Anda di halaman 1dari 41

Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen 2010

Sebuah analisis pendahuluan


2/10/2012 Muhammad Fajar (fajarakatsuki86@yahoo.com), alumunus STIS angkatan 46

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk mengambil keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai komponen desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan untuk mengatur urusan rumahtangganya sendiri. Saat ini pemerintah tidak hanya berperan sebagai pelaksana kebijakan pemerintah pusat seperti pada era sebelumnya, namun lebih berperan sebagai penentu kebijakan di daerahnya (Yuwono, 1999). Kebijakan-kebijakan yang ditentukan tidak harus sama dengan kebijakan nasional atau kebijakan daerah lain karena kondisi perekonomian suatu daerah belum tentu sama dengan kondisi perekonomian nasional atau daerah lainnya. Dengan perkataan lain kebijakan yang diambil harus berdasarkan kondisi dan situasi daerah itu sendiri. Terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang masih menyertai pelaksanaan UU Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, setiap daerah seharusnya menyambut gembira dan bertanggung jawab atas proses demokratisasi pemerintah daerah ini dengan mengantisipasi pelaksanaan undangundang tersebut. Antisipasi perlu dilakukan dalam upaya agar setiap daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lainnya. Dengan keunggulan itu, maka eksistensi suatu daerah akan tetap terjamin. Antisipasi dapat dilakukan diantaranya menentukan sektor apa yang memiliki keunggulan di daerah ini dibandingkan dengan daerah lain. Dengan antisipasi demikian, maka pumpunan dapat lebih diarahkan pada pengembangan dan pembinaan potensi tersebut
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 2

di masa mendatang. Potensi-potensi tersebut harus dibangun dan dikembangkan untuk mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya (Yuwono,1999). Namun yang perlu diingat dari pembagunan ekonomi daerah adalah bahwa pembangunan ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian nasional dan kondisi perekonomian daerah lain yang juga merupakan bagian dari perekonomian nasional tersebut. Hal ini memberikan pemahaman bahwa analisis perekonomian daerah yang nantinya akan dipergunakan sebagai landasan pembangunan daerah, sebaiknya mengikutsertakan keadaan perekonomian di tingkat nasional dan keadaan perekonomian daerah lain sebagai pembanding. 1.2 Identifikasi Masalah Sebagai kabupaten yang baru tujuh tahun melaksanakan pemerintahan sendiri setelah berpisah dari Kabupaten Yapen Waropen sebagai kabupaten induk. Kabupaten Waropen berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Papua. Berbagai usaha dilakukan dalam memacu pembangunan disegala sektor untuk memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Waropen.

Walaupun kendala yang dihadapi dalam menjalankan roda pembangunan cukup beragam karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagian masih dalam proses pembenahan, akan tetapi berbagai kebijakan dilakukan untuk menata perkembangan dan pertumbuhan di semua sektor ekonomi sesuai dengan daya dukung yang dimiliki.

Sebagai bahan rencana strategis pembangunan diperlukannya identifikasi sektorsektor ekonomi yang berpotensi dan memiliki keunggulan yang dimiliki Kabupaten Waropen agar pembangunan pada sektor yang mempunyai keunggulan tersebut dapat mem-push sektor lainnya menjadi berkembang lebih maju lagi.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui mengetahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di Kabupaten Waropen. 2. Untuk menentukan sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten Waropen yang dapat di kembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebaai berikut: 1. Dapat diketahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di Kabupaten Waropen. 2. Dapat diketahui sektor-sektor unggulan dan potensial di Kabupaten Waropen yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah. 3. Dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para pengambil keputusan di Kabuapten Waropen dalam rangka pemilihan alternatif pembangunan daerah.

1.5 Sistematika Penulisan Publikasi ini terdiri dari lima bab, yang disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, bab ini berisi uraian tentang beberapa teori, pendapat atau pengamatan orang terkenal yang relevan dengan topik publikasi ini. Bab III Metodologi, bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian, sumber data dan teknik analisis yang diterapkan.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 4

