Anda di halaman 1dari 3

Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau seberapa sukar sebuah butir

tes itu bagi testee atau siswa terkait. Tingkat kesukaran merupakan salah satu ciri tes yang perlu diperhatikan, karena tingkat kesukaran tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang telah diselenggarakan. Butir tes yang baik adalah butir yang memiliki tingkat kesukaran yang sedang, yaitu yang dapat dijawab dengan benar oleh sekitar 40 sampai 80 % peserta tes. Sebab butir tes yang hanya dijawab oleh 10 % atau bahkan 90 %, akan sulit dibedakan, manakah kelompok yang benar-benar mampu dan kelompok yang benar-benar kurang mampu dalam menjawab soal. Butir tes harus diketahui tingkat kesukarannya, karena setiap pembuat tes perlu mengetahui apakah soal itu sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran itu dapat dilihat dari jawaban siswa. Semakin sedikit jumlah siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti soal itu termasuk sukar dan sebaliknya semakin banyak siswa yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti itu mengindikasikan soal itu tidak sukar atau soal itu mudah. Dalam proses analisis tes, seorang guru hendaknya meninjau ulang validitas dan susunan redaksional butir tes yang dibuatnya. Jika ternyata butir tes/soal tidak valid, maka keputusan yang harus diambil adalah membuang butir tes tersebut. Dan jika butir tes itu valid, maka perlu diadakan revisi terhadap susunan redaksi tes. Valid yang dimaksud di sini adalah, terdapat keterwakilan dan relevansi dengan kemampuan yang harus diukur sesuai GBPP yang diberlakukan. Tingkat kesukaran butir tes dinyatakan dengan indeks berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. 01 Indeks 0,00 berarti butir soal sangat sukar karena tidak seorangpun dapat menjawab dengan benar butir tes tersebut. Sebaliknya jika indeksnya 1,00 berarti butir soal tersebut sangat mudah karena semua siswa dapat menjawabnya dengan benar. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran butir tes adalah : TK = B N x skor maks TK = Tingkat Kesukaran B = Jumlah skor siswa yang menjawab dengan benar N = Jumlah siswa

Contoh : Dalam evaluasi tes yang menggunakan bentuk pilihan ganda dan essay diperoleh skor siswa dan tingkat kesukaran sebagai berikut : NO NAMA SKOR PILIHAN GANDA SKOR ESSAY 12345678

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Tukul 1 0 1 1 1 5 6 10 Jojon 1 0 1 1 1 5 6 10 Kirun 1 0 1 1 1 5 6 9 Santi 1 0 1 0 1 4 5 9 Joko 1 0 1 0 1 3 5 8 Rani 1 0 1 0 1 3 4 8 Pilus 1 0 0 0 1 3 3 7 Rara 1 0 0 0 1 3 3 7 Karyo 1 0 0 0 1 2 3 5 Dody 1 0 0 0 0 2 2 5 Didin 1 0 0 0 0 1 2 5 Soro 1 0 0 0 0 1 2 3

Jml Benar 12 0 6 3 9 37 47 86 Skor Maks 1 1 1 1 1 5 6 10 Tingkat Kesukaran 1 0 0,5 0,25 0,75 0,62 0,65 0,72 Secara lebih terperinci tentang penafsiran tingkat kesukaran dapat diperhatikan sebagai berikut : 0,00 = Sangat Sukar 0,02 0,39 = Sukar 0,40 0,80 = Sedang (baik) 0,81 0,99 = Mudah Untuk sebuah butir tes yang ideal, tingkat kesukaran butir berkisar antara 0,4 hingga 0,8. Daya Beda Daya beda adalah analisis yang mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah. Salah satu ciri butir yang baik adalah yang mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah (kurang mampu). Karena itu butir tes harus diketahui daya bedanya. Siswa yang termasuk kelompok tinggi adalah siswa yang mempunyai rata-rata skor paling baik. Siswa yang termasuk kelompok rendah adalah siswa yang mempunyai rata-rata skor yang rendah. Kelompok siswa yang pandai sering disebut dengan istilah kelompok Upper, dan kelompok siswa yang kurang pandai sering disebut dengan istilah Lower. Tingkat daya pembeda butir-butir tes dinyatakan dalam skala indeks -1,00 sampai dengan 1,00. -1,00 0 1,00 Penjelasan : Indeks -1,00 berarti butir tes terbalik, siswa kurang pandai dalam kelompok Lower dapat menjawab butir tes dengan sempurna, dan kelompok yang paling pandai dalam Upper tidak ada satupun yang mampu menjawab dengan benar. Indeks 0,00 berarti butir tes tidak dapat membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Atau kemampuan kelompok pandai (Upper) sama dengan kemampuan kelompok kurang pandai (Lower). Indeks 1,00 berarti butir tes secara sempurna dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda butir tes adalah : DB = U - L Nup x skor maks DB = Daya Beda U = Kelompok Tinggi L = Kelompok Rendah Nup = Jumlah siswa Upper dan Lower Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis daya pembeda butir tes adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Mengurutkan jawaban siswa mulai dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah. Membagi kelompok Atas dan kelompok Bawah masing-masing 25 % atau 30 % atau 40 %. Memberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah pada tes pilihan ganda. Sedangkan pada tes essay diberikan skor sesuai pada rentangan yang ditentukan. Menghitung daya beda dengan rumus yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai