II
IKLAN
GARUDA
DEWAN PEMBINA
Prof. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH Dr. Felicitas Talulembang R. Asapa
DEWAN REDAKSI
Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, Sip
Terbanglah, Garuda!
afas Gerindra bertambah. Menyusul konfederasi politik dengan enam partai, Oktober tahun silam, giliran Partai Bintang Reformasi (PBR) ikut bergabung. Penadatanganan kesepakatan penggabungan oleh Ketua Umum PBR, Bursah Zarnubi bersama Ketua Umum Gerindra Suhardi S, Februari 2011, menandai penyatuan dua partai tersebut. Kita ingin jadi kekuatan alternatif, ucap Bursah. Bursah tidak berlebihan. Apalagi, selain PBR masih ada empat partai lagi yang akan bergabung. Salah satu di antaranya Partai RepublikaN. Tiga partai lain dalam tahap komunikasi. Seperti disebut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, ketiga partai itu adalah Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (P3I), Partai Barisan Nasional (Barnas), dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Peleburan sejumlah partai ke dalam Gerindra menambah kekuatan partai berlambang burung Garuda ini menghadapi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014. Sayap Garuda yang kian lebar memungkinkan terbang jauh meraih impian, mengantar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ke kursi presiden. Impian sebagai kekuatan alternatif inilah yang harus dipelihara. Sayap yang lebar saja tentu tidak cukup. Kebersamaan mesti terjaga. Hanya dengan begitu Garuda bisa terbang tinggi menggapai impian, membawa rakyat dan bangsa Indonesia yang sejahtera.
REDAKTUR PELAKSANA
Umi Tjende
REDAKTUR
Hayat Fakhrurrozi
REPORTER
PHOTOGRAPHER
Ferry
SEKRETARIS REDAKSI
Novita
DAFTAR ISI
SURAT PEMBACA
4 Cover Buram, Politikus Daerah
LAPORAN UTAMA
6 Kekuatan Baru dari Konfederasi
LEBIH DEKAT
9
NEWS
14 Rakorda I DPD Gerindra Sulawesi Selatan
09
EVENT
16
Gabung Gerindra Tak Masalah bagi Kader PBR Jamal Mirdad Berbicara Dari Hati ke Hati Noura Dian Hartaroni Hidup Adalah Pengabdian Paripurna Gerindra Tegaskan Tak Ada Tawar Menawar
SATRIA
Satuan Relawan Indonesia Raya
SOSOK
18
OPINI
26
dr. Felicitas Tallulembang R. Asapa
14
PROFIL
20
Rakorda I DPD Gerindra Sulawesi Selatan
MENUJU 2014
28
SUARA PARLEMEN
22
KOLOM
30 Seiji Maehara dan Pedagang Ketoprak
Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM
SATRIA
22
SURAT PEMBACA
Salam sejahtera, Selamat atas terbitnya majalah Garuda, semoga tetap jaya selalu. Saya ingin menyampaikan masukan mengenai majalah ini khususnya mengenai edisi kedua. Secara garis besar edisi tersebut terlihat lebih matang dibandingkan edisi pertamanya, namun sangat disayangkan bahwa cover di edisi kedua (ketua umum Gerindra, bpk Suhardi) agak buram dan kabur, sehingga mengurangi unsur estetika. Mohon kedepannnya agak sedikit diperhatikan karena sangat disayangkan sekali, majalah yang sudah begitu bagus, mempunyai satu poin minus yang vital yaitu cover yang tidak sempurna. Kritikan ini saya sampaikan semata-mata untuk memberi masukan agar majalah Garuda menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Paulus / Bandung Yang terhormat bapak Paulus di Bandung, terima kasih atas kritikannya. Memang untuk cover edisi kedua kami mengakui ada kendala teknis yang menyebabkan foto di cover tersebut menjadi kabur atau buram. Kami sudah mengevaluasi secara mendalam di mana letak kesalahannya dan mulai edisi selanjutnya proses quality control kami akan lebih kami tingkatkan.
CovER BURAM
pemilihan foto untuk edisi kedua sudah yang terbaik, namun ternyata ada kendala teknis dalam proses percetakan yang berada diluar kontrol kami. Namun untuk kedepannya kami akan lebih memperbaikin diri. Foto bapak Suhardi kami angkat sebagai Cover karena adanya artikel mengenai beliau di edisi tersebut.
PolITIkUS DAERAH
Salam kenal Pak Buyung, setiap harinya kami menerima banyak sekali artikel ataupun berita melalui email, namun tidak semua artikel bisa kami terbitkan karena artikel atau tulisan tersebut harus mengalami beragam proses seleksi. Kami juga menerima kiriman berupa foto kegiatan event dari kader-kader Gerindra, jadi tidak hanyak berupa tulisan saja. Untuk alamat pengiriman artikel, tulisan atau foto bisa dikirimkan melalui email ke garudamagz@gmail.com
Saya sangat menyukai isi majalah Garuda yang menurut saya sudah sesuai sebagai media komunikasi antar kader partai. Rubrik-rubriknya pun serasa pas di hati saya. Sedikit usul, bagaiamana kalo majalah Garuda menampilkan beberapa politikus atau kader daerah sehingga nama dan wajah mereka dapat lebih dikenal. Habis selama ini yang lebih mendapat porsi ulasan di rubrik sosok, profile atau lebih dekat, hampir bisa dikatakan semuanya adalah politikus nasional. Arul / Medan Salam Kenal Bang Arul di Medan. Kami tidak menutup kemungkinan untuk memuat mengenai kader atau politiku daerah jika memang ada unsur berita yang seusai didalamnya. Di edisi kedua lalu kami memuat sudah memuatnya kok. Namun kami terbuka untuk saran mengenai siapa-siapa yang bisa kami liput. Silahkan mengirimkan email ke garudamagz@gmail.com untuk menyarankan kader-kader mana yang memiliki potensi untuk diliput.
BERITA DAERAH
CovER BURAM 2
Langsung saja, saya Ismail dari Kudus ingin menanyakan mengenai cover majalah Garuda yang tidak bagus. Apa tidak ada foto lainnya karena foto dicover edisi kedua, menurut saya sangat tidak bagus. Foto tidak fokus dan kabur. Agak disayangkan karena hampir keseluruhan dari majalah ini tampil lebih baik dari edisi sebelumnya. Saya sangat menyukai foto bapak Prabowo yang ada dibelakang majalah, mengapa tidak foto itu saja yang dijadikan cover. Terima kasih. Ismail / Kudus Halo pak Ismail, apa kabar? mengenai pemilihan foto, kami diredaksi merasa bahwa
Salam Indonesia Raya. Rasa senang dan bangga dengan terbitnya majalah GARUDA sebagai pelengkap untuk para penyambung lidah dari pusat hingga daerah bahkan pelosok pedesaan. Betapa tidak, kita yang di daerah bisa tahu segala aktifitas partai dan kadernya baik yang duduk sebagai fungsionaris partai maupun anggota legislatif. Tapi sayang, hingga saat ini baru sebatas berita-berita yang terjadi di pusat saja. Sementara berita daerah sepertinya masih minim pemberitaannya. Saya maklum, mungkin karena keberadaan GARUDA yang baru sehingga belum menjamah ke daerah. Ke depan saya harap redaksi bisa memuat berita-berita kader partai Gerindra yang ada di daerah mulai dari Sabang hingga Meurauke. Sekalian, mau tanya bagaimana caranya kami bisa mengirim berita atau artikel? Made Suwandi - Denpasar Bali. Terima kasih Pak Made di Den Pasar Bali, atas apresiasinya yang begitu antusias atas majalah GARUDA. Saran dan masukan bapak untuk memuat berita daerah tentu akan kami upayakan di edisi-edisi mendatang. Untuk itu jika memang bapak berminat untuk mengirim berita dan atau artikel seputar geliat kader partai Gerindra, kirim saja ke email redaksi garudamagz@gmail. com. Kami tunggu kabar beritanya.
