Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS PSIKOTIK

Disusun oleh : Yeni Nila Fristiani Mochamad Pryo Utama Ajeng Amelianingtyas Monika Yoke Lusiani Dermawan Soleh Rizki Hapsari Nugraha Ratna Juwita Yosefin Ratnaningtyas Desty Dwianti Hananingtyas Idasa G1A209162 G1A209145 G1A209169 G1A209156 G1A209155 G1A209160 G1A209179 G1A209161 G1A209175 G1A209180

Pembimbing : dr. Basiran, Sp. K.J.

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN SMF ILMU KESEHATAN JIWA RSUD BANYUMAS BANYUMAS 2012

HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS PSIKOTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas

Disusun oleh :

Yeni Nila Fristiani Mochamad Pryo Utama Ajeng Amelianingtyas Monika Yoke Lusiani Dermawan Soleh Rizki Hapsari Nugraha Ratna Juwita Yosefin Ratnaningtyas Desty Dwianti Hananingtyas Idasa

G1A209162 G1A209145 G1A209169 G1A209156 G1A209155 G1A209160 G1A209179 G1A209161 G1A209175 G1A209180

Telah Dipresentasikan Pada tanggal : Januari 2012

Menyetujui

dr. Basiran, Sp. K.J.

STATUS PENYAKIT PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN 1. Nama Lengkap 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Suku Bangsa 6. Status Perkawinan 7. Pendidikan 8. Pekerjaan 9. Alamat 10. Tanggal masuk 11. Tanggal periksa : Tn. A : 48 tahun : Laki-Laki : Islam : Jawa : Menikah : SMP (tamat) : Wiraswasta : Desa Kedungwringin, Jatilawang, Banyumas : 31 Desember 2011 : 2 Januari 2012

B. ANAMNESIS Diambil dari Tanggal Keterangan Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Alamat Hubungan Lama Kenal Sifat Perkenalan Kartinem 45 tahun Perempuan Ibu Rumah Tangga SD Desa Kedungwringin, Jatilawang, Banyumas Istri Sejak kecil Dekat : Bangsal Sakura Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas : 2 Januari 2012

1) Keluhan Utama Suka berbicara sendiri tanpa sebab 2) Keluhan Tambahan Suka tersenyum sendiri tanpa sebab, suka melamun tanpa sebab, mendengar suara-suara bisikan seperti mengancam, merasa dicurigai, tidak dapat tidur, suka pergi-pergi, perasaan bersalah, perasaan sombong, merasa berpangkat, merasa berdosa, tingkah laku aneh, banyak bicara. 3) Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSUD Banyumas diantar oleh keluarganya dengan keluhan suka berbicara sendiri sejak lima hari SMRS. Istri pasien juga mengeluhkan bahwa suaminya suka tersenyum sendiri, terlihat komat-kamit, dan banyak bicara, suaminya mengatakan kepadanya bahwa dia merasa bersalah dan ingin memintakan ampun orang-orang terdekatnya dengan bertingkah laku aneh, seperti telanjang dan melompat ke sumur agar Tuhan mendengar doanya, pasien mengatakan pada istrinya bahwa ada bisikan yang mengancam dirinya agar melakukan hal tersebut untuk membersihkan dosa. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya telah diangkat menjadi kyiai dan sering melakukan telepati dengan kyai-kyai yang lain. Pasien tidak ada keinginan untuk bunuh diri. Menurut istrinya, awal mula pasien mengalami gangguan dengan kejiwaannya dikarenakan konflik yang terjadi antara dirinya dengan kyai yang sering minta tolong kepadanya untuk mengantarkan ke pesantrenpesantren. Pasien pada pertengahan Desember 2011 diajak oleh kyai-kyai kenalannya untuk menjadi sopir agar mengantarkan mereka ke pesantrenpesantren di Surabaya untuk berdoa. Setelah pulang dari Surabaya, pasien menginap di Brebes beserta kyai-kyai tersebut dan merasa diperlakukan tidak adil berupa upah yang dirasakan pasien kurang, tetapi pasien tidak berani untuk membicarakannya ke para kyai tersebut. Pasien merasa kecewa dengan sikap kyai tersebut yang dirasakannya terlalu serakah padahal mereka adalah seorang ahli agama. Pasien juga mengaku kepada istrinya bahwa pasien ingin menjadi seorang kyai karena merasa bahwa pasien bisa lebih bijaksana dibandingkan dengan kyai-kyai tersebut.

