Anda di halaman 1dari 5

Menteri Akui Penumpukan Sampah di Bali Nusa Dua - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik mengakui kebenaran

berita majalah TIMES bahwa memang terjadi penumpukan sampah di Pantai Kuta, Bali. Meski demikian, dalam pernyataan persnya di Bali Intercontinental Hotel, Jimbaran, Sabtu (9/4), Jero membantah judul berita TIMES bahwa berwisata di Bali bagaikan berada di neraka karena masalah sampah dan kemacetan. "Tulisan itu memang tendesius, mengandung beberapa fakta tapi pengungkapan begitu rupa seolah-olah Bali bukan lagi surga, tetapi neraka," ujarnya. Jero mengatakan penumpukan sampah yang terjadi di Pantai Kuta akibat terbawa oleh angin barat dan peristiwa tersebut terjadi selama sepekan dalam satu tahun. "Setahun ada satu kali atau dua kali angin barat dan sampah terbawa semua lalu terdampar di Kuta dan saat itu di Kuta sampah banyak sekali. Ini terjadi seminggu lalu. Itu fakta, ada sampah," jelasnya. Karena itu, Menbudpar yang lahir dan besar di Bali itu telah menginstruksikan semua bupati di Pulau Dewata itu untuk rajin-rajin membersihkan wilayah masing-masing karena kebersihan adalah salah satu yang paling diinginkan oleh wisatawan. Menurut Jero, angin barat masih akan bertiup selama beberapa hari ke depan dan kemungkinan masih akan terjadi penumpukan sampah di Pantai Kuta. Namun, ia telah memerintahkan agar setiap hari dilakukan pembersihan di Pantai Kuta agar tidak terjadi lagi penumpukan sampah. Jero mengatakan telah mengirim penjelasan kepada rekan-rekannya di seluruh dunia tentang pemberitaan majalah TIMES itu karena menimbulkan pertanyaan dari dunia wisata internasional seperti Amerika Serikat dan Jerman. Ia pun menjamin Pulau Bali tetap indah seperti surga dan bahkan saat ini Pulau Bali sedang berada pada masa keemasan dengan kedatangan turis asing sekitar 7 ribu orang per hari. Sedangkan untuk memecahkan masalah kemacetan yang juga disinggung oleh tulisan dalam majalah TIMES itu, Jero Wacik mengatakan akan meluncurkan paket wisata Bali Beyond yang terdiri atas perjalanan wisata ke Bali melingkupi beberapa daerah wisata lain di Indonesia seperti Danau Toba. Dengan cara itu, Jero berharap penumpukan wisatawan di Bali yang menyebabkan kemacetan di wilayah Bali selatan dapat teratasi.(ant/waa)

Tujuh tips atasi tumpukan sampah


VOLUME sampah di Kabupaten Pulang Pisau terus meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut pihak Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Cipta Karya membangun beberapa unit tempat pembuangan sampah (TPS)... Saat ini, ada penambahan tujuh tempat pembuangan sampah yang ada di dalam kota. Jumlah itu akan terus ditambah setiap tahun anggaran karena volume sampah terus meningkat, kata Kepala Bidang Cipta Karya Rustam Ahmidie, kemarin. Penambahan unit TPS tersebut, kata dia, menyesuaikan juga dengan betambahnya penduduk. Harapannya, penambahan TPS itu dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat agar tidak terlalu jauh membuang sampah. Di sisi lain, ia juga mengakui, hingga saat ini sarana dan prasarana angkutan yang dimiliki untuk mengangkut sampah masih minim. Saat ini hanya ada satu truk untuk mengangkut sampah di sejumlah TPS, tanpa ada armada cadangan. Sehingga ketika satu truk tersebut mengalami kendala teknis, otomatis sangat berpengaruh pada sistem pengangkutan sampah. Sementara itu, Kasi Jasa dan Konstruksi Hadi Wijaya yang membawahi masalah kebersihan dan persampahan menyebutkan, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada TPS yang disediakan masih rendah. Terbukti dengan banyaknya sampah warga yang berserakan.

