Anda di halaman 1dari 23

HEPATITIS A & HEPATITIS C

Oleh : Christye Aulia 1006806192

HEPATITIS A
Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A, disebut sebagai Hepatitis infeksiosa (Hepatitis inkubasi singkat). Hepatitis A menyebabkan inflamasi yang dapat mempengaruhi fungsi hati (infeksi tidak separah penyakit hepatitis lainnya). Tidak memiliki peranan dalam pembentukan hepatitis aktif kronis atau sirosis.

Virus Hepatitis A (HAV)


HAV famili

Picornaviridae
Virus RNA rantai tunggal HAV dapat diinaktivasi dengan autoklaf, UV, formalin dan senyawa klorin

Cara Penularan HAV


Ditularkan melalui saluran pencernaan (fekal-oral) dengan menggunakan benda atau melalui makanan/minuman yang terkontaminasi feses yang mengandung HAV HAV mudah menyebar di daerah dengan sanitasi buruk dan kebersihan pribadi yang tidak diperhatikan. HAV tidak ditularkan dari ibu yang positif hepatitis A kepada janinnya.

Gejala Klinik
Gejala klinik infeksi HAV terdiri dari 3 stadium : 1) Stadium Prodromal (Praikterus) Dimulai setelah masa inkubasi selesai, berlangsung selama 312 hari dengan gejala kelelahan, malaise, mialgia, gejala ISPA, anoreksia, mual, muntah, rasa sakit di perut kanan atas dan demam. 2) Stadium Ikterus Dimulai 10 hari setelah gejala,selama 2-3 minggu/>. Kadar billiruubin meningkat terjadi Jaundice, gejala: urin gelap, pembesaran dan nyeri hati, gatal-gatal pada kulit. 3) Stadium Pemulihan 4-15 minggu setelah terpapar HAV. Gejala mereda, nafsu makan kembali normal, hati penderita akan sembuh.

RESPON TERHADAP HVA

Masa Inkubasi : 2-6 minggu, penyakit dapat menular sampai 2 minggu sebelum gejalanya muncul. Antibodi HAV akan timbul setelah gejala muncul. Diagnosis : Pemeriksaan kimia darah dan urinalisa:
Peningkatan aminotransferase (ALT/SGPTdan AST/SGOT) (20x nilai normal) dan alkali fosfatase (1-3x nilai normal) Peningkatan kadar billirubin serum (20x nilai normal) Bilirubinuria menyebabkan perubahan warna urin lebih gelap.

Pemeriksaan antibodi :
Hepatitis akut = IgM anti-HAV (+) Pernah terpajan = IgG anti-HAV (+), IgM anti HAV (-)

KASUS HEPATITIS A
Pasien anak , usia 8 tahun, dengan keluhan muntah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, semakin hari muntah semakin sering ( setiap makan dan minum ), sebanyak makanan dan minuman yang masuk, isi makanan, lendir (+), berwarna kuning dan putih. BAK berwarna seperti teh tua, mual (+),batuk(-),pusing (+), demam (+),

ANALISA KASUS
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang ditegakkan diagnosa hepatitis virus A akut, hal ini karena adanya:
Demam berulang selama 1 2 bulan terakhir ini, diberi obat penurun panas ( 2-3 hari) demam turun, (masa inkubasi). Diberi obat penurun panas, namun panas tidak turun. Kemudian, adanya muntah yg semakin hari semakin hebat dan penderita tampak dehidrasi ringan-sedang. BAK berwarna seperti teh tua, mual (+), pusing (+). penderita juga meraskan lemas (+) sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur, sakit perut (+) di epigastrium. Saat di IGD RS, seluruh tubuh pasien, telapak tangan dan kaki, kuku berwarna kuning seperti kunyit, namun mata belum kuning. penderita juga ada riwayat suka jajan sembarangan dan dekat rumah ada penderita hepatitis dalam jarak 500 meter dari rumah pasien. Selama sakit, nafsu makan semakin berkurang. Pemeriksaan fisik, ditemukan hepatomegali dengan hepar teraba membesar 3-4 cm, tampak seluruh tubuh, telapak tangan dan kaki, kuku maupun sklera ikterik.

Hasil pemeriksaan laboratorium


Pemeriksaan 01/08/08 Jam12.15 02/08/08 Jam06.20 04/08/08 Jam09.09 05//08/08 Jam 07/08/08 Jam06.32 11/08/08 Jam-

Kimia klinik Fungsi hati SGOT SGPT Protein total Albumin Globulin
Bilirubin : Total Direk Indirek GDS SeroIMUNOLOGI HEPATITIS HbsAg Anti HAV -IgM

2181 U/l 2095 U/l

1250 1534 6,46 g/dl 3,76 g/dl 2,70 g/dl 3,45mg/dl 3,45mg/dl 2,23mg/dl 1,22mg/dl 69 mg/dl

121 491

88 189

Negative (+) Reaktif

Pemeriksaan

01/08/08 02/08/08 Jam12.15 Jam06.20

04/08/08 Jam09.09

05//08/08 Jam -

07/08/08 Jam06.32 0,2 +1 1.020 negative negative negative 5.0 negative negative negative Kuning Agak keruh 1+ 3-5 3-5 Amorf2+ positive Negative

11/08/08 Jam0,2 negative 1,025 negative negative negative 5,0 negative negative negative kuning jernih 1+ 1-3 0-1 -