Pasien lalu melarikan diri dengan menggunakan mobilnya dan merasa bahwa dirinya oleng sehingga mobil jatuh ke dalam sawah, pasien mengaku melakukan hal tersebut karena sengaja. Kemudian pasien dibawa ke kantor polisi terdekat, tetapi istri pasien mengaku bahwa polisi kewalahan dengan pasien karena pasien hanya diam dan tidak mau menjawab jika ditanya, sehingga polisi memanggilkan keluarganya untuk menjemput pasien. Sebelum keluarganya datang, pasien melarikan diri dengan berjalan kaki menuju ke rumah dengan melepaskan semua bajunya kecuali celana dalamnya. Pasien tiba di rumahnya di Jatilawang keesokan harinya dan berusaha melompat ke dalam sumur di rumahnya. Pasien mengaku melakukan hal tersebut untuk menyelamatkan para kyai dan memohonkan ampun untuk mereka, karena pasien yakin bahwa untuk menghadap Tuhan, seseorang harus dalam keadaan telanjang. Selain itu, pasien juga mengaku melakukan tindakan melompat ke sumur tersebut karena mendapat bisikan jika mau memohonkan ampun maka pasien harus melompat ke sumur. Pasien menyangkal adanya perasaan untuk bunuh diri. Keesokan harinya pasien menjadi lebih sering berbicara sendiri, apabila ditanya oleh istrinya, pasien mengaku sedang berbincang dengan para kyai melalui telepati. Pasien juga merasa bahwa dirinya sudah diangkat menjadi seorang kyai dan sederajat dengan kyai-kyai kenalannya, karena dirasakan semakin parah, pasien dibawa oleh keluarganya ke RSUD Banyumas.

4) Riwayat Penyakit Dahulu a) Riwayat Psikiatri Pasien pernah mengalami gangguan kejiwaan sebelumnya pada tahun 2005 dengan gejala yang sama. b) Riwayat Kondisi Medis Umum Riwayat kecelakaan, sakit kepala hebat, kejang, epilepsi, dan gangguan medis lain disangkal. c) Riwayat Penggunaan Obat-obatan dan Alkohol Riwayat penggunaan obat-obatan dan alkohol disangkal. 5) Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga pasien baik dari pihak ayah maupun ibu tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien dan gangguan jiwa lain.

Keterangan = Pasien

= Laki-laki

= Perempuan

6) Hal-Hal yang Mendahului Penyakit a) Faktor Organik : Tidak ada faktor organik yang berhubungan dengan gejala penyakit yang dikeluhkan pasien. b) Faktor Psikososial : Faktor psikososial yang berhubungan dengan gejala penyakit yang dikeluhkan pasien yaitu pasien merasa diperlakukan tidak adil oleh kyai karena upah yang diterima dirasakan tidak sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan, serta pasien ingin menjadi seorang kyai. 7) Riwayat Pribadi a) Riwayat kehamilan dan kelahiran Kehamilan ibu dikehendaki dan keadaan ibu saat melahirkan dalam keadaan sehat dan bahagia. Pasien lahir di dukun pada umur kehamilan 9 bulan. Pasien dilahirkan dengan persalinan normal, langsung menangis dan tidak ditemukan adanya kelainan. b) Riwayat perkembangan awal Sejak lahir pasien dibesarkan dan diasuh oleh kedua orangtuanya di Jatilawang. Saat masih kecil, pasien tidak pernah mengalami penyakit infeksi yang berat dan tidak didapatkan adanya riwayat kejang. c) Riwayat perkembangan seksual Pasien mengalami perbuhan suara pertama kali usia 13 tahun. d) Perkembangan jiwa Semenjak lahir pasien tinggal bersama kedua orangtuanya. Semenjak remaja, pasien memang pribadi yang pendiam, tetapi dia mempunyai cukup teman dan hubungan dengan temannya juga baik. e) Riwayat Pendidikan Pasien bersekolah dari TK, SD, dan SMP. Pasien menyelesaikan pendidikan SMP namun tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

