 1,3 persen tenaga kerja, padahal sektor tradable mampu menyerap hingga 55,62 persen. Alokasi dana APBN untuk pertanian hanya 2,5 persen. Tidak ada keberpihakan negara kepada sektor yang menjadi mata pencarian sebagian besar masyarakat, ujar Subagyo. Pada indikator ketiga, penerimaan pajak Indonesia yang saat ini berkisar 12-13 persen hanya terlihat lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kamboja, Bangladesh dan Pakistan. Tetapi jauh tertinggal dari Malaysia, Thailand serta Filipina. Hitungan Gerindra, jika negara mampu menaikkan tax ratio hingga 16 persen, penerimaan negara akan meningkat hingga Rp 258 triliun sehingga penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.320 triliun. Gerindra mendesak pemerintah fokus meningkatkan tax ratio sehingga utang luar negeri dapat dilunasi dan menggerakan ekonomi. Gerindra juga menyoroti penyerapan anggaran yang tidak rasional. Sementara belanja pegawai mampu terealisasi hingga 80 persen, pemerintah hanya mampu membelanjakan modal kurang dari 50

persen. Anehnya, dalam satu bulan sebelum akhir tahun anggaran, pemerintah mampu menggenjot persentase hingga 100 persen. Ritual menghabiskan anggaran menjadi tradisi yang kami nilai tidak efektif dan pemborosan. Indikasi negara salah urus APBN ini dikuatirkan Gerindra menjadi titik awal Indonesia menuju negara gagal. Untuk mencegahnya, Gerindra mendesak pemerintah menghentikan kebocoran dan keborosan anggaran, dan berkomitmen menjadikan APBN sebagai instrumen menyejahterakan rakyat.

si, kata Hashim. Itu berbeda dengan Partai Gerindra yang selama ini mendukung pemerintah dalam melakukan kontrol. Kita banyak dukung upaya pemerintah mengontrol atau mengendalikan, katanya. Namun, tegasnya, dalam politik segala hal bisa muncul. Secara pribadi hubungan keluarga kami baik, ujarnya.

Sri Mulyani Tak Dipinang


Kabar mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menjadi calon presiden (capres) RI pada 2014, kian santer terdengar. Kendati demikian, Partai Gerakan Indonesia Raya dengan tegas tidak akan meminang Sri Mulyani yang dianggap menganut paham neo liberal. Inikan demokrasi siapa saja boleh maju. Gerinda saya kira tidak akan menggaet Sri Mulyani, kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo. Hashim beralasan, Sri Mulyani menganut sistem neo liberalism. Menurut dia, neo liberalisme harus dibatasi. Seperti yang selama ini didukung Sri Mulyani harus dimodifikasi atau dibata-

Gerindra Siap Usung Djan Faridz untuk DKI Satu


Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta siap memberikan dukungan politiknya kepada Djan Faridz dalam pemilihan Gubenur DKI Jakarta 2012 mendatang. Siapa pun yang memiliki visi dan komitmen yang sama dengan kita ya kita dukung, kata Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik awal Agustus lalu. Dalam penjelasannya Taufik mengatakan ada beberapa kriteria calon yang akan menjadi pertimbangan partai Gerindra dalam mengusung calon Gubernur Jakarta yang akan datang. Bukan hanya sosok ketokohan, namun juga memiliki semangat visi partai yakni ekonomi kerakyatan dan pemberantasan kemiskinan. Itu saja salah satu yang menjadi prioritas kita, ujarnya. Garuda Magz - Agustus 2011 17

Foto : Istimewa

Foto : Istimewa

NEWS & EVENT


Djan Faridz menurutnya menjadi salah satu calon yang tengah digodok untuk dicalonkan dalam pemilihan nanti. Karena memang dia salah satu yang sudah meminta kepada kita, ujarnya. Dengan kapasitasnya selaku Ketua Dewan Tanfidziyah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, sosok Djan bisa memberikan keuntungan tersendiri dalam pemilihan Gubernur nanti. Kekuatan basis NU sudah tidak dipungkiri lagi, ungkapnya. Selain Djan Faridz, partai besutan Prabowo Subianto itu tengah mengodok beberapa nama yang akan diusung yakni calon incumbent Fauzi Bowo, serta Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli. Sementara itu, Djan Faridz dalam penjelasannya siap membawa aspirasi dukungan warga Partai Gerindra. Menurutnya, Nahdlatul Ulama dan Gerinda memiliki kesamaan visi dalam hal ekonomi kerakyatan dan pemberantasan kemiskinan. Hal itu sudah menjadi tradisi sejak lama di NU, ujarnya. Juru Bicara Fraksi Partai Gerindra DPR Martin Hutabarat menanggapi pernyataan Marzuki yang menginginkan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan jika para pemimpinnya terbukti melanggar kode etik. Fraksi Gerindra lebih cenderung untuk mengingatkan Marzuki agar lebih hati-hati bicara kepada pers menyangkut soal hukum atau soal apapun yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat ba-nyak, kata Martin. Martin juga meminta para staf ahli Ketua DPR dievaluasi. Pasalnya para staf ahli dinilai kurang memberi masukan kepada Marzuki. Hal tersebut menurutnya dapat terlihat karena sudah sering Marzuki melontarkan pernyataan kontroversional. Lebih jauh Martin menegaskan jika perlu para staf ahli Ketua DPR yang dinilainya tidak becus bekerja untuk segera diganti. Kita perlu menjaga kredibilias DPR ke depan. Dan paling penting berperan menjaganya adalah Ketua DPR, pungkasnya. Lelang dapat dilakukan Pemprov DKI bila ada dana yang diberikan Kementerian Keuangan untuk dijadikan modal penyertaan. Namun hingga saat ini belum ada, ujar Sanusi. Berdasarkan hal tersebut, pihaknya mempunyai usul bila lelang dilakukan PT MRT dan dana tersebut diberikan langsung pada PT MRT lengkap dengan regulasinya. Menurutnya bila lelang dilakukan PT MRT, maka proses lelang tidak akan terkendala dengan masalah jabatan Gubernur DKI terkait proses pengembalian peminjamannya. Hal ini berkenaan dengan adanya aturan dari Kemendagri yang menyebutkan pinjaman harus diselesaikan pada masa jabatan Gubernur. Bila PT MRT yang memegang proses lelang, akan terjamin dan tidak terkendala masalah jabatan Gubernur. Tentunya solusi tersebut harus disertai dengan regulasi yang jelas, ucapnya. Selain MRT, Gerindra juga mengusulkan solusi dalam mengatasi kemacetan di Jakarta. Sanusi menuturkan Pemprov DKI dapat mencoba uji coba penggunaan jalur busway yang mana memperbolehkan taksi, bus pariwisata, maupun bus pegawai non komersil untuk melintas di jalur tersebut. Alasannya karena kendaraan yang dimaksud tidak berhenti di halte busway dan dapat mengurangi beban kemacetan di Jakarta. Namun usulan ini sepertinya bertolak belakang dengan rencana Pemprov DKI yang akan mencoba menerapkan sistem contraflow dimana lajur bus Transjakarta akan berlawanan arah dengan lalu-lintas jalan-jalan sekitarnya. Sehingga jika ada pengendara yang menerobos jalur busway, akan berhadapan dengan bus Transjakarta.