Halo majalah Garuda, saya sudah pernah mengirimkan artikel melalui email Garudamagz@gmail.com tapi kok sampe sekarang artikel saya kok belum di muat ya? Apa alamat emailnya salah atau bagaimana? Oh iya apakah boleh menyertakan foto hasil karya sendiri di artikel tersebut, jika boleh akan saya susulkan fotonya. Terima kasih. Buyung / Bukit tinggi
Assalamualaikum, Sebagai partai, Gerindra banyak didukung oleh organisasi kemasyarakatan mulai dari unsur pemuda hingga orang tua maupun profesi. Nah saya sering mendengar kalau ormas-ormas bentukan Gerindra yang disebut dengan sayap garuda itu banyak jumlahnya. Untuk itu saya mohon kepada redaksi untuk bisa menginformasikan ormas apa saja yang menjadi sayap garuda tersebut. Lewat dua edisi yang saya baca, memang ada rubrikasi tentang sayap garuda tapi baru sebatas profilnya saja, kapan dong bisa memuat informasi seputar sayap garuda secara menyeluruh, sehingga kita mengetahui sebenarnya ada berapa sih sayap garuda yang ada di partai kebanggaan kita ini. Wassalamualaikum. Abdulrahman Rauf, Jakarta Bapak Abdulrahman Rauf di Jakarta, terima kasih atas kiriman surat saran dan masukannya. Memang rubrik itu khusus memuat informasi dan berita seputar ormas atau sayap yang ada di Partai Gerindra.
Terima kasih Bapak Pradana Putra di Jakarta atas usulannya. Wah, boleh juga usulannya. Insya Allah, akan kami usulkan dalam sidang redaksi. Semoga harapan bapak bisa kami wujudkan.
RUBRIk FoTo
Halo majalah Garuda, saya mau kasih masukan boleh ya? Bagaimana kalo Rubrik Galery Foto seperti di edisi pertama, lebih diperbanyak, sehingga kami bisa mengetahui beragam sepak terjang partai kita tercinta. Terkadang foto bercerita lebih banyak daripada kata. Kalo saya ingin mengirimkan foto-foto kegiatan di daerah kami boleh kan ya? Asep Dayat, Bandung Salam hangat pak Asep, karena keterbatasan halaman terpaksa rubrik galery foto kami tunda dahulu. Namun untuk edisi mendatang, kami sudah mempertimbangkan untuk kembali menghadirkan kembali rubrik tersebut. Kontribusi Anda berupa foto atau maupun tulisan sangat berharga bagi kelangsungan majalah kami Saran dan Kritik
ke Garudamagz@gmail.com atau
Hiruk pikuk perpolitikan negeri ini begitu ramai jadi perbincangan semua kalangan. Terlebih setelah Gerindra dengan tegas menolak usulan Hak Angket Mafia Pajak. Saya salut dengan kader-kader Gerindra yang duduk di gedung parlemen yang solid dengan keputusan ini. Nah, lewat hingar-bingar panggung politik itu sepertinya menarik untuk didiskusikan dalam sebuah acara atau pertemuan. Saya mau tanya kapan GARUDA menggelar acara, apakah seminar politik atau yang lainnya. Saya yakin, jika hal itu bisa terlaksana, majalah GARUDA kian dikenal lalu diminati dan dinanti oleh para pembacanya, khususnya kader-kader Gerindra. Demikian usul dari saya, semoga redaksi bisa mempertimbangkan usulan saya ini. Bravo Garudaku, Bravo Gerindraku. Pradana Putra, Jakarta
GARUDA
GARUDA
Edisi 3 / Maret 2011 Hidup adalah Pengabdian Paripurna
GARUDA
Sang Pemberani
I Garuda Magz - November 2010
AHMAD MUZANI
LAPORAN UTAMA
H
6
asil empat kali survai di internal PBR menyebutkan, Prabowo akan menjadi salah satu figur yang menonjol dalam Pemilihan Presiden 2014. Wacana penyederhanaan partai politik pada Pemilu 2014 melecut semangat partai-partai kecil untuk bergabung dengan partai lain. Semangat ini ditangkap dengan baik oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sebagian dari partai-partai itu memilih bergabung dengan Gerindra, partai yang pendiriannya dirintis oleh putra begawan ekonomi Indonesia, Prabowo Subianto. Oktober 2010, Gerindra membangun konfederasi politik dengan enam partai: Partai Merdeka; Partai Buruh; Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI); PNI Garuda Magz - Maret 2011
Massa Marhaenis; Partai Kedaulatan; dan Partai Serikat Indonesia (PSI). Konfederasi ini kemudian disebut Poros Amanat Penderitaan Rakyat (AMPERA). Saat itu Prabowo Subianto mengatakan poros ini merupakan suatu permulaaan dari sebuah konfederasi besar yang akan menyerap lebih banyak lagi partai-partai lain. Sudah ada beberapa partai yang menyatakan kesediaannya, namun masih menunggu hasil dari muktamar dan munas masingmasing partai, ucap matan Danjen Kopassus ini. Gerindra, kata Prabowo, membuka pintu seluas-luasnya kepada partai lain untuk bergabung dalam konfederasi. Gerindra menjamin konfederasi akan tangguh dan memihak kepada kepentingan rakyat. Siapa pun yang merasa cocok
dengan manifesto perjuangan kita, kami dengan gembira mengajak bahu-membahu bersama kami, ucapnya. Partai Bintang Reformasi (PBR) pun menyusul, mengetuk pintu yang telah terbuka. Medio Februari 2011, partai ini ikut bergabung dalam konfederasi. Pada Pemilu 2009, PBR meraih 1,3 persen suara. Perolehan ini tak cukup untuk lolos parliamentary threshold. Tak bisa mengirim wakil ke DPR-RI di Senayan, tapi PBR memiliki 371 kursi di DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Ini potensi yang tidak kecil menghadapi Pemilu 2014. Dengan bergabungnya PBR dengan Gerindra, diharapkan akan menjelma menjadi kekuatan alternatif di masa mendatang. Seperti dituturkan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, Masuknya PBR dalam konfederasi Gerindra adalah tambahan kekuatan yang penting. Bukan tidak mungkin penggabungan partai yang saat ini masih berupa konfederasi nantinya mengarah pada fusi atau peleburan partai. Konfederasi kedua partai ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama oleh Ketua Umum PBR, Bursah Zarnubi bersama Ketua Umum Gerindra Suhardi S, disaksikan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto. Kita sepakat bersatu pada (Pemilu) 2014. Kita ingin jadi kekuatan alternatif, kata Bursah. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta ini meyakini diperlukan alternatif pemimpin. Keyakinan itu hanya bisa digapai dengan kebersamaan. Tanpa bersatu tidak akan mungkin kuat. Bersatu saja belum tentu kuat, apalagi kalau kami sedikit tapi terpecah-terpecah, ungkapnya. Bergabungnya PBR ke Gerindra merupakan salah satu hasil keputusan rapat pimpinan nasional partai itu, beberapa waktu lalu. Pimpinan partai-partai itu sepakat dan menilai Gerindra akan menjadi kekuatan baru pada Pemilu 2014.
Kesepakatan itu bukan tanpa dasar. Hasil empat kali survai di internal partai itu menyebutkan, Prabowo akan menjadi salah satu figur yang menonjol dalam Pemilihan Presiden 2014. Pandangan ini tampaknya menjadi daya tarik bagi sejumlah partai untuk memilih Gerindra sebagai wadah konfederasi. Pilihan PBR bergabung dengan Gerindra disambut baik politikus partai lain. Saya ucapkan selamat bagi Gerindra yang mendapatkan PBR. Mereka mempunyai hak saling menguatkan, kata Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso. Usai meresmikan renovasi Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Komplek Masjid Istiqlal, Jakarta akhir Februari lalu, Prabowo mengungkapkan, selain PBR, masih ada empat partai lagi yang akan bergabung. Yang sudah menyatakan keputusan untuk bergabung (konfederasi) adalah Partai RepublikaN, ia menyebut salah satu di antaranya. Masih ada tiga partai lagi yang akan bergabung. Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menambahkan, partai lain yang akan bergabung adalah Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (P3I), Partai Barisan Nasional (Barnas), dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Partai-partai ini sudah ada komunikasi dengan Gerindra untuk bergabung. Mereka akan konfederasi, namun pada saatnya akan fusi, katanya. Menurut dia, partai-partai yang tidak lolos parliamentary treshold (PT) itu yang berinisiatif untuk bergabung. Mereka datang ke Gerindra untuk berjuang bersama-sama. Mungkin ada persamaan landasan atau platform, tuturnya. Ia mengatakan, keinginan partai lain bergabung dengan Gerindra agar anggota mereka yang kuat di daerah bisa diakomodasi menjadi pengurus dan mendapatkan tempat dalam pertarungan pemilihan legislatif 2014. Garuda Magz - Maret 2011 7
LAPORAN UTAMA
P
8
artai Bintang Reformasi (PBR) salah satu partai politik di Indonesia yang ikut bertarung dalam dalam Pemilu 2009. Saat itu partai ini mendapatkan nomor urut 29. Partai Bintang Reformasi merupakan nama baru dari Partai Persatuan Pembangunan Reformasi (PPP Reformasi) yang dideklarasikan pada 20 Januari 2002, sebagai hasil penggabungan dari Partai Indonesia Baru, Partai Ummat Muslimin Indonesia, Partai Kebangkitan Muslim Indonesia, dan Partai Republik. Selain itu, PBR juga didukung oleh puluhan LSM, ormas, para ulama dan cendekiawan, pedagang, mahasiswa, buruh, dan petani. PBR mempunyai tujuan memperbaiki kepemimpinan nasional, pemerataan ekonomi, dan penegakan hukum yang selaras dengan cita-cita partai untuk mewujudkan masyarakat madani, sejahtera lahir dan batin, adil, mandiri, dan demokratis yang diridhoi Allah SWT. Pada Pemilu 2004, partai ini sempat berniat mengajukan Ketua Umumnya, KH Zainuddin MZ dikenal dengan sebutan Dai Sejuta Umat sebagai calon presiden. Februari 2011, PBR memutuskan untuk bergabung dengan Gerindra. Setelah bergabung ke Gerindra, PBR akan menjadi sayap gerakan ormas partai besutan Prabowo Subianto tersebut. PBR kemudian menjadi Petani Buruh Reformasi. Jadi dalam menghadapi Pemilu 2014, PBR akan berubah menjadi sayap gerakan ormas dengan nama Petani Buruh Reformasi, kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ketua Umum PBR, Bursah Zarnubi, lanjut Prabowo, otomatis akan menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Menurut dia, akan terjadi penggabungan fraksi di tingkat provinsi dan kabupaten. Anggota lainnya nanti akan disesuaikan dengan posisi di daerah masing-masing di DPP, DPW, dan DPD, ujar Prabowo.
