Anda di halaman 1dari 4

Nama Nim

: I Kadek Dwi Suantara Jaya : P07134011034

1. Pengertian Jenis-Jenis Komunikasi


Komunikasi Lisan Komunikasi lisan adalah komunikasi berbentuk pembicaraan langsung, seperti diskusi, ceramah, dan sebagainya. Komunikasi Tulisan komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa suratmenyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya. Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku. dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis,sematik dan pragmatis. Komunikasi Non Verbal Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol. Komunikasi Agresif

Komunikasi agresif adalah komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, sedangkan pihak lainnya hanya sebagai pendengar / pasif. Komunikasi agresig ini biasanya bersifat mengendalikan lawan bicaranya. Komunikasi Pasif Komunikasi pasif merupakan lawqan dari komunikasi agresif. Pelaku komunikasi pasif biasanya membiarkan dirinya menjadi pendengar dan tidak mampu mempertahankan pendapatnya sendiri secara langsung.

Komunikasi Asertif Komunikasi asertif adalah komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan saling menghargai. Komunikasi secara asertif ini tidak mementingkan dirinya sendiri namun memperlihatkan pula apa yang dibicarakan lawan bicaranya sehingga tercipta komunikasi yang saling menjaga perasaan.

1. Studi Kasus
Di kota Denpasar banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan siap santap kepada konsumen. Tetapi karena keterbatasan sarana dan persedian air, para pedagang kurang memperhatikan sanitasi dan hygiene. Di RSUP Sanglah tercatat meningkatnya kasus diare dan hepatitis A. sebagai tenaga analis kesehatan , apa yang saudara dapat lakukan untuk mengatasi masalah tersebut. (Gunakan lima langkah metodologi komunikasi kesehatan)

Jawab
Kasus di atas dapat diatasi dengan lima langkah metodologi komunikasi kesehatan sebagai berikut:
Tahap Penilaian :

Tahap ini merupakan tahap awal dari metodologi komunikasi kesehatan. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap masalah yang terjadi di masyarakat seperti kasus di atas. Dilihat dari kasus tersebut kurang adanya pemahaman di dalam masyarakat

khususnya pedagang kaki lima tentang hygiene dan sanitasi. Karena keterbatasannya air, para pedagang kurang memperhatikan kebersihan air yang mereka pakai. Pada akhirnya konsumenpun akan terkena dampak dari perilaku tersebut.

Tahap Perencanaan :

Tahap ini merupakan lanjutan tahap penilaian, dimana tahap ini sangat penting direncanakan karena akan menentukan hasil akhir dari rencana yang dibuat. Maka dari itu perlu strategi-strategi untuk menanggulangi masalah di atas. Seperti perencanaan program-program yang dapat menumbuhkan hygiene dan sanitasi di masyarakat khususnya pedagang kaki lima tersebut. Contohnya program penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi, dimana dengan melakukan penyuluhan masyarakat bisa menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan adanya perilaku hidup bersih dan sehat tersebut para pedagang kaki lima akan sadar pentingnya menggunakan sarana dan air bersih. Sehingga konsumenpun aman mengonsumsi makanan yang dibeli. Jadi pada tahap perencanaan sangat penting untuk hasil akhir yang akan didapat.

Tahap Pretest : Tahap ini merupakan lanjutan tahap perencanaan. Dimana pada tahap ini di lakukan tahap pengujian terhadap program program yang telah di rencanakan sebelumnya . apabila mencapai target yang di rencanakan maka, program program tersebut dapat di lanjutkan , apabila tidak mencapai target maka program program tersebut perlu di tinjau kembali kekurangannnya sehingga mencapai target yang telah di rencanakan sebelumnya.
Tahap Penyampaian :

Tahap ini merupakan lanjutan tahap pretest, dimana pada tahap ini adalah tahap penyampaian program-program yang telah direncanakan di atas. Tahap ini merupakan penentuan berhasil atau tidaknya program penyuluhan yang dibuat.. Penyampaian penyuluhan kepada masyarakat harus memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Sebaiknya penyampain penyuluhan dilakukan diiringi dengan gambargambar, supaya menarik untuk didengarkan oleh masyarakat. Cara lain bisa juga dengan video tentang pentingnya hidup bersih dan sehat. Sehingga masyarakat tahu bagaimana berperilaku hidup sehat. Jika berhasil dalam pengadaan penyuluhan dalam skala kecil ( desa) maka dapat dilakukan penyuluhan dalam skala besar (kabupaten). Tahap Pemantauan :

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam metodologi komunikasi kesehatan, dimana pada tahap ini bertujuan untuk mengawasin jalannya program yang sedang berjalan agar tepat pada sasaran dan tidak ada gangguan yang mengganggu jalannya program tersebut.

Anda mungkin juga menyukai