f) Riwayat Pekerjaan Pasien bekerja sebagai pekerja serabutan, kadang bekerja menjadi sopir, kadang pasien bekerja menadi buruh. g) Riwayat Perkawinan Pasien menikah dengan seorang istri dan mempunyai tiga orang anak. h) Kegiatan Moral Spiritual Pasien adalah penganut agama Islam. Pasien sering melakukan solat lima waktu. i) Hubungan Sosial Hubungan sosial dengan lingkungan sekitar rumah baik. j) Kebiasaan Kebiasaan pasien adalah bekerja, menonton televisi, merokok, dan duduk di warung kopi pada malam hari. k) Gambaran kepribadiaan premorbid Sejak masih remaja, pasien cenderung pendiam dan pemalu. Kesan Alloanamnesa: Dapat dipercaya

C. KESIMPULAN ANAMNESIS 1. Identitas a. Pasien merupakan seorang laki-laki Penderita gangguan jiwa skizofren lebih banyak laki-laki daripada perempuan. b. Berumur 48 tahun Onset penderita skiofren pada laki-laki dimulai pada umur 15 25 tahun, sehingga pada pasien ini perlu ditanyakan lebih lanjut mengenai perjalanan penyakit sebelumnya. c. Beragama Islam Suatu agama mempunyai banyak kewajiban dan apabila belum dilakukan dan dipelajari dari sebuah pendidikan agama yang salah, hal ini akan menyebabkan suatu stressor psikososial yang dapat mencetuskan terjadinya skizofren.

d. Suku bangsa Jawa Suku bangsa jawa menganut berbagai macam kepercayaan yang berhubungan dengan hal-hal ghaib, hal ini dapat mencetuskan suatu halusinasi baik visual maupun halusinasi auditorik yang merupakan ciri dari skizofren. e. Sudah menikah dengan tiga orang anak Pasien mempunyai tiga orang anak dan seorang istri, merupakan tanggung jawab seorang suami untuk membiayai kebutuhan keluarga, dan apabila hal ini tidak tercapai dapat mencetuskan terjadinya skizofren. f. Berpendidikan terakhir SMP Sebuah pendidikan akan mencerminkan seseorang dalam menyikapi suatu masalah, semakin tinggi pendidikan, semakin mudah dalam menyikapi masalah yang dihadapi. g. Mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta Pekerjaan wiraswasta yang tidak tetap dapat mencetuskan terjadinya skizofren pada pasien ini, hal ini disebabkan karena pendapatan yang tidak pasti yang diperoleh oleh pasien dan stressor psikososial dalam lingkungan kerja. h. Tinggal di daerah pedesaan, yaitu di Jatilawang, Banyumas Seseorang yang tinggal di daerah pedesaan cenderung mempunyai kepercayaan akan hal-hal ghaib yang akan mencetuskan terkenanya halusinasi visual maupun halusinasi auditorik. Serta pada suatu daerah terdapat kecenderungan mempunyai suatu gangguan jiwa yang hampir sama polanya. 2. Sebab utama masuk Rumah Sakit Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan utama suka berbicara sendiri tanpa sebab yang dirasakan sejak lima hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin memberat serta dapat membahayakan kehidupan pasien dan lingkungan sekitarnya.

3. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya Pasien mengakui pernah mengalami hal yang sama pada tahun 2005 (enam tahun yang lalu). Gangguan jiwa yang sekarang diderita sudah kedua kali ini dirasakan. 4. Riwayat mondok sebelumnya Pasien sudah pernah mondok sebelumnya, yaitu pada tahun 2005, tetapi gangguan jiwa yang dirasakan sekarang terasa lebih berat daripada gangguan jiwa yang dirasakan pada tahun sebelumnya. 5. Perjalanan penyakit Perjalanan penyakit pada pasien ini kronis, karena pasien pada waktu remaja mempunyai kecenderungan kepribadian yang introvert dan pemalu, sehingga setiap pasien mempunyai masalah jarang dibicarakan kepada keluarga dan teman terdekat, kemudian pasien mengalami gangguan jiwa skizofren pada tahun 2005 dan kemudian kambuh pada tahun 2012. 6. Faktor sosial yang mempengaruhi Faktor psikososial yang berhubungan dengan gejala penyakit yang dikeluhkan pasien yaitu pasien merasa diperlakukan tidak adil oleh kyai karena upah yang diterima dirasakan tidak sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan, serta pasien ingin menjadi seorang kyai. 7. Kepribadian premorbid Keterangan Riwayat penyakit keluarga Pola asuh keluarga Kepribadian premorbid Stressor psikososial Sosial ekonomi Riwayat penyakit yang sama Tidak ada Cukup diperhatikan Introvert Ada Menengah ke bawah Ada

