Anda di halaman 1dari 2

ORGANISASI MAHASISWA YANG BERINTELEKTUAL KERAKYATAN, MODERN & MEMBUMI.

Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun (Soe Hok Gie) Mahasiswa indonesia saat ini sangat beragam dari banyak pandangan serta pendapat apabila melihat dari karakter aktivitas organisasinya. Namun sebenarnya mahasiswa Indonesia saat ini kebanyakan dalam menjalankan aktifitas organisasinya terutama organisasi ekstra kampus masih terlihat terjebak dalam patronisme agamanya, golongannya, stigma ideologinya hingga sentimen kedaerahannya. Tak ayal, hal itu cukup membuat repot mahasiswa Indonesia untuk bersatu dalam satu barisan yang sama apabila dihadapkan kepada persolan integrasi gerakan. Ada organisasi ekstra mahasiswa yang berhaluan ideologi islam, kristen, budha, katolik, hindu hingga yang afiliasinya kepada ormas agama besar yang ada di Indonesia. Ada organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berhaluan (bahkan bisa disebut sebagai underbow) partai politik atau senioritas figur alumninya. Ada organisasi mahasiswa ekstra kampus yang bersifat kedaerahan, bahkan ada yang organisasi mahasiswa ekstra kampus yang bersifat momentum jangka pendek tidak lebih sekedar sebagai basis massa yang mempunyai kepentingan politis tentunya dibuat untuk menopang kepentingan orang seorang maupun segolongan yang memerlukan bargainning political. Diluar semua itu, ada kategori mahasiswa yang murni memposisikan dirinya dalam berorganisasi secara murni dan tanpa ideologi yang kebanyakan lebih menyukai terlibat aktivitas organisasi intra kampus. Lalu apa yang bisa menyatukan semua tipe atau karakter mahasiswa saat ini? Ini pertanyaan yang perlu kita jawab. Dan harus kita cari irisan tengahnya yang mampu menjadi pemersatu dan penawar dari sekian banyak warna, bentuk dan kepentingan yang ada saat ini di tingkatan gerakan mahasiswa. Jawabanya adalah mahasiswa yang berorganisasi mengikuti nalar intelektualnya tanpa bertendensi kepada kepentingan golongan, agama hingga sentimen kedaerahan, membangun metoda organisasi secara lebih kekeluargaan namun modern tersistematis, dan mengedepankan aktivitas gerakannya di daerah pedesaan dan masyarakat urban (Bukan berarti kampus ditinggalkan).

Melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi pokok kebutuhan masyarakat yaitu pendidikan dan advokasi/paralegal. Disinilah sebenarnya letak peran kaum intelektual sesungguhnya, dialektika yang sebenarnya. Sudah saatnya mahasiswa bergerak dan berhimpun ke desa-desa. Membangun kekuatan civil society yang bercorak kerakyatan. Dan semua itu harus dibangun dalam semangat kerakyatan yang dikerjakan oleh mahasiswamahasiswa supel, energik, bersemangat, kapabel, tak mudah menyerah, ikhlas berjuang dan berpendirian teguh. Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. (Soe Hok Gie) Sudah Saatnya Mahasiswa Indonesia Mereposisikan Kembali Langkah Aksi Ekstra Parlementer Yang Lebih Inklusif Dan Membumi. Sudah Saatnya Mahasiswa Indonesia Mengkronketkan Gerakannya Ke Desa-Desa, Membangun Peradaban Baru Yang Lebih Interaktif Dan Progresif. Sudah Saatnya Mahasiswa Indonesia Berdialektika Secara Modern Dan Terorganisir Ke Dalam Studi Kemasyarakatan. Sudah Saatnya Mahasiswa Indonesia Membangun Pondasi Kerakyatan Ke Dalam Celah Kehidupan Intelektualnya. Sudah Saatnya Mahasiswa Berbaris Dalam Satu Itikad Kuat Membangun Indonesia Yang Mampu Berdikari, Berdaulat Dan Berkepribadian Kerakyatan. Sudah Saatnya Mahasiswa Indonesia Melepaskan Laten Kepentingan Agama, Golongan Dan Rasialisme Dan Menjunjung Tinggi Nilai Intelektual Yang Membumi. Dan Sudah Saatnya Mahasiswa Indonesia Berpikir, Bertindak Dan Berhimpun Diatas Keberpihakannya Yang Merdeka dan Universal. (bersambung)

Anda mungkin juga menyukai