Anda di halaman 1dari 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

Nomor 7 Tahun 2008


PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TUBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota perlu ditetapkan urusan pemerintahan, baik yang bersifat wajib maupun pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban;

Seri E

131

b. bahwa sehubungan dengan maksud sebagaimana ter-

sebut pada huruf a di atas, perlu menetapkan dan mengatur Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban dalam suatu Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737).

132

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TUBAN dan BUPATI TUBAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TUBAN. BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tuban. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tuban. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tuban menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Bupati adalah Bupati Tuban. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tuban. 6. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.

133

8. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat. BAB II URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 2
(1) Pemerintahan daerah mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan / atau susunan pemerintahan. (2) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Pasal 3
(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 26 (dua puluh enam) bidang meliputi : a. pendidikan; b. kesehatan; c. lingkungan hidup; d. pekerjaan umum; e. penataan ruang; f. perencanaan pembangunan; g. perumahan; h. kepemudaan dan olahraga; i. penanaman modal; j. koperasi dan usaha kecil dan menengah; k. kependudukan dan catatan sipil; l. ketenagakerjaan; m. ketahanan pangan; n. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

134

p. q. r. s. t. u. v. w. x. y. z.

perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan desa; sosial; kebudayaa statistik; kearsipan; dan perpustakaan.

(3) Setiap bidang urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari sub bidang dan setiap sub bidang terdiri dari sub sub bidang.

Pasal 4
(1) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. (2) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 8 (delapan) bidang meliputi : a. b. c. d. e. f. g. h. kelautan dan perikanan; pertanian; kehutanan; energi dan sumber daya mineral; pariwisata; industri; perdagangan; dan ketransmigrasian.

(3) Setiap bidang urusan pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari sub bidang dan setiap sub bidang terdiri dari sub sub bidang.

Pasal 5
Rincian bidang urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan Pasal (4) ayat (2) tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

135

Pasal 6
(1) Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah. (2) Apabila Pemerintah belum menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan pemerintahan maka pemerintahan daerah dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur dan kreteria. BAB III URUSAN PEMERINTAHAN SISA

Pasal 7
(1) Urusan pemerintahan yang tidak tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan urusan pemerintahan yang oleh peraturan perundangundangan yang berlaku menjadi urusan pemerintahan daerah, maka urusan tersebut wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah. (2) Dalam hal Pemerintahan Daerah akan menyelenggarakan urusan pemerintahan yang tidak tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini, terlebih dahulu harus mengajukan usul prakarsa kepada Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapat penetapannya. BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Pasal 8
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, pemerintahan daerah dapat : a. menyelenggarakan sendiri; b. menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan. BAB V PEMBINAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Pasal 9
(1) Pemerintahan daerah mendapatkan pembinaan dan/atau dapat meminta fasilitasi secara berjenjang kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk meningkatkan kemampuan pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

136

(2) Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pembinaan kepada pemerintahan desa untuk mendukung kemampuan pemerintahan desa dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang ditugaskan dan/ atau diserahkan menjadi kewenangan pemerintahan desa. BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Pasal 11
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tuban. Ditetapkan di Tuban pada tanggal 11 April 2008 BUPATI TUBAN ttd. Dra. Hj. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si Diundangkan di Tuban. pada tanggal 11 April 2008. SEKRETARIS DAERAH ttd. Ir. PARASTUTI Pembina Utama Muda NIP. 010 145 058 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2008 SERI E NOMOR 7.

137

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TUBAN I. PENJELASAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluasluasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya. Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintahan daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah. Namun mengingat terbatasnya sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh pemerintahan daerah, maka prioritas pe nyelenggaraan urusan pemerintahan difokuskan pada urusan wajib dan urusan pilihan yang benar-benar mengarah pada penciptaan kesejahteraan masyarakat disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan kekhasan daerah. Agar pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat wajib dan pilihan memiliki badan hukum yang kuat maka urusan wajib dan pilihan yang akan diselenggarakan oleh pemerintahan daerah harus ditetapkan dalam Peraturan Daerah, yang kemudian akan menjadi landasan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah misalnya dalam menentukan struktur organisasi perangkat daerah, anggaran, dan lain sebagainya.

138

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Ketentuan ini dimaksudkan sebagai penegasan istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini dengan maksud untuk menyamakan pengertian.

Pasal 2
Ayat (1) Eksternalitas adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan dampak yang timbul bersifat lokal atau lintas kabupaten/kota dan/atau regional sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Akuntabilitas adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan pertanggungjawaban Pemerintah, pemerintahan daerah Provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tertentu kepada masyarakat. Efisiensi adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan, antara ditangani pemerintahan daerah kabupaten/kota, pemerintahan daerah provinsi dan/atau Pemerintah. Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Ayat (1) Penentuan potensi unggulan Kabupaten Tuban mengacu pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tuban, mata pencaharian penduduk dan pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Tuban. Ayat (2) Penentuan urusan pilihan pemerintahan daerah disesuaikan dengan skala prioritas yang ditetapkan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban. Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban tetap memberikan pelayanan publik yang dibutuhkan meskipun pelayanan tersebut bukan berasal dari urusan pilihan yang diprioritaskan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tuban.

139

Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 5
Cukup jelas.

Pasal 6
Ayat (1) - Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah; - Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan pemerintahan; - Prosedur adalah metode aturan tata cara untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah; - Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan. Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 7
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Ayat (1) Pembinaan dan/atau fasilitasi dapat berbentuk pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan latihan dan kegiatan pemberdayaan lainnya agar Pemerintahan Daerah Kabupaten lebih mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 11
Cukup jelas.

140

Anda mungkin juga menyukai