Anda di halaman 1dari 5

DD

Gejala Klinis 1. Gejala defisit fokal

PIS Berat

PSA Ringan

SNH Berat/ringan

Tumor Berat

Amat jarang 2. SIS sebelumnya Menit/jam 3. Permulaan (onset) hebat 4. Nyeri kepala Sering 5. Muntah pada awalnya Hampir selalu 6. Hipertensi Biasa hilang 7. Kesadaran Jarang 8. Kaku kuduk 9. Hemiparesis 10. Deviasi mata Sering 11. Gangguan Bicara Sering 12. LCS Berdarah 13. Perdarahan Subhialoid Sering sejak awal Bisa ada

+ (biasa)

1-2 menit

Pelan (jam/hari) Pelan

Sangat hebat

sering

Ringan/tidak ada, kecuali ada lesi dibatang otak Sering kali dapat hilang

Ringanberat Sering

Biasanya tidak Bisa hilang sebentar Biasa ada Permulaan tidak ada Tidak ada Tidak ada Sering dari awal

Biasanya tidak Bisa hilang Tidak ada Permulaan tidak ada Ada

Jarang

Mungkin ada

Tergantung bagian otak terkena

Selalu Berdarah

Sering Jernih Tergantung bagian otak

terkena Tidak ada (+) 14. Paresis atau gangguan NIII Bisa ada mungkin (+) Tidak ada (-) Bisa ada (+)

Rehabilitasi medik Rehabilitasi adalah evaluasi potensi perkembangasn pasien dengan rehabilitasi yang intensif. Tujuan dari rehabilitasi harus realistis dan fleksibel sebab status neurologis dari pasien dan derajat kelainan biasanya berubah seiring waktu. Hal terbaik didapatkan jika pasien dan keluarga berpartisipasi dalam mencapai tujuan rehabilitasi. Evaluasi penderita stroke Tujuan rehabilitasi medik adalah tercapainya sasaran fungsional yang realistik dan untuk menyusun suatu program rehabilitasi yang sesuai dengan sasaran tersebut. Pemeriksaan meliputi : Evaluasi neuromuskuloskeletal Tingkat kesadaran Fungsi mental termasuk intelektual Kemampuan bicara Nervus cranialis Pemeriksaan fungsi persepsi Pemeriksaan motorik Pemeriksaan gerak sendi Pemeriksaan fungsi vegetatif

Evaluasi medik umum Mencakup sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem endokrin dan sistem saluran fungsional. Evaluasi kemampuan umum Meliputi kegiatan sehari- hari seperti makan dan minum, mencuci, kebersihan diri, transfer dan ambulasi> untuk setiap jenis aktivitas tersebut ditentukan derajat kemandirian dan ketergantungan penderita juga kebutuhan alat bantu. Evaluasi psikososial vokasional Mencakup faktor psikologis, vakosional dan aktifitas rekreasi, hubungan dengan keluarga, sumber daya ekonomi dan sumber daya lingkungan. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan menyuruh penderita mengerjakan suatu hal sederhana yang dapat dipakai untuk penilaian tentang kemampuan mengeluarkan pendapat, kemampuaan daya ingat dan orientasi. Program rehabilitasi medik Fase awal Tujuannya untuk mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaan umum memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal yang perlu dikerjakan adalah proper bed posotioning, sadar dimulai penanganan masalah emosional. Fase lanjut Tujuannya adalah untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktifitas kegiatan sehari- hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara medik telah stabil. Biasanya penderita stroke trombotik atau embolik, dimobilisasi mulai pada 2- 3 hari setelah stroke. Penderita subarakhnoid mobilisasi mulai 10 -15 hari setelah stroke. Program pada fse ini meliputi :

Fisioterapi Stimulasi elektrikal untuk otot dengan kekuatan otot ( kekuatan 2 kebawah) Diberikan terapi panas superfiscial untuk melemaskan otot Latihan gerak sendi pasif dan aktif, aktif dibantu atau aktif tergantung kekuatan otot Latihan meningkatkan kekuatan otot Latihan fasilitsi otot latihan mobilisasi Okupasi Terapi ( aktifitas kehidupan sehari- hari /AKS) Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian dalam AKS, meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ekstrimitas yang terkena belum tentu baik. Kemandirian dapat dipermudah dengan pemakaian alat- alat yang disesuaikan. Terapi Bicara Ini dapat ditangani dengan speech therapist dengan cara : Latihan pernafasan ( pre speech training) berupa latihan nafas, menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi mengucapkan kata- kata Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga Ortotik Prostetik Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat yang sering digunakan antara lain : arm sling, hand sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace, cock up, ankle foot orthotic (AFO), knee ankle foot orthotic ( KAFO) Psikologi Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui serial fase psikologi, yaitu : fase shok, fase penolakn, fase penyesuaian, dan fase penerimaan. Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi.

Sosial Medik dan Vokasional Pekerja sosial medik dapt memulai bekerja dengan wawancara keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita.

Terapi Aspek Psikososial Mencakup faktor fisiologis, vokasional, dam aktifitas rekreasi, hubungan dengan keluarga, sumber daya ekonomi dan sumber daa lingkungan. Evaluasi psikososial dapat dilakukan dengan menyuruh penderita mengerjakan suatu hal sederhana yang dapat dipakai untuk penilaian tentang kemampuan mengeluarkan pendapat, kemampuan daya ingat dan orientasi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan modifikasi pola hidup dengan cara menghindari konsumsi rokok, konsumsi makanan sehat dan seimbang, mengurangi berat badan, sikap hidup rileks tidak stres

Angliadi LS. Rehabilitasi Medik Pada Stroke. Proceesing symposium stroke up date. Manado. Perdosi, 2001.

Anda mungkin juga menyukai