10
Tegas, cerdas dan berani selalu ditampilkan oleh Ahmad Muzani. Betapa tidak, setiap rumor politik yang terjadi selalu disikapi oleh politikus Senayan ini dengan santun. Terlebih di saat panggung politik yang kian ramai pasca ditolaknya Hak Angket Mafia Pajak. Dimana Partai Gerindra sebagai kendaraan politiknya menjadi buah bibir di semua kalangan. Ia pun harus pintar mengatur lalu lintas politik yang mendadak sibuk.
eberadaan H Ahmad Muzani di Partai Gerindra tak disangsikan lagi. Sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra, politisi berusia 43 tahun ini kerap menjadi narasumber terpercaya bagi pencari berita dalam mendapatkan informasi. Selain dekat dengan semua petinggi partai, pria kelahiran Tegal, 15 Juli 1968, ini tidak pelit dalam memberikan informasi berkaitan dengan aktivitas partainya, tidak terkacuali persoalan yang tengah menjadi perbincangan banyak orang, gonjang-ganjing koalisi dan reshuffle kabinet. Kami berkesimpulan sementara, wacana reshuffle dan evaluasi koalisi cukup sampai di sini. Saya sudah mencium gelagat itu beberapa waktu lalu. Ini lagu lama syair baru, tegasnya. Kiprahnya di organisasi telah ditekuninya sejak usia remaja. Selain aktif di organisasi sekolah, Muzani pernah memimpin Pelajar Islam Indonesia (PII). Lepas dari sekolah, Muzani melanjutkan pendidikan di Universitas Ibnu Khaldun Jakarta, mengambil jurusan Komunikasi. Dari tempat itulah dia menggeluti dunia jurnalistik. Dimulai dari menjadi wartawan majalah Amanah, hingga penyiar Radio Ramako, sampai akhirya Muzani dipercaya memegang stasiun radio di kawasan Serang Banten, sebagai direktur Radio Ramaloka. Dari Radio Ramaloka, Muzani memutuskan bergabung dengan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, milik Prabowo Subianto. Ayah empat anak ini pun akhirnya ikut aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sebuah organisasi yang juga sempat dipimpin Prabowo. Sebelum bergabung dengan Partai Gerindra, Muzani ikut membidani partai bentukan dai kondang Zainuddin M, Partai Bintang Reformasi (PBR) dan sempat menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal. Menjelang pemilu 2009, pria yang gemar menyantap makanan daerah ini bergabung ke Partai Gerindra. Lewat Partai Gerindra, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) Lampung I yang meliputi Bandar Lampung, Lampung Barat, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran, dan Metro. Upayanya tak sia-sia, suami dari Himmatul Aliyah ini akhirnya berhasil melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat periode 2009-2014 dengan raihan suara yang signifikan, 24.723 suara. Kini, politisi yang menggemari olah raga jogging ini, duduk di Komisi I membidangi soal pertahanan, luar negeri, dan informasi. Selain menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Gerindra, anggota dewan bernomor A21 ini juga diangkat sebagai Ketua Badan Akuntabilitas Keuang-an Negara (BAKN) DPR-RI, salah satu badan kelengkapan yang ada di DPR. Di luar urusan kepartaian dan parlemen, Muzani menjabat Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Di Partai Gerindra, menurut Muzani, kerap memberikan catatan dan masukan terkait dengan masalah pembangunan yang dijalankan pemerintahan selama ini, baik di dalam atau luar parlemen. Termasuk tentang jalan keluar terhadap masalah tersebut, ujarnya. Muzani mencontohkan, tentang arah pembangunan yang
dinilai terlalu kuat pada kemauan pasar. Padahal, negara harus lebih kuat lagi mengambil peran di dalam proses pembangunan dengan cara memberdayakan BUMN sebagai pilar penting dari pergerakan pertumbuhan ekonomi. Lalu, memaksimalkan sumber daya alam untuk pemanfaatan yang sebesar-sebesarnya bagi pembangunan rakyat. Apakah mungkin misalnya produksi alam kita tidak dijual ke luar negeri, tapi untuk bahan bakar pabrik pupuk kita? Pupuk itu bisa dihasilkan untuk petani, ketersediaan pupuk yang memadai, tandasnya. Di sela-sela kesibukannya mengatur arah angin politik, majalah GARUDA sempat berbincang dengan Muzani dalam berbagai kesempatan, berikut ini petikan dialog seputar rumor deal-deal politik yang ada.
Konon Gerindra diajak gabung ke koalisi. Bagaimana sikap Partai Gerindra terkait dengan itu?
ditolak, belum direspon. Kedua,kami belum tahu portofolio. Ketiga, kami belum menyerahkan nama-nama. Karena itu, hari ini posisinya seperti itu, nothing saja.
Apakah ini imbas dari penolakan Gerindra terhadap usulan Hak Angket Mafia Pajak beberapa waktu lalu?
Kami tidak ada deal-deal dengan Partai Demokrat atau berpikir kemungkinan akan masuk koalisi. Memang, kami diajak masuk dalam koalisi. Tapi kami belum menerima langsung atau menolak. Pertama, kami memberikan syarat. Dengan syarat tersebut, kami menunggu respon Pak SBY, apakah diterima seluruhnya atau sebagian atau
Kami tegaskan keputusan paripurna DPR beberapa waktu lalu tidak ada iming-iming atau deal-deal politik. Kalau pun ada, itu sedekah politik. Sampai sekarang tidak ada komunikasi SBY dan Prabowo Subianto.
Lantas, bagaimana kepastian Gerindra jika diminta masuk dalam koalisi?
bangkan bagi kebaikan bangsa. Kalau hal ini tidak dapat persetujuan yang bahurekso (penguasanya), ya sudah. Buat Gerindra berada di dalam maupun di luar pemerintah, sama saja. Di luar kekuasan berarti tugas kita mengontrol agar pemerintahan lebih efektif. Kalau di dalam, bagaimana kita bisa efektif, bagaimana untuk (membangun) demokrasi. Hanya beda peran saja, yang satu mengeritik, yang satu dikritik.
Kabarnya Gerindra ditawari posisi menteri?
Diakui memang, pembicaraan ke arah itu sudah mengerucut. Masalahnya, kalau mengambil bagian di koalisi, ingin keberadaan kita memberikan nilai tambah. Kita tidak hanya menggenapkan atau mengganjilkan jumlah dan tidak memberi perubahan apa-apa dari masa pemerintahan yang hanya tinggal tiga setengah tahun ini. Sebaliknya, opsi tidak mengambil bagian dari koalisi juga kita pikirkan. Tiga setengah tahun ini kan yang tersisa efektif dua setengah tahun. Apa yang bisa kita berbuat?
Kalau memang harus bergabung dalam koalisi, apa yang membuat Gerindra ingin bergabung?
