Intelektual muslim kurang mampu mengartikulasikan kontribusi Islam dalam sistem ekonomi modern Umat Islam terlena dengan kemajuan di masa lalu sehingga kurang innovatif dalam mengembangkan ekonomi Islam. Umat Islam terjebak dalam pemikiran ekonomi Barat sehingga lupa untuk menggali prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam. Arogansi Ilmuwan Barat yang kurang menghargai kontribusi umat Islam dalam perkembangan sistem ekonomi dunia.
Primer
Sekunder Bantuan untuk mereka yang belajar agama Hiburan untuk para delegasi agama dan para utusan suku Uang perjalanan untuk dutaduta negara Hadiah untuk pemerintah negara lain Pembebasan budak Muslim Pembayaran denda untuk kaum muslimin yang terbunuh secara tidak sengaja oleh tentara Muslim Pembayang hutang orang miskin yang meninggal dunuia Tunjangan bagi orang miskin Pengeluaran RT Rasulullah Persediaan darurat
Biaya pertahanan Penyaluran zakat sesuai petunjuk al-Quran Pembayaran gaji untuk qadhi, wali, guru, imam, muadzin dan pejabat negara lainnya Pembayaran upah para sekarelawan Pembayaran utang negara Bantuan untuk para musafir
PERKEMBANGAN EKONOMI MASA KHULAFAURRASYIDIN Menyempurnakan hukum perdagtangan Membangun pasar-pasar di pedalaman untuk meningkatkan transaksi ekonomi Reorganisasi Baitul Maal Membangun al-Diwan yang mengurus tunjangan angkatan bersenjata, pensiun dan lain-lain Medirikan sebuah komite yang membuat laporan sensus penduduk Madinah sesuai dengan kelas sosialnya. MASA USMAN BIN AFFAN Meneruskan kebijakan ekonomi Umar Melakukan pengembangan sumber daya alam Pembangunan infrastruktur (irigasi, jalan, dan lain-lain) Membentuk organisasi kepolisian untuk keamanan perdagangan
Institusi ekonomi yang dibangun: Al-Hisbah (pengawas pasar atau market controller), tujuannya untuk menjaga agar mekanisme pasar berada dalam bingkai dan etika Islam. Baitul Mal, institusi yang bertindak untuk mengelola keuangan negara dan kesejahteraan ekonomi rakyat.
Melalukan kontrak dagang dengan berbagai negara taklukan Pembayaran biaya pemeliharaan angkatan laut Konflik kelas karena kecemburuan sosial terhadap orang kaya baru yang diuntungkan oleh pemerintahan Usman
Macam-Macam Riba
Riba Fadhl, yaitu tukar-menukar dua barang yang sama jenisnya dengan tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh yang menukarkan. Riba Qardhi, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjami. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat aqad jualbeli sebelum serah terima. Riba Nasiah, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jualbeli yang bayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan.
Pengertian Entrepreneurship
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenal produk, menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.
Raymond Kao: Entrepreneur adalah orang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan menjadi kenyataan.
3
Lanjutan.
Rhenal Kasali: Entrepreneur ialah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan, menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
P. Winarto, lima ciri entrepreneur: 1. Berani mengambil resiko 2. Menyukai tantangan 3. Punya daya tahan yang tinggi 4. Punya visi jauh ke depan
SPIRITUAL ENTREPRENEUR
Dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian muncul istilah spiritual entrepreneur, cara umat Islam berbisnis dengan menggunakan rambu-rambu yang sudah ditetapkan dalam agama. Ayat-ayat al-Quran tentang perintah mencari rizki, antara lain: Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, (Al-Naba, [78]:11). Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah, (Al-Jumuah [62]:10). Hadis mengatakan bahwa mayoritas rezeki itu ada di dunia perdagangan (bisnis). Nabi adalah contoh seorang pebinis ulung yang tidak hanya berdagang di kota Mekkah, tapi jauh sampai ke Syria.
Lanjutan
Prinsip dasar etos kerja Islami, yaitu: 1. Niat yang baik. 2. Konsep Ihsan dan Itqan dalam bekerja. 3. Tidak melalaikan kewajiban kepada Allah. 4. Menerapkan prinsip networking dan sinergi. 5. Dilandasi akhlak terpuji dan tidak mau melakukan kecurangan 7. Menerapkan administrsi yang baik dan manajemen yang tepat 8. Obyek usaha haruslah yang halal
Lanjutan
5. Free-interest system, perekonomian Islam berdiri tanpa bunga. (Al-Baqarah 278-279). 6. Sistem bagi hasil; dalam hubungan kerja antara tenaga kerja dan modal investasi. 7. Joint venture, skema kerja dan bisnis dalam bentuk penyertaan modal. Investasi diarahkan kepada equity base fund ketimbang debt base fund. 8. Lembaga intermediary yang berkaitan dengan aktifitas karitatif (charity program). keberkahan dalam bisnis dan kedermawanan. (Al-Nahl 71). 9. Menghindari pemanfaatan dan pemakaian sumber daya alam secara berlebihan. 10. Mengeluarkan zakat. (Al-Taubah 103) 11. Jujur, amanah dan paham aspek perdagangan. (Al-
Manajemen Islam
Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robert M. Fulmer adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuannya. Cakupan manajemen terdiri planning (perencanaan/keteraturan), leading (kepemimpinan), operating (pelaksanaan), controlling (pengawasan) Keberhasilan sebuah manajemen ditentukan oleh banyak faktor; terutama moral atau etika para pelaku bisnis
Tantangan
Belum adanya kepastian hukum Pengelolaan yang kurang profesional Manajemen yang lemah Minimnya riset pasar Belum menjadi inisitor, masih pengekor (cara dan regulasi masih mengikuti perbankan konvensional Iklim investasi yang belum mendukung Akademisi dan praktisi ekonomi syariah belum mampu membuat teori dan rekomendasi kebijakan sesuai dengan prinsip-prinsip Islami. Pemerintah dan DPR belum mendukung sepenuhnya inovasi sistem ekonomi Islami.
Referensi
Tim Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi UII dan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2008 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Cet. Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 Adiwarman Karim, Ekonomi makro Islami, Jakarta: The International Institute of Islamic Thught, 2002 Irfan Abu Bakar, Bunga Bank Sama Dengan Riba?: Masalah Tentang Riba Dalam al-Quran dan al-Sunnah, Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN dan Konrad Adenaur Stifftung (KAS), 2003 Ahmad Muhammad Al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, terj. Imam Saefudin, Bandung: Pustaka Setia, 1999.
REFERENSI
Hendro dan Chandra, Be a Smart and Good Entrepreneur, Binus, Jakarta, 2006. Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramadina, 2000. Faisal Badroen, dkk., Etika Bisnis dalam Islam, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2005. Yopi Hendra dan Deni Riana, Spiritual Entrepreneur, MQS Publishing, Bandung, 2008. Firdaus Efendi, dkk. (ed.), Nilai dan Makna Kerja dalam Islam, Nuansa Madani, Jakarta, 1999. M.A. Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, alihbahasa Potan Arif harahap, PT. Intermassa, Jakarta, 1992. Mulyadhi Kartanegara, Dimensi Etik Manajemen Rasulullah, makalah yang disampaikan di IKIP Muhammadiyah Jakarta, 19 April 1997. www.pks-jaksel.or.id.