Anda di halaman 1dari 3

BUKAN PERMATA

Ya.. Mahal dong bu! Namanya juga permata keluh seorang pelayan toko pada seorang pembeli yang mengeluh karena harga permata yang menurutnya mahal Selain indah.. tidak semua orang bias memeilikinya ujar si pelaan ketus ya saya tahu tapi apa gak bisa kurang tawar si pembeli ya, nggaklah si pembeli pun berlalu dari took itu. Begitu mahalkah? ujar Kara yang mendengar percakapan tadi. Kok bengong.. makan yok lapar Heydi tiba-tiba saja mengejutkan Kara Heydi Tegur katra kepada Heydi yangsepertinya menikmati makanan. hmmmada apa kara?? Aku mau nanya apa permata itu mahal? Tanya Kara ragu. Heydi memandang Kara sambil berpikir. Dia pun tersenyum. ya, mahal dan indah seperti kamu Heydi memandang Kara. Kara pun merasa tersihir oleh mata lelaki itu. Kara terus memeikirkan perkataan Heydi, mungkinkah Aku permata? Tanyanya dalam hati. Kalianlah permata hati ibu terdenagar suara ibu sambil memeluk kakaknya. Aku bukan permata desis Kara sambil memereskan makan malam, buktinya ibu hanya menyatakannya pada Kak Kikan. Kalianlah harta Ibu yang paling berharga di dunia iniSuara ibu masih sayup-sayup terdengar. Brakkk.. tanpa sengaja Kara menjatuhkan piringyang ternyata membuat Ibu marah besar Kara ! Bentak Ibu Kamu tahu betapa mahalnya piring ini hah.. Kamu memeng gak becus? Ibu terus memarahi kara.Ternyata betul Aku bukan permata, ujar Kara dalam hati yang setengah berusaha menahan agar permata-permata itu tidak membasahi pipinya.

Entahlah, Sejak kecl kara selalau dibedakan dengan kakaknya. Mungkin, ibunya merasa kecewa karena Anak kedua yang diharapkannya seorang anak lelaki ternyata perempuan yang dinamakan Kara. Apalagi sejak Papanya meniggal Kara semakin sepi dan sendiri dia menjadi Anak yang pendiam dan jarang berkomunikasi dengan keluarganya kecualipada Heydi, Sahabat sekaligus pacar yang setia menemaninya. Di kampus, Kara terus diam wajah cantiknya tidak mampu membendung kesedihan hatinya Kamu kenapa, sayang ? Tanya Heydi penasaran saat harus melihat Kara melamun Oh.. Heydi Kara terkejut, Bidadarikukenapa? Kara tersenyum lesu. Heydi sempat bingung karena tidak biasanya Kara murung dia selalu ceria bila disamping Heydi. Heydi berjalan mondar-mandir dihadapan Kara Apa kau sakit? Tanya Heydi. Masih dengan kebingungannya. Jangan tinggali Aku Heydi bisik kara pelan oho sahut Heydi tergesa-gesa, mana mungkinAku meninggalkan gadis secantik dan sebaik kamu. Tiba- tiba saja tubuh Kara jatuh kebawah

Heydi terduduk, Wajahnya menampakkan kegelisahan, dengan gemetar diraihnya sebuah surat pernyataan bahwa Kara mengidap penyakit. Akh.. Aku tidak bisa menerima Kara dengan kondisi seperti ini, jerit batinnya. Heydi panggil Kara yang masih terbaring di rumah sakit. ya.. sahut Heydi. Dengan wajah memerah ibu mana heydi? Tanya Kara Tenang saja.. ibu mu tidak tahu kamu disini ujar Heydi. Kara hanya tersenyum. Seminggu lamanya Kara terpaksa bertbaring karena penyakit yang di deritanya, Heydi dengan setia selalu menjenguk Kara. Kara bisik Haydi, Ibu mu sudah tahu kamu ada disini dia tidak peduli malah dia memintaku untuk menjagamu. Kara tersenyum, ternyata dugaan nya tidak meleset jauh, mana mungkin ibunya memperdulikan dirinya walaupun dia harus terbujur kaku dihadapannya. Kara, Akan meninggalkanmu Seketika wajah Kara berubah. kenapa? Tanya Kara Aku mengerti bila engkau meras kecewa oleh sikapku.. Aku benci diriku sendiri, karena menyakitimu. Dengarlah Aku sudah tidak tahan mempunyai kekasih yang penyakitan seperti ini. Heydi tidak melanjutkan perkataannya Apakah kau tidak mencintai Aku? Tanya Kara pelan dan tajam Heydi tersenym Tidak jawab Heydi ketus dan menyakitkan. Tubuh Kara bergetar, mukanya panas,ingin rasanya ia berlari tapi taka dapat. Berjalanpun tidak akan pernah dapat maafkan Aku.. Heydi pun berlalu. Kara betuk-batuk kecil saat memasuki pekarangan rumahnya. Kara! teriak kak kikan dan membantu Kara masuk kedalam Mana ibu..? Tanya nya. Kak kikan malah mengalihkan pembiaraan kamu udah tidak apa-apakan? elak kakak nya mana ibu.? Tanya kara dengan suara yang lebih kuat. Kak kikan terdiam. Wajahnya memerah Ibu kenapa? Tanya Kara penasaran. Ibu tidak dirumah wajah Kara pun berubah bingung maksud kakak??. Kak Kikan menangis Ibu sudah seminggu ini dirawat dirumah sakit.. maafkan kakak karena tidak memberi tahumukakak hanya tidak ingin membuat kamu kepikiran Kara pun ikut menangis Ibu sakit apa kak? Menurut Dokter ibu terkena penyakit ginjal kontan saja Kara terduduk lemas Ternyata karena itu..Ibu tidak pernah menjenguk ku.. tapi kenapa Heydi tidak pernah cerita padaku, dan kenapa dia mesti berbohong. Maafkan Aku bu teriak Kara dan berlari menuju rumah sakit. Yah.. cocok sekali ujar Dokter itu bersemangat Tapi saya tidak yakin kamu bisa kuat untuk mendonorkan ginjal kepada ibumu, Kara terdiam Saya pasti kuat Dok.. Hanya sepuluh persen kemungkinan kamu masih bisa bertahan terlihat wajah Dokter itu sedang berpikir keras. Walaupun Saya tidak memberikan ginjal ini, toh saya juga tidak lama lagi dapat bertahan, Apalagi ini Ibu saya Dok Kara memohon. Kalau saja Kakakmu dapat mendonorkan ginjalnya.. tentu kamu tidak perlu seperti ini, hanya kamu yang ginjalnya sama dengan ibu mu Ujar Dokter pasrah. Sebulan sudah, Ibu Kara sudah sembuh sementara Kara setiap hari harus berada dalam kursi roda. Hingga suatu saat penyakit itu menyerangnya Kara..!! ayo nak bangun teriak ibnya histeris. ibu terdengar suara Kara melemas. ya ini ibu

sayang ujar ibu panic sambil mencium tangan Kara. Apa aku ini berharga bu?? tanay Kara masih dalam kelesuannya Berharga.. dan indah seperti permata Kara tersenyum senyum yang tak akan pernah terlihat lagi untuk selamanya. Ibu hanya bisa memandang tubuh yang terbujur kaku itudengan putus asa, amat putus asa Selamat jalan permataku

Anda mungkin juga menyukai