Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN Ketika kita di usia produktif dan bekerja, kita memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan kita

sehari-hari. Bagi yang bekerja pada sebuah pemberi kerja (perusahaan, lembaga pendidikan, dll.) umumnya menerima penghasilan secara rutin setiap bulan. Ketika kita mencapai usia pensiun, sebagian dari kita masih menerima penghasilan seraca rutin dari pemberi kerja berupa uang pensiun. Program pensiun adalah suatu program yang mengupayakan tersedianya uang pensiun (atau disebut juga manfaat pensiun) bagi pesertanya. Individu maupun kelompok pekerja dapat mengikuti program pensiun. Dana pensiun adalah lembaga keuangan nonbank yang menyelenggarakan program pensiun. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja bagi sebagian atau seluruh karyawannya. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa bagi masyarakat umum, baik karyawan maupun pekerja mandiri. Dana pensiun merupakan badan hukum dengan manajemen, kegiatan operasional dan kekayaan yang terpisah dari pendirinya. Kita membutuhkan penghasilan untuk menghidupi diri kita dan kebutuhan tersebut tidak berhenti meskipun kita sudah tidak lagi produktif bekerja. Agar pemenuhan kebutuhan hidup kita tetap terjamin hingga masa purna bakti, kita perlu melakukan persiapan sedini mungkin. Ada banyak cara untuk mempersiapkan kesinambungan penghasilan di hari tua. Mengikuti program pensiun adalah salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan kesejahteraan di hari tua. Program tersebut didesain untuk menyediakan manfaat pensiun bagi pesertanya. Dengan mengikuti program pensiun kita dididik untuk menabung sehingga saat kita sudah tidak produktif lagi, kita masih menerima penghasilan untuk menopang hidup kita.

BAB II DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH A. Pengertian Dana Pensiun Dana pensiun menurut UU No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.1 Menurut Abdul Kadir Muhammad Dana Pensiun adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Manfaat pensiun bukan saja hanya memberikan kepastian penghasilan di masa depan, akan tetapi juga turut memberikan motivasi untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan program jasa pensiun para peserta merasa aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi. B. Tujuan dan Fungsi Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan perusahaan, peserta dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perusahaan a. Kewajiban moral, di mana perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki panghasilan pada saat mereka usia pensiun. b. Loyalitas, karyawan diharapkan mempunyai loyalitas terhadap perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. c. Kompetisi pasar tenaga kerja, di mana perusahaan akan memiliki daya saing dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional di pasar tenaga kerja. d. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi perusahaan. e. Agar di usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh
1 Andri Soemitra. Bank dan Keuangan Syariah. (Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2009),hal. 292

setelah bekerja di perusahaannya. f. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. 2. Peserta a. Rasa aman para peserta terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. b. Konpensasi yang lebih baik, yaitu peserta mempunyai tambahan konpensasi meskipun baru biasa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun. 3. Penyelenggara dana pensiun a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan. b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah. c. Sebagai bakti sosial terhadap para peserta. Adapun fungsi program dana pensiun bagi para peserta antara lain: 1. Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. 2. Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan dapat dilihat setiap bulan sebagai tabungan dari para pesertanya. 3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil pengelola akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama sejak mencapai usia pensiun selama seumur hidup peserta, dan janda/duda peserta. C. Jenis Dana Pensiun dan Program Pensiun. 1). Jenis dana pensiun Dana pensiun menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dapat digolongkan

dalam dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.2 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarkan Program Pensiun Manfaat Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pembei kerja. Dengan demikian, dana pensiun ini disediakan langsung oleh pemberi kerja. Pendirian DPPK ini harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan. 2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun peserta mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Bagi masyarakat pekerja mandiri seperti dokter, petani, dan lain sebagainya dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK. Tidak tertutup kemungkinan pula bagi karyawan di suatu perusahaan untuk dapat memanfaatkan DPLK sesuai dengan kemampuannya. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan. Perlu diketahui sistem Syariah sebenarnya telah merambah di produk dana pensiun. Yang terkenal adalah PT Bank Muamalat Indonesia. DPLK Muamalat Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuangan No. KEP485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997.3 2). Jenis Program Dana Pensiun Program pensiun yang umumnya digunakan diperusahaan swasta dan perusahaan milik negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan) Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang memberikan formula tertentu
2 Andri, Bank, hal 294 3 www.dplkmuamalat.com

atas manfaat yang akan diterima peserta saat mencapai usia pensiun. Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang besar manfaatnya yang akan diterima oleh peserta pada saat pensiun telah dapat ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan ini didasarkan pada formula tertentu yang ditetapkan pada peraturan dana pensiun. Dalam program ini, jangka waktu pada saat seorang karyawan mulai bekerja sampai dimulainya program pensiun menjadi masa kerja yang diakui. Pengakuan masa kerja yang lalu dari karyawan oleh pemberi kerja ini dihitung berdasarkan rumus aktuaria tertentu dan menjadi kewajiban dari pemberi kerja (past service liability). Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfaat pasti akan lebih menarik sebab manfaat pensuin yang diterimanya akan mendekati jumlah penerimaan (gaji) terakhir yang ia peroleh. Manfaat yang diperoleh pada saat pensiun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari sudut pandang pemberi kerja yang terjadi adalah sebaliknya. Sistem Pembayaran Hak Pensiun