Lelang Proyek MRT Diusulkan Diberikan Pada PT MRT Jakarta


Rencana pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) turut menjadi sorotan DPRD DKI khususnya dari fraksi Partai Gerindra. Gerindra mengusulkan agar lelang proyek MRT diberikan sepenuhnya kepada PT MRT Jakarta. Hal ini disampaikan anggota fraksi Partai Gerindra, Mohamad Sanusi, yang mengatakan pelaksanaan MRT harus dibentuk lembaga yang sah menurut hukum untuk melakukan lelang investasi. Menurutnya persoalan yang terkait lelang terjadi karena belum adanya kesepahaman tentang siapa yang berwenang melakukan proses tender. Sementara itu peraturan lelang menyebutkan lelang harus dilakukan oleh lembaga yang memiliki dana, dalam hal ini adalah Jepang.
Foto : Istimewa

Marzuki Harus Hati-hati Bicara


Ketua DPR Marzuki Alie diminta hati-hati dalam mengeluarkan pendapatnya ke publik. Pasalnya yang bersangkutan duduk di lembaga yang mengatasnamakan rakyat. Marzuki bukan sekadar pimpinan partai atau perusahaan. Pernyataan ini diungkapkan 18 Garuda Magz - Agustus 2011

Foto : Istimewa

Kader Gerindra Jangan Terlena


Tak dipungkiri, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Bekasi sebagai partai pendatang, dapat mengirimkan legislatif di DPRD Kota Bekasi dan DPR RI. Namun, keberhasilan tersebut bukan sesuatu yang membuat para kader terlena. Kader-kader Gerindra harus terbangun dan bersiap menyongsong pemilu 2014. Meski masih sekitar dua tahun lagi, hakikatnya Gerindra adalah perjuangan dan selalu berada di hati rakyat, demikian ditegaskan Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, dalam sambutannya saat pelantikan pengurus DPC Partai Gerindra periode 2011 2016, di Bekasi akhir bulan lalu. Dalam kesempatan itu, Hashim mengingatkan para kadernya tentang pentingnya melakukan konsolidasi dan membangun kader menjadi kader-kader yang loyal, militan dan selalu berpihak pada rakyat kecil. Sementara Ibnu Hajar Tanjung, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, menggantikan ketua sebelumnya H.Warmin menyatakan kesiapannya menjalankan amanah partai. Tak hanya

itu, Ibnu pun menegaskan akan bekerja keras membangun partai serta akan terus berada di tengah-tengah masyarakat Kota Bekasi. Gerindra Kota Bekasi juga, menurutnya, bertekad dan akan memperjuangkan sekuat tenaga untuk membawa Probowo Subiyanto menjadi Presiden Indonesia. Kami akan bekerja keras untuk kemajuan partai dan akan senantiasa bersama masyarakat. Dan berusaha memenangkan Prabowo menjadi Presiden, ujar Ibnu dalam sambutannya di harapan para petinggi Gerindra, diantaranya Ketua Umum DPP Gerindra Suhardi, anggota DPR-RI dari dapil Bekasi dan Depok, Nuroji.

Partai Gerindra Tak Ingin Sekedar Lolos


Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tak ingin sekedar lolos dalam verifikasi tapi harus menang. Tak hanya itu, seluruh kader Gerindra pun harus terus berjuang membenahi kondisi internal partai untuk menyongsong pemilu 2014. Karena memang, partai Gerindra merupakan partai perjuangan

dan akan terus berjuang untuk rakyat Indonesia. Demikian ditegaskan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Nasional di Aula kantor DPP Partai Gerindra, bulan lalu. Prabowo menegaskan, perjuangan kader tak sebatas pada kesiapan verifikasi saja, tapi sejatinya masih ada banyak yang harus dilakukan setelah verifikasi ini. Memang Gerindra masih baru berusia tiga tahun, tapi rasanya dan dalam kenyataan di lapangan arah masyarakat mulai mengarah kepada Gerindra. Sangat dirasakan, arah masyarakat tengah menuju ke kita, tegasnya. Sebelumnya hal senada diungkapkan Ketua Badan Seleksi Organisasi (BSO) Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, banyak hal yang harus dilakukan dan diselesaikan para kader dalam menyikapi hasil verifikasi internal yang dilakuan seluruh DPD yang baru saja dilaporkan dalam rakor tersebut. Selaku Ketua BSO, saya mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya atas kerja keras para kader di daerah yang telah melakukan verifikasi ini. Namun yang lebih penting lagi adalah tindak lanjut dari hasil verifikasi ini, masih banyak yang harus kita benahi, ujarnya. Garuda Magz - Agustus 2011 19

MENUJU 2014
akan menyambut baik hal ini. Adapun untuk pembahasan PT di Setgab, PKB juga tetap akan mengawalnya. Secara intensif memang hal ini akan dibahas di Setgab setiap minggunya

Gerindra Inginkan PT Tiga Persen


DPP Partai Gerindra menegaskan berada dalam posisi defensif terkait rencana penambahan ambang batas parlemen atau Parliamentary Treshold (PT) yang diprediksi sampai lima persen untuk pemilu 2014. Sebenarnya kami ingin menambah setengah persen saja dari sebelumnya, yakni menjadi tiga persen. Tetapi, kalaupun hasilnya nanti mengharuskan lima persen ya kami juga siap saja, ucap Wakil Ketua Umuim DPP Partai Gerindra, Fadli Zon. Hanya saja, kata Fadli Zon, demi efektifitas pemerintahan sebagai alasan penambahan PT sampai lima persen yang diusulkan beberapa partai besar tidak cukup rasional. Sebab, perjalanan pemerintahan dengan komposisi partai yang ada di DPR sama sekali mempengaruhi program-program yang dilakukan pemerintah. Bahkan, dengan persentase itu justru mencederai proses demokrasi. Karena, akan banyak suara rakyat yang hilang, katanya. Ia menilai, upaya tersebut hanyalah sebagai instrumen untuk menetapkan oligarki partai di parlemen saja. Karena dengan PT lima persen, parpol yang akan duduk lebih dari tiga partai. Saya rasa 9-10 parpol yang berhak mendapatkan kursi di parlemen itu masih batas kewajaran, kami masih konsisten pada dua setengah hingga tiga persen saja, tegasnya.

