Anda di halaman 1dari 6

A. MANFAAT POSITIF GANJA Ganja, ternyata memiliki banyak manfaat yang dapat diambil.

Selama ini, ganja hanya dikenal karena penyalahgunaannya (abuse) yaitu dengan menghisap daun ganja kering saja. Padahal, ganja memiliki banyak kegunaan mulai dari akar, pohon, dahan, ranting hingga daun yang dapat diolah menjadi tas, souvenir, obat dan aneka fungsi lain. Menurut informasi dari dunia maya, ganja memiliki potensi medis dalam pengobatan. Selain untuk meringankan rasa sakit, obat-obatan dari ganja juga digunakan untuk menambah nafsu makan bagi penderita anorexia, dan untuk melawan efek samping kemoterapi pada penderita kanker. Setelah mengadakan seminar pada 2 Juni 2007 lalu, Indonesia National Institute on Drug Abuse (INIDA) menemukan efek positif dari penggunaan ganja berdasarkan beberapa riset di berbagai negara yang telah melegalkan penggunaan ganja. Di dalam tanaman ganja, terdapat suatu zat yang disebut Tetrahydrocannabinol (THC). Sosiolog Universitas Katholik Atma Jaya Jakarta, Irwanto menyatakan THC merupakan salah satu zat yang dapat menghilangkan rasa sakit, misalnya pada penderita glukoma. THC memiliki efek analgesik, yang dalam dosis rendahnya saja bisa bikin tinggi . Bila kadar THC diperkaya, bisa menjadi lebih potensial untuk tujuan pengobatan. Selain itu di dalam masyarakat tradisonal, opium, cocaina, dan ganja, dipakai sebagai obat herbal. Di masyarakat Aceh, ganja digunakan sebagai penyedap masakan. Tanaman ganja yang selama ini lekat dengan nilai negatif justru mempunyai lebih banyak nilai positif sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Senyawa bernama delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) ini melawan penyakit pembuluh darah atherosclerosis pada tikus. Atherosclerosis muncul bila adanya masalah pada pembuluh darah misalnya akibat nikotin pada rokok menyebabkan munculnya reaksi kekebalan dari tubuh yang memicu penimbunan lemak di pembuluh arteri. Kepala Bidang Riset Indonesian National Institute on Drug Abuse (Inida), Tomi Hardjatno di Jakarta, Kamis mengatakan, ganja selama ini lekat dengan nilai negatif karena tidak ada upaya untuk mengembangkan ke arah positif. Selama ini, sesuai dengan kriminalisasi penggunanya, ganja berkonotasi buruk. Menurut Tomi, ganja harus dilihat secara proporsional, jangan langsung dibasmi. Harus kita lihat apakah ganja seburuk yang digambarkan. Secara umum ganja tidak menimbulkan ketagihan (withdrawal) seperti halnya morfin. Bila seorang pecandu morfin memutuskan untuk berhenti, dia akan merasakan rasa sakit di tubuh, lazim disebut sakaw. Dari studi literatur, jelas Tomi, ganja hampir sama dengan rokok. Ganja tidak pernah menimbulkan overdosis dan tidak menimbulkan sifat agresif. Tetapi semua itu harus dibuktikan lewat penelitian pungkasnya. B. MANFAAT NEGATIF GANJA Dalam penelitian meta analisis yang dilakukan para ahli dari Universitas Cardiff dan Universitas Bristol, Inggris, terungkap adanya kaitan antara pencandu ganja dengan meningkatkan risiko schizophrenia, yakni adanya peningkatan gejala seperti paranoid, mendengar suara-suara dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Selain faktor kecanduan ganja, para ahli juga mempertimbangkan faktor adanya kelainan jiwa, seperti depresi. THC diduga memiliki sifat menurunkan reaksi kekebalan, menurut Franois Mach dari University Hospital Jenewa, Swiss. Senyawa itu mengikat protein yang disebut CB2 yang ada di permukaan sel-sel kekebalan tubuh.Dikatakan para peneliti, keuntungan penggunaan THC bagi penderita atherosclerosis hanya didapatkan dalam dosis tertentu saja. Pada dosis yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, THC tidak memiliki efek pengobatan bagi penyumbatan pembuluh darah. Ini serupa dengan manfaat minuman anggur untuk mencegah serangan jantung, dimana segelas Bordeaux bisa mengurangi resiko, namun meminumnya dalam jumlah terlalu banyak justru akan meningkatkan resiko. THC juga mengikat reseptor anandamide dan menekan kegiatan pada hipokampus, daerah otak yang terutama dipakai untuk belajar, ingatan dan emosi. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku yang dipelajari dirusak oleh penggunaan ganja. Ini mengambil wujud kesulitan dalam perhatian, daya ingat dan belajar semua dirusak pada para mahasiswa yang memakai banyak ganja, bahkan setelah mereka berhenti memakainya selama 24 jam. Efek ganja yang terberat adalah di otak. Kerusakan otak yang terjadi merupakan kerusakan yang irreversible atau tak dapat diubah. Efek ganja di otak tergantung dari lama, jumlah dan cara pemakaian. Efek yang terjadi ialah euforia, rasa santai, mengantuk dan berkurangnya interaksi sosial. Pada kasus-kasus keracunan (pemakaian dalam jumlah sangat banyak) dapat muncul perasaan curiga yang berlebihan (paranoid), halusinasi visual. Sepanjang pengetahuan kami, sampai saat ini belum ada teknik transplantasi untuk menggantikan bagian-bagian otak yang telah rusak. Menurut Tomi, karena sifatnya sebagai halusinogen dan dapat menimbulkan euforia, efek negatif ganja adalah membuat orang menjadi malas. Efek paling buruk dari ganja karena menjadikan reaksi pemakai lebih lambat, dan peganja cenderung kurang waspada. Pemakai ganja mudah kehilangan konsentrasi,denyut nadi cenderung meningkat, keseimbangan dan koordinasi tubuh menjadi buruk, ketakutan, mudah panik, depresi, kebingungan dan berhalusinasi. Dampak fisik lain, dalam paru, ganja membuat banyak dampak pada kesehatan seperti asap tembakau-batuk harian, dahak, bronkitis dan kerentanan yang lebih tinggi terhadap selesma dahak. Pemakaian ganja jangka panjang merusak paru. Karena penghisap ganja menghirup dan menahan asap dalam-dalam di paru-paru, tampaknya mereka terpejan pada tingkat karbon monoksida tiga sampai lima kali lebih tinggi daripada penghisap tembakau. Ganja meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Seperti hampir semua narkoba, ganja tidak baik pada kehamilan. Penggunaan ganja oleh wanita hamil meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan lebih rentan terhadap beberapa masalah kesehatan. Ibu menyusui yang menghisap ganja menyebarkan THC pada bayinya melalui ASI, dengan risiko pada pengembangan gerak si bayi. Anak-anak yang menghisap ganja secara pasif menunjukkan lebih banyak tabiat yang buruk, pengisapan ibu jari, dan kemarahan dibanding anak yang tidak terpajan. Ganjaaaaaaaaaaa: Ketika seseorang merokok ganja, THC dengan sangat cepat masuk aliran darah melalui paru yang mana membawa zat-zat kimia ke seluruh organ tubuh termasuk otak Didalam otak THC terhubungan dengan tempat spesifik yang dinamakancannabinoid receptor pada sel-sel saraf dan akhirnya mempengaruhi aktifitas sel-sel tersebut. Beberapa bagian dari otak memiliki banyak cannabinoid receptor, sebagian sedikit dan sebagian lainnya tidak memiliki sama sekali. Cannabinoid receptor paling banyak yang terdapat pada bagian otak berhubungan dengan fungsi koordinasi gerak tubuh (Cerebellum), fungsi daya tangkap dan ingatan (hippocampus), fungsi-fungsi kognitif lebih tinggi (Cerebral cortex terutama cingulated, frontal danparietal), fungsi reward (Nucleus accumbens) dan fungsi kontrol gerakan (Basal ganglia). Disamping itu dalam konsentrasi moderatcannabinoid receptor terdapat pada Hypothalamus, Amygdala, Spinal cord, Brain stem, Cenral gray, dan ucleus of the solitary tract (NIDA, 2005) Efek psikologis dan kesehatan yang segera setelah seseorang