Perhitungan menggunakan rumus bulanan bagi PPMP adalah sebagai berikut: MP= Fpe x MK x PDP Ket: MP = Manfaat Pensiun Fpe = Faktor Penghargaan Dalam Persentase (%) MK = Masa Kerja PDP = Penghasilan Dasar Pensiun Bulan Terakhir/Rata-Rata Beberapa Bulan Terakhir. Manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus bulanan besar faktor penghargaan perbulan masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun. Contoh: Gaji terakhir Rudi sebelum pensiun adalah Rp.1.000.000,- masa kerja Rudi 20 tahun. Berapa Rudi akan memperoleh uang pensiun bulanan? Dik: PDP = 1.000.000
5

MK = 20 tahun Fpe = 2,5% Dit: MP? Jawab: MP = Fpe x MK x PDP = 2,5% x 20 x 1.000.000 = Rp. 500.000,2. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan) Program Pensiun Iuran Pasti yaitu program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, manfaat yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya. Program dan pensiun pada dasarnya dilakukan dengan cara peseta pensiun menyetor sejumlah uang kedalam dana pensiun dan iuran beserta hasil pengembangannya (akumulasi dana), yang dibukukan dalam rekening peserta yang bersangkutan, dan akan digunakan sebagai manfaat pensiun apabila peserta tersebut telah mencapai usia tertentu. Besarnya iuran peserta dapat ditetapkan terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau manfaat pensiun yang akan diperolehnya belum dapat diketahui sebab hal tersebut akan sangat bergantung kepada lamanya seseorang menyetor dari hasil pengembangan iuran tersebut. Disamping itu manfaat pensiun yang diterimanya juga bergantung pada tingkat kenaikan gaji karyawan. Sistem pembayaran hak pensiun

Perhitungan menggunakan rumus sekaligus bagi PDIP adalah sebagai berikut: IP = 3 x Fde x PDP Ket: IP : Iuran Pensiun 3 : konstanta :

Fde : Faktor Penghargaan Pertahun Dalam Persentase (%) PDP : Penghasilan Dasar Pensiun Per Tahun Contoh : Gaji A sebelum pensiun adalah Rp.1.000.000,- sementara masa kerja 20 tahun. Berapa A akan memperoleh uang pensiun bulanan? Dik : PDP : 1.000.000 Fde : 2,5% dalam waktu 20 tahun Dit : IP? Jawab IP = 3 x Fde x PDP = 3 x 2,5% x 20 x 1.000.000 = Rp. 1.500.000,:

D. Mekanisme DPLK Syariah Sejauh ini, program pensiun di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas oleh DPLK di beberapa bank dan asuransi syariah. Umumnya produk DPLK syariah merupakan salah satu produk penghimpunan dana yang ditawarkan oleh bank dan asuransi syariah untuk memberikan jaminan kesejahteraan di hari tua atau di akhir masa jabatan karyawan ataupun nasabahnya. Prosedur yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah, umumnya adalah: 1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha. 2. Usia minimal 18 tahun atau telah menikah. 3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK syariah. 4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp. 100.000.
7

5. Menyerahkan kopian kartu identitas diri dan kartu kelurga. 6. Membayar biaya pendaftaran. 7. Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta program dana pensiun plus asuransi jiwa. 8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK syariah. Umumnya, produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah menawarkan produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun plus asuransi jiwa. Karakteristik produk dana pensiun dengan kosep tabungan antara lain: 1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan. 2. Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa. 3. Manfaat pensiun sebesar total iuran dan hasil investasinya.

Sedangkan karekteristik produk dana pensiun plus asuransi jiwa antara lain: 1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan. 2. Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa. 3. Mamfaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar: a. Manfaat asuransi apabila peserta maninggal dunia sebelum memasuki usia pensiun. b. Total iuran ditambah hasil investasinya apabila telah memasuki usia pensiun. Para peserta DPLK syariah memiliki beberapa hak, antara lain: 1. Menetapkan sendiri usia pensiun, umumnya antara usia 45 s/d 65 tahun. 2. Bebas menentukan pilihan atau perubahan jenis investasi.

3. Melakukan penarikan sejumlah iuran tertentu selama masa kepesertaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Mendapatkan informasi saldo dana pensiun setiap periode tertentu, misalnya 6 bulan atau melalui telepon setiap saat diinginkan. 5. Menunjuk dan mengganti pihak yang ditunjuk sebagai ahli waris. 6. Memilih perusahaan asuransi jiwa guna memperoleh pembayaran dana pensiun bulanan. 7. Mengalihkan kepesertaan ke DPLK lain. 8. Memperoleh manfaat pensiun.

E. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun Pendanaan suatu program pensiun apakah dalam rangka memenuhi kebutuhan atau untuk tujuan pengelolaan manejemen keuangan menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya digunakan untuk membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi. Penggunaan secara produktif atas kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya-biaya langsung suatu program pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan bagi pensiun iuran pasti. Dana pensiun biasanya mengembangkan suatu kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaan. Namun tidak semua program pensiun memiliki kebijakan investasi formal, kalaupun ada biasanya relatif sederhana dan banyak didelegasikan kepada perusahaan investasi atau perusahaan asuransi. Investasi dana pensiun secara umum diarahkan pada defosito berjangka di bank, defosito on call pada bank, sertifikat defosito pada bank, obligasi yang tercatat di bursa efek, tanah, bangunan, tanah dan bangunan, reksa dana Sertifikat Bank Indonesia surat berharga yang diterbitkan pemerintah, saham, surat pengakuan utang badan hukum RI, penyertaan atau penempatan langsung pada badan hukum RI. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana
9

Pensiun dapat melakukan investasi dananya pada: a. Surat berharga negara; b. Tabungan pada bank; c. Deposito berjangka pada bank; d. Deposito on call pada bank; e. Sertifikat deposito pada bank; f. Sertifikat Bank Indonesia; g. Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia; h. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia; i. Sukuk yang tercatat di bursa efek di Indonesia; j. Unit Penyertaan reksa dana dari: 1. Reksa dana pada uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham; 2. Reksa dana terproteksi, reksa dana dengan perjanjian dan reksa dana indeks; 3. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas; 4. Reksa dana yang Unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek; k. Efek beragun aset dari kontrak investasi dari kolektif efek beragun asset; l. Unit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif; m. Kontrak opsi saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia; n. Penempatan langsung pada saham; o. Tanah di Indonesia; dan/atau

p. Bangunan di Indonesia. F. Peluang dan kendala pengembangan DPLK Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang dikarenakan beberapa alasan: 1. Masih sedikit proporsi masyarakat yang mau mengikuti program dana pensiun. 2. Dengan berkembangnya lembaga keuangan dan bisnis syariah, tentunya SDM yang bekerja dalam isntitusi tersebut menjadi pasar khusus yang jelas bagi dana pensiun syariah. 3. Rasa percaya, rasa memiliki dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya industri keuangan dan bisnis syariah yang terus membaik akan menjadi modal dasar yang penting untuk terus memperbesar konsumen dan nasabah yang loyal. Namun harus diakui pula bahwa perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, hal ini dapat terlihat dalam beberapa hal:
1. Ketika perbankan, asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road

map strategi pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah sedikitpun belum disentuh dalam kebijakan dan strategi pengembangan industri dana pensiun 20072011. 2. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksa dana sudah banyak yang memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa MUI, maka dana pensiun syariah belum ada satupun peraturan dan fatwa mendukung.
3. ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun. Selama ini

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah muqayyadah/restricted investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. Produk mudharabah muqayyadah merupakan produk bank syariah berupa investasi di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.4 Dana pensiun syariah tersebut tetap perlu diperkuat lebih jauh lagi sehingga memungkinkan
4 http://konsultasimuamalat.wordpress.com di akses pada tanggal 11 november 2011

11

untuk terus berekspansi secara cepat dan penerimaan masyarakat juga semakin meningkat. Dalam konteks pengembangan Dana Pensiun Syariah, dibutuhkan tindakantindakan penting yang harus diambil untuk memperkuat kelembagaanya. Tindakan yang paling mendasar adalah menegakkan Good Islamic Pension Fund Governance (GIPFG). Tanpa GIPFG yang efektif, kecil kemungkinan untuk memperkuat dana pesiun syariah dan memungkinkan mereka untuk berekspansi secara cepat serta menjalankan perannya secara efektif. Peserta dana pensiun telah berinvestasi dan mengambil bagian dalam untung atau rugi pada sistem syariah, sehingga kepentingan mereka harus dilindungi. Para pegawai juga memiliki kepentingan. Kontribusi mereka terhadap kinerja dana pensiun syariah yang efisien dan imbalan mereka keduanya ditentukan oleh struktur insentif perusahaan.

BAB III KESIMPULAN Didasari pada UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun, maka setidaknya ada jaminan bagi para karyawan untuk menjamin kelangsungan hidupnya di hari tua. Begitu pula mekanismenya dalam dana pensiun syariah, yang mengutamakan segala aspek kenyamanan bagi para perusahaan maupun individunya dalam memanfaatkan program ini. Meski begitu, program dana pensiun syariah masih banyak tantangan dan hambatan kedepan dalam menghadapi persaingan dan mutu dari badan hukum lainnya. Begitu juga tawaran-tawaran yang menarik dari program dana pensiun syariah, tentunya menjadi daya tarik sendiri dalam merekrut nasabah.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Mustafa Edwin. Dkk., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Kencana: Jakarta. 2007 Soemitra, Andri., Jakarta, 2009 Bank dan Keuangan Syariah. Kencana Prenada Media Group:

www.dplkmuamalat.com http://konsultasimuamalat.wordpress.com www.perbendaharaan.go.id

13

Anda mungkin juga menyukai