Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya yang dianggap mempunyai peranan yang sangat penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun maksud dari pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke28 hingga 40). (Prawirohardjo : 2008). Berdasarkan konsep di atas, konsep asuhan keperawatan maternitas juga di laksanakan secara komprehensif yang mencakup seluruh aspek dalam diri individu. Pengetahuan perawat tentang aspek kebudayaan akan memberikan implikasi yang positif dalam melaksanakan proses keperawatan yang efektif.

1.2. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana konsep dari kehamilan ? b. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kehamilan normal trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga ?

1.3. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : a. Untuk mengetahui tentang bagaimana konsep kehamilan normal. b. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan bagi ibu hamil trimester pertama sampai ketiga.

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. PENGERTIAN Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke28 hingga 40). (Prawirohardjo : 2008). Menurut Sarwono, 2002 kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah, metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis.

2.2. PROSES TERJADINYA KEHAMILAN Kehamilan akan terjadi apabila terjadi konsepsi antara sel telur dengan sperma. Pelepasan sel telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke 14 pada siklus menstruasi normal 28 hari disebut dengan masa ovulasi. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap wanita. Untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasenta. (Rustam Mochtar, 1998 : 17) a. Sel telur (ovum) Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge. Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah : 1) Bayi Baru Lahir 2) Umur 6 15 tahun 3) Umur 16 25 tahun 4) Umur 26 35 tahun = 750.000 = 439.000 = 159.000 = 59.000

5) Umur 35 45 tah 6) Masa menopause

= 39.000 = semua hilang

Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) : 1) Oogonia 2) Oosit pertama (primary oocyte) 3) Primary ovarian follicle 4) Liquar folliculi 5) Pematangan pertama ovum 6) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

b. Sel mani (spermatozoa) Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira kira sepuluh kali bagian kepala. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel sel interstial leyding. Sel sel spermatogonium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah

spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis) 1) Spermatogonium (membelah dua) 2) Spermatosit pertama (membelah dua) 3) Spermatosit kedua (membelah dua) 4) Spermatid, kemudian tumbuh menjadi 5) Spermatozoa (sperma)

c. Pembuahan (konsepsi = fertilisasi) Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh

juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan XX zigot menurunkan bayi perempuan dan XY zigot menurunkan bayi laki laki. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula.

d. Nidasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu sampai disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel sel desidua yaitu sel sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi , dimulailah diferensiasi sel sel blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel sel yang tumbuh

besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional antara anion dan yok sac. Sel sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionik membrane) yang kelak menjadi korion. Sel- sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas (sebelah luar). Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang cabang dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendaparnylt makanan sehingga akhia menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon hormon chorionic gonadotropin (Rustam Mochtar, 1998 : 19-21)

e. Plasentasi Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas : 1) Desidua basalis entater bentuk. Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasb) 2) Desidua kapsularis Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi . 3) Desidua vera (parietalis) Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya. (Rustam Mochtar, 1998 : 21)

2.3. Tanda Dan Gejala Kehamilan 2.3.1. Tanda Tanda Presumptif (dugaan) a. Amenorhea (tidak datang haid). Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPMT) supaya dapat ditafsir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (HPL).

b. Mual muntah. Biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness. Bila mual dan muntah terlalu sering hiperemesis. c. Mengidam. Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada triwulan pertama d. Tidak tahan suatu bau bauan e. Pingsan. Bila berada di tempat - tempat yang ramai yang sesak dan padat bisa pingsan. f. Tidak ada selera makan. Hanya berlangsung pada triwulan pertama, kemudian nafsu makan timbul kembali. g. Lelah h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. i. Sering buang air kecil. Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini muncul kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. j. Konstipasi/obstipasi. Karena otot-otot usus menurun oleh pengaruh k. Pigmentasi kulit. Terjadi karena pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra). l. Varises Terjadi pada kaki, betis dan vulva , biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

2.3.2. Tanda-tanda mungkin hamil Perubahan yang bias diobservasi oleh pemeriksa, antara lain : a. Perut membesar b. Uterus membesar, terjadi perubahan bentuk, besar, konsistensi dari rahim. c. Tanda Hegar, Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi sehingga lebih panjang dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam

diletakkan pada forniks posterior dan tangan yang satunya pada dinding perut depan diatas simpisis, maka istmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan serviks d. Tanda Brackston Hicks, Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi. e. Tanda Chadwick, peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna unggu kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviks akibat meningkatnya hormon estrogen. Warna portio pun tampak livide. f. Tanda piscaseck, Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi dari blastosit dan daerah insersi plasenta. g. Tanda Goodell. Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjarkelenjar serviks. Jaringan ikat pada serviks banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat, menyebabkan hipervaskularisasi maka kosistensi serviks menjadi lunak. h. Teraba ballottement, Adalah gerakan janin yang belum engaged, teraba pada minggu ke 16-18. Balotement adalah tehnik mempalpasi suatu struktur terapung dengan menekan perlahan struktur tersebut dan merasakan pantulannya. Jari pemeriksa dalam vagina mendorong dengan lembut kearah atas, janin terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan lunak. i. Rekasi kehamilan positif.

2.3.3. Tanda pasti kehamilan a. Ada gerakan janin b. Denyut jantung janin c. Terlihat tulang janin saat di USG

2.4. Pemeriksaan Penunjang 2.4.1. Tes urine Uji semacam ini tersedia dipasaran atau distribusi medis. Uji tersebut dinyatakan positif jika konsentrasi hCG dalam urin mencapai 25 mI, biasanya terjadi pada saat tidak menstruasi atau 12-14 hari setelah konsepsi. Uji dengan hasil positif mempunyai nilai prediksi terhadap kehamilan sebanyak 99,5 %. Hasil negatif palsu dapat terjadi karena rendahnya konsentrasi hCG, sebagai akibat urin yang terlalu encer, tanggal yang tidak akurat, KE atau gangguan pada ovum.

2.4.2. Identifikasi Kegiatan jantung janin Mendengar atau menemukan denyut jantung janin menjamin diagnosis kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan auskultasi menggunakan fetoskop khusus dengan prinsip Doppler ultrasonic, dan dengan menggunakan sonografi. Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan auskultasi menggunakan stetoskop setelah 17 minggu genetasi, rata-rata, dan 19 minggu pada hamper semua kehamilan pada wanita berukuran normal. Normalnya denyut jantung janin berkisar dari 120160 denyut semenit dan terdengar sepertim bunyi ganda mirip detakan jam di bawah bantal. Selama masa kehamilan, janin bergerak bebas di dalam cairan amnion; dan akibatnya, tempat terdengarnya paling baik bunyi jantung di dinding abdomen ibu berubah-ubah karena posisi janinnya berubah. Ekokardiografi digunakan untuk mendeteksi kegiatan jantung janin sampai sedini 48 hari setelah hari pertama menstruasi normal terakhir. Sonografi real time digunakan untuk mendeteksi kegiatan jantung janin setelah bulan kedua kehamilan. Bulan bulan terakhir kehamilan, auskultasi umumnya didapati : (1) bising funik (tali pusat) : disebabkan oleh aliran darah melalui arteri umbikalis. Bunyinya tajam seperti siulan yang sesuai dengan denyut janin dan dapat terdengar pada sekitar 15% kehamilan, (2) bising uterus: terdengar sebagai bunyi tiupan lembut yang sesuai dengan denyut nadi ibu, bunyi ini ditimbulkan oleh lewatnya darah melalui pembuluh

darah uterus yang melebar, dan bunyi ini khas, (3) bunyi yang disebabkan oleh gerakan janin, (4) denyut nadi ibu, dan (5) gelagak gas dalam usus ibu.

