Anda di halaman 1dari 5

EVIDENCE BASED NURSING

Nama Nim Kelas/ Semester Mt.Kul Dosen Pengajar

: Muhamad Hasan Basri : 0911011031 : A/V : Kep. Anak : Ns. Nikmaturrohmah, S. Kep., M. Kes

A. Kasus di Klinik Basri Husada a. Soneo Soneo 5 tahun MRS dengan Demam Thypoid , pada hari ke tiga dia dirawat di rumah sakit mengatakan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, tidak nafsu makan dan demamnya sudah tidak seperti pertama kali saat dia MRS. Soneo murupakan anak yang paling rewel ketika dirinya sakit dan hendak dibawa ke puskesmas atau perawat terdekat untuk berobat, karena dia takut akan jarum. Dalam satu tahun terakhir ini penyakit typoid Soneo sudah kambuh 3 kali, dan yang ke 3 ini merupakan yang cukup mengkwatirkan bagi keluarganya. Hasil pemeriksaan fisik suster didapatkan data Tensi:120/80mmHg, Nadi 64x/menit, RR 20x/menit, Suhu 37 C, akral hangat, dan lidah ditemukan kotor .

Soneo selalu marah apabila melihat ayahnya sedang menjenguk dirinya dirumah sakit. Karena menurut Soneo gara-gara ayahnyalah tangannya ditusuk jarum infus dan di suntik serta harus minum obat setiap hari, dia merasa bahwa dirinya sudah sakit tetapi di rumah sakit malah disakiti, oleh perawat. Oleh karena itu dia merasa kecewa pada ayanya yang telah mengantarkan dirinya masuk rumah sakit. Bahkan tidak jarang juga dirinya meminta pada ibunya agar suster tidak dan

menyuntik dan mengambil darahnya lagi bahkan sempat marah-marah menangis karena minta pulang ke rumah oleh ibunya tidak dituruti.

b. Keluarga Ibu Soneo bertanya kepada suster bagimana caranya untuk mengurangi kecemasan Soneo terhadap tindakan invasive keperawatan?, Karena pada saat sebelum MRS, ketika typoid Soneo kambuh ibu membuatkan air labu yang dikasih gula untuk minuman Soneo dan biasanya juga dibuatin minuman dari air kunyit yang

dipasah, akan tetapi Soneo lebih memilih air labu daripada air kunyit untuk diminum?, Apakah setelah dilakukan terapi obat di rumah sakit apa masih perlu diberikan air labu sebagai terapi non farmakology untuk soneo?, soalnya sampai sat ini dia merasa bosan, pengen muntah ketika harus minum obat, dan takut ketika melihat suster yang datang membawa alat suntik?

c. Perawat Dari kondisi Soneo dilapangan maka perawat menegakkan diagnose keperawatan pada Soneo 4th adalah Ansietas.

d. Penetapan Masalah Klinik yang relevan dan dapat dijawab Pada anak usia prasekolah 3-5th menderita demam typoid yang sering kambuh dan phobia terhadap tindakan invasive perawat. Apakah dengan pemberian tindakan non farmakologi (terapi bermain) sebelum tindakan invasive diberikan dapat menurunkan Ansietas anak? Jawab: Ya, Benar , tindakan pemberian terapi bermain untuk meningkatan kemauan anak terhadap tindakan massive perawat tersebut dapat menurunkan tingkat ansietas anak. Hal ini dapat dibuktikan langsung melalui tindakan intervensi yang telak dilakukan oleh perawat di klinik ataupun rumah sakit dan tindakan ini juga diperkuat melalui hasil penelitian seperti Jurnal yang terlampir pada tugas ini.

e. Analisis Pico P :Pasien/Problem Soneo/Ansietas

Intervensi

:Pemberian terapi bermain untuk meningkatkan penerimaan tindakan invasis diberikan perawat guna menurunkan ansietas

Comparasi Output

:Anestesi :anak merasa tidak takut pada saat dilakukan tindakan invasive oleh perawat(nyaman).

Tipe Penelitian

:RCT

Maka diagnosis yang Muncul: Ansietas ybd.tindakan invasive perawat.

f. Penelaaha terhadap bukti-bukti ilmiah 1. Karakteristik Artikel Judul Pengaruh Terapi Bermaian terhadap tindakan Invasive pada anak prasekolah di Ruang Anak RSUD Waluyo Wlingi Blitar. Penulis Citra widya Sari, Hurun Ain, Ghanif Juadi (Alumni Prodi Keperawatan

Lawang Poltekes Malang) Publikasi Jurnal Kesehatan, Volume 6, No. I, Mei 2008 ISSN 1693-4903

2. Melakukan Telaah Kritis Pertanyaan 1: Bagaimana Penelitian Tersebut Dilakukan? Penelitian tersebut dilakukan dengan di ruang Anggrek RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, dengan responden 19 respondek(anak 3-5 th hospitalisasi ),metode penelitian the one group pretest dan postes. Pertanyaan 2: Apa Hasilnya?

Anak setelah dilakukan tindakan terapi bermain sebelum dilakukan tindakan invasive cenderung lebih kooperatif, dari pada tidak dilakukan tindakan Pertanyaan Tiga: Apakah Hasil Valid Dalam Kerangka Penelitian? Desain Sangat memadai dengan penelitian RCTs Valid, Sampel representative 19 anak/RCTs terdapat 12 anak yang mau dilakukan terapi bermain dan lebih kooperatif dan tidak takut, dan 7 orang lainnya.tidak mau. Pertanyaan 4: Apakah Hasilnya Valid Diluar Kerangka Penelitian? Sampel representative 19 anak/RCTs terdapat 12 anak hospitalisasi yang mau dilakukan terapi bermain dan lebih kooperatif dan tidak takut, dan 7 orang lainnya.tidak mau. Pertanyaan 5: Apakah Hasil Penelitian Kuat dan Konsisten? Ya, Hasil Penelitian Sangat convidence karena terletak pada level 1 derajat evidence

3. Bagaimana Hasilnya Terapi bermain yang diberikan sebelum tindakan massive perawat terbukti tdapat menurunkan ansietas sehingga anak lebih kooperatif, tidak rewel, dan menangis.

5. Apakah Hasil Penelitian Dapat diaplikasikan Untuk Pasien? Dapat, Karena telah terbukti melaui riset yang akurat.

g. Penerapan Penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek penganbilan keputusan a.Kaji lingkungan dan suasana klinik untuk sebuah perubahan bKaji Pengetahuan c. Membuat SOP d. Pengembangan Sructur Oraganisasi e. Melaksanakan EBN

h. Melakukan Evalusi 1. a. Lingkungan b. Staff c. Biaya d. Pasien dan Keluarga 2. Menyebarkan Hasil 3. Evaluasi Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai