JOKO MARYANTO
1. Tahap destruksi Sebanyak 1,00 gram sampel pupuk (misal Urea) dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl (labu didih)
Labu didinginkan, diencerkan dengan 25 mL aquades, dipindahkan ke labu takar 250 mL ditambah aquades sampai tanda batas dan dikocok
agar homogen
2. Tahap destilasi
Dilakukan destilasi dengan penampung berisi 10 mL asam borat 1% + 2 tetes indikator campuran (merah metil + hijau brom kresol). 3. Tahap titrasi Setelah destilat tertampung mencapai 25 mL
B. Phosphor
pengekstrak:
1. Air
2. Asam sitrat 2% Sampel pupuk halus dilarutkan dalam asam sitrat 2%, dikocok selama 30 menit lalu disaring. Ekstrak tersebut digunakan untuk penetapan P
Penetapan fosfat secara spektrofotometri: Dipipet 1 mL ekstrak (air atau asam sitrat) ke dalam labu ukur 250 mL, ditambah 10 mL pereaksi fosfor (amonium molibdat) dan larutan pereduksi (stanno klorida) - dikocok sampai timbul warna
biru.
Kurva kalibrasi dibuat dari larutan baku KH2PO4
Larutan induk mengandung 1000 ppm P2O5 dibuat dengan cara melarutkan 1,9166 gram KH2PO4 dalam 1 L aquades.
C. Kalium
Sebanyak 0,50 gram sampel pupuk (misal KCl)
diekstrak dengan aquades atau asam sitrat dalam labu takar 250 mL, diencerkan sampai tanda garis, dikocok lalu disaring. Dipipet 2 mL ekstrak ke dalam labu takar 100 mL, diencerkan dengan aquades sampai tanda garis dan dikocok.
Kadar K2O diukur dengan flamefotometer. Kurva kalibrasi dibuat dari larutan KCl dengan