Anda di halaman 1dari 1

Hakekat Puasa dalam Ihya Ulumiddin Imam Ghazali Puasa itu ada dua yaitu puasa bil fi li dan

puasa bil qolbi. Puasa fi li pengertiany a adalah seperti yang sudah biasa kita dengan yaitu menahan dari makan, minum da n berhubungan suami istri sejak imsak hingga maghrib. Sedang puasa bil qolbi ada lah : 1. Adamu sum ah wa riya (meniadakan sum ah dan riya pada diri kita). Sum ah adalah mence ritakan amalan-amalan kita agar orang lain mendengar dengan maksud pamer. Sedang Riya adalah memperlihatkan amalan kita agar orang lain ngerti dengan maksud pame r juga. Jika 2 hal ini masih ada di diri kita saat puasa, maka pada hakekatnya l aisa syiyam (tidak berpuasa) kata Al Ghazali. 2. Adamu hasad. (meniadakan sifat hasud/dengki pada diri kita). Hasud ato dengki adalah merasa tidak nyaman tatkala ada saudara kita yang mendapatkan kenikmatan seraya berharap kenikmatan itu berpindah pada dirinya, ato susah lihat orang la in senang dan senang lihat orang lain susah. Hasud itu amat berbahaya bagaikan a pi yang membajar kayu bakar. Pahala amalan seseorang akan habis karena sifat ini . Jika hasud masih ada pada kita. laisa syiyam kata Al Ghazali. 3. Adamu Istikbar. (meniadakan sifat sombong pada diri kita). Sombong itu merasa diri super hebat, paling hebat, paling pinter, paling cantik, paling kaya, mere mehkan orang lain bahkan juntrungnya sombong itu mengarah pada menolak kebenaran . Jika dikasih masukan ato dikritik dia marah meskipun kritikan itu membangun da n benar dia tetap menolak kebenaran itu. Jika saat puasa kita masih sombong, lais a syiyam kata Al Ghazali.

Anda mungkin juga menyukai