Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Landreform dalam arti sempit merupakan serangkaian tindakan dalam rangka Agrarian-form Indonesia. Landreform meliputi perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan pengusahaan tanah. (Budi Harsono) Sejak beberapa tahun terakhir ini kata reformasi, kembali populer disuarakan oleh anggota masyarakat. Di kalangan ilmuan hukum agraria, kata reformasi sebagai terjemahan kata Inggris reform bukanlah merupakan istilah yang baru. Istilah ini bahkan telah dikenal beberapa puluh tahun yang silam dengan menggandengkannya dengan masalah pertanahan dan/atau agraria, sehingga timbullah istilah landreform yang selanjutnya penulis sebutkan dengan reformasi pertanahan dan agrarian reform, yang untuk selanjutnya penulis sebutkan dengan reformasi agraria. Antara kedua pengertian tersebut seringkali diidentikkan pada hal sesungguhnya telah disepakati secara umum bahwa reformasi agraria lebih luas daripada pengertian reformasi pertanahan. Reformasi agraria dimaksudkan sebagai program yang lebih luas dari sekedar pembagian tanah (reformasi pertanahan). Pengertian umumnya adalah pembaruan, tetapi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, reform bukan sekedar pembaruan tetapi perubahan radikal untuk perbaikan di suatu masyarakat atau negara. Radikal sendiri berarti sampai pada hal yang prinsip atau mendasar untuk perbaikan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia itu sendiri diterangkan juga bahwa reformis adalah orang yang menganjurkan adanya usaha perbaikan tanpa kekerasan. Dengan demikian maka reformasi pertanahan dimaksudkan sebagai upaya melakukan perubahan di bidang pertanahan dengan peraturan untuk menuju keadaan yang lebih baik tanpa kekerasan. Oleh Boedi Harsono (1997:2) dikatakan bahwa UUPA juga memuat program landreform dan agrarianreform, yang tertuang dalam Panca Program Agraria Reform Indonesia yaitu:

1. Pembaruan hukum agraria, memalui unifikasi hukum yang berkonsepsi nasional dan pemberian jaminan kepastian hukum; 2. Penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi klonial atas tanah; 3. Mengakhiri penghispan feodal secara berangsur-angsur; 4. Perombakan pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan pengusahaan tanah dalam mewujudkan pemerataan kemakmuran dan keadilan; 5. perencanaan persediaan dan peruntukan bumi, aid dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya serta penggunaannya secara terencana, sesuai dengan daya dukung dan kemampuannya. Boedi Harsono (1997:3) menyatakan bahwa keseluruhan program tersebut lazim disebut dengan Agrarian Reform atau Landreform dalam arti yang luas. Sedangkan program keempat lazim disebut dengan program Landreform, program kelima disebut dengan Tata Guna Sumber-sumber Alam.[2 Dengan demikian maka sesungguhnya program keempat yaitu landreform adalah agrarian reform dalam arti sempit.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka berbagai masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah lahirnya peristilahan reformasi (reform)? 2. Apa dasar hukum dari landreform di Indonesia? 3. Apa saja tujuan dari landreform? 4. Mengapa program reformasi pertanahan menjadi suatu hal yang esensial? 5. Bagaimana penetapan maksimum pemilikan atau penguasaan atas tanah di Indonesia? 6. Bagaimana mengenai masalah penghapusan tanah pertanian atau pelarangan memiliki tanah abseente?

Anda mungkin juga menyukai