Urinalisa Urobilinogen Protein urine Berat Jenis Bilirubin Keton Nitrit PH Leukosit Darah Glukosa Warna Kejernihan Sedimen urin Epitel Leukosit Eritrosit Silinder Kristal Bakteri Lain-lain

0,2U.E./dl Negative 1,015 negative 2+ negative 6.0 negative negative negative Kuning jernih 1+ 1-2/LPB 1-2/LPB negative negative

Hasil Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium saat masuk RS kadar SGOT dan SGPT yang sangat meningkat
SGOT =2181 U/l SGPT =2095 U/l

Pemeriksaan Sero-imunologi : pemeriksaan Anti HAV IgM, hasilnya reaktif. Hasil hepatitis A (akut)

HEPATITIS C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang sering menyebabkan pembengkakan hati. Disebut juga sebagai Hepatitis non-A non-B (NANB) 15% kasus infeksi akut dan dapat sembuh tanpa komplikasi 85% kasus berkembang menjadi hepatitis kronis yang beresiko menderita kanker hati.

Virus Hepatitis C (HCV)


HCV famili Flaviviradae Virus RNA rantai tunggal HCV sangat cepat bermutasi, sehingga imunitas tubuh kadangkala tidak dapat melawan virus dengan efektif dan belum ada vaksin yang ideal untuk HCV

Cara Penularan HCV


Secara parenteral Kontak dengan darah yang terinfeksi HCV (pada pengguna narkotik suntik, transfusi darah, jarum tato, tindik tubuh, pekerja lab.) Hubungan seksual (15%) Penggunaan peralatan rumah tangga secara bersama seperti sikat gigi, silet cukur, dan gunting kuku.

Gejala Klinik
Infeksi Hepatitis C dapat menyebabkan kerusakan hati tanpa gejala.

Gejala umum kelelahan kronis, hilang selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap, kulit dan mata menjadi kuning Dalam beberapa kasus, hepatitis C menyebabkan peningkatan enzim pada hati (dapat dideteksi pada tes darah rutin) Pemeriksaan sedini mungkin dapat menentukan pengobatan yang tepat dan mengurangi tingkat keparahan sehingga dapat mencegah terjadinya sirosis hati. Kerusakan sel hati yang kronis karena infeksi HCV menyebabkan terjadinya transformasi sel hati sehingga berubah menjadi sel kanker

(hepatocellular carcinoma).

Inkubasi : 1-3 bulan Perjalanan penyakit Infeksi akut : ikterus pada 25%, subklinis pada 75%, hepatitis fulminan pada < 1%. Kronis : 80% berkembang menjadi hepatitis kronis, 20-30% dari yang berkembang menjadi sirosis (setelah ~ 20 tahun), karsinoma hepatoselular berkembang menjadi 2-5% sirosis tiap tahunnya (biasanya setelah 30 tahun).

Diagnosis
Manifestasi klinis hepatitis C yang tidak spesifik dan seringkali asimtomatik serta terkadang kadar aminotransferase berfluktuasi dalam beberapa bulan

menyebabkan sulit untuk menegakkan diagnosis hepatitis C oleh karena itu


dilakukan uji diagnosis yang terdiri : 1. Uji serologi, untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HCV Anti-HCV (ELISA) : (+) dalam waktu 6 minggu hingga 6 bulan HCV RIBA (recombinant immunoblot assay) : digunakan untuk mengkonfirmasi anti-HCV-ELISA (+) pada pasien dengan kemungkinan kecil infeksi HCV. 2. Uji molekuler, untuk mendeteksi adanya genom RNA HCV dengan RT-PCR (Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction)

DIAGNOSIS : Hepatitis akut =HCV RNA (+), anti HCV ; Hepatitis kronis = anti-HCV dan HCV RNA (+).

ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)


ELISA suatu teknik biokimia yang terutama digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel. Teknik ELISA dapat di bagi 2 : 1) Metode ELISA secara langsung (direct) untuk mendeteksi antigen. 2) Metode ELISA secara tidak langsung (Indirect) untuk mendeteksi antibodi.

Metode ELISA secara tidak langsung (Indirect ELISA)


ELISA indirect dilakukan untuk menentukan jenis antibodi yang terdapat dalam serum penderita. Pertama rekatkan antigen yang telah diketahui pada dasar sumuran microtiter plate. Antiserum yang mengandung antigen dimasukkan ke sumuran, sehingga bila ada antibodi yang spesifik terhadap antigen akan terjadi reaksi antigen antibodi. Kemudian dicuci untuk menghilangkan kelebihan antiserum yang tidak terikat. Tambahkan anti-HISG (antihuman immune serum globulin) yang dilabel dengan enzim, yang akan mengikat kompleks antigen-antibodi Setelah sumuran dicuci, tambahkan substrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim. Hasil dinyatakan positif jika terbentuk warna pada larutan (memiliki sinyal kromogenik/ fluorogenik/ elektrokimia) Hasil dikuantifikasi dengan spektrofotometer, spektrofluorometer atau alat optik/ elektrokimia lainnya.

Metode ELISA secara tidak langsung (Indirect ELISA)

RIBA (recombinant immunoblot assay)


Merupakan pemeriksaan tambahan untuk memastikan uji anti-HCV yang positif dengan ELISA

Anda mungkin juga menyukai