2.4.3. Persepsi Gerakan Janin Setelah sekitar kehamilan 20 minggu, gerakan janin aktif dapat dirasakan, pada interval waktu tidak tentu, dengan meletakkan tangan pemeriksa pada abdomen ibu. Gerakan janin kadang berubah intensitasnya, dari getaran lembut pada kehamilan dini sampai gerakan menyentak pada periode lebih lanjut; yang terakhir ini kadangkala terlihat dan teraba.

2.4.4. Pengenalan Ultrasonik Kehamilan intrauterin normal dapat didemonstrasikan dengan sonografi gemadenyut nadi hanya setelah 4 sampai 5 minggu amenore. Pada minggu ke-8 otak janin terlihat dan kegiatan jantung dapat dideteksi dengan menggunakan Doppler atau sonografi real time. Selanjutnya ultrasonografi dapat digunakan dengan baik untuk identifikasi jumlah janin, bagian-bagian yang ada, berbagai anomaly janin, dan hydramnion, serta menilai kecepatan pertumbuhan janin dengan mengukur secara serial diameter biparietal kepala janin dan lingkaran abdomen janin.

2.4.5. Sonografi Vagina Scanning ultrasonic, dengan sonde vagina, kantong uterus dengan diameter 2 mm dapat diidentifikasi. Sesuai dengan waktu sekitar 16 hari setelah ovulasi atau 10 hari setelah inplantasi.

2.4.6. Pengenalan Janin Dengan Radiografi. Dilakukan setelah kehamilan 16 minggu. Diagnosis kehamilan Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) : 1. Kehamilan trimester I antara 0 12 minggu 2. Kehamilan trimester II antara 12 28 minggu . 3. Kehamilan trimester III antara 28 40 minggu

10

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian Pengkajian ibu pada masa kehamilan

3.1.1. Riwayat obstetric Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada masa kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi hal-hal di bwah ini. 1. Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH). 2. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi. 3. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, dan penolong persalinan. 4. Jenis anestesi dan kesulitan persalinan. 5. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi dan perdarahan. 6. Komplikasi pada bayi. 7. Rencana menyusui bayi.

3.1.2. Riwayat menstruasi Riwayat menstruasi yang lengkap menentukan taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi 3, tahun disesuaikan.

3.1.3. Riwayat kontrasepsi Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat usia kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada organ seksual janin.

11

3.1.4. Riwayat penyakit dan operasi Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dapat berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi dan trauma persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.

3.1.5. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dan kelompok resiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel, talesemia). 2. Penyakit pada masa kanak-kanal dan imunisasi. 3. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung. 4. Penyakit sebelumnya, posedur operasi dan cedera (pelvis dan pinggang). 5. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberculosis. 6. Riwayat dan perawatan anemia. 7. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan). 8. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh coklat dan minuman ringan lainnya. 9. Merokok (jumlah batang perhari). 10. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma. 11. Alergi dan sensitive terhadap obat. 12. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit. 13. Riwayat keluarga Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk infeksi kronis (menahun/terus menerus) seperti diabetes melitus dan jantung dan infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat congenital yang perlu dikumpulkan. 14. Riwayat kesehatan pasangan Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetic, penyakit kronis, dan infeksi, penggunaan obat-obatan seperti

12

kokain, dan alcohol akan berpengaruh terhadap kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terutama resiko mengalami komplikasi pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negative dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.

3.1.6. Pemeriksaan fisik Tanda-tanda vital a. Tekanan darah Posisi pengambilan tekanan daah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah dapat diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan. b. Nadi. Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali permenit. Takikardi bias terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung, nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur. c. Pernapasan. Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali permenit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan dan penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal. d. Suhu. Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis Payudara Abdomen Pemeriksaan Panggul

