61108002 TAUFIK HIDAYAH 61108006 FRANS BOBBY 6110800 ZAKIRAH FAKHRANA 61108011 CAROLINA 61108013 RINI PUTRI WAHYUNI 61108014 ANDI NOVA 61108018 FALBIANUS LISKAR KOSE 61108019 PRASTIWI OCTHA 6110800 PRETTY ROSSI NOPITA
SKENARIO
Tuan X , 60 tahun berobat ke puskesmas karena menderita sesak napas dan oleh dokter diberikan pengobatan simptomatis. Akan tetapi 3 hari kemudian Tuan X datang lagi berobat karena penyakitnya bertambah berat. Tuan X memiliki riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu.
KATA SULIT
TIDAK DITEMUKAN KATA SULIT
KEY WORD
Tuan X 60 tahun Sesak napas Diberikan pengobatan simptomatis Setelah 3 hari keluhan bertambah berat Riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu
Key Problem
Tuan X 60 tahun menderita sesak napas
Pertanyaan
1. Bagaimana anatomi sistem respirasi? 2. Bagaimana histologi saluran pernapasan? 3. Bagaimana
Mind map
Asma Bronkiale
Malignant
PPOK Anatomi
Basic Science
Histologi
Fisiologi
ANATOMI
Sinus Paranasalis
FARING
LARING
TRACHEA
PARU-PARU
Histologi
Saluran Pernapasan
Nasal Cavity
Sections of the olfactory region of the nasal cavity - H&E, van Gieson
Trachea
Paru
FISIOLOGI PERNAPASAN
Proses fisiologi pernapasan adalah Proses oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan tubuh dan CO2 dikeluarkan ke udara respirasi.
3.
Respirasi sel yaitu zat-zat dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan CO2 terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru
VENTILASI INSPIRASI Kontraksi diafragma- menarik permukaan bawah paru ke arah bawah, otot sternokledomastoideus mengangkat sternum, otot serratus anterior, skalenus dan interkostalis eksterna mengangkat iga. Volume thoraks membesar kearah anteroposterior, lateral dan vertikal, peningkatan volum ini menyebabkan penurunan tekanan intrapleura terhadap tekanan atmosfer, sehingga mengakibatkan udara mengalir ke dalam paru.
VENTILASI Ekspirasi Merupakan relaksasi dari otot-otot yang berkontraksi saat inspirasi, sehingga rangka iga turun kembali dan lengkung diafragma naik keatas rongga thoraks, menyebabkan volume thoraks berkurang dan terjadi peningkatan tekanan intrapleura, menyebabkan udara mengalir ke luar dari paru.
Transportasi
DIFUSI GAS Difusi gas O2. Tekanan dalam alveolus (PA02) : 103 mmhg lebih tinggi dari tekanan parsial oksigen dalam darah vena campuran (PV02) di kapiler paru sebesar 40 mmhg, sehingga O2 mudah berdifusi ke dalam darah.
Respirasi sel
Respirasi sel yaitu zat-zat dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan CO2 terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel. C6H12O6 + 602 6C02+6H20+ATP
SESAK NAPAS
PENGERTIANN,..
1. Sesak Napas
Variasi Dyspneu, yakni : Takipnea : Napas yang cepat Hiperpnea : Napas yang dalam Orthopnea : Sesak napas pada waktu tidur Platipnea : Sesak napas pada posisi tegak (berdiri) Trepopnea : Sesak napas pada posisi berbaring kekiri/kanan
*Emboli Paru - Sesak napas, nyeri pleura, batuk, keringat dingin, sinkop, dan batuk darah. - Gejala yang sering menyertai ialah takikardia, takipneu, ronki basah, panas badan. *Pneumonitis Interstisialis (Alveolitis) - Sesak napas disebabkan oleh gangguan ventilasi perfusi akibat penebalan septa antara alveol dan kapiler. - Pada pem.fis ditemukan panas badan disertai infeksi akut lain. *Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) - Mula-mula ada sembab interstisial dan alveol selanjutnya terjadi penebalan alveol sehingga proses ventilasi perfusi terhambat. - Pada ARDS sembab paru bersifat non-kardiogenik.
