Anda di halaman 1dari 3

Tugas makul al-quran

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran al-quran saya membuat resume dari artikel yang bapak kirim di email saya tentang KEBENARAN ILMIAH ALQURAN yang di tulis oleh bapak Muhammad Quraish shihab. Berdasarkan paparan yang saya baca dari bacaan yang di tulis oleh bapak Muhammad Quraish shihab dimana artikel itu mengungkap tentang pemikiran ( berfikir ). Dalam mengungkapkan gagasan atau ide kita tidak mempunyai batasanbatasan, jadi kita bebas mengungkapkannya, namun hendaklah ketika kita mengungkapkan suatu gagasan harus sampai pada fase 3. Yaitu fase dimana untuk memperkuat gagasan kita, sehingga apabila ada yang komplen dengan gagasan kita, kita bisa memberikan pencerahan lebih mendalam dan juga tidak akan membuat kita menjadi korban atas pemikiran kita sendiri seperti yang terjadi pada Galileo. Di sisi lain mengungkap tentang hubungan antara ilmu pengetahuan dengan al-quran, dapat dikatakan dalam setiap ayat alquran mengandung suatu teori ilmiah. Namun ketika muncul sebuah pertanyaan apakah alquran sebuah ilmu pengetahuan ? telah kita ketahui definisi dari masing-masing yang dimana dari sifatnya saja, yaitu alquran bersifat kekal sedangkan ilmu pengetahuan berubah-rubah tergantung pada iklim dimana diya berada, jadi kesimpulannya alquran bukanlah ilmu pengetahuan. Kita tidak dapat membenarkan atau menyalahkan teori-teori ilmiah dengan ayat-ayat Al-Quran; setiap ditemukan suatu teori cepat-cepat pula kita membuka lembaran-lembaran Al-Quran untuk membenarkan atau menyalahkannya, karena apabila teori yang dibenarkan itu ternyata salah atau sebaliknya, maka musuh-musuh Islam mendapat kesempatan yang sangat baik untuk menyalahkan Kitab Allah sambil mencemooh kaum Muslim. Jalan yang lebih tepat guna membantah cemoohan ialah dengan menghindarkan sebabsebab cemoohan itu: Janganlah kamu mencerca orang-orang yang menyembah selain Allah, karena hal ini menjadikan mereka mencerca Allah dengan melampaui batas, karena kebodohan mereka (QS 6:108).

Ayat ini melarang kita mencemoohkan mereka, karena cercaan kita merupakan sebab dari cercaan mereka kepada Allah SWT. Begitu juga halnya dalam masalah Al-Quran: jangan membenarkan atau menyalahkan suatu teori dengan ayat-ayat Allah (Al-Quran) yang memang pada dasarnya tidak membahas persoalan-persoalan tersebut secara mendetil. Tidak membahas secara mendetil, karena tidak dapat diingkari bahwa ada ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung secara sepintas lalu kebenaran-kebenaran ilmiah yang belum ditemukan atau diketahui oleh manusia di masa turunnya Al-Quran, seperti firman Allah SWT: Apakah orang-orang kafir tidak berpikir sehingga tidak mengetahui bahwa langit dan bumi tadinya bersatu/bertaut, kemudian kami ceraikan keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air (QS 21:30). Ayat ini menerangkan bahwa langit dan bumi, tadinya merupakan suatu gumpalan. Dan pada suatu masa yang tidak diterangkan oleh Al-Quran, gumpalan tersebut dipecahkan atau dipisah oleh Allah SWT. Hanya ini yang dimengerti dari ayat tersebut dan merupakan kewajiban setiap Muslim untuk mempercayainya. Seorang Muslim tidak dapat menyatakan bahwa ayat tersebut menguatkan suatu teori, atau lebih tepat dikatakan sebagai hipotesis tentang pembentukan matahari dan planet-planet lainnya, apa pun teori tersebut. Setiap orang bebas untuk menyatakan pendapatnya mengenai terjadinya planet-planet tata surya. Ia boleh berkata bahwa ia berasal bola gas yang berotasi cepat, yang lama kelamaan pecah dan terpisah-pisah menjadi planetplanet kecil akibat panas yang sangat keras. Ia juga dapat menyatakan bahwa terjadinya planet sebagai akibat tabrakan antara dua matahari, atau disebabkan karena pecahnya matahari itu sendiri, dan lain-lain. Setiap orang bebas dan berhak untuk menyatakan apa yang dianggapnya benar, tetapi ia tidak berhak untuk menguatkan pendapatnya dengan ayat tersebut dengan memahaminya lebih dari apa yang tersimpul di dalamnya. Karena dengan demikian ia menjadikan pendapat tersebut sebagai satu akidah dari 'aqidah Qur'aniyyah. Dan ia juga tidak berhak untuk menyalahkan satu teori atas nama Al-Quran kecuali bila ia membawakan satu nash yang membatalkannya.

Dengan begitu kekekalan alquran akan terjaga sehingga kaum non muslim tidak akan mencemoohkan ayat-ayatnya, dan nuga ketika menafsirkan ayat-ayatnya kita harus benar-benar pada haknya, sehingga tidak lahir kerancuan dalam setiap tafsirannya yang bisa membuat alquran itu salah dotafsirkan oleh orang-orang awam bahkan membawa mereka ke jalan yang berlawanan dengan tafsir yang sebenarnya dalam alquran.

Anda mungkin juga menyukai