13

3.2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul pada saat kehamilan normal dibagi menjadi tiga trimester : 3.2.1. Trimester I Diagnosa keperawatan yang timbul 1. Risiko tinggi tehadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah, perubahan nafsu makan. 2. Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik dan faktor emosional. 3. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan masukan dan kehilangan cairan yang berlebihan (muntah), peningkatan perubahan cairan. 4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perkembangan

kehamilan normal. 5. Risiko tinggi terhadap cedera janin b/d malnutrisi ibi, pemajanan pada teratogen/agens infeksius, adanya kelainan genetic 6. Keletihan b/d peningkatan metabolism karbohidrat, perubahan kimia tubuh peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan seharihari. 7. Resiko tinggi terhadap konstipasi b/d relaksasi otot halus, peningkatan absorpsi air di saluran GI, adanya hemoroid, mengkonsumsi suplemen zat besi. 8. Risiko tinggi terhadap infeksi (infeksi saluran kemih) b/d statis urinarius, praktik hygiene buruk, ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen. 9. Curah jantung (kompensasi maksimal) b/d peningkatan volume cairan (preload), hipertrofi ventrikel, perubahan pada tahanan perifer (afterload). 10. Gangguan citra tubuh b/d persepsi tentang perubahan biofisik, psikososial, budaya, dan keyakinan spiritual.

14

11. Perubahan penampilan peran b/d krisis maturasi, tingkat perkembangan (imaturitas pada klien dan/atau orang terdekat), riwayat koping maladapatif, tidak adanya sistem pendukung. 12. Potensial terhadap pertubuhan koping keluarga b/d kebutuhan klien dan keluarga cukup terpenuhi, tugas-tugas adaptif secara efektif ditujukan pada memungkinkan tujuan-tujuan aktualisasi diri. 13. Perubahan pola seksual b/d kurang pengetahuan/keterampilan tentang perubahan fungsi struktur tubuh, perubahan tingkat kenyamanan.

3.2.2. Trimester kedua Diagnosa keperawatan 1. Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biofisik, respons orang lain 2. Ketidakefektifan pola pernapasan b/d pergeseran diafragma karena pembesaran uterus. 3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) : mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b/d terus membutuhkan informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami. 4. Risiko Cedera (janin) b/d masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksi. 5. Curah jantung : Risiko tinggi terhadap dekompensasi b/d peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan perload (penurunan aliran darah balik vena), dan afetrload (peningkatan tekanan vaskuler perifer), hipertrofi ventrikel . 6. Resiko : kelebihan volume cairan b/d perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/air. 7. Ketidaknyamanan b/d perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormone, ketidakseimbangan elektrolit. 8. Koping individual tidak efektif b/d krisis situasi/maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis. 9. Perubahan pola seksual b/d konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik.

15

3.2.3. Trimester ketiga Diagnosa keperawatan 1. Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal. 2. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) : mengenai persiapan untuk persalinan/kelahiran; perawatan bayi. 3. Harga diri situasional rendah b/d masalah mengenai kemapuan untuk menyelesaikan tugas kehamilan/kelahiran anak. 4. Risiko tinggi terhadap cedera ibu berhubungan dengan adanya hipertensi, infeksi, penggunaan/penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia jaringan, ketuban pecah dini (KPD). 5. Perubahan eliminasi urin b/d pembesaran uteus, peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomelurus (LGF). 6. Perubahan pola seksualitas b/d perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak napas, kelelahan, pembesaran abdomen), salah pengertian/ merasa takut. 7. Curah jatung : resiko tinggi terhadap dekompensasi b/d peningkatan volume cairan/perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler. 8. Gangguan pola tidur b/d perubahan pada tingkat aktivitas, stes psikologis, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan. 9. Risiko Kerusakan pertukaran gas (janin) b/d perubahan aliran darah dalam desidua, perubahan suplai oksigen/perubahan kapasitas pembawa oksigen darah (anemia, merokok) 10. Risiko tinggi teradap cedera janin b/d masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksi. 11. Koping individual/keluarga tidak efektif b/d krisis situasi/maturasi, keentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping yang tidak adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/tidak adekuat.

16

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta. EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, obstetri patologi. Ed 2. Jakarta. EGC. .. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika. Mac Donald. 1995. Obstetri WIliams Ed 18. Jakarta : EGC Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta. EGC

17

Anda mungkin juga menyukai