Itu saya benarkan. Tapi tadi (soal dua opsi), itu adalah sikap dan pandangan kami. Hal itu sudah kami sampaikan beberapa catatan atau prasyaratnya.
Lalu soal reshuffle kabinet, apakah akan terjadi?
Tidak akan terjadi. Karena SBY kesulitan dalam komunikasi dengan Partai Golkar dan PKS. Tapi di sisi lain, belum ada jaminan PDIP dan syarat dari Gerindra sehingga presiden kesulitan. Feeling kami, reshuffle tidak akan terjadi.
Lantas apa makna isu reshuffle yang belakangan santer diperbincangkan?
Pada akhirnya, isu reshuffle ini dijadikan instrumen untuk menguji loyalitas menteri-menteri dalam koalisi. Kalau itu, tercapai.
11
ekitar 15 ribu peserta Gerindra Fun Bike memadati jalan-jalan dalam kota Surabaya pada hari Minggu, 20 Februari 2011 lalu. Kegiatan Fun Bike yang diadakan dalam rangka HUT Partai Gerindra ini di lepas oleh Bpk. H. Prabowo Subianto , selaku Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, pada jam 6 pagi. Wakil Gubernur Jawa Timur (Bpk.Saifullah Yusuf) dan beberapa pejabat Pemda Jawa Timur turut pula hadir dan membaur untuk mensukseskan acara tersebut. Dan tidak ketinggalan pula, event ini turut dimeriahkan pula oleh Rachel Maryam, yang turut pula bersepeda bersama-sama dengan para peserta. Sementara itu tak kurang dari 4000 pesepeda memadati juga halaman gedung Limba Graha jalan Pahlawan, Semarang, pada hari minggu, 13 Februari lalu. Mereka berbondong-bondong datang untuk meramaikan HUT Gerindra ke-3 yang dimeriahkan dengan acara fun bike keliling Kota Semarang. Rombongan tersebut dilepas Ketua Umum Partai Gerindra Prof Dr Ir Suhardi M yang berkesempatan datang pada acara itu. Start dimulai di jalan Pahlawan, mereka kemudian mengayuh sepeda me-ngarah ke jalan Gajahmada dan melalui jalan Pemuda. Lalu, melewati jalan Dr Sutomo, jalan Veteran, dan kembali lagi ke jalan Pahlawan. Ketua DPD Partai Gerindra Jateng, Abdul Wachid, mengatakan, sebelumnya yaitu bertepatan dengan hari jadi
12
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa
Cabang. Selain pembahasan internal, juga dibahas pentingnya peran Pancasila dalam keutuhan bangsa dengan Martin Hutabarat SH, anggota DPR-RI dari partai Gerindra sebagai narasumber. Kongres pertama ini juga mempunyai agenda pemilihan dan penetapan Ketua Umum serta pengukuhan masa jabatan periode kepengurusan 2011 -2016. Aryo Djodjohadikusumo kemudian terpilih sebagai Ketua Umum Tidar. Kami menyerukan pada generasi muda Indonesia sebagai tunas bangsa agar kita membangun karakter kita dengan semangat Pancasila dan UUD 45 ujar Aryo. Negeri ini membutuhkan tunas bangsa yang berkepribadian cinta Tuhan, cinta bangsa, cinta sesama, cinta belajar, santun, nasionalis, dan pluralis. Nilai-nilai Pancasila mampu mengarahkan kita ke arah itu. ujarnya, Menanggapi kondisi Indonesia saat ini, Kongres TIDAR yang pertama ini merekomendasikan berbagai tindakan yang harus diambil oleh TIDAR. TIDAR harus berani bertindak mengamalkan visi dan misi nya. Maka, Kongres Mendesak kepada pemerintah dalam beberapa point yaitu supaya presiden memimpin secara langsung pemberantasan korupsi, membubarkan ormas keagamaan yang mengedapankan kekerasan fisik dalam menyelesaikan masalah, serta mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memberikan sangsi yang tegas bagi media yang tidak mendidik ujar Sabam Radjagukguk, Sekjen TIDAR. Mengakhiri Kongres, diadakan Malam Penutupan yang dimeriahkan oleh beragam hiburan serta dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Tunas Indonesia Raya Prabowo Subianto. Garuda Magz - Maret 2011 13
Foto : Istimewa
ada tanggal 21 Februari lalu DPD Gerindra Sulsel menggelar Rapat Koordinasi I di Hotel Sahid Jaya Makassar, yang diikuti oleh 500 peserta dari seluruh Sulawesi Selatan, termasuk diantaranya adalah pengurus DPD Gerindra Sulsel, pengurus DPC dan pengurus PAC se-Sulsel, anggota DPRD Sulsel dan anggota DPRD Kabupaten/kota se-Sulsel. Rakorda I Gerindra Sulsel ini dibuka oleh Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa SH LLM dan dihadiri oleh pengurus DPP Partai Gerindra. Ada beberapa materi penting yang dibahas pada Rakorda DPD Gerindra Sulsel antara lain adalah sosialisasi perubahan UU No 2 Tahun 2008 tentang Parpol, Pembahasan Pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan Partai, kemudian pembahasan tentang Peluang & Tantangan Partai Gerindra Sulsel Menghadapi Pemilu 2014, dan ditutup dengan materi Kebijakan Strategis Partai Gerindra Sulsel yang akan dibawakan oleh Andi Rudiyanto Asapa, Ketua DPD Gerindra Sulsel. Sayangnya, berhubung dengan kesibukan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Soebianto yang sebelumnya dikabarkan akan hadir dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) ke-I Gerindra Sulsel, batal hadir di acara yang berlangsung selama dua hari tersebut. Saya berharap dengan bertemunya semua kader hari ini, DPD Gerindra makin solid untuk meraih suara sebesar-besarnya di 2014 nanti Tegas Andi Rudiyanto Asapa yang juga menjabat sebagai Bupati Sinjai, Sul-Sel.
artai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bertekad memenangkan pemilu 2014. Jawa Timur sebagai barometer nasional pun digarap serius. Konsolidasi dan pembenahan struktur 38 DPC pun dikebut selama enam bulan terakhir ini. Kita harus menang di Jawa Timur, karena tolok ukur nasio-nal. Dari 38 DPC, 22 sudah kita benahi, tegas Pjs Ketua Gerindra Jawa Timur Suprayitno. Wakil ketua komisi IX DPR RI ini menyatakan Gerindra di Jawa Timur tetap solid, tidak ada dualisme ataupun perpecahan. Semua DPC solid. Semua tunduk keputusan partai, katanya. Yang pasti kata Suprayitno, Maret ini semua pembenahan struktur DPC di Jawa Timur akan tuntas. Untuk memenangkan pemilu, kata dia, Gerindra tetap konsisten memperjuangan kepentingan rakyat yang selama ini telah terabaikan oleh pemerintah. Soal pangan, tembakau, garam maupun kedelai sampai impor itu tidak boleh terjadi lagi, katanya. Suprayitno yang sudah bisa dipastikan akan menjadi ketua Gerindra Jatim secara definitif ke depannya juga akan melakukan pembekalan kader-kadernya yang duduk di legislatif. Anggota dewan asal Gerindra akan mendapatkan pembekalan dalam melakukan advokasi dan mengawal kepentingan masyarakat maupun pelatihan khusus komunikasi politik yang cerdas. Kader Gerindra akan lebih kritis dan aktif mengoreksi kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat. Tidak boleh diam saja jika ada penyelewengan, tegasnya. Garuda Magz - Maret 2011
14
15
Foto : Istimewa
etua pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tarmizi Taher menyebut Prabowo Subianto sebagai sosok yang tepat untuk memimpin organisasi tersebut di masa mendatang. Namun Prabowo buru-buru menolak tawaran itu lantaran ia mengaku bukan seorang ahli agama. Dengan segala hormat, saya membantu di bagian yang lain saja. Saya ini bukan ustadz. Kalau nanti disuruh mengisi ceramah, bisa repot, ujar Prabowo. Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan peresmian kantor DMI di Masjid Istiqlal, Lapangan Banteng, 24 Februari lalu. Prabowo mengatakan, ia selalu siap sedia untuk dimintai bantuan oleh DMI. Namun bantuan itu, lanjut dia, yang sesuai dengan kemampuan dia. Kalau saya diminta untuk merancang strategi perang atau strategi politik, saya siap sedia. Saya ini kan prajurit, selalu siap untuk diperintah, tuturnya. Sebelumnya, dalam sambutannya pada acara yang sama, Tarmizi menyebut sosok Prabowo sangat sesuai untuk menjabat sebagai Ketua DMI. Hal ini berlatar pada jasa besar Prabowo, salah satunya dalam menyumbang renovasi kantor DMI yang diresmikan pada februari lalu. Peresmian itu dilakukan oleh Pengurus DMI dan Ketua Dewan Pembina
ejumlah kader Partai Bintang Reformasi di Provinsi Kalimantan Selatan tak mempersoalkan partainya bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Hal itu dikemukakan H Riduan Masykur, anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) dari Partai Bintang Reformasi (PBR) menanggapi kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai politik (parpol) tersebut yang bergabung dengan Gerindra. Mungkin pertimbangan DPP sudah matang untuk bergabung dengan Gerindra guna menghadapi situasi kepartaian mendatang yang makin kompetitif. Kita di daerah tinggal mengikuti, tandas anggota DPRD Kalsel dua periode dari PBR tersebut. Pasalnya, ungkap anggota Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalsel itu, sebelum bergabung dengan Gerindra juga ada beberapa parpol yang memberi tawaran, antara lain Partai Golkar yang sudah tergolong kuat dan mapan. Mengenai penggabungan keanggotaan DPRD dari PBR dan Gerindra mejadi satu fraksi, sosok wakil rakyat yang juga seorang qari dan sering menjadi anggota Dewan Hakim MTQ Kalsel itu, menyatakan, untuk tingkat provinsi mungkin tidak terlalu masalah. Saya kira penggabungan keanggotaan DPRD Kalsel dari PBR dan Gerindra dalam satu fraksi tak masalah, tinggal menunggu instruksi serta petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (juknis), tandasnya. Begitu pula nanti dalam kepengurusan partai pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Kalsel akan diatur sedikian rupa, sesuai juklak dan juknis dari DPP. Anggota dewan yang murah senyum dan akrab dengan wartawan itu berkata. Pokoknya kita berharap, dengan penggabungan tersebut dapat menimbulkan kekuatan baru dalam tatanan politik guna menatap masa depan Indonesia yang lebih baik. Untuk keanggotaan DPRD Kalsel dari PBR ada lima dan Gerinda dua orang. Namun, sementara ini PBR membentuk fraksi berdiri sendiri, sedang dari Gerindra tak memenuhi syarat membentuk fraksi tersendiri. Oleh karena itu dua orang dari Gerindra tersebut menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang kemudian menjadi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Indonesia Raya (PPPRI) dengan sembilan anggota.