Foto : Istimewa

i )

Gerindra Siap Lobi Partai Menengah


Partai Gerindra siap melobi empat partai menengah yang ada di Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi untuk menyeragamkan pandangan mengenai angka parliamentary threshold (PT). Partai menengah yang dimaksud di antaranya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN). Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, partai menengah yang ada di Setgab rata-rata kecewa dengan partai-partai besar yang mengusung angka PT di atas empat persen. Melihat hal ini, pihaknya merasa ada keseragaman pandangan. Kami ingin usung angka PT 2,5 - 3%. Tapi kami tidak dalam posisi defensif. Untuk itu, kita akan lobi dengan PPP, PKS, PAN, PKB. Partai menengah yang ada di Setgab akan kami ajak untuk menyamakan pandangan soal PT. Kemungkinan 20 Garuda Magz - Agustus 2011

penyeragaman PT akan ditetapkan di angka tiga persen, katanya di Jakarta kemarin. Di samping partai menengah yang ada di Setgab, pihaknya juga sudah memiliki kesepahaman dengan Partai Hanura. Menurut dia, PT tidak ada urusannya dalam efektivitas pemerintahan. Sebenarnya, jika PT diusung lima persen pun Gerindra akan siap. Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal mengatakan, pihaknya menyambut baik keinginan Gerindra untuk menyeragamkan pandangan soal angka PT. Menurut dia, kemungkinan lobi-lobi dengan partai lain di luar Setgab masih sangat terbuka lebar. Namun, satu hal yang paling penting adalah adanya kebersamaan terlebih dahulu di Setgab soal PT ini. Pasalnya, Setgab menjadi landasan bagi koalisi untuk bisa menyeragamkan pandangan. Tentu saja apa pun keputusan politik yang dikeluarkan Setgab harus disepakati semua partai yang ada di dalamnya. Sementara itu, Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar mengemukakan, sejak lama pihaknya sebenarnya sudah memiliki kesepahaman dengan Gerindra soal angka PT. Untuk itu jika Gerindra ingin membuka pintu lobi, tentu saja pihaknya

Partai-partai yang gagal meraih kursi parlemen pada Pemilu 2009 atau sering disebut partai gurem mulai menyusun kekuatan menghada-

Partai Tak Lolos PT Siap Ikut Pemilu Lagi

pi Pemilu 2014. Semangat mereka tumbuh setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan kewajiban verifikasi ulang bagi parpol yang sudah berbadan hukum dan mengikuti Pemilu 2009. Sejumlah parpol gurem seperti Partai Barisan Nasional (Barnas), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Parta Damai Sejahtera (PDS) kembali menghimpun jaringannya di daerah. Kami sudah membentuk tim khusus dan melakukan langkah untuk mengembalikan kekuatan jejaring di daerah. Dengan dipoles sedikit, kita tinggal berjuang untuk bersaing pada Pemilu 2014. Bahkan kita sudah yakin melampaui PT tiga persen, ujar Ketua Umum DPP PPRN Amelia Ahmad Yani. PPRN sendiri mengaku tidak akan sulit bagi mereka mengikuti Pemilu 2014 meski harus melewati verifikasi di KPU. Sebab, imbuh dia, proses verifikasi KPU tersebut tidak akan dipersulit karena perubahan UU pemilu hanya memperketat PT tanpa mengotak-atik masalah verifikasi ikut pemilu. Bahkan saya sudah bicara sama Ketua DPR Pak Marzuki Alie. Dia bilang bahwa parpol yang ikut Pemilu 2009 jalannya pasti lancar. Terlebih kita

juga punya modal politik berupa 213 anggoata DPRD di beberapa daerah. Jadi pertarungan kita nanti ada saat berusaha melampaui parliamentary thereshold (PT). Jadi pertarungannya nanti untuk lolos PT, ungkap Amelia. Sementara itu, PKNU mengaku mulai merancang strategi dengan menggandeng sejumlah tokoh tingkat kecamatan dan kiai desa agar ikut membesarkan partai. Kita malah siap bertarung meski syarat verifikasi diterapkan. Namun dengan pembatalan syarat tersebut, kita makin tenang dan sudah memiliki peta pemenangan menghadapi Pemilu 2014, ujar Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat PKNU Tohadi. Selain upaya internal, PKNU juga mengusulkan agar pemberlakuan PT yang tinggi harus diikuti penerapan sistem penggabungan atau konfersi suara yang diperoleh sejumlah partai kecil. Sistem tersebut lebih menjamin tidak ada suara rakyat yang dihanguskan.

Partai Menengah Siap Boikot


Sebagian besar fraksi sudah bersepakat jumlah daerah pemilihan (dapil) calon anggota DPR pada Pemilu 2014 tetap seperti Pemilu 2009. Karena itu, partai menengah siap memboikot dan mengulur waktu pembahasan jika tiga partai besar ngotot dengan usulan menambah jumlah dapil. Jika kita mau melawan, caranya dengan menghambat, yakni dengan tidak datang dalam pembahasan agar tidak kuorum. Sebab, kalau tiga partai besar itu sudah bersepakat tidak bisa dicegah lagi, karena kalau voting pasti menang, kata Wakil Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Politik Agus Poernomo. Dia mengungkapkan, saat pembahasan di

Foto : Istimewa

Badan Legislasi (Baleg) memang sempat muncul wacana penambahan jumlah dapil dengan asumsi dapil yang terlalu luas wilayah geografisnya dipecah dan alokasi kursinya menjadi antara 3 - 8 kursi tiap dapil. Namun akhirnya semua disepakati tidak berubah. Jumlah dapil tetap 77 dengan alokasi antara 3 - 10 kursi, ujarnya. Agus mengakui bahwa bisa saja wacana itu kembali diangkat setelah terbentuknya Pansus RUU Pemilu. Namun, eloknya partai besar tidak memaksakan kehendak karena pembahasan parliamentary threshold (PT) saja susah mencari titik temu. Rencana merevisi jumlah dapil ini sudah diwarnai dengan perdebatan antara kubu yang mendukung dan menolak. Parpol besar menginginkan jumlah dapil ditambah dengan alasan representasi dan demi kedekatan anggota Dewan dengan konstituennya.Namun, partai menengah tidak sependapat karena hal itu hanya akan menguntungkan partai besar. Hal senada diungkapkan anggota Komisi II DPR dari FPKB Abdul Malik Haramain. Dia mengungkapkan, FPKB akan tegas menolak usulan tersebut jika ada fraksi yang mencoba mengungkit kembali di Pansus. Upaya itu tidak ada dalam agenda perubahan resmi UU Pemilu di Baleg, ungkapnya. Untuk itu, fraksinya juga akan berupaya sekuat tenaga untuk membatalkan rencana partai-partai besar jika mereka tetap memaksakan untuk kembali mengusulkan perubahan pasal mengenai masalah komposisi dapil dan alokasi kursinya. Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) AW Thalib mengatakan, partai menengah harus mengantisipasi jika di Pansus nanti usulan penambahan dapil diungkit kembali. Bagi dia, usulan menambah jumlah dapil dengan mengurangi jumlah anggota DPR terpilih setiap dapilnya dari 3 - 10 menjadi 3 - 8 orang itu sangat berbahaya. Usulan itu hanya untuk melanggengkan kekuasaan partai besar, sementara partai tengah dan partai kecil akan mati, tegas Thalib. Garuda Magz - Agustus 2011 21