mengkonsumsi ganja adalah euphoria, relaksasi, perubahan persepsi, dan intensifikasi dari pengalaman pancaindra yang luarbiasa, seperti makan, melihat film, dan mendengarkan musik. Efek tidak nyaman yang biasa terjadi dari ganja adalah gelisah, panik, dan perasaan tertekan. Pengaruh ini hanya terjadi pada mereka yang belum terbiasa dengan ganja dan pasien yang diberikan THC untuk tujuan pengobatan. Bagi mereka yang telah terbiasa dengan ganja maka mereka akan menginginkan harapan-harapan yang lebih tinggi lagi dengan konsumsi yang lebih banyak sehingga menimbulkan efek delusi dan halusinasi. THC akan meningkatkan denyut jantung antara 20% sampai 50% setelah beberapa menit sampai seperempat jam setelah seseorang merokok atau menelan ganja. Hal ini akan berlangsung sampai 3 jam. Tekanan darah akan naik ketika orang duduk dan akan turun ketika berdiri. Efek kardiovaskuler akan lebih dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung (Hall, W., Louise D., & Michael L., 2001). Keracunan secara cepat pada pengguna ganja sangat rendah dan tidak ditemukan kasus yang fatal dari keracunan akibat penyalahgunaan ganja pada manusia. Tentu saja ini juga dipengaruhi oleh cara penggunaan dengan merokok dan ditelan yang mengakibatkan lambatnya reaksi dalam tubuh, disamping juga ditentukan oleh kandungan THC dari ganja yang dikonsumsi. Jenis Depresi Depresi merupakan salah satu jenis gangguan suasana hati (mood disorder). Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Text Revised (DSM IV TR), depresi dapat terbagi lagi menjadi gangguan depresi berat dan dysthymic (APA, 2000). Gangguan depresi berat itu sendiri terdiri dari beberapa sub jenis, yaitu kategori ringan, sedang, berat, dan parah. Gangguan depresi berat tipe parah dicirikan oleh fitur psikotik berupa delusi dan atau halusinasi. Karakteristik Untuk dapat dikatakan gangguan depresi berat (major depressive disorder), seseorang harus mengalami satu atau lebih episode depresi berat. Satu episode depresi berat berlangsung dalam kurun waktu dua minggu. DSM IV TR memaparkan sejumlah kriteria yang harus terpenuhi untuk dapat mendiagnosis seseorang mengalami episode depresi berat, yaitu 5 (atau lebih) kriteria berikut ini : a) Suasana hati depresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, b) Hilangnya minat atau kegembiraan dalam hampir setiap aktivitas c) Berat badan menurun secara signifikan atau kelebihan berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 % dalam sebulan), atau penurunan atau peningkatan selera makan hampir setiap hari. Pada anak, depresi dapat diindikasikan dari kegagalan anak mencapai berat badan yang seharusnya. d) Insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (banyak tidur) hampir setiap hari. e) Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (harus terlihat oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif) f) Merasa lelah atau hilang energi hampir setiap hari g) Merasa diri tidak berguna atau perasaan bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan hampir setiap hari h) Menurunnya kemampuan berpikir atau berkonsentrasi, ketidakmampuan mengambil keputusan, hampir setiap hari. i) Pemikiran yang berulang mengenai kematian (bukan hanya sekedar takut mati) j) Ide bunuh diri yang berulang tanpa adanya rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri. Lima atau lebih kriteria tersebut harus terjadi selama dua minggu (satu episode) dan menggambarkan perubahan keberfungsian individu tersebut. Yang dimaksud dengan perubahan keberfungsian adalah individu tidak menampilkan kriteria tersebut sebelumnya. Kriteria tersebut juga bukan disebabkan atau terkait oleh kondisi medis yang dialaminya. Selain itu, dari sejumlah kriteria di atas, kriteria suasana hati depresi atau hilangnya minat merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat didiagnosis mengalami gangguan depresi berat. Sedangkan kriteria untuk gangguan dysthymic adalah suasana hati depresi sepanjang hari, yang berlangsung dalam kurun waktu minimal dua tahun. Individu tidak harus murung setiap hari untuk dapat didiagnosis mengalami gangguan dysthymic, hanya saja kemurungannya ini lebih sering dialami dibandingkan suasana hati yang normal. Dalam keadaan depresi, individu juga harus mengalami dua atau lebih kriteria berikut ini, yaitu : a) Selera makan menurun atau justru bertambah a) Insomnia atau hipersomnia b) Hilang energi atau merasa lelah, c) Harga diri (self-esteem) negatif d) Konsentrasi menurun atau sulit mengambil keputusan e) Merasa tidak berdaya. Gangguan dysthymic ini sering dikenal dengan depresi kronis, karena berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Dalam perjalanannya, individu yang mengalami gangguan dysthymic dapat mengalami depresi berat. Situasi ini sering dikenal dengan istilah depresi ganda (double depression). Dalam DSM IV TR (APA, 2000), depresi ganda disebut sebagai major depressive disorder superimposed on dysthymic disorder. Nolen-Hoeksema (2001) merangkum kriteria tersebut ke dalam tiga bentuk simtom, yaitu emosional, fisiologis dan perilaku, dan kognitif. Yang termasuk dalam simtom emosional, yaitu sedih, suasana hati murung atau depresif, anhedonia, dan mudah jengkel. Simtom fisiologis dan perilaku meliputi gangguan tidur (hipersomnia atau insomnia), gangguan selera makan, retardasi atau agitasi psikomotor, katatonia, dan lelah serta hilang energi. Sedangkan yang tergolong dalam simtom kognitif adalah konsentrasi dan atensi menurun, sulit mengambil keputusan, rasa bersalah atau tidak berguna, self-esteem negatif, merasa diri tidak berdaya, ide bunuh diri, dan delusi serta halusinasi. Depresi Penyebab Bunuh Diri Gangguan depresi sering disebut-sebut sebagai salah satu penyebab orang nekat melakukan bunuh diri. Pada manual diagnosis gangguan jiwa Amerika (DSMIV) dikatakan bahwa salah satu gejala dari pasien depresi berat adalah adanya ide-ide bunuh diri dan rasa tidak berguna lagi. Pasien depresi berat juga sering mengeluh tidak lagi mempunyai harapan hidup sehingga sering kali merasa tidak ada artinya lagi hidup ini. Selain itu, terdapat suatu gangguan depresi dengan ciri psikotik. Gejala psikotik yang biasanya muncul biasanya berhubungan dengan suasana hatinya saat ini. Pasien depresi berat dengan ciri psikotik sering mengatakan perasaan bersalah yang sangat, adanya suara-suara yang menyuruh agar pasien mati saja, dan hinaan serta celaan yang merendahkan tak kunjung reda terdengar di telinga pasien, walaupun sumbernya tidak ada.

Tidak mengherankan pada beberapa pasien depresi dengan ciri psikotik sering melakukan perbuatan impulsif yang mengarah pada perbuatan menyakiti diri sendiri atau melakukan upaya bunuh diri yang tiba-tiba. Walaupun demikian, bukan berarti pasien depresi berat tanpa ciri psikotik tidak akan melakukan perbuatan demikian, hanya kemungkinannya lebih kecil. Pengobatan Pasien Depresi Individu dengan gangguan depresi berat haruslah diobati. Gejala-gejala suasana perasaan yang menurun, wajah yang menampakkan kesedihan, sering kali ada beberapa yang menjadi mudah marah, aktivitas yang menjadi berkurang, merasa lelah terus-menerus dan tidak dapat tidur merupakan gejala-gejala yang sering dikeluhkan individu yang mengalami depresi. Individu juga sering kali mengeluhkan adanya kondisi fisik yang lemah, sering merasa badan tidak nyaman dan beberapa keluhan fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, dan perasaan tidak nyaman di perut. Kondisi ini harus segera diobati. Depresi muncul karena berbagai kontribusi dari faktor biologis, psikologis, maupun sosial. Secara biologis, memang ada penelitian yang mengatakan bahwa kondisi depresi pada seseorang bisa juga terjadi pada keluarga lain dan kerentanan itu memang terbukti ada. Pasien yang mengalami depresi juga mengalami perubahan keseimbangan dalam kondisi neurotransmitter di otak, suatu zat yang penting dalam memberikan sinyal-sinyal penghubung di seluruh otak. Pola daya tahan dan adaptasi seseorang yang berkurang dan melemah terhadap tekanan hidup juga merupakan faktor psikologis yang berpengaruh terhadap timbulnya gangguan depresi. Tidak lepas adalah kondisi sosial lingkungan yang terkadang sangat menekan dan sulit diadaptasi si individu, sehingga