Rabu, 26 Januari 2011 17:47 WIB REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel, menyatakan mayoritas sarjana di AS atau lebih dari 90 persen menekuni dunia wirausaha atau menjadi wirausahawan. "Sisanya, wirausahawan dari master (S2) dan bisnis keluarga. Pendidikan memang tidak untuk menciptakan insinyur, tapi pekerja yang terdidik," katanya dalam kuliah umum di hadapan sekitar 200 mahasiswa dari berbagai kampus di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Rabu (26/1). Ia mengemukakan hal itu dalam kuliah umum bertajuk 'AS dan Indonesia: Mitra dalam Kewirausahaan' dengan didampingi Konsul Jenderal AS di Surabaya Kristen F Bauer dan Pembantu Rektor (PR) IV ITS Prof Eko Budi Djatmiko. Menurut dia, sektor UKM (usaha kecil dan menengah) atau wirausaha di AS mencapai 29 juta penduduk dan menyumbang perekonomian negara adikuasa itu hingga 40 persen. "Ekspor AS juga mayoritas dari sektor UKM hingga 97 persen, seperti Mc Donald's, Jhonson, dan sebagainya, bahkan banyak orang kaya yang menginvestasikan modalnya pada usahausaha baru," katanya. Ia menilai 'entrepreneurship' (kewirausahaan) saat ini merupakan salah satu bidang yang berkembang cepat dalam kemitraan komprehensif antara AS dan Indonesia. "Sektor itu (wirausaha) telah sukses dalam memperkuat hubungan dan keterikatan orang per orang untuk keuntungan ekonomi kedua negara," katanya. Oleh karena itu, katanya, Kedubes AS di Jakarta, Konjen AS di Surabaya dan Medan meningkatkan dukungan terhadap program kewirausahaan, termasuk peluncuran dua jenis pendanaan untuk mendukung kewirausahaan di Indonesia. "Amerika Serikat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sektor swasta membuat the Global Entrepreneurship Program Indonesia (GPEI) yang meliputi misi pertukaran kewirausahaan yang menghubungkan investor sukses Amerika dengan partner di Indonesia," katanya. Selain itu, mensponsori kompetisi desain 'software' bekerja sama dengan 'Microsoft' untuk menemukan inovator Indonesia yang menjanjikan, lalu mensponsori kompetisi perencanaan bisnis dan entrepreneurship 'boot camp' serta beberapa kegiatan lain. "Presiden Obama saat datang ke Jakarta pada beberapa waktu lalu mengaku senang dan ingin kerja sama dengan UKM, karena kerja sama itu akan mendorong kreatifitas dan pekerjaan," katanya. Dalam sambutannya, Pembantu Rektor IV ITS Prof Eko Budi Djatmiko mengatakan kuliah umum yang disampaikan Dubes AS itu bisa memberikan pencerahan kepada mahasiswa ITS. "Apalagi, banyak mahasiswa ITS yang sudah menjadi wirausahawan," katanya, mewakili Rektor ITS Surabaya Prof Priyo Suprobo yang sedang berada di Hong Kong. Setelah memberikan kuliah umum, Dubes AS berkesempatan meninjau pameran hasil karya kewirausahaan mahasiswa ITS, di antaranya sego djamoer (makanan dengan lauk dari jamur).
Selain itu, raysbon (abon ikan pari bergizi tinggi), hetric atau herbal electric (lampu yang juga pengharum ruangan dan pengusir nyamuk), dan sebagainya. Di Surabaya, Dubes AS juga mengunjungi Olimpiade Lingkungan yang diadakan SMP 26 di kawasan Surabaya Barat bersama LSM Tunas Hijau. Dalam kesempatan itu, Dubes AS sempat merasakan kantin terapung di sekolah itu. Redaktur: Djibril Muhammad Sumber: Antara STMIK AMIKOM
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/11/01/26/160757-lebih-90persen-sarjana-as-geluti-wirausaha
warga miskin adalah melalui pengembangan kewirausahaan," katanya. Menurut dia, pengembangan kewirausahaan adalah upaya untuk menumbuhkembangkan minat dan semangat masyarakat melakukan kegiatan usaha produktif dalam berbagai jenis usaha sesuai dengan peluang dan informasi yang ada. Redaktur: Siwi Tri Puji B Sumber: Antara STMIK AMIKOM
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/04/23/lk3ersjumlah-pengangguran-jutaan-orang-menakertran-imbau-sarjana-baruberwirausaha
RKP tersebut, diikuti oleh seluruh Menteri, Jaksa agung, kapolri, dan lembaga pemerintahan kementerian dan hampir seluruh anggota kabinet di bersatu II. Redaktur: Djibril Muhammad Reporter: Yasmina Hasni
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/11/03/29/lit3s9-minimalisirangka-pengangguran-jadi-fokus-pemerintah
Pada acara ini juga hadir Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad. Dia mengatakan sudah menyiapkan paket-paket untuk wirausaha bagi para sarjana yang baru lulus dan paling banyak paket ikan tawar (nila, lele, dan bandeng). Tahun ini seluruhnya paket yang disediakan sebesar Rp 80 miliar dengan skim Rp 5 - Rp 15 juta. Paket tersebut diluar paket yang untuk nelayan dan akan disalurkan melalui dinas-dinas yang membidangi di wilayah masing-masing. Program tersebut akan dilaunching pada Senin ini (18 Januari) di Jawa Timur. Pada kesempatan ini Syarief juga menyerahkan secara simbolis kredit usaha menengah kecil kepada 15 lembaga koperasi sebesar Rp 1,2 35 miliar. Kelimabelas lembaga koperasi tersebut antara lain: BMT Budi Mulia, BMT Mitra Usaha Insani, BMT As Salam, BMT Al Muthi'in, BMT Dana Syari'ah, Graha Artha Mu'amalat, Khitoh Insani, dan sebagainya. Selain itu dia juga menandatangani prasasti Gedung BMT BIF dan TPKU (Tempat Pelatihan Keterampilan Usaha) di DIY. Redaktur: STMIK AMIKOM
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/01/17/101302menkop-ukm-akan-fasilitasi-sarjana-baru-jadi-wirausaha-muda
JAKARTA, KAMIS - Pengangguran terdidik dari jenjang pendidikan tinggi justru sebagian besar dialami sarjana. Kondisi ini akibat kemandirian dan semangat kewirausahaan sarjana Indonesia yang rendah sehingga mereka terjebak mencari kerja meskipun lapangan kerja terbatas.
Data dari Badan Pusat Statistik soal jumlah penganggur menurut jenjang pendidikan tinggi selama kurun 2004 - 2007 menunjukkan pengangguran sarjana mencapai 50 persen atau lebih jika dibandingkan pengangguran lulusan diploma I/II dan akademi/diploma III. Lebih dari 80 persen sarjana memilih bekerja sebagai buruh atau karyawan dan hanya sekitar enam persen yang bekerja sendiri. Kondisi pengangguran dari jenjang pendidikan tinggi di Indonesia tersebut disampaikan Fasli Jalal, Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dalam focus group discussion soal Pengembangan Perguruan Tinggi untuk Menjawab Tantangan Masa Kini dan Masa Depan di Jakarta, Kamis (30/10). Isu pendidikan entrepreneurhip memang semakin perlu diajarkan untuk mahasiswa. "Tetapi tidak kalah penting bagaimana kita mendorong perguruan tinggi untuk bisa memiliki dan mengiplementasikan ide-ide yang baik untuk memecahkan persoalan yang dihadapi bangsa ini," kata Fasli.
SD Darmono, Presiden Direktur PT Jababeka Tbk, mengatakan perusahaan di Indonesia memang menghadapi kendala mendapatkan tenaga kerja yang berpengalaman dan terampil.
Daya tarik berinvestasi di Indonesia yang menyediakan tenaga kerja murah namun dinilai tidak terampil tidak lagi diminati investor.
"Soal pengetahuan dan keterampilan sebenarnya bukan tidak bisa dipelajari. Tetapi yang menyedihkan, para sarjana di dunia kerja itu kebiasaan dan sikapnya masih jauh dari memuaskan, misal dalam hal disiplin, tanggung jawab, jujur, inovatif, dan lain-lain," kata Darmono.
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/30/20361221/sarjana.indonesia.tidak.bis a.mandiri