PROFIL

a g

Putih Sari Taslam

Terinspirasi Perjuangan sang Ayah


Usianya baru 24 tahun ketika ia memutuskan terjun ke dunia politik. Kala itu, Agustus 2008, tekad perempuan kelahiran Jakarta, 20 Juli 1984 ini, telah bulat bergabung dalam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Garis perjuangan politik yang diusung partai besutan Prabowo Subianto ini menggerakkan hatinya untuk ikut mengembalikan kedaulatan bangsa dari segala keterpurukan.
Naskah Oleh Hayat Fakhrurrozi

Foto : Dok. Pribadi

22

Garuda Magz - Agustus 2011

aya setuju dengan garis perjuangan politik Gerindra yang tegas-tegas ingin memenangkan sistem ekonomi kerakyatan sebagai koreksi terhadap sistem ekonomi liberal yang berlaku selama ini, ucapnya, mantap. Sistem ekonomi liberal, disebutnya, nyata-nyata hanya menguntungkan pelaku ekonomi bermodal kuat, para kapitalis. Putih Sari Taslam, perempuan muda itu, akhirnya mencalonkan diri dalam Pemilihan Anggota Legislatif 2009. Langkah ke arah itu jelas tidak mudah. Sebagai anak bawang di panggung politik, ia mesti melalui jalan berliku dan penuh gelombang agar bisa menjejakkan kaki di Senayan. Berada di Daerah Pemilihan (Dapil) VII Jawa Barat meliputi Kabupaten/ Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta, Putih harus bersaing dengan sejumlah politisi yang namanya sudah dikenal di Indonesia. Di situ ada Ade Komarudin dan Nurul Arifin dari Partai Golkar, ada pula Hary Kartana, mantan Direktur Utama Indosat dari Partai Demokrat. Sementara saya boleh dibilang masih anak bawang, dia merendah. Tapi nama-nama itu tidak membuat nyali anak bawang itu ciut. Persaingan yang sengit justeru membuat semangatnya bertarung memperebutkan hati rakyat kian menggelora. Selama masa kampanye, ia menyambangi para konstituen hingga ke pelosok-pelosok kampung. Putih bahkan sampai masuk ke sebuah kampung terpencil di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta daerah yang tidak didatangi calon lain. Masamasa itu waktunya lebih banyak dihabiskan di daerah pemilihan. Saya hanya seminggu sekali pulang ke rumah, dokter gigi lulusan Universitas Trisakti ini mengisahkan pengalamannya. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Putih mengumpulkan 27.341 suara. Jumlah ini cukup menjadi tiket baginya untuk melangkah masuk berkantor di Senayan, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Ia termasuk salah seorang dari tiga anggota DPR-RI termuda.

Perjuangannya tak berakhir sebatas menyandang status anggota parlemen. Duduk di Komisi IX membidangi kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi, serta kependudukan ia merasa berkewajiban melakukan aktivitas legislasi dan pengawasan terhadap kinerja mitra kerjanya di pemerintahan. Kewajiban itu terutama yang menyangkut upaya perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan para pekerja dan buruh. Di komisi ini, kesehatan dan tenaga kerja boleh jadi bidang yang nyaris tak pernah usai dirundung masalah. Mulai dari penyiksaan TKI/TKW, tuntutan kesejahteraan dan upah yang layak bagi karyawan atau buruh, biaya pengobatan yang tak terjangkau, minimnya fasilitas kesehatan, jaminan sosial, dan lainnya. Belum lagi persoalan program Keluarga Berencana (KB) yang nyaris tak diperhatikan lagi. Selain di Komisi IX, Putih juga dipercaya menjabat bendahara fraksi dan anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR-RI. Di luar pekerjaan di DPR, ia tetap berkecimpung di organisasi sayap partai: PIRA (Perempuan Indonesia Raya). Mau tidak mau, ia mesti pandai-pandai membagi waktu untuk bisa menjamah berbagai aktivitas tersebut.

Menurut Putih, kondisi perpolitikan sekarang ini sangat memprihatinkan. Itu bisa dilihat dari bagaimana politik luar negeri, politik pertahanan, politik ekonomi, termasuk politik kebudayaan negeri ini. Sungguh sangat mengecewakan, ucapnya. Akibat dari kondisi perpolitikan itu, lanjut Putih, sepertinya negara ini sudah tidak punya jati diri lagi sebagai bangsa yang bermartabat dan berdaulat. Untuk itu, sebagai anggota DPR, ia banyak berharap lembaga yang kini ditempatinya itu bisa efektif dan maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya demi mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa. Inilah tugas saya dan teman-teman di DPR maupun partai untuk mengembalikan kedaulatan bangsa ini, tegasnya. Putih tak tinggal diam menghadapi kenyataan itu. Ia pun kerap menghabiskan waktu luangnya untuk belajar mendalami akar permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Tidak jarang ia berkonsultasi dengan ayahnya, Haryanto Taslam, salah seorang pengurus Partai Gerindra. Sang ayah, bagi Putih, bukan sebatas konsultan, tapi sekaligus sumber insiprasi. Semangat perjuangan HaryantoTaslam di panggung politik setidaknya menjadi inspirasi baginya saat melangkah ke dunia politik. Garuda Magz - Agustus 2011 23

Foto : Dok. Pribadi

SOSOK

Ketika gerakan reformasi bergulir, Idham Khalid berada dalam bagian dari upaya gerakan moral tersebut. Mau tidak mau gelombang itu membawanya ke pusaran arus politik praktis. Ia pun ikut terlibat dalam upaya reformasi struktural di partai politik yang menjadi gerbong politiknya saat itu.

Dedikasi untuk rakyat

Wasekjen DPP Partai Gerindra

idham khalid

Naskah dan Foto Oleh Hayat Fakhrurrozi

24

Garuda Magz - Agustus 2011

api sejak tiga tahun silam, ia memilih bergabung di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Keterlibatan itu bermula ajakan beberapa temannya. Kala itu, tahun 2008, beberapa temannya seperti Ahmad Muzani dan Haris Bobihoe mengajak Idham untuk terjun kembali ke panggung politik. Rupanya, mereka mengajak bergabung di Partai Gerindra yang saat itu masih dalam proses pendirian. Idham menganggukkan kepala. Ia seakan mendapat angin segar dalam hidupnya setelah sekian lama vakum di dunia politik. Terlebih setelah ia mempelajari dan memahami manivesto perjuangan Partai Gerindra yang menawarkan perubahan dalam membangun kembali Indonesia raya.

Idham akhirnya diminta membantu persiapan verifikasi Partai Gerindra. Salah satu persyaratan mutlak verifikasi faktual tersebut adalah adanya kartu anggota. Untuk menjalankan misi tersebut, dibentuklah Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) yang pada akhirnya menjadi bagian dari sayap Partai Gerindra. Di sayap inilah Idham ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal. Dalam perjalanan waktu, pria kelahiran Pare-pare, 6 Agustus 1968, ini kemudian dipercaya menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Salah satu tugasnya sebagai fungsionaris partai, Idham menjadi bagian dari tim nasional verifikasi partai. Ia ditunjuk menjadi kordinator untuk Provinsi Sulawesi Selatan. Di tengah kesibukannya menjadi staf ahli salah satu anggota DPR Komisi IV, Idham menjalankan tugasnya, memverifikasi internal partai di seluruh Sulawesi Selatan.