menjadi faktor kontribusi yang kuat bagi terjadinya depresi. Faktor-faktor itu harus diperbaiki satu persatu secara menyeluruh. Tidak heran jika seorang psikiater akan memberikan obat pada pasien depresi agar keseimbangan zat-zat di dalam otaknya menjadi baik kembali. Hal ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu, karena perbaikan di otak memerlukan waktu yang cukup. Selain itu, maka keseimbangan itu juga tetap perlu dijaga dengan meningkatkan daya adaptasi individu terhadap stres. Lingkungan sosial juga perlu dimodifikasi, jika tidak memungkinkan maka individu itulah yang perlu meningkatkan daya adaptasinya terhadap kondisi lingkungan yang tidak nyaman tersebut. Jangan takut dan malu untuk meminta bantuan kepada profesional jika memang memerlukan. Kondisi depresi yang dibiarkan terus-menerus akan merusak otak, mengganggu fungsi daya pikir dan menurunkan kualitas hidup individu yang menderitanya. Belum lagi kejadian bunuh diri akan terus mengintai pasien depresi yang tidak diobati. Penanganan segera dan secara menyeluruh adalah sangat penting karena depresi dapat diobati. ejala-gejala depresi Gangguan Depresi merupakan gangguan fisik yang umum terjadi, dengan gejala-gejala yang spesifik. Tidak semua orang akan mengalami gejala-gejala yang sama. Keluhan utama: y Perasaan sedih/murung berkepanjangan. y Tidak bergairah, hilang minat/semangat bekerja atau melaksanakan aktifitas sehari-hari. y Tidak dapat menikmati kesenangan seperti biasanya. Gejala-gejala penyerta: y Gangguan pola tidur(sulit tidur atau berlebihan). y Gangguan pola makan dan berat badan. y Lamban atau sebaliknya menjadi gelisah. y Rasa lelah, atau tidak bertenaga. y Konsentrasi menurun. y Merasa tak berguna/putus asa. y Cenderung berfikir tentang kematian. Keluhan lain-lain: y Sakit kepala. y Keluhan perut (lambung/saluran cerna). y Keluhan pernafasan (sesak, dada seperti tertindih) y Keluhan nyeri/sakit lain tanpa penyebab yang jelas. Bila dalam dua minggu atau lebih anda mengalami sedikitnya 1 keluhan utama disertai 4 gejala atau keluhan lain, anda mungkin mengalami depresi. Dengan demikian gangguan depresi: y Bukan sekedar rasa sedih yang sementara. y Bukan suatu tanda kelemahan atau kelelahan. y Bukan sesuatu yang dapat diubah dengan cepat. y Tidak dapat diabaikan dengan begitu saja. y Tidak dapat begitu saja mengendalikan perasaan dan menjadi baik. Apa penyebab depresi? y Penyebab gangguan depresi merupakan gabungan beberapa faktor: y Faktor bawaan (tidak selalu). y Latar belakang kepribadian. y Pengaruh stress lingkungan. y Stress kehidupan. y Kurang adanya dukungan dalam hubungan interpersonal. y Dan sebagainya. Pengobatan depresi y Secepatnya berkonsultasi dengan dokter y Berbagai jenis obat antidepresan dapat menolong mengatasi gejala depresi. y Efek obat antidepresan tidak segera terlihat memerlukan waktu 1-2 minggu, oleh karenanya jangan tergesa-gesa menghentikan atau mengganti obat bila tidak segera membaik.

Pada gangguan depresi berat, terapi kejang listrik (ECT) dapat merupakan cara pengobatan yang efektif. Disamping terapi obat atau terapi kejang listrik, psikoterapi merupakan dukungan yang penting. Kategori depresi Endogenous Depression: adalah depresi yang tidak disebabkan oleh faktor eksternal. Biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu depresi yang murni disebabkan karena faktor biologi, seperti brain disorder, ketidakseimbangan hormon, disfungsi neurology yang mempengaruhi satu atau lebih neurotransmitters (kita memiliki 100, tetapi yang paling sering didengar adalah serotonin, norepinephrine, dopamine, and GABA ). Bipolar disorder (Manic Depresion) merupakan brain disorder yang sering identik dengan bentuk depresi yang lain. Masalah medis lainnya, seperti tyroid yang rendah, dapat juga menyebabkan simptom depresi. Toksin yang ada pada lingkungan dapat menjadi penyebab tersembunyi endogenous depression.

