Pupuk Tanaman Alternatif
Pupuk Tanaman Alternatif
Makalah
Diajukan untuk mengikuti lomba LPIR 2005
Bidang Pertanian
Tingkat SMP/MTs se-Kota Malang
OLEH :
Fauzi Dwi Setiawan
Muhamad Zulfikri
Muhammad Sofyan Lazuardi
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………… i
DAFTAR TABEL……………………………………………… ii
ABSTRAK……………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….
2
C. Hipotesis…………………………………………………….…………..
2
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………..
2
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….
10
B. Saran …………………………………………………………………...
10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………
DAFTAR TABEL
2
Tabel
Halaman
4.1 Tinggi kacang polong di tanah yang subur dan kurang subur………
…. 8
4.2 Jumlah daun kacang polong di tanah yang subur dan kurang
subur…… 8
4.3 Jumlah nodul kacang polong di tanah yang subur dan kurang
subur….. 9
ABSTRAK
Lazuardi, Muhammad Sofyan, dkk. 2005. Rhizobium Sebagai Pupuk Hayati pada
Tanaman Leguminoceae
3
sebagai salah satu hara tanaman bahan penyusun protein.
Simbiosis mutualisme ini sangat berguna bagi tanaman Leguminoceae
karena dari simbiosis ini dapat memenuhi sebagian keperluan tanaman
Leguminoceae akan unsur Nitrogen. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara
yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak. Simbiosis mutualisme ini dapat
menyediakan 50-75% dari seluruh kebutuhan nitrogen tanaman Leguminoceae
dengan demikian maka ketergantungan tanaman Leguminoceae akan pupuk
nitrogen dari luar menjadi sangat berkurang. Dengan demikian rhizobium sebagai
mikrosimbion dapat berfungsi sebagai pupuk hayati pada tanaman Leguminoceae.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
sumber pupuk hayati tersusunnya bagi tanaman Leguminoceae.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Rhizobium dapat memacu pertumbuhan tanaman Leguminoceae?
2. Apakah tanaman Leguminoceae ditanah kurang subur dapat menghasilkan
Nitrogen lebih banyak dibanding Leguminoceae di tanah yang subur ?
3. Apakah tanaman Leguminoceae di tanah kurang subur dapat menyamai
tanaman Leguminoceae di tanah subur ?
C. Hipotesis
1. Rhizobium dapat memacu pertumbuhan tanaman Leguminoceae.
2. Tanaman Leguminoceae di tanah kurang subur dapat menghasilkan
Nitrogen lebih banyak daripada tanaman Leguminoceae ditanah subur.
3. Tanaman Leguminoceae di tanah kurang subur tidak dapat menyamai
tanaman Leguminoceae di tanah subur.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman.
2. Untuk mengetahui pengaruh tanaman Leguminoceae di tanah kurang
subur sebagai penghasil Nitrogen.
3. Untuk mengetahui perbedaan tanaman Leguminoceae di tanah subur dan
kurang subur.
E. Manfaat Penelitian
1. Alternatif penggunaan Rhizobium sebagai pupuk hayati tanaman
Leguminoceae.
2. Sebagai cara untuk mempermudah penanaman tanaman Leguminoceae.
3. Dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan meningkatkan
ketrampilan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
jumlah bintil yang terbentuk pada akar terutama ditentukan oleh perimbangan
karbohidra-nitrogen pada tumbuhan itu. Warna merah jambu pada bintil
merupakan indikasi yang terpercaya akan adanya kegiatan penambatan nitrogen
yang aktif, dan pendugaan spektrofotometri kandungan hemoglobin bintil telah
digunakan sebagai piranti penetuan efisiensi galur Rhizobium.(Idiyah, 1995)
Tanaman polong-polongan ketika masih tumbuh, kadang-kadang
mengeluarkan sebagian(10-20%) nitrogen yang tertambat dalam bintilnya ke
tanah sekitarnya. Hal ini terjadi jika kecepatan fotosintesis sedemikian rupa
sehingga tanaman tidak dapat menggunakan semua nitogen yang tertambat dan
kelebihannya dikeluarkannya. Dengan demikian tanaman polong-polongan
merupakan salah satu alternatif sebagai tanaman tumpang sari.(Idiyah,1995)
Pengikatan nitrogen molekuler (nitrogen dari udara oleh simbiosis
tanaman Leguminose dan Rhizobium merupakan terminal dari suatu rangkaian
yang kompleks. Proses ini meliputi:
1. Multiplikasi bakteri di daerah perakaran.
2. Penempelan bakteri di permukaan akar.
3. Pembengkokan dan percabangan akar.
4. Penarikan bakteri yang sesuai oleh tanaman inang.
5. Pembentukan benang-benang infeksi.
6. Pembetukan nodul.
7. Pengembangan lebih lanjut dari sel terinfeksi.
8. Pembentuken bakteroid.
9. Sintesa nitrogenase dan leghaemoglobin.
B. Rhizobium
Berdasarkan hubungan dengan tanaman, mikroba rhizosfer dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) kelompok yang menguntungkan, 2) kelompok
yang merugikan, dan 3) kelompok yang netral (Waksman, 1963; Kloepper et al.,
1980). Dalam makalah ini hanya dibahas beberapa mikroba rhizosfer yang
menguntungkan. Mikroba yang dijumpai di daerah rhizosfer juga dapat ditemui di
luar daerah rhizosfer, tetapi populasinya tidak sebanyak di daerah rhizosfer.