Yang kita lakukan tidak hanya untuk bisa lolos verifikasi, tapi Gerindra siap menang

Rupanya, dalam menjalankan tugas ini, ia tak banyak mengalami kendala. Pasalnya, ketika ia berkunjung ke daerah Sulawesi Selatan untuk mensosialisasikan masalah verifikasi itu, pengurus DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Sulawesi Selatan yang diketuai Andi Rudiyanto Asapa sudah membentuk tim tingkat daerah yang disebut korda (kordinator daerah). Ternyata setelah rakernas di Jakarta, beberapa hari kemudian Pak Rudi menggelar rakorda, salah satunya membentuk tim verifikasi tingkat daerah, ujarnya. Wilayah Sulawesi Selatan yang terbagi menjadi tujuh daerah pemilihan itu akhirnya berhasil diverifikasi dalam waktu yang tidak lama. Tapi ketika ia kembali bertandang ke Sulawesi Selatan untuk mengecek kesiapan verifikasi, ternyata ada masalah soal interpretasi tentang Surat Edaran Kesbang Propinsi seputar verifikasi yang hanya mensyaratkan batas minimal. Sementara kita maunya syarat maksimal, tegasnya. Pasalnya, menurut Idham, verifikasi yang dilakukan bukan sekadar untuk meloloskan Gerindra dalam proses verifikasi saja. Yang kita lakukan tidak hanya untuk bisa lolos verifikasi, tapi Gerindra siap menang, tandasnya. Setelah bekerja keras selama dua pekan, akhirnya Sulawesi Selatan sudah 100 persen, dari struktur kepengurusan hingga infrastruktur partai. Bahkan ada beberapa kantor DPC diminta pindah karena kurang representatif. Ia tak ingin sekadar melaporkan susunan kepengurusan, tapi memang ada orangnya, ada pula kantornya. Dia mengakui, upaya yang dilakukan jajaran pengurus DPD Sulawesi Selatan tak lepas dari kritikan internal partai. Ada yang menanyakan kenapa Partai Gerindra begitu sibuk sementara partai lain belum apa-apa.

Idham meyakinkan para pengurus DPC dan PAC, Kita mau tidak sekadar lolos, tapi menang. Makanya kalau kita mau bertanding, ya kita harus siap dari awal. Jadi kenapa kita repot ngurusin partai lain? Jawaban itu bisa meyakinkan kader partai Gerindra di daerah Sulawesi Selatan yang memang siap untuk menang. Idham tak ingin menjalankan tugas, baik sebagai wakil sekretaris jenderal maupun sebagai kader partai, dengan setengah hati. Dia meyakini, cara itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Ia selalu total dan dengan keihklasan. Untuk itu, sesulit apapun tugas yang diembannya akan terasa enteng jika dilakukan secara ikhlas. Yang jelas, menurut dia, perubahan harus melalui perjuangan. Perjuangan butuh dedikasi dan keikhlasan. Saya mendedikasikan diri ini untuk Gerindra dalam rangka memperjuangkan keberpihakan pada rakyat kecil, tuturnya.

Garuda Magz - Agustus 2011

25

OPINI

bukan Tuan di negeri sendiri


dr. Felicitas Tallulembang r.Asapa
Presiden Soekarno dikisahkan pernah memberikan bibitbibit pohon mangga ke Mesir. Dari Mesir, bibit-bibit ini juga disebarkan di Afrika. Saat ini, pasar-pasar swalayan di Indonesia mengimpor buah mangga dari Mesir dan Afrika. Ironis, memang.
ian lama kita semakin tidak menjadi tuan di negeri sendiri. Pasar kita dikepung produk luar negeri. Tak hanya barang yang diproduksi dengan teknologi tinggi, bahkan produk makan dan minum impor pun merajai pasar Indonesia. Dari makanan cepat saji sampai makanan ringan, bahkan makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik atau kaleng pun banyak dipajang di supermarket. Datanglah ke pusat perbelanjaan di Jakarta. Tengoklah barang yang ada di gerai-gerai yang ada di sana. Hampir semua gerai dipenuhi produk asing, mulai dari kosmetika, busana dan aksesorinya, tas, sepatu, bahkan sampai produkproduk perawatan kesehatan. Di pasarpasar tradisional pun produk impor seperti dari China memenuhi rak-rak 26 Garuda Magz - Agustus 2011

para pedagang. Perbelanjaan Mangga Dua dihiasi aneka jenis produk dari Negeri Tirai Bambu itu. Jalan-jalan raya di negeri ini berseliweran kendaraan produk Jepang. Produksi dalam negeri pada akhirnya tersisihkan. Produk sepatu Cibaduyut atau jins Cihampelas, misalnya, kian melorot karena serbuan produk luar. Dengan berbagai model dan harga yang murah, produk luar negeri menjadi pilihan masyarakat. Tak sedikit perajin yang akirnya berjualan produk luar karena pasarnya besar. Indonesia memang pantas jadi incaran produk asing dengan aneka jenis barang. Penduduk lebih dari 235 juta adalah potensi pasar yang sangat besar. Peluang pasar itu amat menjanjikan untuk berbagai jenis kebutuhan, tidak terkecuali dalam melengkapi kebutuhan gaya hidup.

Mengapa produk asing begitu mudahnya merajai pasar Indonesia? Pengalaman Dr Martha Tilaar, pengusaha kosmetika terkemuka Indonesia yang pernah dikisahkan dalam sebuah media mungkin bisa memberi jawaban atas realita itu. Dia bercerita, produk kosmetika yang dibuatnya susah sekali masuk ke mal-mal kelas menengah dan atas. Alasannya sungguh menyakitkan: karena produk lokal. Di mal-mal memang lebih dominan produk luar negeri, seolah-olah produk lokal tidak bermutu tinggi. Pengalaman itu justru memacu Martha Tilaar untuk terus berinovasi menghasilkan produk bermutu tinggi. Inovasiinovasi itu melahirkan produk yang tak kalah dengan produk asing, termasuk produk dari pusat-pusat kecantikan di dunia, seperti dari Prancis, dan Jepang.