y y

Exogenous Depression: Depresi yang berhubungan dengan lingkungan luar dan pemikiran yang negatif atau distorsi tentang diri kita terhadap lingkungan itu. Walaupun sumber depresi ini adalah eksternal, akibatnya sering memiliki efek yang nyata pada kimia otak. Existential Depression: adalah sebuah rasa sakit fisik yang dalam yang sulit untuk dijelaskan oleh alasan biologi. Issu seperti arti dan tujuan dalam hidup, ketakutan akan kematian dan kehilangan adalah isu utama existential yang dapat menyebabkan seseorang menderita sangat dalam. Ketakutan-ketakutan itu biasanya tersimpan sangat dalam di bawah sadar, tapi mempunyai efek yang besar pada diri kita. Terapi dan meditasi dapat menolong mengungkap ketakutan-ketakutan itu ke dalam kesadaran untuk dapat ditransormasi. Postpartum Depression: satu dari lima wanita mengalami beberapa bentuk postpartum depression selama tahun pertama setelah melahirkan seorang anak. Baik itu perubahan hormon dan psychosocial stressors dapat menjadi kontribusi tipe depresi ini. Dalam hal ini treatment merupakan hal yang penting baik untuk sang ibu, termasuk juga sang anak. Depresi dapat mempengaruhi baik tubuh maupun alam pikiran. Untuk setiap emosi dan pikiran yang kita miliki, terdapat reaksi hubungan kimia di dalam otak kita. Jadi, depresi tidak selalu biochemical ataupun mental . Hal ini lebih sering merupakan fungsi dari keduanya, dan teknik self-help depresi yang efektif mengambil penyembuhan yang diambil dari perspektif holistik. Gejala-gejala depresi : Depresi, kesedihan dan perasaan negatif dapat kita alami dari waktu ke waktu. Berikut adalah daftar gejala-gejala depresi yang paling umum. Jika anda mempunyai lebih dari satu akan gejala-gejala tersebut secara terus menerus, sangat mungkin anda sedang mengalami depresi. - Kesedihan yang menetap, kecemasan, atau perasaan "kosong" - Pesimis dan merasa putus asa - Merasa bersalah, tidak layak - Kehilangan semangat atau kesenangan pada aktifitas di mana orang lain dapat menikmatinya, termasuk seks - Energi yang menurun, kelelahan (Fatique), menjadi "lamban" - Sulit berkonsentrasi, mengingat, membuat keputusan - Insomnia, bangun tidur lebih cepat, atau terlalu banyak tidur - Kehilangan selera makan dan atau berat badan, atau terlalu banyak makan dan berat badan bertambah - Pikiran-pikiran tentang kematian atau bunuh diri, mencoba bunuh diri - gelisah - Gejala sakit fisik yang menetap dan tidak kunjung sembuh, seperti sakit kepala, sakit punggung, digestive disorder, dan sakit yang kronis lainnya Langkah pertama yang harus seseorang ambil jika mengalami episode depresiv tanpa penyebab yang jelas,cobalah mendapatkan evaluasi dari dokter medis. Ada banyak masalah fisik yang dapat disebabkan oleh gejala-gejala depresi, salah satu yang paling umum adalah thyroid disorders (lihat Hipotiroid dan hipertiroid) Asuhan nenek/kakek & ORTU Plus: Penuh Kasih & Sangat Berpengalaman Menurut Theresia Ceti Prameswari Psi, psikolog dari LPTUI, mempercayakan pengasuhan si kecil kepada kakek-nenek (grandparenting), di satu sisi memang menguntungkan. Kakek-nenek menjadi salah satu sumber bantuan, dukungan, dan dorongan. Mereka selalu tahu apa yang harus dilakukan jika cucunya tidak enak badan, tidak mau makan, tidak bersendawa, menangis, dan sebagainya. Masalah kasih sayang juga tak diragukan lagi. Mereka dengan sepenuh hati akan memberikan yang terbaik bagi cucunya. Minus: Permisif Namun, kadang campur tangan kakek-nenek dalam pengasuhan anak, sering melanggar peraturan yang orangtua terapkan untuk mendisiplinkan anak. Orang tua memang dituntut untuk menjadi pengasuh dan pendidik utama anak. Namun, ketika kakek-nenek harus ikut berperan dalam pengasuhan anak, pola asuh yang diterapkan biasanya cenderung permisif (lebih banyak memberikan keleluasaan kepada si anak untuk melakukan apa yang dikehendaki dan mendapatkan apa yang diinginkan). Prinsip Sama, Zaman Berbeda Menurut wanita kelahiran Jakarta, 27 September 1975 ini, pola asuh itu sifatnya prinsipil. Artinya, tidak ada pola asuh yang salah, sebab tidak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya. Hanya, cara mengasuhnya saja yang terkadang keliru. Dalam hal keinginan untuk mendisiplinkan anak, orangtua zaman dulu dan jaman sekarang relatif sama. Namun karena pengalaman hidup yang dialami, kakek-nenek menjadi tidak tega kepada cucunya. Misalnya, ketika melihat cucunya seperti tidak mempunyai waktu bermain, karena sibuk les ini dan itu. Maka, karena kakek nenek merasa berhasil menerapkan pola asuh kepada anaknya dan memberikan pengaruh yang positif, besar

kemungkinan hal itu diterapkan kembali. Kadang-kadang mereka tidak memperhitungkan bahwa kondisi saat ini berbeda dengan zaman dahulu. Kakek nenek merasa cara A lebih efektif, sementara orangtua memandang bahwa untuk kondisi saat ini cara B lebih baik. Yang perlu disadari, dari tahun ke tahun, zaman ke zaman, gaya hidup akan berubah seiring dengan pergerseran nilai, kebutuhan dan harapan. "Jika hal ini dikomunikasikan, didiskusikan secara baik-baik, rasanya tidak akan ada konflik yang berarti dalam hal pengasuhan anak, antara kakek nenek dan orangtua," alasnya. Kemandirian Anak Lanjut Ceti, perbedaan pola asuh antara orangtua dan kakek-nenek, baik langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kemandirian anak. Misalnya, anak akan menjadi kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas hariannya seperti makan, mandi, atau kurang mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dan yang menjadi masalah, ketika nenek tidak mengizinkan si cucu makan sendiri. Alasannya, anak masih kecil, akan berlepotan, berantakan, dan sebagainya. Jika sikap ini terus dilakukan, akan menyebabkan penerapan disiplin yang sudah diterapkan, menjadi tidak konsisten. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan si anak memiliki kecenderungan negatif. Bisa jadi si anak akan membantah perintah orangtua dengan berlindung pada kakek dan neneknya. Selain itu kemampuan anak dalam mengekspresikan emosinya juga terkadang menjadi kurang tepat, misalnya mudah merengek, merajuk, serta kurang percaya diri. Nenek atau kakek biasanya kurang tegas dan kurang dapat menolak permintaan cucunya. Kalau mereka terlalu memanjakan si anak maka pola asuh yang sudah ada akan membuat si anak bingung. "Oleh karena itu orangtua seharusnya memiliki keberanian untuk berbicara dengan kakek-nenek mengenai permasalahan pola asuh yang tepat," tandasnya. Kompromi dan Komunikasi Biasanya kakek-nenek tidak tega kalau cucunya dilarang ini-itu. Sementara orangtua ingin menegakkan disiplin. Perbedaan semacam ini menurut Ceti, hendaknya dapat dikompromikan melalui diskusi antara anak dengan orangtua, yang kini sudah samasama menjadi orangtua. Pada saat membahas mengenai pola asuh anak, sebaiknya kakek-nenek juga diajak berdiskusi serta dilakukan kesepakatan yang baik antara mereka. Ceti menyarankan, pertama-tama beri pengertian mengenai tahapan perkembangan anak kepada mereka. Sebagai pasangan yang sudah mempunyai pola asuh untuk anak-anaknya, mereka perlu diingatkan kembali akan tahap perkembangan anak sesuai usianya. Hal ini penting agar kakek-nenek juga mengerti apa yang harus mereka lakukan. Hal-hal yang dapat dikompromikan misalnya penerapan disiplin yang bertujuan untuk melatih kemandirian. Kakek-nenek dalam hal ini bertugas untuk mengawasi saja. Misalnya kakek atau nenek bertugas untuk mengajarkan hal-hal yang religius, mengantar jemput sekolah, mengawasi makan, tetapi untuk urusan mengerjakan PR tidak boleh turut campur. Tentamina suicidum Deskripsi Ada dua macam jenis keinginan bunuh diri; 1) egoalien yakni keinginan bunuh diri terasa aneh dan kurang pada tempatnya, dan 2) egosintonik yakni keinginan bunuh diri tersebut memang sesuai dengan dirinya. Gejala Keinginan atau tindakan percobaan bunuh diri. Perawatan Perawatan pada pasien seperti ini dilakukan dengan memberikan perhatian. Keinginan bunuh diri ringan dan terasa lucu harus ditanggapi karena banyak kasus keinginan itu menjadi kenyataan. Selanjutnya adalah dengan mengetahui gangguan afektif pelaku percobaan bunuh diri, mengetahui apakah percobaan bunuh diri tersebut sudah pernah dilakukan sebelumnya, teman dekat si pasien, usia, status pasangan 6 bulan terakhir, apakah pelaku seorang peminum, dan apakah pelaku sering menyalahgunakan obat terlarang. Namun perhatian dan pendampingan keluarga merupakan pencegahan terbaik dari perilaku ini. PENYEBAB Faktor resiko bunuh diri beresiko tinggi y lebih dari 55 tahun y Pria y