Walaupun jenisnya banyak, tetapi semua mikroba rhizosfer bermanfaat. Beberapa
8
jenis mikroba rhizosfer yang penting adalah Rhizobium, Azospirillum, mikroba
pelarut P, Cytophaga, dan Trichoderma. Mikroba ini selama bertahun-tahun telah
menjadi objek penelitian para ahli. Jenis tanaman yang dibudidayakan akan
menentukan mikroba apa yang bermanfaat. Sebagai contoh, Rhizobium sangat
bermanfaat untuk tanaman Leguminosa karena kemampuannya bersimbiosis
dengan tanaman inangnya untuk membentuk bintil akar sebagai tempat
penambatan N2. Oleh karena itu, populasi Rhizobium dapat mendominasi daerah
perakaran tanaman Leguminosa. Begitu pentingnya manfaat Rhizobium ini,
sehingga penelitian ke arah ini cukup intensif dilakukan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan variabel bebas berupa
Rhizobium di dalam tanah sebagai pupuk hayati tanaman polong. Variabel
terikat dalam penelitian ini meliputi jumlah daun, tinggi tanaman dan
jumlah nodul.
D. Cara Kerja
1. Tanam bibit kacang polong di tanah yang banyak dan kurang
mengandung Rhizobium masing-masing 5 bibit.
2. Rawat setiap hari dengan menyiraminya dengan air.
3. Setelah 20 hari, cabut tanaman tersebut dan amatilah:
• Tinggi tanaman kacang polong ditanah yang mengandung
banyak bakteri Rhizobium dan tanah yang kurang mengandung
bakteri Rhizobium.
• Jumlah daun tanaman kacang polong di tanah yang
mengandung banyak bakteri Rhizobium dan tanah yang kurang
mengandung bakteri Rhizobium.
10
• Jumlah nodul tanaman kacang polong ditanah yang
mengandung banyak bakteri Rhizobium dan tanah yang kurang
mengandung bakteri Rhizobium.
4. Buatlah tabel pengamatan tentang kacang polong.
5. Salinlah data-data yang sudah di amati kedalam tabel tersebut.
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Pada bagian dibawah ini akan diuraikan beberapa hal yang meliputi tinggi
tanaman kacang polong, jumlah daun tanaman kacang polong dan jumlah nodul
tanaman kacang polong ditanah yang mengandung banyak Rhizobium dan sedikit
Rhizobium. Adapun data selengkapnya dari hasil pengamatan disajikan pada
tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Tinggi Kacang Polong di Tanah Subur dan Kurang Subur
Tanaman Tinggi Tanaman
Tanah subur Tanah kurang subur
A 42,4 cm 25,5 cm
B 26,4 cm 23,4 cm
C 24 cm 21,4 cm
D 21,3 cm 19,5 cm
E 20,3 cm 14,4 cm
Rata-rata 26,9 cm 20,84 cm
Tabel 4.2 Jumlah Daun Kacang Polong di Tanah Subur dan Kurang
Subur
Tanaman Jumlah Daun
Tanah subur Tanah kurang subur
A 56 53
B 46 44
C 59 28
D 36 22
E 36 22
Rata-rata 46,6 33,8
Tabel 4.3 Jumlah Nodul Kacang Polong di Tanah Subur dan Kurang
Subur
Tanaman Jumlah Nodul
Tanah subur Tanah kurang subur
A 28 37
12
B 58 57
C 37 26
D 10 27
E 17 20
Rata-rata 30,4 33
B. Pembahasan
Dari hasil analisa data dari tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan
kacang polong pada tanah yang mengandung banyak Rhizobium lebih baik
daripada kacang polong pada tanah yang kurang mengandung Rhizobium.
Hal ini ditunjukkan pada rata-rata yang ada pada tabel di atas. Jika seluruh
rata-rata tersebut dijumlah maka rata-rata tanaman kacang polong di tanah yang
banyak mengandung Rhizobium dan subur lebih besar rata-ratanya. Pada tabel
kesatu dan kedua tanaman kacang polong yang hidup di tanah yang subur lebih
besar rata-ratanya dikarenakan tanah tersebut lebih banyak mengandung zat hara
yang diperlukan oleh tanaman kacang polong tersebut. Karena hal itulah tanaman
yang hidup di tanah yang subur dan juga mengandung Rhizobium lebih tinggi
tanaman kacang polongnya dan juga lebih banyak jumlah daunya daripada
tanaman yang hidup di tanah kurang subur dan banyak mengandung Rhizobium.
Tetapi pada rata-rata jumlah nodul lebih banyak yang hidup di tanah yang
kurang subur daripada tanaman yang hidup di tanah yang subur.
Hal ini dikarenakan tanaman kacang polong yang hidup di tanah yang
kurang subur harus bisa hidup dan membuat makanan sendiri di akar. Dan juga
tanaman tersebut menghasilkan nitrogen yang cukup banyak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rhizobium dapat memacu pertumbuhan tanaman leguminoceae.
2. Tanaman leguminoceae di tanah yang kurang subur dapat menghasilkan
nitrogen lebih banyak daripada tanaman legumoniceae di tanah yang
13
subur.
3. Kualitas tanaman di tanah yang subur lebih baik daripada tanaman yang
hidup di tanah yang kurang subur karena adanya Rhizobium.
B. Saran
1. Kesuburan tanah perlu dijaga agar keberadaan Rhizobium didalam tanah
dapat dipertahankan sehingga dapat berfungsi sebagai pupuk Nitrogen.
DAFTAR PUSTAKA
14
Sutirjo.2004.Penulisan Karya Ilmiah SMP dan SMA.Malang:Citra Mentari Group
15