16
17
SOSOK
Foto : KapanLagi.com
18 18
Jamal Mirdad
Foto : Istimewa
kan, yang memberi amanah. Ya, mungkin ketemu bersama, bikin acara syukuran, ujar suami dari Lidya Kandou ini. Aktor yang populer lewat film Ramadhan dan Ramona (1992), kini duduk di Komisi X. Di komisi yang membidangi masalah pendidikan, seni, pemuda, olahraga dan pariwisata ini, Jamal merasa percaya diri dengan tugas yang diembannya. Di komisi ini, ia banyak bertemu kolega lama yang sebagian berasal dari kalangan seniman dan artis. Ia pun meminta masyarakat jangan menyangsikan kemampuannya. Salah satu yang menjadi sorotannya sebagai anggota dewan, adalah perfilman nasional yang tengah menjadi perbincangan banyak pihak. Masyarakat harus aktif memberikan masukan kepada para pelaku industri film, temasuk artis dan sutradara termasuk produser, ujarnya. Jamal pun berjanji, dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat yang pernah bergelut di industri film akan serius memperjuangkan agar pendapatan para pekerja industri film ditingkatkan. Sejauh ini pendapatan para pekerja film itu sangat minim, padahal mereka bekerja seharian, tandasnya. Darah seni peran yang mengalir dalam keluarga Jamal Mirdad bisa dibilang teramat kental hali ini dibuktikan dengan dua putrinya, Nana Mirdad dan Naysila Mirdad yang mengikuti jejak orang tua mereka untuk terjun di panggung hiburan. Keduanya yang kerap menghiasi layar kaca, seakan tengah saling beradu pamor. Malah, jika tak ada aral melintang, konon perjalanan bahtera keluarga Jamal Lidya bakal disinetronkan. Konon ide itu muncul dari kedua putrinya yang kian diperhitungkan di jagat hiburan. Garuda Magz Maret 2011 Garuda Magz --Maret 2011 19 19
PROFIL
20
21
ku ingin hidup seperti pohon nyiur, setiap bagian dari tubuhnya bermanfaat untuk kehidupan manusia. Begitulah Noura Dian Hartaroni menuangkan filosofi hidupnya dalam kolom profil akun blog, Serat Lazuardi. Di jejaring sosial facebook atas nama dirinya, ia mempertegas komitmennya, Hidup adalah pengabdian paripurna. Jalan pengabdian itu kini telah terbentang. Perempuan 43 tahun kelahiran Blitar, 17 Desember 1968, ini dipercaya menjadi wakil rakyat yang berkantor di Senayan dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Ia mewakili dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur VI yang meliputi Tulungagung, Kediri, dan Blitar kota kelahirannya. Di masa kampanye Pemilihan Umum 2009, wilayah ini termasuk Dapil keras yang harus dilintasi dengan pertarungan hidup mati. Di situ ada sejumlah politisi yang namanya tak asing lagi di panggung politik nasional. Sebutlah, misalnya, Pramono Anung dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Anas Urbaningrum dari Partai Demokrat. Toh, di tengah pertarungan yang sengit, Noura berhasil mengantongi 23.106 suara. Ia telah menunjukkan diri sebagai seorang perempuan petarung berhadapan dengan politikus ternama. Kemampuan itulah yang mengantarnya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Semuanya berawal dari ketelibatannya dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Di sini anak keenam dari tujuh bersaudara ini merasakan denyut nadi petani. Perempuan berparas cantik ini bisa menyelami kehidupan masyarakat yang sehari-hari bergelut dengan pertanian. Noura kian terpanggil setelah pada sebuah kesempatan ia mendengar pidato Prabowo Subianto, Ketua Umum HKTI. Kala itu Prabowo membentangkan gagasannya menjadikan Indonesia yang mandiri. Saya menangis mendengar pidato Pak Prabowo, kenangnya. Ia tak sebatas bersedih. Pidato Prabowo justru menariknya terjun ke politik, dunia yang sebelumnya tak ia tengok. Lulusan
Manajemen Universitas Pancasila, Jakarta ini pun memilih bergabung dalam Partai Gerindra. Di partai berlambang kepala burung garuda ini Noura menjabat Wakil Sekretaris Jenderal. Di partai ini pula Prabowo Subianto menjadi ketua dewan pembina. Perjalanan menuju kursi parlemen itu ia rasakan paling berat dalam kisah hidupnya. Tapi Noura pantang surut. Kakinya terus melangkah, melintasi jalan-jalan bergelombang dunia politik dengan aneka dinamika. Kegigihannya berbuah. Tapi dengan rendah hati ia berucap, Saya masuk di DPR ini seperti sudah ada jalannya. Noura duduk di Komisi VI membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, BUMN, dan UKM. Dengan menjadi penyambung lidah rakyat,
perempuan penyuka musik jazz dan bossanova ini mengaku mendapat firasat dari shalat tahajud yang ia jalani selama tiga tahun terakhir. Saat itu, ia memutuskan untuk meninggalkan keduniawian. Saya ini hanya seorang hamba Allah, ujar perempuan murah senyum yang tinggal di kawasan Ciganjur Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini. Lebih setahun duduk di Komisi VI DPR-RI, membuat Noura kian mendalami masalah perkembangan industri dan perdagangan, terutama seputar geliat usaha kecil dan menengah. Di bidang-bidang itulah ia lebih banyak mencurahkan perhatianya sebagaimana pohon nyiur yang setiap bagian dari tubuhnya bermanfaat untuk kehidupan manusia.
