Anda di halaman 1dari 5

101101150 _ BAGAS UNGGUL CAHYA SAPUTRA _TP B

SUHU DAN KALOR



- Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Suhu termasuk besaran pokok.

- Alat untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.
Macam-macam termometer:
a. Termometer alkohol.
Karena air raksa membeku pada 40
0
C dan mendidih pada 360
0
, maka
termometer air raksa hanya dapat dipakai untuk mengukur suhu-suhu diantara
interval tersebut. Untuk suhu-suhu yang lebih rendah dapat dipakai alkohol (Titik
beku 130
0
C) dan pentana (Titik beku 200
0
C) sebagai zat cairnya.
b. Termoelemen.
Alat ini bekerja atas dasar timbulnya gaya gerak listrik (g.g.l) dari dua buah
sambungan logam bila sambungan tersebut berubah suhunya.
c. Pirometer Optik.
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur temperatur yang sangat tinggi.
d. Termometer maksimum-minimum Six Bellani.
Adalah termometer yang dipakai untuk menentukan suhu yang tertinggi atau
terendah dalam suatu waktu tertentu.
e. Termostat.
Alat ini dipakai untuk mendapatkan suhu yang tetap dalam suatu ruangan.
f. Termometer diferensial.
Dipakai untuk menentukan selisih suhu antara dua tempat yang berdekatan.

- Secara umum ada 4 jenis skala termometer, yaitu :
a. Celcius, mempunyai titik beku air 0
0
dan titik didih air 100
0

b. Reamur, mempunyai titik beku air 0
0
dan titik didih air 80
0

c. Fahrenheit, mempunyai titik beku air 32
0
dan titik didih air 212
0

d. Kelvin, mempunyai titik beku air 273 dan titik didih air 373

Perbandingan skala C : R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100
C : R : F : K = 5 : 4 : 9 : 5





T = suhu dalam
0
K
t
C
= suhu dalam
0
C

R F 80
0
212
0
K
373
100
0
C
0
0
0
0
32
0
273
0
C : R : (F-32) : (K-273) = 5 : 4 : 9 :5
t
R
=
5
4
t
C
t
R
=
9
4
(t
F
32) t
F
=
5
9
t
C
+ 32
T = t
C
+ 273
0

101101150 _ BAGAS UNGGUL CAHYA SAPUTRA _TP B

- Zat cair yang digunakan sebagai pengisi pipa kapiler biasanya adalah raksa atau
alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler untuk membuat
termometer adalah;
a. Raksa tidak membasahi dinding kaca
b. Raksa merupakan penghantar panas yang baik
c. Kalor jenis raksa rendah, akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup
dapat mengubah suhunya
d. Jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya 39
0
C dan titik didihnya 357
0
C.

- Sifat Termal Zat.
Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor,
maka zat tersebut akan mengalami :
- Perubahan suhu / temperatur / derajat panas.
- Perubahan panjang ataupun perubahan volume zat tersebut.
- Perubahan wujud.

- Pemuaian Zat.
a. Pemuaian panjang : perubahan panjang dari suatu zat bila terjadi pertambahan
suhu.



o = Koefisien muai panjang
Panjang batang pada suhu t
1

0
C adalah :
Lt = Lo + AL
= Lo + Lo . o . (t
1
t
0
)
= Lo (1 + o At)
Satuan : Keterangan :
MKS CGS L
t
= Panjang benda setelah dipanaskan t
0
C
Lo & L
t
m cm Lo = Panjang mula-mula.
At
0
C
0
C
o
= Koefisien muai panjang
o
0
C
- 1 0
C
- 1
At = Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula.

b. Pemuaian Luas : perubahan luas dari suatu zat bila terjadi pertambahan suhu.





| = Koefisien muai luas (| = 2 o)








Satuan : Keterangan :
MKS CGS A
t
= Luas benda setelah dipanaskan t
0
C
Ao & A
t
m
2
cm
2
Ao = Luas mula-mula.
At
0
C
0
C
|
= Koefisien muai Luas
|
0
C
- 1 0
C
- 1
At = Selisih suhu akhir dan suhu mula-mula.
AL = Lo . o . At
AA = Ao . | At
At = Ao (1 + | At)
AL = Lo . o . (t
1
t
0
)
101101150 _ BAGAS UNGGUL CAHYA SAPUTRA _TP B

c. Pemuaian Volume : perubahan volume dari suatu zat bila terjadi pertambahan
suhu.




= Koefisien muai Volume ( = 3 o)
Satuan : Keterangan :
MKS CGS V
t
= Volume benda setelah dipanaskan t
0
C
Vo & V
t
m
3
cm
3
Vo = Volume mula-mula.
At
0
C
0
C

= Koefisien muai ruang

0
C
- 1 0
C
- 1
At = Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula.

d. Massa Jenis.

o
=
Vo
m
V
t
= Vo (1 + At )

t
=
Vt
m

t
=
t) (1 Vo
m
+


e. Pemuaian Gas : pemuaian pada gas adalah pemuaian volume, yaitu



Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu:
1. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)

2. pemuaian gas pada tekanan tetap


3. pemuaian gas pada volume tetap.



