Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

Kecanduan Amfetamin (Shabu)

Disusun oleh:

FIDINIA HASTUTI (109104000041)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

1. Kasus (Masalah Utama) Kecanduan Amfetamin (shabu). Amfetamin adalah kelompok narkoba yang dibuat secara sintetis dan akhir-akhir ini menjadi populer di Asia Tenggara. Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah: y y y Amfetamin Metamfetamin Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam). Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu. Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis.Dulu ketergantungan terhadap amfetaamin timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena penyaluran obat yang ilegal. Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuat dan digunakan secara ilegal. Amfetamin biasanya berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat dan kristal kecil berwarna putih. Cara memakai amfetamin adalah dengan menghirup asapnya, ditelan, dan suntikan. Nama-nama lain: Shabu, SS, Ubas, Ice dll. Stimulan-stimulan seperti amfetamin mempengaruhi sistem saraf pusat dengan mempercepat kegiatan bahanbahan kimia tertentu di dalam otak.

2. Proses Terjadinya Masalah Amfetamin meningkatkan kesiagaan (mengurangi kelelahan), menambah daya konsentrasi, menurunkan nafsu makan dan memperkuat penampilan fisik.

Obat ini menimbulkan perasaan nyaman atau euforia (perasaan senang yang berlebihan). Beberapa pecandu amfetamin adalah penderita depresi dan mereka menggunakan efek peningkat-suasana hati dari amfetamin untuk mengurangi depresinya sementara waktu. Selain merangsang otak, amfetamin juga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Tekanan darah bisa sedemikian tinggi sehingga pembuluh darah di otak bisa pecah, menyebabkan stroke dan kemungkinan menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Kematian lebih mungkin terjadi jika: y MDMA digunakan dalam ruangan hangat dengan ventilasi yang kurang

y y

Pemakai sangat aktif secara fisik (misalnya menari dengan cepat) Pemakai berkeringat banyak dan tidak minum sejumlah cairan yang cukup untuk menggantikan hilangnya cairan. Orang yang memiliki kebiasaan menggunakan amfetamin beberapa kali sehari,

dengan segera akan mengalami toleransi. Jumlah yang digunakan pada akhirnya akan meningkat sampai beberapa ratus kali dosis awal. Pada dosis tertentu, hampir semua pecandu menjadi psikostik, karena amfetamin dapat menyebabkan kecemasan hebat, paranoid dan gangguan pengertian terhadap kenyataan hidup. Reaksi psikotik meliputi halusinasi dengar dan lihat (melihat dan mendengar benda yang sebenarnya tidak ada) dan merasa sangat berkuasa. Efek tersebut bisa terjadi pada siapa saja, tetapi yang lebih rentan adalah pengguna dengan kelainan psikiatrik (misalnya skizofrenia).

3. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pecandu amfetamin antara lain: Respon Biologis y y y Ketidakseimbangan nutrisi Gangguan persepsi sensori Gangguan pola tidur

Respon Kognitif y Gangguan proses pikir

Respon Psikososial y y y y Ansietas Koping individu tidak efektif Isolasi sosial Perilaku kekerasan

Respon Spiritual y y y Keputusasaan Ketidakberdayaan Distress spiritual

Data yang perlu dikaji a. Perilaku yang menunjukkan adanya masalah penyalahgunaan zat

b. Faktor predisposisi 1. Faktor Biologis y y Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alcohol Perubahan metabolisme alcohol yang mengakibatkan respon fisiologis yang tidak nyaman y Varian gen DRD2 yang tampak berkaitan dengan transmisi alkoholisme

2. Respon Psikologis y y Tipe kepribadian ketergantungan oral Harga diri rendah sering berhubungan dengan penganiayaan pada masa kanak-kanak y y y Kebiasaan maladaptive yang dipelajari secara berlebihan Mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit Sifat keluarga, termasuk tidak stabil, tidak ada contoh peran yang positif, kurang rasa percaya, tidak mampu memperlakukan anak sebagai individu, dan orang tua yang adiksi 3. Faktor sosiokultural y y Ketersediaan dan penerimaan sosial terhadap penggunaan obat Ambivalensi sosial tentang penggunaan atau penyalahgunaan berbagai zat seperti tembakau, alcohol, dan mariyuana y y y Sikap, nilai, norma, dan sanksi budaya Kebangsaan, etnis, dan agama Kemiskinan dengan keluarga yang tidak stabil dan keterbatasan kesempatan c. Stressor pencetus d. Penilaian stressor e. Sumber koping f. Mekanisme koping