Asma , GINA
Asma adalah gangguan inflamasi pada jalan napas. Didefinisikan sebagai peningkatan responsivitas bronkus terhadap berbagai stimulus, bermanifestasi sebagai penyempitan jalan napas yang meluas yang keparahannya berubah secara spontan maupun sebagai akibat pengobatan.
Gejala
Nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek). Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika sedang berolahraga. Dada terasa seperti diikat Dispnea (sesak napas) yang sering memburuk pada malam hari Batuk
Penyebab
Alergen Rangsangan farmakologik Lingkungan dan polusi udara Faktor pekerjaan Infeksi Exercise Stres emosional
Diagnosa
Diagnosa asma ditegakkan berdasarkan gejala asma yang khas. Untuk memperkuat diagnosa asma bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Bronchial challenge test.
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN (PPOM) = PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) = CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
PPOK
Adalah : Penyakit paru dengan gangguan aliran udara/keterbatasan aliran udara yang bersifat progresif dan irreversibel dan dapat menjurus kegagalan pernafasan. PPOK :
Bronkhitis kronis Emfisema
Faktor Resiko
Known Agent - Cigarette smoke. - Environmental occupational dust and gases. Possible/Probable - Air pollution. - Passive smoking.
-Virus
-Sosec - Alkohol
Paralisis silia
Infeksi kuman
Erosi epitel, pembentukan jaringan parut, metaplasi skuamosa serta penebalan lapisan mukosa
Bronkhitis Khronis
- Batuk-batuk tiap hari + banyak dahak - 3 bulan berturut-turut/tahunnya - Paling sedikit 2 tahun
Emfisema paru
- Melebarnya secara abnormal saluran udara pada Bronkus terminal + Dinding Alveolus Rusak
EMFISEMA
Penyempitan saluran nafas terjadi pada emfisema paru. Yaitu penyempitan saluran nafas ini disebabkan elastisitas paru yang berkurang. Penyebab dari elastisitas yang berkurang yaitu defiensi Alfa 1-anti tripsin. Dimana AAT merupakan suatu protein yang menetralkan enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan paru. Didalam paru terdapat keseimbangan paru antara enzim proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan. Perubahan keseimbangan menimbulkan kerusakan jaringan paru. Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema.
Sumber elastase yang penting adalah dihasilkan pankreas. Rokok, polusi, dan infeksi ini menyebabkan elastase bertambah banyak. Sedang aktifitas system anti elastase menurun yaitu system alfa- 1 protease inhibator terutama enzim alfa -1 anti tripsin (alfa -1 globulin). Akibatnya tidak ada lagi keseimbangan antara elastase dan anti elastase dan akan terjadi kerusakan jaringan paru dan menimbulkan emfisema.
Secara patologis rokok dapat menyebabkan gangguan pergerakkan silia pada jalan napas, menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasi kelenjar mucus bronkus. Gangguan pada silia, fungsi makrofag alveolar mempermudah terjadinya perdangan pada bronkus dan bronkiolus, serta infeksi pada paru-paru. Peradangan bronkus dan bronkiolus akan mengakibatkan obstruksi jalan napas, dinding bronkiolus melemah dan alveoli pecah. Disamping itu, merokok akan merangsang leukosit polimorfonuklear melepaskan enzim protease (proteolitik), dan menginaktifasi antiprotease (Alfa-1 anti tripsin), sehingga terjadi ketidakseimbangan antara aktifitas keduanya
Pneumonia
Pneumonia dalam arti umum adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur, parasit), namun pneumonia juga dapat disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu atau radiasi. Pneumonitis.
Mialgia: mikoplasma, infeksi virus, Q fever, atau tularemia Gejala yang tiba-tiba timbul dan langsung berat: Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenza, Staphylococcus aureus, bakteri gram negatif, Yersinia pestis, dan Coxiella burnetti Gejala yang timbul lambat (insidious): biasanya pneumonia atipikal Tidak adanya produksi sputum: proses interstisial, misalnya mikoplasma, infeksi virus Produksi sputum sedikit: pneumonia fase awal atau terdapat dehidrasi Rusty sputum, seperti karat besi: infeksi pneumokokus Currant jelly, seperti batu bata: klebsiella Sputum berbau busuk: pneumonia aspirasi, infeksi anaerob.