Sarbagita Desak PT. NOEI, Tangani Penumpukan Sampah di TPA


Mangupura (Metrobali.com)Menumpuknya sampah yang terjadi di TPA Suwung berdampak buruk pada lingkungan maupun masyarakat sekitar. Mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) mendesak PT. Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) sebagai pelaksana proyek Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Sarbagita (pengolahan sampah dan memanfaatkan gas metan menjadi energi listrik) untuk segera melakukan langkah penanganan sampah yang saat ini menumpuk di TPA. Kami harapkan PT NOEI sesegera mungkin menyikapi masalah penumpukan sampah tersebut, tegas Ketua Forum Sarbagita Drs. I Ketut Sudikerta saat rapat membahas perkembangan IPST dengan pihak PT NOEI dan Badan Pengelola Kebersihan Sarbagita (BPKS) di Puspem Badung, Rabu (15/2) lalu. Sudikerta yang juga selaku Wakil Bupati Badung didampingi Wakil Walikota Denpasar Jaya Negara, Wakil Bupati Gianyar Dewa Sutanaya serta Instansi terkait di Pemerintah Sarbagita mengatakan, penumpukan sampah juga mengakibatkan terjadinya kemacetan di TPA baik itu truk yang membawa sampah maupun truk yang mau keluar dari TPA. Untuk sementara, PT NOEI harus menambah alat berat yang ada sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah dan demi kelancaran arus pengangkutan sampah. Disisi lain Pemerintah Sarbagita akan segera melakukan penyempurnaan MoU antara Pemerintah Sarbagita dengan PT NOEI, karena setelah berjalan selama tujuh tahun sejak 2004, proyek IPST Sarbagita yang dilaksanakan PT NOEI tidak berjalan sesuai harapan. Dalam penyempurnaan addendum yang ke-2 ini akan diisi sanksi-sanksi yang akan mengikat PT NOEI sehingga progress pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. MoU yang dulu tidak mengatur sanksi bagi PT NOEI, penyempurnaan ini akan berisi sanksi sehingga mengikat PT NOEI yang masa kontraknya selama 20 tahun, terangnya. Saat ini proyek pengolahan sampah menjadi listrik, baru mampu menghasilkan 0,7 mega watt listrik dari 9,8 mega watt yang dikomitmenkan. Pihak PT NOEI yang diwakili Asisten Direktur Budiman mengakui terjadinya masalah penumpukan sampah di TPA. Menurutnya penumpukan itu diakibatkan karena teknologi mesin pengolah sampah belum mampu mengolah sampah dengan maksimal karena sampah yang diterima tidak semuanya mampu diolah sehingga mengakibatkan penumpukan. Pihaknya juga berkomitmen untuk menuntaskan masalah ini, dalam dua bulan kedepan pihaknya akan mencari teknologi yang tepat untuk pengolahan sampah ini. Kami sudah survey ke India dan Thailand, disana terdapat teknologi grasifikasi pengolahan sampah yang sesuai dengan jenis sampah di Bali, imbuhnya.

Sampah di Toko Rimon Amurang membuat warga harus tutup mulut dan hidung jika melewati lokasi ini AMURANGSudah seminggu lamanya, sampah di Toko Rimon-Amurang membusuk. Selain membusuk, belum ada perhatian instansi terkait untuk mengangkut sampah tersebut. Dengan demikian, warga pun mempertanyakan kinerja Kepala Kantor Pengelolah Kebersihan dan Pertamanan Minsel Ir Handry N Pusung. Lihat saja, sampah yang ada hampir di setiap sudut Kota Amurang. Lebih khusus, sampah yang ada disamping Toko Rimon. Sudah membusuk, belum diangkut oleh mobil sampah lagi. Lantas, sampai kapan sampah tersebut akan diangkut, ujar Tummy Tumuju kepada sejumlah media cetak dan online, Rabu (30/11) siang tadi. Selain itu, kata Tommy jika memang tidak ada petugas sampah ada baiknya kantor kebersihan juga tidak ada. Bagaimana, ada kantor kebersihan, sedangkan untuk sampah saja sudah ada yang tiga hari tetapi belum juga diangkut. Sampai muncul ulat dan lalat pun tak ada perhatian. Yang pasti, bila hal ini tak dilakukan, maka so pasti akan membawa berbagai penyakit bagi warga sekitar, ujar Tommy. Senada dikatakan Manuel Ludong, warga Ranoiapo menyebut instansi terkait harus kerja keras soal sampah di Amurang. Volume sampah di Amurang memang banyak. Maka dari itu, Kakan Kebersihan Handry N Pusung jangan hanya diam saja. Tolong lihat dalam kota Amurang. Sampah berserakan di pusat kota Amurang. Sudah banyak sampah yang menumpuk dan membusuk. Apa Kakan Kebersihan tidak memperhatikan ini. Atau hanya memakai sistim acuh dan acuh saja, ungkap Manuel. Dirinya meminta, supaya hal seperti ini jangan dibiarkan begitu saja. Dikarenakan jika hal ini tidak bisah diperhatikan, maka akan membuat wajah kota Amurang dimata masyarakat hanya dipenuhi sampah. Nah, seharusnya jangan dibiarkan begitu saja. Kan itu membuat wajah Amurang kotor. Bagaimana akan merebut Adipura, kota kecil, ujarnya. Kepala Kantor Pengelolah Kebersihan dan Pertamanan Minsel Ir Handry Novi Pusung ditemui di bilangan Kelurahan Bitung tidak ada di tempat. Maaf, kakan tidak ada. Pak kakan ada di DPRD Minsel. Beliau mempersiapkan Rapat Paripurna Penetapan APBD-P 2011, tukas beberapa staf yang meminta namanya tak ditulis.

Penumpukan Sampah Di TPA Sudah Teratasi


Selasa, 20 Desember 2011 14:15 PEKANBARU.SR- Untuk sementara, masalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Muara Fajar, Rumbai, Pekanbaru mulai bisa teratasi. Untuk mengatasi masalah ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Pekanbaru,telah menyewa satu alat berat untuk memperlancar lalu lintas sampah di TPA. Kasi Penampungan Sampah TPA Muara Fajar, H. Abdul Qohar, di TPA Muara Fajar, mengungkapkan alat berat berupa buldozer tersebut baru didatangkan dua hari ini.Alat ini langsung di operasikan untuk menorek dan membongkar sampah . "Keberadaan alat berat itu memang cukup membantu kita. Namun sifatnya hanya sementara," ucap dia. Masalah utama yang dihadapi oleh TPA adalah rusaknya akses jalan menuju areal dalam TPA. Karena kerusakan jalan di dalam areal TPA tersebut itulah, maka kendaraan pengangkut sampah tidak bisa membuang muatannya hingga ke bagian dalam TPA. "Memang akses jalan menuju TPA sangat kecil sehingga jalanan sempit," tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai