eksperimen dalam pemotretannya, tidak hanya sekedar melakukan snapshot saja. Dalam tahap ini biasanya fotografer mulai tertarik lebih jauh pada hal-hal yang menyangkut fotografi. Tahap berikutnya, art photography (fotografi seni), suatu jenjang yang lebih serius. Berbagai subyek pemotretan dilihat dengan interpretasi yang luas. Ekspresi subyektif terlihat dalam karyakarya pada tahapan ini. Kejelian, improvisasi, kreasi dan kepekaan terhadap subyek menjadi basis pada jenjang ini. Akhirnya, photojournalism (pewarta foto) berada pada tahap selanjutnya. Artinya dalam mengemban profesi tersebut, maka seorang pewarta foto dianjurkan menguasai dengan fasih ketiga jenjang yang telah disebut tadi. Diposting oleh R Rekotomo di 6/19/2007 01:52:00 PM 11 komentar:
asepthesaurus said... halo rekotomo, konco lawas. aku asep (suara merdeka). saiki aku sing megang halaman konek. surprise ada email dari kamu yang ingin ikutan blogprint. coba tengok minggu depan tak muat... piye dolanan game komputere. spec CPU-nya mesti wis ngedap-edapi... 6:39 PM wiwien said... salam jurnalistik foto dari sesama lulusan es-te-i-ka semarang. peace! STIK Semarang... itulah Grha Wiyata Dipa... dst dst 3:00 PM BankBosi said... ALow pak dosen Rekotomo, salam anak STIK, posting trik-trik fotografinya donk, biar kita-kita bisa belajar walau ndaak ada kamera he...he.... STIK makin maju ae kok, saiki wes ono lab.....dan lab.... dan moga stasiun TV cepet Ol........ 8:22 PM Anonymous said... Apik nda. Senang Rush ya? dah lama aq gak denger 'Tom Sawyer' --Husein-9:21 PM
Sam Joel said... weeeeleeeh....aku baru tahu kalo ternyata ku punya konco sing nduwe Blog...hehehehe.... aku Hmamek STIK angkatanmu, dulu waktu di STIK ngadakan Seminar kok yang ngisi malah si Candra? bukan Rekomoto...eh...Rekotomo...? :) ini blogku, http://masjoel.wordpress.com http://masjoel.blogspot.com 12:31 PM Heru Sri Kumoro said... kok ora tau di update to pak dosen? kum http://kumorofoto.blogspot.com 3:39 PM emhade said... Bekas lab fotografi mu saiki di rubung belukar, retak-reta siap roboh bersama radio yg tak lagi siaran. Kampus nan malang tapi asyik untuk dolan hahahaha.... 10:12 AM rYu_nIcK said... Salam hangat dari raga di banjarmasin mas bisa kasih bimbingan gak tentang jurnalistik foto n unsur apa aja yang harus ada di foto tersebut blog skul aku di smagam.blogspot.com 7:10 PM Cepsomay said... mohon ijin mengutip isi artikel ini mas, matur nuwun sanget lho mas
10:09 AM pungky alpheratz said... menarik banget. bikin makin pengen jadi pewarta foto :) 12:50 AM dimas said... sungguh menarik mas artikelnya boleh saya sadur ke forum :) 1:36 PM Post a Comment Home Subscribe to: Post Comments (Atom)
rekotomo@gmail.com rekotomo7@yahoo.com
R Rekotomo Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Pewarta Foto KBI ANTARA Biro Jawa Tengah dan Dosen Fotografi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK) Semarang
Links
IMBANG. Pemain PSIS Semarang Zoubairoe (27), berusaha menghambat laju gerakan pemain Persib Bandung Redoane Barkaovi (kanan), pada pertandingan lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia, di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (15/4). Pertandingan berakhir dengan skor imbang 0-0. FOTO ANTARA/R Rekotomo/07
ANTI NUKLIR
ENERGI BERSIH. Seorang perempuan melintas didekat poster Greenpeace saat berlangsung kampanye energi bersih, di Semarang, Sabtu (31/3). Greenpeace Indonesia mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera membatalkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang menurut rencana akan dimulai tahun 2010, dan menggantikannya dengan sumber energi yang terbarukan. FOTO ANTARA/R Rekotomo/07
FESTIVAL BUDAYA
FESTIVAL BUDAYA . Sejumlah penari cilik memperagakan tarian dolanan anak gajahgajahan, pada Festival Budaya Jawa Tengah, di Semarang, Kamis (31/5). Festival yang diikuti berbagai kabupaten di Jateng itu menampilkan beragam kesenian dan budaya masing-masing daerah. FOTO ANTARA/R Rekotomo/07
BATIK LASEM
BATIK LASEM. Sejumlah pekerja meyelesaikan pembuatan batik tulis Lasem, di Lasem, Kabupaten Rembang, Jateng, Rabu (9/5). Kelangsungan batik tulis Lasem mulai terancam punah menyusul semakin sulitnya mencari generasi penerus yang berminat untuk membatik. FOTO ANTARA/R Rekotomo/07
PHOTO STORY