4. Diagnose Keperawatan Koping individu tidak efektif: belum mampu menahan keinginan menggunakan zat kembali

5. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Umum : klien mampu menahan keinginan menggunakan zat kembali

TUK 1 : klien mampu membina hubungan saling percaya setelah 1x pertemuan 1.1 Sapa klien dengan ramah tamah, baik verbal maupun non verbal 1.2 Perkenalkan diri dengan sopan 1.3 Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien 1.4 Jelaskan tujuan pertemuan, jujur, dan menepati janji 1.5 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien 1.6 Beri perhatian pada klien

TUK 2 : klien dapat mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau putus zat setelah 1x pertemuan 2.1 Diskusikan dengan klien tanda dan gejala saat ia memakai zat

TUK 3 : klien mampu mengenali dampak penggunaan zat setelah 1x pertemuan 3.1 Diskusikan bersama klien tentang dampak penggunaan zat terhadap kesehatan (tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit fisik), sosial atau hubungan denga orang lain, pendidikan atau pekerjaan, ekonomi atau keuangan, dan hokum 3.2 Diskusikan tentang kehidupan klien sebelum menggunakan zat, kemudian harapan pesimis untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang setelah tahu dampaknya

TUK 4 : klien mampu meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan zat setelah 1x pertemuan 4.1 Diskusikan hal-hal yang masih dipunyai klien yang dapat meningkatkan motivasi untuk berhenti, misalnya klien masih kuat secara fisik, tidak ada komplikasi penyakit akibat penggunaan zat 4.2 Latih klien untuk mensyukuri keadaannya tersebut dengan menyebutkan lebih sering hal-hal yang patut disyukuri dan berulang-ulang keinginan untuk berhenti

TUK 5 : klien mampu mengontrol keinginan untuk menggunakan zat setelah 2x pertemuan 5.1 Diskusikan cara mengontrol keinginan menggunakan zat dengan cara:

a. Menghindar, misalnya: tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak melewati yang mempunyai kenangan saat masih menggunakan zat, tidak bergabung atau bergaul dengan pengguna b. Mengalihkan, misalnya menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan c. Menolak, misalnya: mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak 5.2 Lihat klien mengontrol keinginan menggunakan zat dengan cara tersebut

TUK 6 : klien dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah setelah 2x pertemuan 6.1 Identifikasi cara klien menyelesaikan masalh selama ini 6.2 Diskusikan dengan klien untung rugi cara tersebut digunakan 6.3 Tawarkan cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah secara verbal, fisik, sosial, maupun spiritual 6.4 Latih klien menggunakan cara tersebut dengan mengenali situasi yang berisiko tinggi seperti kondisi emosional negative, konflik dengan orang lain, dan tekanan sosial, serta tidak menggunakan zat untuk menyelesaikan masalah, tetapi menggunakan cara yang sehat menyelesaikan masalah

TUK 7 : klien dapat megubah gaya hidup setelah 3x pertemuan 7.1 Diskusikan gaya hidup yang sehat, seperti makan dan buang air secara teratur, bekerja dan tidur secara teratur, menjaga kebersihan diri 7.2 Latih klien mengubah gaya hidup, seperti tentuka aktivitas sehari-hari dan hobi, buat jadwal aktivitas, tentukan pelaksanaan jadwal tersebut 7.3 Latih klien minum obat sesuai terapi dokter. Tekankan pada prinsip berat dosis obatnya

Sumber: 1. Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC 2. http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=395:sha bu-amfetamin&catid=53:artikel&Itemid=192 diakses pada tanggal 22 Januari 2012 3. http://medicastore.com/penyakit/297/Ketergantungan__Penyalahgunaan_Amfetamin. html diakses pada tanggal 22 Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai