Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Cytomegalovirus (CMV) tidak harus bergabung dengan infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex), juga tidak terbatas pada ibu hamil yang mungkin menularkan kepada janin atau anak yang dapat menyebabkan cacat lahir, buta atau tuli, melainkan dapat menyerang setiap individu. Infeksi CMV bersifat sistemik, menyerang berbagai gel organ tubuh dan dapat meningkatkan proses inflamasi, memacu respons autoimun, terlibat dalam patogenesis aterosklerosis, memacu timbulnya dan mempercepat progresivitas keganasan, menyebabkan infertilitas. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian Cyto Megalo Virus (CMV) pada kehamilan ? 1.2.2 Apa dampak Cyto Megalo Virus (CMV) pada kehamilan ? 1.2.3 Bagaimana gejala Cyto Megalo Virus (CMV) ? 1.2.4 Bagaimana pengobatan Cyto Megalo Virus (CMV) ? 1.2.5 Apa yang perlu diperhatikan dalam memberikan pengobatan ?

1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Cyto Megalo Virus (CMV) pada kehamilan. 1.3.2 Untuk mengetahui Cyto Megalo Virus (CMV) pada kehamilan.

1.3.3 Untuk mengetahui gejala Cyto Megalo Virus (CMV). 1.3.4 Untuk mengetahui pengobatan Cyto Megalo Virus (CMV).
1.3.5 Untuk mengetahui yang perlu diperhatikan dalam

memberikan pengobatan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Cyto Megalo Virus (CMV) CMV adalah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga memiliki kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara tranfusi darah, transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur , transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam. Cyto Megalo Virus atau lebih sering disebut dengan CMV adalah infeksi oportunistik yang berhubungan dengan penyakit HIV. Virus ini dibawa oleh sekitar 50% populasi dan 90% penderita dengan HIV. Sistem kekebalan yang sehat akan menyebabkan virus ini selalu dalam kendali kita. Ketika HIV memperlemah kekebalan kita, CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik, seperti wanita yang sedang hamil atau orang yang mengalami pencangkokan organ tubuh. Jika infeksi pada wanita hamil terjadi pada awal kehamilannya maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar. 2.2. Dampak Cyto Megalo Virus (CMV) CMV adalah infeksi virus kongenital yang utama di US dan mengenai 0.5 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung

dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 50%. 10 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala : Hidrop non imune PJT simetrik Korioretinitis Mikrosepali Kalsifikasi serebral Hepatosplenomegali hidrosepalus 80 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejala : Retardasi mental Gangguan visual Gangguan perkembangan psikomotor Seberapa besar kerusakan janin tidak tergantung saat kapan infeksi menyerang janin. CNV rekuren berkaitan dengan penurunan resiko janin dengan angka penularan ibu ke janin sebesar 0.15% 1%. Tidak ada terapi yang efektif untuk cytomegalovirus dalam kehamilan. Pencegahan meliputi penjagaan kebersihan pribadi, mencegah tranfusi darah Usaha untuk membantu diagnosa infeksi CMV pada janin adalah dengan melakukan : Ultrasonografi untuk identifikasi PJT simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion

2.3. Gejala Cyto Megalo Virus (CVM) Hanya sekitar 5 hingga 10 bayi yang terinfeksi CMV selama masa kehamilan menunjukkan gejala kelainan sewaktu dilahirkan. Gejala klinis yang umum dijumpai adalah berat badan rendah, hepatomegali, splenomegali, kulit kuning, radang paru - paru, dan kerusakan sel pada jaringan syaraf pusat. Gejala non syaraf akan muncul pada beberapa minggu pertama, cacat pada jaringan syaraf yang akan berlanjut menjadi kemunduran mental, tuli, rabun, dan raikrosefali. CMV lebih sering menyerang retinitas(fleksi pada kornea), yang dapat dengan cepat menyebabkan kebutaan. Bila tidak diobati CMV daapt menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi ke beberapa organ lain sekaligus. Risiko infeksi CMV paling tinggi terjadi bila cell CD4 dibawah 100. Gejala pertama CMV retinitas adalah problem penglihatan. Seperti bayangan hitam yang bergerak (scotoma) dan tampak seperti bintik - bintik hitam. Kasus lainnya misalnya pandangan sepertinya melihat kabut putih tebal. Biasanya sebelum menjalani pengobatan spesialis TORCH, mata sebelah kirinya tidak bisa melihat lantaran ada bayangan seperti kabut putih tebal dam bintik - bintik hitam seperti tinta. Istilah Floates dan mengindikasikan suatu peradangan di retina. Beberapa dokter (khususnya dokter ahli mata) sering merekomendasikan pemeriksaan mata untuk mencari retinitis CMV. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter spesialis mata, yang akan melakukan dialtasi pupil mata dan mengecek retina. Bila jumlah cell CD4 di bawah 200 dan mengalami problem penglihatan, maka harus melaporkan kepada dokter secepatnya.

2.4. Pengobatan Cyto Megalo Virus ( CMV ) Cara penanganannya biasanya mendapat infus tiap hari, bisa dengan Gancicloviratau Foscarnit. Obat ini dapat mengendalikan CMV, tapi

tidak dapat menyembuhkan secara total. Karena masuknya obat tersebut melalui infus tiap hari maka penderita biasanya mendapatkan tempat masuk pengobatan yang diletakkan pada dinding dada atau lengan. Dulu orang dengan penyakit CMV diperkirakan harus tetap memakai obat anti-CMV seumur hidup. Seorang yang terkena CMV ini biasanya diberi beberapa jenis obat yang berbentuk tablet dari gancicloviruntuk prevensi/profilaksi CMV, tetapi banyak dokter tidak menggunakannya. Tidak digunakannya obat seperti ini karena beranggapan tidak ingin menambah 12 kapsul per hari untuk pasiennya. Di samping itu, pengobatan melalui jenis ini belum menjami ada manfaat bagi pasiennya. Ada beberapa dokter justru lebih memilih monitoring pada bagian mata, di mana biasanya CMV muncul/terlihat pertama kali. Pengobatan CMV mengalami kemajuan dramatis selama beberapa tahun terakhir ini. Saat ini ada tujuh jenis pengobatan CMV yang telah disetujui oleh FDA di AS. ART dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Pasien dapat berhenti memakai obat CMV jika jumlah CD4-nya di atas 100 hingga 150 dan tetap begitu selama tiga bulan. Namun ada dua keadaan yang khusus: Sindrom pemulihan kekebalan dapat menyebabkan radang yang parah pada mata Odha walaupun mereka tidak mempunyai penyakit CMV sebelumnya. Dalam hal ini, biasanya pasien diberikan obat anti-CMV bersama dengan ART-nya. Bila jumlah CD4 turun di bawah 50, risiko penyakit CMV meningkat.

2.5 Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memberikan Pengobatan

Yang perlu diperhatikan dalam memberikan pengobatan Cyto Megalo Virus :


a) Seberapa efektif pengobatan tersebut

b) Bagaimana pengobatan itu dilakukan (lewat mulut, intravena disuntikkan

atau diimplantasikan pada mata)


c) Apakah terapi tersebut lokal (mengenai hanya bagian mata saja) atau

sistemik (mengenai seluruh bagian tubuh). Retinitis CMV dapat berkembang cepat dan menyebabkan kebutaan, untuk alasan ini maka perlu terapi segera secara agresif saat pertama kali terlihat. Injeksi yang lebih baru atau implan langsung pada mata, memperlihatkan hasil yang terbaik untuk retinitis, tetapi CMV daapt muncul pada tempat lain. Untuk mengendalikan CMV di bagian lain tubuh, kita membutuhkan terapi sistemik (seluruh tubuh)
d) Apa ada efek sampingnya atau tidak? Yang harus diperhatikan adalah

semua obat CMV intravena dapat merusak sumsum tulang atau ginjal, yang memerlukan banyak penobatan tambahan. Foscarnit memerlukan pengobatan jangka lama, pelan pelan dan infus tiap hari. Untuk jenis Ganciclovir juga memerlukan infus tiap hari. Penderita CMV harus mendapat obat secara tepat. Tes terbaru dengan pembebanan virus CMV mungkin akan memperjelas hal ini. T-cell di bawah 200, minta dokter untuk melakukan prevensi dan pemeriksaan mata secara teratur. Bila mengalami problem penglihatan apapun, lebih baik secepatnya menghubungi dokter, demi menjaga hal hal yang tidak diinginkan. Kemudian, yang perlu digaris bawahi adalah hingga saat ini belum ada pengobatan medis yang dapat mencegah serta mengobati secara cepat dan tepat penyakit jenis ini. Ada pengobatan secara infus tiap hari dengan catheteryang ditanamkan, tapi hasilnya tidak efektif. Bahkan hingga saat ini pun belum ditemukan jenis pil yang dianggap bisa menyembuhkan penyakit CMV dengan hasil yang memuaskan. Meskipun dunia medis belum bisa menyembuhkan penyakit jenis ini, namun melalui pengobatan alternatif spesialis TORCH dengan meminum

formula obat ramuan herbal Aquatreat Therapy, Insya Allah jenis penyakit ini sudah bisa diobati. Pengobatan ini meiliki tingkat kesembuhan mendekati 100%. Hali ni sangat berbeda dengan jenis pengobatan lainnya, khususnya yang dilakukan oleh medis selama ini.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Penggunaan ART adalah cara terbaik untuk mencegah CMV. Jika jumlah CD4 anda rendah, dan anda mengalami gangguan penglihatan apa pun, anda harus langsung periksa ke dokter. Pengobatan langsung pada mata memungkinkan pengendalian retinitis CMV. Dengan obat CMV baru, anda dapat menghindari buluh obat yang dipasang pada tubuh anda dan infus harian. Sebagian besar orang dapat menghentikan penggunaan obat CMV jika jumlah CD4-nya naik dan tetap di atas 100 sampai 150 waktu memakai ART.

3.2 Saran 1. Sebaiknya Orang yang menderita CMV harus mendapatkan infus tiap hari,bisa juga menggunakan Gancicloviratau Foscarnit. 2. Sebaiknya Penderita CMV harus mendapat obat secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Goodpasture EQ, Talbot FB. Concerning the nature of protozoan-like

cells in certain lesions of infancy. Am J Dis Child. 1921;21:415.


Schleiss M, Stanberry L. Herpesvirus infections of the neonatal CNS:

Similarities and differences between HSV and CMV. Herpes. 1997;4:74.


Schleiss, MR. Prospects for development and potential impact of a vaccine

against congenital cytomegalovirus (CMV) infection. J. Pediatr. 151:56470.


Demmler GJ. Congenital cytomegalovirus infection treatment. Pediatr

Infect Dis J. Nov 2003;22(11):1005-6.


Kovacs A, Schluchter M, Easley K, et al. Cytomegalovirus infection and

HIV-1 disease progression in infants born to HIV-1-infected women. Pediatric Pulmonary and Cardiovascular Complications of Vertically Transmitted
Plotkin

HIV

Infection

Study

Group. N

Engl the

Med. Jul changeling

8 1999;341(2):77-84. SA. Vaccination against cytomegalovirus, demon. Pediatr Infect Dis J. Apr 1999;18(4):313-25; quiz 326.
http://koranindonesiasehat.wordpress.com/

http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/03/penyakit-pada-

kehamilan-infeksi-cytomegalovirus-cmv/

Anda mungkin juga menyukai