- Kalor (Q) adalah energi panas yang merambat dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya rendah. Satuan kalor dalam SI adalah Joule. Satuan kalor yang
juga sering digunakan adalah kalori. 1 kalori (kal) = 4,2 J atau 1J = 0,24 kalori

- Kapasitas kalor suatu zat ialah banyaknya kalor yang diserap/dilepaskan untuk
menaikkan/menurunkan suhu 1
0
C


Kalor jenis suatu zat ialah banyaknya kalor yang diterima/dilepas untuk
menaikkan/menurunkan suhu 1 satuan massa zat sebesar 1
0
C.


Dari persamaan di atas dapat ditarik suatu hubungan :
H . At = m . c . At

AV = Vo . At
Vt = Vo (1 + At)

t
=
t 1

o
+


T
V
1
1
=
T
V
2
2

T
P
1
1
=
T
P
2
2

Q = H . At
Q = m . c . At
H = m . c
Vt = Vo (1 + At)
P
1
V
1
= P
2
V
2

101101150 _ BAGAS UNGGUL CAHYA SAPUTRA _TP B


- Semua zat yang ada di bumi ini terdiri dari 3 tingkat wujud yaitu :
- tingkat wujud padat
- tingkat wujud cair
- tingkat wujud gas

- Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk merubah satu satuan massa
zat dari suatu tingkat wujud ke tingkat wujud yang lain pada suhu dan tekanan yang
tetap.
Jika kalor laten = L, maka untuk merubah suatu zat bermassa m seluruhnya ke tingkat
wujud yang lain diperlukan kalor sebesar :


- Kalor lebur ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud padat menjadi cair
pada titik leburnya.
- Kalor beku ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair menjadi padat
pada titik bekunya.
- Kalor didih (kalor uap) ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair
menjadi tingkat wujud uap pada titik didihnya.

- Contoh penggambaran dan penguraian perubahan wujud air dari fase padat, cair dan
gas :

1. Di bawah suhu 0
0
C air berbentuk es dan dengan pemberian kalor suhunya akan
naik sampai 0
0
C dari a ke b. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu es
pada fase ini adalah :

2. Pada suhu 0
0
C, es mulai mencair dengan pemberian kalor yang suhunya tidak
berubah (b-c). Pada fase ini terjadi proses peleburan. Kalor yang diperlukan
untuk proses ini :
Kl = Kalor lebur es.

3. Setelah semua es mencair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik dari c
ke d.
Proses untuk merubah suhu pada fase ini membutuhkan kalor sebesar :


t
100
0
C
0
0
C
-t
0
C
a
b
c
d e
f
Gambar perubahan wujud zat cair
Q = m . L
Q = m x c
es
x At
Q = m . Kl
Q = m . c
air
. At
101101150 _ BAGAS UNGGUL CAHYA SAPUTRA _TP B

4. Setelah suhu air mencapai 100
0
C, sebagian air akan berubah menjadi uap air
dengan pemberian kalor yang suhunya tidak berubah. Proses proses dari d ke e
adalah proses mendidih.
Kalor yang dibutuhkan untuk proses ini adalah :


Kd = Kalor didih air.
5. Setelah semua air menjadi uap air, suhu uap air dapat ditingkatkan lagi dengan
pemberian kalor dari e ke f, dan besarnya yaitu :


- Azas Black berbunyi : Jika dua benda yang berbeda suhunya dicampur maka benda
yang suhunya lebih tinggi akan melepas kalor yang jumlahnya sama dengan kalor
yang diserap oleh benda yang suhunya lebih rendah.
Secara matematis azas blak dapat ditulis:
Q
lepas
= Q
serap


- Panas dapat dipindahkan dengan 3 macam cara, antara lain :
a. Secara konduksi (Hantaran)
Pada peristiwa konduksi, atom-atom zat yang memindahkan panas tidak berpindah
tempat tetapi hanya bergetar saja sehingga menumbuk atom-atom disebelahnya.



k = koefisien konduksi panas
b. Secara konveksi (Aliran)
Pada peristiwa ini partikel-partikel zat yang memindahkan panas ikut bergerak.


h = koefisien konveksi
c. Secara Radiasi (Pancaran)
Pemindahan panas melalui radiasi energi gelombang elektromagnetik. Energi
panas tersebut dipancarkan dengan kecepatan yang sama dengan gelombang-
gelombang elektromagnetik lain di ruang hampa (3 x 10
8
m/det)
Banyaknya panas yang dipancarkan per satuan waktu menurut Stefan Boltzman
adalah :







W = Intensitas radiasi yang dipancarkan per satuan luas,
dinyatakan dalam J/m
2
.det atau watt/m
2

e = Emisivitas (Daya pancaran) permukaan
t =
Konstanta umum = 5,672 x 10
8

K) (
m
watt
4
2


T = Suhu mutlak benda
Q = m . Kd
Q = m . c
gas
. At
H = k . A .
L
t
A
A

H = h . A . At
W = e . t . T
4

Anda mungkin juga menyukai