Kualitas memang menjadi masalah, tapi bukan satu-satunya. Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menilai maraknya produk China yang membanjiri pasar Indonesia disebabkan adanya per-aturan yang terlalu memudahkan impor dari negara lain. Sebaliknya untuk ekspor justru terkendala aturan yang berbelit-belit. Ketua Kadin, Suryo Bambang Susilo, saat mengikuti Indonesia Internasional Infrastructure 2011 di Jakarta, April 2011 lalu, menyatakan impor kita terlalu bebas, bahkan untuk produk bikinan kita sendiri lebih rumit peraturannya. Ekspor produk kita harus lewat berbagai macam peraturan. Itu harus dipenuhi. Untuk mengekspor ke negara-negara Timur Tengah, misalnya. Mengirim barang ke negara-negara seperti Arab Saudi dan Kuwait perlu ada legalisir Certificate of Origin (sertifikat yang menunjukkan barang yang diekspor asli dari Indonesia) dan invoice dari kedutaan besar negara yang bersangkutan. Pengurusan legalisasi memakan waktu beberapa hari. Setelah berurusan dengan kedutaan, kedua dokumen harus mendapat legalisir dari Departemen Luar Negeri dan Departemen

Kehakiman dan HAM. Belitan birokrasi di dua instansi itu tak hanya membutuhkan waktu berhari-hari, tapi juga biaya. Bagaimanapun, perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) telah mengakibatkan produk China membanjiri Indonesia. Perdagangan bebas memang tak bisa dihindari. Tak cuma di Indonesia, pemberlakuan ACFTA juga membuat produk China membanjiri Malaysia. Namun, Negeri Jiran ini memiliki beberapa trik menangkis serangan itu. Pemerintah Malaysia tetap melindungi beberapa produk lokal, khususnya pada produk yang belum mampu bersaing. Produk semacam ini diberi intensif kepada

Indonesia memang pantas jadi incaran produk asing dengan aneka jenis barang. Penduduk lebih dari 235 juta adalah potensi pasar yang sangat besar.

rakyat. Sebesar apa pun gempuran produk asing, masyarakat Malaysia masih mau membeli produk lokal. Tak ada salahnya langkah serupa dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Pemberian intensif untuk produk dalam negeri penting agar produk Indonesia dapat bersaing dengan produk luar negeri, terutama dari China. Intensif juga bisa diberikan untuk membangun pabrik dengan mudah tanpa dikenakan pajak dan pungutan yang aneh-aneh. Masalahnya, banyaknya barang yang diimpor dari China karena harga dan kualitasnya tidak terlalu jelek. Selain itu, daya saing Indonesia rendah, infrastruktur lemah, serta bunga tinggi. Karena itulah perlunya pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memproteksi produksi dalam negeri dengan baik. Saat bersamaan birokrasi yang berbelit untuk ekspor dibenahi. Kuncinya pada kebijakan yang berpihak kepada kepentingan dalam negeri. Kunci itu ada di tangan penyelenggara negara. Inilah kesempatan bagi pemerintah menjadikan produk dalam negeri menjadi tuan di negeri sendiri. Tanpa itu, kita semakin bukan tuan di negeri sendiri.

Garuda Magz - Agustus 2011

27

KOLOM

Pemimpin yang Peduli


Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM
Pemimpin Redaksi

Arturaz Zoukas mengambil langkah berani, jauh dari kelaziman sikap seorang pemimpin. Wali Kota Vilnius, Lithuania, berusia 43 tahun, itu mengendarai sebuah tank. Ia mengarahkan kendaraan perang tersebut ke arah sebuah mobil mewah yang diparkir di jalur sepeda.
obil mahal itu tergilas tank wali kota. Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube, atap Mercedez C-Class berwarna biru keperakan tersebut tampak ambles. Pecahan kaca berhamburan di jalan. Zoukas tidak sedang panik. Seperti dikutip dari berbagai media, dia berkata, Saya ingin mengirimkan pesan yang jelas bahwa orang-orang dengan mobil besar dan mewah tidak bisa parkir seenaknya. Mereka telah melanggar hak-hak pejalan kaki dan pengendara sepeda. Peristiwa itu bagian dari kampanye terhadap penggunaan tempat parkir. Kampanye dibuat karena banyak pemilik mobil di kota tersebut kerap mengabaikan area terlarang dan memilih parkir kendaraajn sembarangan, termasuk di jalur khusus sepeda. Kebanyakan pelanggar adalah pemilik mobil mewah. 28 Garuda Magz - Agustus 2011

Aksi kontroversial Zoukas sebagai respons atas keluhan warganya yang dilaporkan lelah melihat pemilik mobil mewah terus parkir pinggir jalan. Warga bahkan telah meminta dewan lokal melakukan sesuatu tentang hal itu. Aku sudah cukup melihat mereka parkir mobil-mobil mewah mereka di jalur sepeda dan penyeberangan pejalan kaki. Tank ini adalah alat yang baik untuk memecahkan masalah parkir di tempat yang salah, kata Zoukas, kesal. Lain Arturas Zoukas, lain pula Fauzi Bowo. Awal Agustus silam, Gubernur DKI Jakarta itu terperangkap di tengah kemacetan yang parah di Jalan Cilincing, Jakarta Utara. Land Cruiser yang ditumpanginya berada di tengah kerumuman kendaraan lain, tak bisa bergerak. Berbeda dengan lainnya, mobil Foke akhirnya bisa lolos dari kamacetan. Dikawal voorijder, kendaraan gubernur berjalan melintasi arus yang berlawanan

arah. Pengendara lain yang menyaksikan mobil gubernur lepas dari kemacetan hanya bisa mengurut dada. Peristiwa itu ramai diberitakan media, tapi tidak seperti Zoukas Foke tak banyak berkomentar. Wali Kota Zoukas mungkin keterlaluan. Boleh jadi ia mesti merogoh kocek untuk menebus kerusakaan kendaraan mewah akibat sikapnya yang ekstrem. Sangat mungkin tindakannya mengundang kontraversi: ada yang bertepuk tangan, tapi ada pula yang mencibir. Tapi sikap itu memperlihatkan jiwa seorang pemimpin yang lebih mendahulukan kepentingan dan ketenteraman warganya daripada kepentingan sekelompok kecil orang kaya. Keberpihakannya kepada rakyat ia tunjukkan dalam tindakan nyata. Ia berani mengambil risiko, siap tidak populer di mata sebagian masyarakatnya. Zoukas seorang pemimpin yang peduli. Lain Arturas Zoukas, lain pula

Fauzi Bowo. Di tengah warganya yang sesak didera kemacetan, gubernur DKI Jakarta itu justeru mencari jalan selamat apa pun alasannya, bagaimanapun caranya. Kepedulian gubernur kepada rakyatnya seperti umumnya pemimpin di negeri ini lebih banyak diutarakan dalam pidato, tak banyak dalam tindakan nyata. Lasimnya, banyak bicara tidak selalu berbanding lurus dengan banyak bekerja. Kemajuan diukur dari angka-angka statistik, tanpa menengok kenyataan di masyarakat. Angka kemiskinan didengungkan cendrung menurun, tanpa mau melihat kenyataan betapa masyarakat rela berdesakan berebut sadaqah menjelang bulan Ramadhan meski untuk nilai yang tak cukup menebus lima liter beras. Jangan salahkan bila orang berasumsi, pemimpin semacam itu tak banyak mendengarkan jeritan nurani rakyat yang disuarakan dalam berbagai bentuk apresiasi. Gaung nurani warga tenggelam oleh bisikan orang yang berada di sekeliling sang pemimpin. Keputusan lebih mudah diambil atas saran dan pandangan orang sekitar. Lalu, apa yang bisa diharapkan dari