Klasifikasi Pneumonia
a. Pneumonia bakterial b. Pneumonia pnemosistis c. Pneumonia atipik
Pneumonia Bakterial
Disebabkan oleh adanya mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara dari atmosfer, juga dapat melalui aspirasi dari nasofaring atau orofaring, tidak jarang secara perkontinuitatum dari daerah sekitar paru, ataupun penyebaran secara hematogen.
Pneumonia Bakterial
Manifestasi klinik: Gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, nyeri ketika menelan, kemudian demam dengan suhu sampai di atas 40C, menggigil. Batuk disertai dahak kental, kadangkadang bersama pus atau darah. Pada pemeriksaan fisik terlihat ekspansi dada tertinggal pada sisi yang terkena radang, terdapat bunyi redup pada perkusi, dan pada auskultasi tterdengar napas bronkial disertai ronkhi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan jumlah leukosit hingga 30.000/L pada infeksi bakteri. Sedangkan pada infeksi yang disebabkan virus, peningkatan leukositnya tidak terlalu tinggi, bahkan ada yang menurun.
Pneumonia Pneumosistis
Merupakan penyakit akut dan oportunistik yang disebabkan oleh suatu protozoa bernama Pneumocystis carinii. Gejalanya berupa chest thignes, exercisa intolerance, batuk, dan demam. Pada keadaan istirahat dapat terjadi dispneu, takipnea, batuk nonproduktif dan tanpa demam. Pada foto thoraks, terlihat infiltrat difus interstisial pada perihilar yang biasanya bilateral. Diagnosis pasti ditegakkan bila ditemukan P. carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru.
Pneumonia Atipik
Adalah pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneuumoniae, Chlamydia psittaci, Legionella pneumophila, dan Coxiellla burnetti. Beberapa buku memasukkan pneumonia yang dibabkan virus ke dalam golongan ini. Kecuali disebabkan Chlamidia trachomatis, pneumonia atipik ditandai oleh demam antara 38,3-40C, batuk nonproduktif, sesak napas, malaise, dan biasanya mialgia.
Kriptokokosis Paru Penyebab kriptokokosis paru adalah Cryptococcus neoforman, yaitu suatu jamur berupa sel ragi berkapsul, baik di alam bebas maupun di jaringan host. Gejala kriptokokosis paru tidak spesifik, yaitu demam subfebris, batuk nonproduktif, nyeri dada yang tidak jelas, dan dispnea ringan.
Tubeculosis Paru
Adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi Mycobacterium tuberculosis. Penyakit tuberkulosis ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita TB kepada orang lain.
Manifestasi Klinik
Gejala umum berupa demam dan malaise. Demam dapat timbul pada petang dan malam hari disertai dengan berkeringat. Demam ini mirip dengan memam yang disebabkan oleh influenza namun kadang-kadang dapat mencapai suhu 4041C. gejala demam ini bersifat hilang timbul. Malaise yang terjadi dalam jangka waktu panjang berupa pegal-pegal, rasa lelah, anoreksia, nafsu makan berkurang, serta penurunan berat badan. Pada wanita dapat terjadi amenorhea.
Gejala respiratorik berupa batuk kering ataupun batuk produktif merupakan gejala yang paling sering terjadi dan merupakan indikator yang sensitif untuk penyakit tuberkulosis paru aktif. Batuk ini sering bersifat persisten karena perkembangan penyakitnya lambat. Gejala sesak napas dapat timbul jika terjadi pembesaran nodus limfa pada hilus yang menekan bronkus, atau terjadi efusi pleura, ekstensi radang parenkim atau miliar. Nyeri dada biasanya bersifat nyeri pleuritik karena terlibatnya pleura dalam proses penyakit. Hemoptisis mulai dari yang ringan sampai yang masif mungkin saja terjadi.
Pemeriksaan fisik sangat tidak sensitif dan sangat nonspesifik terutama pada fase awal penyakit. Pada fase lanjut diagnosis lebih mudah ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, terdapat demam, penurunan berat badan, crackle, mengi, dan suara bronkial. Tidak jarang pula terjadi efusi pleura.
Diagnosis TB
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, foto toraks, serta hasil pemeriksaan bakteriologik. Diagnosis pasti dapat ditegakkan jika pada pemerkisaan bakteriologik ditemukan M. tuberculosis di dalam dahak atau jaringan.