SUARA PARLEMEN
Foto : Istimewa
tergabung dalam koalisi, tandasnya. Fadli menambahkan, bahkan saking nafsunya partai pengusung, dirinya pun menerima laporan secara lisan adanya upaya untuk menyuap dua orang anggota fraksi Gerindra agar berubah suara dalam voting tersebut. Namun dia enggan menyebutkan fraksi mana yang hendak menyuap dua kader Gerindra itu. Dalam lobi-lobi itu ada. Memaksa bahkan menyuap dengan sejumlah uang agar berubah sikap, ungkapnya. Persoalan mafia pajak ini telah menjadi isu untuk berebut panggung politik. Alasan yang disampaikan pengusung hak angket tidak jelas, malah bisa menimbulkan pelanggaran. Bahkan keberadaan Gerindra di kubu Demokrat, PKB dan PAN yang menolak usulan tersebut membuahkan isu tak sedap. Diantaranya Gerindra akan mendapat jatah menteri sebagai imbalan dukungan. Kami menolak karena kami sudah punya pengalaman. Kami tak mau angket kemudian hanya menjadi tempat berselancar saja, ujar Ketua Kaderisasi DPP Partai Gerindra yang duduk di Komisi III DPR-RI, Desmond Junaidi Mahesa. Meski demikian, Desmond tak membantah bila dukungan ini, bisa mengerucut pada rencana koalisi dengan Partai Demokrat, dalam menghadapi Pemilu 2014 mendatang. Dalam berpolitik, segala sesuatunya sangat mungkin.
Tidak menutup kemungkinan Gerindra bisa berkoalisi dengan Demokrat di 2014 nanti. Bisa iya, bisa juga tidak, ujarnya. Isu soal adanya deal akan mengusung Prabowo Subianto dengan Anas Urbaningrum pada pertarungan di 2014 nanti langsung dibantah oleh Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Humas dan Media Massa, M Asrian Mirza. Masih jauh untuk berandai-andai tentang siapa calon pendamping Pak Prabowo nanti. Ini ranah politik dan setiap saat bisa berubah. Banyak juga kader-kader partai atau tokoh tokoh masyarakat yang dapat jadi pendamping Pak Prabowo nanti tahun 2014, tegasnya. Walau menolak hak angket mafia pajak ini. Gerindra tetap mendukung pemberantasan mafia pajak sampai ke akar-akarnya melalui proses hukum yang tegas, transparan dan berani. Gerindra akan terus bersikap objektif, proporsional dan tetap independen. Kasus mafia pajak agar diselesaikan oleh penegakan hukum, pungkas Muzani.
sekali, imbuhnya. Peristiwa pencurian itu, seperti yang diberitakan The Korean Times pada Jumat (18/2), terjadi di kamar hotel salah satu delegasi Indonesia yang menginap di Hotel Lotte, lantai 19, Kota Seoul. Tiga penyusup, terdiri dari dua orang pria dan satu perempuan, masuk ke kamar hotel tersebut dan mengambil sejumlah data-data penting. Para pencuri yang diduga dari ras Asia ini menduplikasi dokumen rahasia yang terdapat di salah satu laptop delegasi Indonesia, yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam rangka menindaklanjuti perjanjian kerjasama ekonomi yang ditandatangani Presiden Lee Myung-bak dan Presiden SBY pada pertemuan puncak ASEAN Desember 2010 silam. Diduga dokumen yang berhasil diduplikasi berisi rahasia pertahanan, termasuk pembelian pesawat T-50 dari Korea . Polisi setempat menduga para pencuri merupakan jaringan senjata internasional atau mata-mata profesional.
23
Foto : Istimewa
SUARA PARLEMEN
Namun kabar pencurian data rahasia negara tersebut dibantah oleh pemerintah. Meski, diakui bahwa yang data dicuri dalam peristiwa itu hanyalah materi yang akan dipresentasikan dalam pertemuan tersebut. Indonesia beramai-ramai masuk ke Partai Gerindra, ujar Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburakhman di Jakarta usai mengikuti Rapar Pimpinan Nasional SPR beberapa waktu lalu. Menurut Habib, Gerindra berharap para advokat tersebut bisa memaksimalkan kemampuan advokasinya dalam membantu menyelesaikan persoalan hukum rakyat di basisbasis Gerindra yang kebanyakan memang rakyat di kalangan bawah seperti buruh, nelayan, petani yang sering menjadi korban ketidak-adilan hukum. Sebelumnya, sebanyak enam parpol sudah terlebih dulu melebur dengan Gerindra yakni Partai Merdeka, Partai Buruh, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), PNI Massa Marhaenis, Partai Kedaulatan, dan Partai Serikat Indonesia (PSI).
Sikap Partai Gerindra menolak Hak Angket Mafia Pajak didasari lima hal, seperti disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.
Foto : Istimewa
1. Kita tidak ingin menari di atas kepentingan partai lain yang mempunyai maksud berbeda dari diperlukannya Pansus. 2. Kita tidak ingin menjadi alat politik untuk bargaining dari partai tertentu yang kini bergabung dalam koalisi. 3. Kita melihat usulan hak angket lebih merupakan manuver politik saja, bukan upaya serius memberantas mafia pajak sampai ke akar-akarnya. 4. Gerindra mendukung pemberantasan mafia pajak melalui proses hukum yang tegas, transparan, dan berani. 5. Penolakan Gerindra tidak ada hubungannya dengan reshuffle kabinet dan tawaran politik tertentu. Sikap ini murni pendirian yang jernih dan bertanggung jawab.
24
SAYAP
Oleh : Kemal Firdaus untuk peserta Pemilu 2014 dimajukan, maka kami pun harus menyesuiakan target kami dengan induk kami yaitu, meloloskan Gerindra sebagai peserta Pemilu 2014 mendatang. Namun Satria bukan hanya melulu hanya berurusan dengan dunia politik, Satria juga terjun langsung dalam beragam kegiatan kemanusian seperti pemberian bantuan pada daerah bencana. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan di daerah bencana jelas Tino. Masyarakat banyak yang antipati saat partai politik terjun langsung ke daerah bencana, mereka curiga adanya niat lain dibalik bantuan itu. Nah untuk menghindari terjadinya kecurigaan, maka Satria lah yang biasnaya diterjunkan langsung untuk bersentuhan dengan masyarakat. Mereka tahu kalo kita bukan partai politik dan tujuan kami memang hanya semata-mata untuk membantu sesama. Satria juga telah beberapa kali menggelar acara seperti turnamen sepakbola dan beragam seminar lainnya. Saat ditanya mengenai cara untuk bergabung dengan Satria, Idham mengatakan Mudah saja, hanya perlu mendatangi kantor pengurus Satria terdekat, menyerahkan KTP dan menandatangani surat tidak terlibat keanggotan parpol lain. Saat ini masih ada beberapa pengurus Gerindra yang merangkap Jabatan di Satria Kedepannya kami juga akan mengevaluasi hal ini, nantinya kami akan minta mereka untuk memilih, agar mereka bisa lebih fokus tambah Idham. Satria berharap di masa depan bahwa kami bisa lebih mandiri dan menjadi organisasi sayap yang lebih besar lagi ujar Idham Tidak mudah memang namun kami tetap berusaha dan mengabdikan seluruh tenaga kami untuk kepentingan negeri ini melalui partai . Untuk mengetahui beragam kegiatan Satuan Relawan Indonesia Raya, silahkan kunjungi website resmi mereka di www.satria.or.id. Garuda Magz - Maret 2011 25
OPINI
D
26 26
ata BPS mungkin tidak keliru. Tapi angka itu, boleh jadi, belum termasuk penduduk yang hampir miskin mereka yang sedikit di atas standar kemiskinan berdasarkan perhitungan BPS. Kelompok ini rentan tergelincir turun kelas, menambah angka kemiskinan. Dengan kenyataan ini, bisa diasumsikan angka kemiskinan dan hampir miskin di negeri ini lebih dari 30 persen penduduk Indonesia. Lebih parah lagi, sebagian dari jumlah itu berada di usia produktif, tidak sedikit di antaranya menganggur. Ini perlu diantisipasi, perlu penanganan yang sungguh-sungguh. Mesti ada langkah kongkrik untuk mengatasinya. Butuh kebijakan nyata memperkecil angka kemiskinan secara terencana, sekaligus mengurangi angka pengangguran. Ini sebuah ironi. Negeri ini dianugerahi alam yang kaya. Hutan luas, hamparan tanah yang subur, laut dipenuhi beragam jenis ikan. Kekayaan alam lain yang ada di perut bumi, seperti gas, minyak, atau panas bumi sebagai sumber Garuda Magz - Maret 2011 Garuda Magz - Maret 2011
energi bernilai ekonomis tinggi. Tapi kenapa masih banyak penduduk yang miskin dan hampir miskin? Apa yang salah dalam pengelolaan negara selama ini? Mencari kambing hitam hanya membuang-buang energi, tanpa solusi. Yang diperlukan tindakan nyata, program terencana yang berpihak kepada rakyat miskin. Kita tidak boleh membiarkan kemiskinan berjalan terstruktur, menurun dari satu generasi ke generasi barikutnya. Pembiaran sama artinya dengan menyimpan bom waktu yang pada masanya akan meledak. Ia menjadi bumerang bagi bangsa ini. Kemiskinan cenderung dekat dengan kriminalitas. Oleh karena itu, rantai kemiskinan harus dibuka. Jelas, itu hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang kuat, punya visi, dan mau bekerja keras untuk rakyat. Apa yang dapat dilakukan untuk mencapai masyarakat mandiri secara ekonomi, lepas dari kemiskinan struktural? Setidaknya, ada dua langkah konkrik sebagai jembatan meningkatkan taraf hidup masyarakat: padat karya dan sentuhan teknologi sederhana.
EFEK BERANTAI
Padat karya jelas bisa menciptakan efek berantai. Tidak sekadar meningkatkan ekonomi masyarakat, tapi sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan, di pedesaan maupun di perkotaan. Karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus menyediakan anggaran yang dibutuhkan untuk menciptakan program padat karya sesuai kebutuhan masing-masing daerah. Hanya saja, pelaksanaan padat karya harus hati-hati agar tidak mengubah tatanan sosial yang sudah ada di dalam masyarakat, seperti sikap gotong royong. Paling tidak, ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan agar program padat karya lebih optimal. Pertama, jenis kegiatan harus selektif, tergantung kebutuhan dan kondisi daerah (perkotaan dan perdesaan), kondisi lingkungan, kepentingan ekonomi, dan tatanan sosial. Kedua, peserta program lebih diprioritaskan pada lapisan pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), pengangguran, dan mereka yang sangat merasakan himpitan ekonomi. Ketiga, padat karya memperhatikan asas pemerataan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan konflik sosial. Misalnya, peserta program dibatasi untuk tiap kepala keluarga (KK). Nepotisme atau semacamnya sedapat mungkin dicegah. Keempat, diperlukan perencanaan, pengendalian, dan pengawasan yang terprogram dengan dukungan data dan informasi yang akurat. Pusat Informasi Ketenagakerjaan di tingkat kabupaten atau kota yang bertugas mengamati, mencatat, dan menginformasikan kondisi ketenagakerjaan yang ada di daerah sampai tingkat kecamatan menjadi amat penting. Kelima, pemerintah, terutama pemerintah daerah, hendaknya proaktif. Kebiasaan menunggu petunjuk dari atasan sebaiknya dihindari. Respon, inisiatif, dan kreativitas pemerintah
daerah lebih dituntut, terutama dalam menangkap isyarat dini permasalahan PHK dan pengangguran yang ada di daerah masing-masing. Keenam, peran serta perusahaan di tiap daerah dengan program tanggung jawab sosial korporasi diperlukan. Antara lain dalam menginformasikan pekerja yang terkena PHK untuk memudahkan pemerintah menyiapkan langkah penyelesaian di tingkat lokal. Semaksimal mungkin perusahaan yang kondisinya masih sehat menampung dan mempekerjakan mereka yang terkena PHK. Ketujuh, dimensi ruang dan waktu harus menjadi pertimbangan dalam menetapkan jenis kegiatan padat karya. Bisa jadi bentuknya berbeda antara daerah perdesaan dan perkotaan. Perlu juga dipertimbangkan kaitan dengan penentuan jenis kegiatan dan jumlah orang memperoleh kesempatan bekerja.
Di pedesaan paling dominan sektor ekonomi. Permasalahan di desa berbasis pertanian akan beda dengan desa pesisir, begitu juga desa dengan basis ekonomi lainnya.
TEKNOLOGI SEDERHANA
Teknologi tidak selamanya berkonotasi modern, canggih, dan berbiaya tinggi. Teknologi sederhana dapat dilakukan untuk rakyat miskin. Teknologi sederhana tidak perlu riset mendalam. Yang diperlukan kecermatan mengidentifikasi permasalahan di dalam masyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kecermatan yang sama harus melingkupi upaya memahami sumber daya dan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi teknologi. Permasalahan masyarakat miskin tentu punya banyak dimensi dan ragam, tetapi jelas beberapa
tinggi setempat. Inilah yang perlu digaungkan oleh pemerintah pusat secara nasional sehingga penerapannya merata di seluruh Indonesia. Jelaslah, penerapan program padat karya dan teknologi sederhana dapat meningkatkan kesejahteran masyarakat. Peningkatan ekonomi masyarakat secara mikro dan merata di seluruh daerah pada gilirannya akan mengerek pertumbuhan ekonomi secara nasional. Dengan demikian, selain mengangkat derajat masyarakat miskin dan mengurangi angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik pun akan tercapai. Garuda Magz - Maret 2011 Garuda Magz - Maret 2011 27 27
di antaranya membutuhkan solusi teknologi. Permasalahan masyarakat miskin perkotaan juga berbeda dengan masyarakat di perdesaan. Bila di perkotaan masalah yang dirasakan masyarakat miskin terutama hunian, air bersih, dan lapangan kerja, di pedesaan dominan peningkatan produksi. Sebagaimana perdesaan berbasis pertanian, solusi teknologi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan desa-desa pesisir juga harus mempertimbangkan kemampuan nelayan dan pengolah hasil laut. Pengelolaan harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di kawasan pesisir. Dengan memahami ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin, tentu dibutuhkan teknologi yang berpihak pada kepentingan masyarakat. Di sini peran pemerintah daerah amat diperlukan untuk mendorong lahirnya teknologi sederhana di daerah masing-masing. Pencarian teknologi yang relevan dapat dilakukan dengan bekerja sama perguruan
MENUJU 2014
tapkan diri tahun 2011 sebagai tahun konsolidasi dan bekerja untuk rakyat, juga adanya kekuatan baru dari partai gurem. Mantan pasangan Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009 lalu itu, mengatakan, saat ini sudah ada 6 partai dan ditambah Partai Bintang Reformasi (PBR) yang sudah bergabung dengan partainya. Diperkirakan, masih ada penambahan 5 partai yang akan bergabung, untuk bertarung pada Pemilu 2014 nanti. Sekarang dalam pembicaraan ada 5 partai lagi. Kita ini kan partai terbuka, kalau ada yang bergabung, terima kasih, terangnya
Foto : Istimewa
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Golkar bersiap menggarap ranah media sosial. PKS ingin menyukseskan target 3 besar di Pemilu 2014 melalui media mutakhir ini. Efektifkah mendulang suara? Ini langkah yang cerdas dari PKS, hasil pembicaraan sepanjang mukernas di Yogya. Pengaruh sosial media semakin dapat tempat di kelas menengah. Tapi saya meragukan efektivitasnya, ujar Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi. Disampaikan dia, kelas menengah umumnya lebih independen dan sulit dipengaruhi media sosial di dunia maya. Selain itu, pemakai internet khususnya media sosial masih sedikit penggunanya.Memang facebooker kita tertinggi di dunia, juga twitter. Tapi jika dibanding masyarakat Indonesia secara umum, angkanya masih kecil. Sekitar 85% persen tidak pernah buka akses internet. Tetapi ya kalau mulai nggak apaapa, tutur pria berkacamata ini.
Burhanuddin berpendapat, segmen masyarakat pemilih PKS sudah dominan kelas menengah. Berdasar exit poll yang dilakukan LSI selama Pemilu 2009 lalu, magnet elektoral PKS cukup mendapat tempat di kelas menengah. Jika PKS menggeber habis lewat twitter dan facebook maka akan sia-sia. Terkesan menggarami air laut karena cukup kuat kelas menengahnya di PKS, terutama yang berasal dari Muslim konservatif yang terdidik dan ada di kota. Ini cukup dominan. Yang kurang digarap itu adalah kelas menengah ke bawah yang besar jumlahnya, terang dia.
29
Foto : Istimewa
telah mengikuti pemilu sebelumnya. Parpol ini juga sudah sah berdasarkan UU 10/2008. Akan tetapi di dalam UU 2/2011, ada frasa kewajiban melakukan penyesuain UU, untuk mengikuti verifikasi. Padahal pemohon sudah sah berbadan hukum dan sudah mengikuti pemilu sebelumnya, jelasnya. Terutama dalam pasal 51 ayat 1 yang mengatur perihal verifikasi. Tentu ini menyebabkan pemohon terampas hak demokrasinya. Artinya besar kemungkinan parpol non parlementer ini tidak bisa ikut, karena syaratnya sangat memberatkan. Salah satu proses verifikasi yang dianggap berat pemohon adalah perihal perlunya dibuka kantor perwakilan parpol di 50 persen kecamatan di seluruh Indonesia. Proses ini dianggap terlalu berat, karena akan menghabiskan ratusan miliar. Suhardi juga mempertanyakan perlu dilakukannya verifikasi 2,5 tahun sebelum pemilu. Ia pun mempertanyakan alasan perlu dilakukannya verifikasi dalam kurun waktu tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut, secara yuridis, parpol peserta Pemilu 2009 tidak perlu lagi diverifikasi, termasuk juga yang tidak lolos PT. Karena UU parpol 10/2008 masih berlaku, tegasnya. Sementara itu, hakim konstitusi Muhammad Alim yang memimpin sidang pleno, meminta pemohon untuk memperbaiki berkas-berkas yang diajukan. Sedangkan hakim konstitusi lainnya, Maria Farida Indrati dan Harjono menegaskan, uji formil bisa dilakukan setelah 30 hari UU diundangkan. Akan tetapi, setelah itu tidak bisa dilakukan uji formil. Uji materi UU 2/2011 ini diajukan berbagai parpol peserta pemilu 2009 lalu. Ada 18 parpol yang mengajukan uji materi ini. Mereka adalah Partai Persatuan Daerah (PPD), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), Partai Patriot, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan Indonesia (PNBKI), Partai Pemuda Indonesia (PPI), Partai Matahari Bari (PMB), Partai Pelopor,
Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Partai Merdeka, dan Partai Syarikat Indonesia (PSI).
KOLOM
Seiji Maehara memilih mundur. Jabatan Menteri luar Negeri Jepang ia tinggalkan dengan kepala tegak. Ia tidak menyembunyikan mukanya yang tercoreng karena terungkap menerima donasi ilegal 250 ribu yen atau sekitar Rp 27 juta selama 2005 2010 dari seorang warga negara asing asal korea.
P
30
ria 48 tahun ini mengaku telah menerima donasi dari perempuan berusia 72 tahun yang sudah lama dikenalnya itu. Maehara memohon maaf kepada rakyat dan bangsanya disertai pernyataan pengunduran diri dari jabatan yang baru enam bulan diembannya. Saya minta maaf kepada rakyat Jepang atas keresahan politik ini, ucapnya. Bujukan atasannya, Perdana Menteri Naoto Kan, tak cukup kuat menahan langkahnya meninggalkan panggung politik. Maehara tak hanya memunggungi kantor pemerintahan Departemen Luar Negeri Jepang, tapi juga mengubur mimpinya menjadi perdana menteri pasca Naoto Kan. Ia berkeras lempar handuk karena merasa tidak amanah, tak bisa lagi dipercaya sebagai pejabat publik. Inilah Jepang! Budaya malu dan merasa bersalah bila tak berhasil begitu kental dalam kehidupan masyarakat. Pejabat publik yang bersalah tak perlu mencari alasan pembenar untuk tidak mengakui kekeliruannya dan memilih mundur Februari 2011 Garuda Magz - Maret 2011
dari jabatan yang diembannya. Maehara, jelas, tidak sendirian, Dia bukan satu-satunya pejabat publik Negeri Matahari Terbit itu yang mundur karena merasa gagal. November tahun silam, Menteri Kehakiman Yanagida melakukan langkah yang sama karena merasa bersalah atas komentarnya yang tidak pantas di parlemen. Juni 2010 Menteri Jasa Keuangan Kamei mundur karena proses parlemen yang dianggapnya tidak masuk akal. Langkah yang sama dipilih Perdana Menteri Hatoyama tahun lalu karena tidak mampu memenuhi janjinya memindahkan pangkalan militer AS di Futenma. Tahun 2009, tidak kurang dari empat menteri yang mengundurkan diri karena berbagai alasan. Di Indonesia, sesungguhnya, budaya malu masih ada, meski tidak sama persis dengan di Jepang. BJ Habibie sudah bisa disebut telah membuktikannya, walau berbeda dengan Seiji Maehara. Ketika laporan pertanggungjawabannya sebagai presiden ditolak MPR, sontak Habibie menyatakan mundur dari pencalonannya kembali ke kursi presiden. Itu jelas
sikap yang introspektif. Sebuah sikap yang tahu diri. Seperti Habibie, rasa malu juga masih dimiliki warga yang kesehariannya bertarung dalam menjalani kehidupan. Seorang penjual ketoprak di kawasan Tanah Abang menuliskan kalimat yang menggambarkan masih adanya perasaan malu itu di gerobak dorongnya. Bunyinya begini: Pulang malu, tak pulang rindu. Kalimat itu tertulis jelas di lis papan bagian bawah atap gerobaknya. Tulisan itu mudah terbaca setiap kali ia meramu makanan, melayani pembeli. Ia seakan selalu ingin memberi sprit pada dirinya sendiri bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Perjuangan dalam hidup harus dihadapi dengan sikap yang tegar. Penjual ketoprak itu menyimpan semangat pedang dalam dirinya, sebagaimana jalan hidup seorang samurai di Jepang yang bertarung dengan sema-ngat tinggi untuk meraih kemenangan. Pedagang kecil itu menyimpan sema-ngat untuk membawa pulang keberhasilan dalam pertarungan hidup di kota besar yang penuh persaingan. Semangat itu yang terus menantangnya agar bisa mengobati kerinduan untuk pulang ke tanah kelahiran, kembali berkumpul bersama keluarga. Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, punya cara sendiri dalam memelihara rasa malu. Berdiam di wilayah yang mereka sebut Tana Toa, masyarakatnya hidup dan menjalani keseharian dengan kesederhanaan. Tak ada benda-benda elektronik dan teknologi modern, mereka tinggal di rumah yang terbuat dari kayu beratapkan ijuk. Pemimpin masyarakat Tana Toa adalah seorang yang disebut Ammatoa. Sebagai pemimpin, Ammatoa merasa malu jika ada warganya yang menderita dalam ukuran setempat. Ia benar-benar bekerja untuk masyarakatnya, tanpa pamrih. Tak ada upaya memanfaatkan amanah itu untuk kepentingan pribadi, apalagi memperkaya diri sendiri. Itu tercemin dari prinsip hidupnya, Kalau negeri (kampung) ini diberkahi kemakmuran dan panen yang melimpah, Ammatoa orang terakhir
yang merasakan kemakmuran itu. Kalau negeri (kampung) ini dilanda bencana atau kesulitan, Ammatoa orang pertama yang merasakan kesulitan itu. Sebuah kearifan dan kesungguhan dalam pengabdian dari seorang pemimpin. Habibie juga pedagang ketoprak dan Ammatoa di Kajang jelas tidak cukup menjadi potret masih adanya rasa malu dalam diri masyarakat Indonesia. Kenyataannya, tidak banyak pemimpin di negeri ini yang berperilaku seperti itu. Justru sebaliknya, kecenderungan yang menonjol adalah berapologi, mencari alasan pembenar jika di mata publik telah melakukan kesalahan. Di mata publik, ada yang tetap melenggang di alam bebas, meski teman seiring dalam melakukan perbuatan tercela sudah membayar dosa atas perbuatannya dengan mendekam di dalam bui. Ada yang hilang ingatan dan berobat di luar negeri dalam waktu panjang hingga terhindar dari panggilan Komisi Pemberantasa Korupsi, meski orang-orang yang berkaitan dengan kasusnya sudah berubah status menjadi tersangka. Tidak seperti Seiji Maehara yang secara kesatria mengakui kesalahannya dengan kepala tegak, orang-orang semacam itu justru menyembunyikan mukanya meski di mata publik sudah tercoreng. Lalu, bagaimana menata langkah ke masa depan dalam kondisi Indonesia semacam itu? Kita memang perlu realistis melihat kenyataan yang ada. Tidak perlu meniru sikap seperti pejabat publik Jepang. Tidak mesti meniru kearifan kepemimpian Ammatoa dalam masyarakat Tana Toa. Kalau belum bisa tahu diri seperti yang dilakukan Habibie, tak ada salahnya belajar kepada pedagang ketoprak yang biasa mangkal di pinggir jalan kawasan Tanah Abang: Malu bila tak meraih keberhasilan dan tetap memelihara semangat untuk mencapainya.
Seorang penjual ketoprak di kawasan Tanah Abang menuliskan kalimat yang menggambarkan masih adanya perasaan malu itu di gerobak dorongnya. Bunyinya begini: Pulang malu, tak pulang rindu.
Garuda Magz - Maret 2011 31
Foto : Istimewa
32
33
Tahun
mengabdi