pemimpin yang tidak banyak peduli terhadap nasib rakyatnya? Tak banyak, memang. Dalam kondisi seperti itu, apa boleh buat, rakyat kebanyakan hanya bisa mengurut dada. Rakyat hanya dapat menahan kesabaran sembari terus bergelut menjalani kehidupan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dengan cara masing-masing, tanpa banyak berharap uluran dan dorongan dari penyelenggara negara. Tapi hidup tak berjalan mundur. Negeri ini harus melangkah maju bersama warganya untuk kehidupan yang lebih baik. Karena itu diperlukan pemimpin yang peduli, pemimpin yang lebih berpihak kepada kepentingan rakyat kebanyakan. Pemimpin yang selalu dekat dengan rakyatnya sehingga bisa merasakan detak jantung warganya. Bukan pemimpin yang peragu, lamban mengambil keputusan, dan tak berani memikul risiko untuk kemajuan masyarakat. Bukan pemimpin yang hanya mahir berpidato, apalagi pemimpin yang cenderung selalu doyan mencuci tangan. Benar, tak kan lahir pelaut ulung di laut yang tenang. Tak kan lahir pemimpin yang memiliki sikap peduli

kepada warganya dari orang yang tak mau mendengar dan merasakan denyut nadi rakyatnya. Negeri ini membutuhkan orangorang seperti Arturaz Zoukas, pemimpin yang mau mendengar dan merasakan kebutuhan rakyat yang dipimpinnya. Negeri ini membutuhkan pemimpin yang mau menyingsingkan lengan baju untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsanya, bukan pemimpin yang selalu merindukan tepuk tangan.

Arturaz Koukas

Foto : Istimewa

Garuda Magz --Agustus 2011 Garuda Magz Agustus

29

SUARA PARLEMEN

Foto : Istimewa

emahnya kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) di Komisi III, bisa diberikan sanksi. Misalnya saja, Gerindra bawah kepeminpinan Basri Arief dikritik Komisi bisa menolak usulan penambahan anggaran Kejagung apabila III DPR RI. Ada usulan untuk menolak penambah- tidak bisa mengimplementasikan perbaikan kinerja sesuai an anggaran Kejagung. Menurut anggota Komisi rekomendasi Komisi III, tuturnya. III dari Gerindra, Desmond J Mahesa, banyak kasus yang Seperti diketahui, kasus pencemaran nama baik Makindo mangkrak di Kejagung. yang menyeret pengacara Peter Kurniawan. Salah satunya, kasus Makindo yang sudah ditetapkan P-21 oleh Kejaksaan menyeret pengacara Peter Kurniawan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta, awal 2011. sebagai tersangka. Kita sebenarnya bosan Kasus ini sudah diekspose dua kali di Kejagung. Namun, berkas perkaranya karena rekomendasi Komisi III seakan masih tersimpan di Kejagung, belum ditidak digubris. Seolah hanya sinetron saja. limpahkan ke pengadilan. Seperti halnya kasus Makindo, sudah P-21 Dalam kasus ini, Kejati DKI menetaptapi tidak segera dilimpahkan. Ini ada apa, kan Peter Kurniawan sebagai tersangka. tegasnya. Belakangan, pengacara itu malah dipercaya Dalam kasus Makindo, Desmon Mahkamah Agung menggugat Wakil Ketua mempertanyakan komitmen Kejagung Komisi Yudisial (KY) Erman Suparman. dalam menegakkan hukum. Ketika Pak Ketika ditanya soal mandegnya kasus Basrief pensiun, bekerja di kantor lawyer Makindo di Kejagung, Jaksa Muda Bidang Hendrikus. Kabarnya ini ada hubungan- Desmond J Mahesa Pengawasan (Jamwas) Kejagung, Marwan nya dengan macetnya kasus Makindo. Apa Effendie berjanji akan menindaklanjutinya. Kita akan lihat benar ada kaitannya, tanyanya. Desmond mengusulkan adanya punishment and rewards yang dulu. Kalau P-21, alat bukti serta ada tersangkanya jelas harus jelas bagi Kejagung. Ketika tidak menggubris rekomendasi masuk pengadilan, ujar Marwan. 30 Garuda Magz - Agustus 2011

Kasus Makindo Dipertanyakan

Martin Hutabarat

Misbakhun Disesalkan
Juru bicara Partai Gerindra Martin Hutabarat menyalahkan ulah politikus Partai Keadilan Sejahtera Muhammad Misbakhun yang berkeliaran di Ratu Plaza, Jakarta. Menurut Martin, Misbakhun tidak memiliki kepekaan terhadap rasa keadilan masyarakat. Misbakhun harusnya punya kepekaan bahwa kasusnya itu mendapat sorotan masyarakat, katanya. Martin menyayangkan Misbakhun malah mempertontonkan diri di tempat yang ramai, solah-olah tidak ada kepedulian sebagai bekas anggota DPR. Padahal, diperlukan kearifan dari Misbakhun. Alasan Misbakhun membenarkan laptopnya sangat tidak masuk akal. Tindakan Misbakhun pergi dengan istrinya ke tempat tersebut juga tak bermanfaat. Jadi, memang dia dihukum dua tahun sudah lebih satu tahun dan memang ada kemungkinan walaupun tidak setiap orang bisa mendapat hak asimilasi. Jadi, dia satu tahun dua bulan sudah diberikan asimilasi. Harusnya dia patuhi proses hukum dengan tetap peka terhadap rasa keadilan, tandas Martin.

cayaan publik terhadap institusi partai. Gerindra mengimbau parpol tidak menjadi bunker koruptor. Dulu partai dijadikan alat melanggengkan kekuasaan. Sekarang partai digunakan untuk melindungi koruptor, sebagai bunker koruptor, ujar anggota Komisi III DPR dari Gerindra, Martin Hutabarat dalam diskusi Polemik Kepak Si Burung Nazar Juli lalu. Martin mengimbau partai tidak mengedepankan pencarian anggaran demi eksistensi partai tersebut karena hal tersebut kian merusak citra parpol. Kelihatannya ideologi partai itu harta dan tahta, keluhnya. Karena itu ia mengajak semua parpol untuk berbenah diri, mengembalikan semangat awal reformasi Kalau tidak dibenahi rakyat makin muak. Partai harus dibenahi kalau kita ingin meneruskan cita-cita reformasi, tuturnya.

Foto : Istimewa

ini bagian dari pencegahan korupsi. Menawarkan pencegahan korupsi hubungan anggota DPR dengan parpol, dapil, dan dengan mitra di pemerintah, tuturnya. Diharapkan DPR tak lagi identik dengan lembaga yang melahirkan banyak koruptor. Itu mengingat saat ini ada banyak anggota DPR yang jadi objek penyelidikan KPK. Korupsi itu yang paling penting tidak hanya penangkapan tapi juga pencegahan. Cara ini sebagai upaya pencegahan korupsi, tandasnya.