D. PEMERIKSAAN PSIKIATRI 1. Kesan Umum 2. Sikap 3. Tingkah Laku : tampak sakit jiwa : gelisah : hiperaktif

4. Kesadaran

: composmentis

5. Orientasi (O/T/W/S) : baik/baik/baik/baik 6. Proses Pikir a) Bentuk pikir b) Isi pikir : : non realistik : waham aneh (thought of being control, thought of insertion, thought of echo) dan waham kebesaran c) Progresi pikir 7. Roman Muka 8. Afek 9. Perhatian 10. Hubungan jiwa 11. Persepsi : verbigerasi, irrelevansi, logorrhea : agitatif : inapropriate : sukar ditarik dan sukar dicantum : sukar : halusinasi auditorik (berupa perintah, ancaman, dan pembicaraan) dan halusinasi visual 12. Insight : jelek

E. SINDROM-SINDROM 1. Sindrom psikotik akut a. Sakit kurang dari dua minggu, yaitu lima hari b. Adanya hendaya/disfungsi fungsi peran (+), waktu luang (+), fungsi sosial (+), rawat diri (+) c. Adanya gangguan dalam berperilaku, pola pikir dan perasaan d. Adanya stressor e. Bentuk pikir non realistic f. Waham bizarre (thought of being control, thought of insertion, thought of echo, dan waham kebesaran) g. Halusinasi auditorik h. Halusinasi visual i. Insight kurang

2. Sindrom Skizofrenia a. Bentuk pikir non realistic b. Waham bizarre (thought of being control, thought of insertion, thought of echo, dan waham kebesaran) c. Halusinasi Auditorik d. Halusinasi visual e. Halusinasi menetap f. Arus pikir terputus, berupa irrelevansi dan neologisme g. Adanya gangguan dalam berperilaku, pola pikir dan perasaan 3. Sindrom manik a. Waham kebesaran b. Sikap grandius c. Gangguan tidur d. Tingkah laku hiperaktif

F. DIAGNOSIS Axis I : Skizofren tak terinci dengan perjalanan penyakit kronis dan eksaserbasi akut DD: Skizafektif tipe manik

Axis II Axis III Axis IV

: kepribadian introvert :: adanya perasaan ketidakadilan berupa upah yang dirasa kurang dan keinginan untuk menjadi seorang kyai : GAF 51-60,gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

Axis V

G. PENATALAKSANAAN 1. Farmakologis : CPZ 2 x 100 mg Haloperidol 2 x 5 mg Trihexifenidil 2 x 2 mg Alprazolam 0,5 mg 0-0-1 2. Non farmakologis : Psikoterapi a) Memberi dorongan dukungan dan semangat kepada pasien untuk sembuh dari penyakitnya. b) Memberi pengertian kepada pasien bahwa semua manusia pasti punya masalah yang harus dihadapi dengan pikiran jernih Manipulasi Keluaga a) Memberi informasi tentang penyakit pasien serta keharusan

menjalankan pengobatan yang teratur demi kesembuhan pasien. b) Memberi pengarahan tentang pentingnya dukungan keluarga dalam menciptakan suasana kondusif untuk mencegah kambuhnya penyakit. c) Memberi informasi tentang tanda-tanda awal kekambuhan sehingga perkembangan penyakit lebih lanjut dapat di cegah.

H. PROGNOSIS 1. Premorbid Prognosis Riwayat penyakit keluarga Pola asuh keluarga Kepribadian premorbid Tidak ada Cukup diperhatikan Introvert Baik Baik Buruk

Stressor psikososial Sosial ekonomi Riwayat penyakit yang sama

Ada Menengah ke bawah Ada

Baik Buruk Buruk

2. Morbid Prognosis Onset usia dewasa Jenis penyakit Perjalanan penyakit Kelainan organik Respon terapi Ada Psikosis Akut Kronis Tidak ada Ada Baik Buruk Buruk Baik Baik

Anda mungkin juga menyukai