Penyakit yang sangat menyakitkan atau melumpuhkan y Hidup sendirian y Hutang atau kemiskinan y Dipermalukan atau direndahkan y Depresi, khusunya yang berhubungan dengan psikosis atau gelisah. y Peristiwa menyedihkan yang lama ketika gejala-gejala lain pada depresi semakin baik. y Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol. y Riwayat upaya bunuh diri sebelumnya. y Riwayat bunuh diri pada keluarga. y Kekerasan keluarga, termasuk fisik atau penyalahgunaan seks. y Preokupasi dan perbincangan mengenai bunuh diri. y Rencana bunuh diri yang digambarkan dengan baik. Perilaku bunuh diri biasanya diakibatkan dari hubungan timbal-balik pada beberapa faktor, yang paling umum yaitu depresi. Pada kenyataannya, depresi berhubungan dengan lebih dari 50% upaya bunuh diri. Masalah perkawinan, tidak bahagia atau urusan cinta yang berakhir ( terutama diantara orang tua) bisa mempercepat depresi tersebut. seringkali, beberapa hal seperti gangguan

pada hubungan yang penting, adalah petunjuk terakhir. Depresi digabungkan dengan gangguan medis bisa menyebabkan upaya bunuh diri. Kebanyakan gangguan medis berhubungan dengan tingkat bunuh diri yang meningkat baik yang sevara langsung mempengaruhi sistem syaraf dan otak (seperti AIDS, demensia, atau epilepsy lobe sementara) atau berhubungan dengan pengobatan yang bisa menyebabkan depresi (seperti obatobatan tertentu yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi). Orang yang depresi termasuk gelisah atau cirri-ciri psikosis, seperti kepercayaan salah (delusi), kemungkinan beresiko lebih tinggi bunuh diri dibandingkan mereka yang depresinya tidan termasuk ciri-ciri ini. Orang yang telah mengalami pengalaman masa kanak-kanak yang traumatic, terutama sekali masalah keluarga yang menyusahkan, kehilangan orangtua, atau penyiksaan, lebih mungkin berusaha bunuh diri, kemungkinan karena mereka beresiko tinggi menjadi tertekan. Upaya bunuh diri juga lebih mungkin diantara para istri yang keras, kebanyakan dari mereka menyiksa anak-anak. Depresi bisa jadi meningkat dengan penggunaan alkohol, dimana sebaliknya membuat perilaku bunuh diri lebih mungkin. Penggunaan alkohol mengurangi pengendalian diri sendiri dengan baik. Sekitar 30% orang yang berupaya untuk bunuh diri meminum ;alcohol sebelum upaya tersebut. karena pecandu alkohol, terutama sekali pesta minuman keras, seringkali menyebabkan perasaan menyesal yang dalam selama waktu yang membosankan, pecandu alkohol rentan bunuh diri bahkan ketika tenang. seseorang beresiko untuk bunuh diri. Orang dengan gangguan schizoprenia dan gangguan psikotik lainnya bisa mendengar suarasuara (pendengaran halusinasi) yang memerintahkan mereka untuk membunuh diri mereka sendiri. Orang dengan gangguan identitas borderline atau gangguan identitas antisocial, khususnya mereka dengan riwayat berperilaku kasar, bisa menggunakan isyarat bunuh diri atau upaya bunuh diri sebagai arti kembali menjadi seseorang atau membuat sebuah pernyataan. Metode Cara yang dipilih seringkali dipengaruhi oleh faktor budaya dan ketersediaan dan bisa atau tidak bisa menggambarkan keseriusan maksud. Beberapa cara (misal, melompat dari sebuah gedung yang tinggi) membuat bertahan hidup hampi tidak mungkin, sebaliknya cara lain (misal, obat-obatan dengan dosis yang berlebihan) membuat penyelamatan mungkin. Meskipun begitu, bahkan jika seseorang menggunakan sebuah cara yang terbukti tidak menjadi fatal, maksud tersebut bisa saja seserius pada seseorang yang caranya fatal. Minum obat dengan dosis yang berlebihan dan meracuni diri sendiri adalah dua cara yang paling umum digunakan pada upaya bunuh diri. Asetaminofen saat ini adalah obat yang paling umum digunakan dalam upaya bunuh diri, tetapi antidepressan atau obat-obatan kombinasi juga umum digunakan. Metode kekerasan, seperti tembakan dan gantungan, tidak biasa diantara upaya bunuh diri karena mereka biasanya mengakibatkan kematian. Pada benar-benar bunuh diri, tembakan adalah cara yang paling sering digunakan di Amerika Serikat. Hal ini adalah cara yang sebagian besar digunakan oleh para pria. Para wanita lebih mungkin untuk menggunakan cara tanpa kekerasana, seperti menggunakan racun, obat dengan dosis yang berlebihan , atau menenggelamkan diri.

Anda mungkin juga menyukai