Busyro Muqoddas

Gerindra Tukar Ide Pencegahan Korupsi


Gerindra menggelar diskusi internal dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas. Gerindra bertukar ide terkait pencegahan korupsi di DPR. Baru saja Gerindra menggelar forum grup diskusi antisipasi pencegahan korupsi dengan KPK, ujar Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani medio Juli lalu. Menurut Muzani, langkah ini sangat penting, sehingga KPK akan melakukan tur sosialisasi pencegahan korupsi ke semua fraksi di DPR. Road show

Parpol Jangan Jadi Bunker Koruptor

Kasus suap di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin kian merontokkan keper-

Anggota Komisi XI DPR RI, Sadar Subagyo, menyayangkan banyak kementerian yang hanya meminta uang tanpa mempunyai perencanaan. Banyak kementerian yang tidak punya perencanaan tapi minta duit dulu. Setelah duit dapat baru bikin perencanaan, kata Sadar. Dia menyesalkan, kementerian hanya menggunakan perkiraan semata, tanpa membuat perencanaan program yang jelas untuk penggunaan anggaran. Banyak mereka (menteri) minta anggaran itu pakai kira-kira, tidak punya perencanaan, kata politisi Partai Gerindra itu. Hal inilah, menurut dia, yang menjadi salah satu penyebab bocornya anggaran. Bayangkan tax ratio kita hanya 12 persen. Kebocoran penerimaan mencapai 25 persen, kata dia. Dia mengatakan, sejak 2008, negeri ini selalu bangga kalau anggaran mengalami surplus. Padahal, kata dia, itu bukan karena prestasi. Sejak 2008 kita selalu bangga anggaran surplus. Padahal, kita itu menghutang yang hanya untuk pencitraan. Awal tahun hutang, akhir tahun surplus. Padahal surplus itu karena utang yang tidak terpakai, katanya. Dia mencontohkan, penyerapan anggaran hingga 30 Juni 2011 hanya 24,5 persen. Ini cerminan perencanaan buruk dan implementasi yang buruk, katanya. Dia mengatakan, negara maju adalah negara yang bisa memproduksi barang yang bisa dijual. Bukan memproduksi babu, sindirnya. Garuda Magz - Agustus 2011 31

Anggaran Tanpa Perencanaan

SUARA PARLEMEN
mengalami luka pada bagian kepala. Tangannya juga ikut terluka. Ia pun dilarikan ke RSUD Sanglah, Denpasar untuk mendapatkan perawatan.

BNN Didesak Terjunkan Anjing Pelacak Narkoba di LP dan Rutan


Kasus kerusuhan di LP Kerobokan Denpasar harus menjadi pelajaran penting untuk pemberantasan Narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) pun didesak membersihkan seluruh Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan rumah tahanan (rutan) di Indonesia dari peredaran narkoba. BNN kalau mau buktikan serius memberantas narkoba, sebaiknya mengumumkan janji dan keseriusannya menjamin bahwa di tahun 2012, tidak ada satu pun LP dan Rutan di Indonesia yang menjadi tempat peredaran narkoba, ujar angota Komisi III DPR, Martin Hutabarat. Martin menambahkan, razia di LP harus dilakukan secara terus menerus. Anjing pelacak dinilai lebih efektif melacak narkoba daripada petugas yang bisa disuap. Penggunaan anjing terlatih yang dimiliki BNN sebenarnya sangat efektif memberantas narkoba di LP dan Rutan melalui inspeksi rutin secara berkala. Heran kenapa penggunaan hewan ini tidak sering dilakukan BNN? beber politisi Partai Gerindra ini. Menurut Martin sudah rahasia umum peredaran narkoba memiliki jaringan yang kuat sampai ke LP dan Rutan. LP 32 Garuda Magz - Agustus 2011

di kota-kota besar disinyalir banyak yang menjadi pusat perdagangan narkoba. Bahkan ada beberapa LP seperti Cipinang dan Nusakambangan yang penghuninya mengendalikan peredaran narkoba di luar dari sel tahanannya. Bahkan masih ada pengedar yang memiliki pabrik ekstasi di luar penjara. Martin berharap kerusuhan seperti di LP Kerobokan tidak terjadi lagi. Karena itu BNN dan petugas Lapas pun diminta untuk berkoordinasi. Pemberantasan jaringan narkoba di LP harus direncanakan matang dan continue. Pemeriksaan dan penggerebekan harus terus menerus dilakukan. Petugas BNN dan Lapas harus bisa berkoordinasi untuk memberantasnya. BNN dapat mengefektifkan intelijennya mengawasi LP dan Rutan yang dicurigai menjadi sarang narkoba seperti LP Gerobokan Denpasar, tutup Martin. Kerusuhan di LP Kerobokan terjadi pada 25 juni lalu, pukul 01.00 WITA. Sekelompok narapidana mengamuk sesaat setelah aksi sweeping Badan Narkotika Nasional (BNN) yang diantar langsung oleh Kalapas Siswanto. Razia narkoba oleh BNN yang bertujuan menangkap gembong narkotika di dalam LP Kerobokan, Riyadi mendapat perlawanan dari para narapidana lain. Riyadi adalah desertir setelah dipecat dari keanggotaan Densus 88 Anti Teror. Dalam aksi penggerebekan itu, menyebabkan Kalapas Siswanto terluka. Ia diserang oleh narapidana yang tak puas dengan aksi razia narkotika. Siswanto

Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani mengatakan keberadaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) perlu dievaluasi menyusul eksekusi terhadap seorang TKI di Arab Saudi akhir pekan lalu. Apakah perlu dipertahankan keberadaan Kemenakertrans? Sebab setiap kali menghadapi persoalan TKI, Kemenakertrans tidak berbuat apa-apa. Perlu dikaji keberadaan Kemenakertrans. Kalau perlu dilikuidasi saja, kata Muzani. Ia menambahkan, pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ILO yang menyatakan bahwa negara melakukan perlindungan terhadap TKI menjadi tidak berarti karena pada saat yang hampir bersamaan WNI di Arab Saudi menghadapi hukum mati dan negara tak berbuat apapun. Hukuman pancung kepada Ruyati menunjukkan bahwa negara tidak memberikan perlindungan apapun terhadap WNI yang sedang menghadapi hukuman pancung. Presiden harus buktikan janjinya, memberikan perlindungan kepada TKI adalah tanggung jawab semua dan di bawah presiden, kata anggota Komisi I DPR RI itu. Sementara itu, terkait dengan 23 TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, Muzani menyarankan agar Presiden SBY segera bertemu dengan raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul-Aziz As Saud. Harus ada kepastian soal pemberian perlindungan kepada TKI. Jika perlu SBY datang ke Riyadh dan minta permohonan pengampunan kepada Raja Arab Saudi agar 23 TKI tidak dihukum pancung karena raja memiliki hak untuk menentukan. Presiden SBY harus mengakui dan minta maaf, kata Muzani.

Kemenakertrans Perlu Dievaluasi Terkait TKI

Foto : Istimewa

Garuda Magz - Agustus 2011

33

Terus Berbakti Untuk Negeri


34 Garuda Magz - Agustus 2011

Mengabdi

Anda mungkin juga menyukai