Bab IV Analisis dan Pembahasan bab ini berisi gambaran mengenai pergeseran struktur ekonomi dan sektor-sektor unggulan Kabupaten Waropen. Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan saran yang disampaikan penulis sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakankebijakan ekonomi Kabupaten Waropen.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pergeseran Struktur Ekonomi Prestasi pembangunan dapat dinilai dengan berbagai macam cara dan tolok ukur, baik dengan pendekatan ekonomi maupun pendekatan non ekonomi. Penilaian dengan pendekatan ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan aspek pendapatan maupun non pendapatan. Berdasarkan aspek pendapatan, perekonomian biasanya diukur dengan tolok ukur pendapatan per kapita (Dumairy, 1999). Menurut Tambunan (2000), untuk meningkatkan pendapatan per kapita, pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan kinerja perekonomian suatu daerah. Menurut Djojohadikusumo (1994), pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Kegiatan ekonomi yang produktif mengandung berbagai dampak positif, diantaranya menambah pendapatan nyata bagi sebagian besar rakyat atau penduduk, hal itu berarti pula dapat meningkatkan daya konsumsi secara kuantitatif maupun kualitatif. Lagipula, satu sama lain itu dapat mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan diantara berbagai golongan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian pengertian tentang pembangunan ekonomi selain menyangkut perubahan kuantitatif pada produksi dan pendapatan mencakup juga perubahan kualitatif dalam tata susunan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan suatu transformasi dalam arti perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi. Todaro (1997:112) mengungkapkan bahwa tingkat perubahan struktural dan sektoral yang tinggi, berkaitan dengan proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen utama perubahan strutural tersebut mencakup pergeseran yang berangsur-angsur dari aktivitas pertanian ke sektor non pertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa. Perubahan atau pergeseran struktur ekonomi dalam suatu periode lebih terlihat bila terjadi suatu kejadian yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku ekonomi baik di tingkat regional (provinsi) maupun tingkat nasional (negara), seperti terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pertengahan Juli 1997. Perubahan struktur ekonomi tersebut memberikan dampak perubahan posisi ekonomi suatu provinsi di suatu negara (Urai,2000). Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor, misalnya, dapat mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian hanya bersifat sementara, dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.(Arsyad,1999:7-8). Kinerja perekonomian daerah tidak memungkinkan untuk melepaskan diri dari kinerja perekonomian nasional. Dalam merancang kebijakan yang mepertinggi pembangunan ekonomi daerah secara jelas, asumsi yang melandasinya adalah bahwa penyesuaian diri ekonomi daerah merupakan suatu komponen penting yang mempermudah pemulihan perekonomian nasional. Daerah-daerah dapat tumbuh sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh lain yang bukan perluasan ekspor, pengeluaran pemerintah pusat di daerah yang bersangkutan, migrasi masuk yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan non ekonomi, substitusi impor dalam industri-industri lokal dan meningkatkan efisiensi produksi dalam industri-industri pensuplai

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

lokal, tetapi pada umumnya mereka memandang investasi dalam industri-industri lokal sebagai hal yang terdorong oleh kenaikan pendapatan yang diterima dari luar daerah yang bersangkutan. Manfaat paling besar dari cara pendekatan basis ekspor adalah apabila kita menafsirkannya secara bebas dengan menekankan pentingnya perubahan pola-pola permintaan nasional dalam pertumbuhan regional dan ketergantungan tingkat pertumbuhan suatu daerah kepada bekerjanya pertumbuhan perekonomian nasional (Richardson, 1991:39). Arsyad (1999:139-140) menyatakan bahwa analisis Shift Share memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain, yaitu: 1. Pertumbuhan ekonomi daerah, diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan (absolute) aggregate secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian nasional. 2. Pergeseran proposional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah

perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat dari pada perekonomian nasional. 3. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian nasional. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah ditentukan oleh tiga komponen (Richardson, 1978): 1. Provincial share, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran struktural perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (Provinsi). Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan wilayah provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama dengan pertumbuhan provinsi, maka peranannya terhadap provinsi tetap. 2. Proportional Shift (PS) atau industrial mix adalah pengaruh bauran industry atau pergeseran proporsional sektor i pada wilayah j. 3. Differential Shift (DS) adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah (kabupaten) dan nilai tambah sektor yang sama di tingkat provinsi. Komponen ini juga digunakan untuk mengetahui daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi (provinsi). Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson (1977), kedua komponen shift, yaitu PS dan DS memisahkan unsur unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal; PS merupkan akibat pengaruh unsur unsur eksternal yang bekerja secara nasional, sedangkan DS merupakan akibat dari pengaruh factor factor yang bekerja dalam daerah yang bersangkutan (Sitohang, 1977). Apabila nilai PS dan DS positif, maka sektor yang bersangkutan dalam perekonomian daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya, bila nilainya negatif maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

diperbaiki, antara lain dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi (Richardson, 1978:202). Sektor sektor yang memiliki DS positif memiliki keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor sektor yang memiliki DS positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila DS negatif, maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relative lamban.

2.2 Sektor Unggulan Sektor yang unggul secara definitif adalah sektor yang memenangkan persaingan. Dalam konteks kekhasan daerah, memenangkan persaingan ini lebih diutamakan pada keunggulan suatu sektor di suatu daerah di bandingkan sektor yang sama di daerah lain. Masalahnya kini adalah daerah mana yang akan digunakan sebagai pembanding. Sektor X pada daerah A barangkali kalah bersaing dengan sektor yang sama di daerah B, tetapi bisa saja menang dengan daerah C. Untuk mengatasi hal ini, maka digunakan daerah himpunan sebagai pembanding, misal Kabupaten Waropen dibandingkan dengan Prov. Papua. Penggunaan daerah himpunan sebagai pembanding karena pangsa daerah himpunan menggambarkan kondisi rata-rata seluruh daerah bagian dari seluruh himpunan tersebut. Jika pangsa suatu sektor di daerah lebih besar dari pada pangsa sektor tersebut di daerah himpunan, artinya pangsa sektor itu lebih besar dibandingkan rata-rata pangsa seluruh daerah bagian, dapat disimpulkan bahwa sektor daerah tersebut unggul dibandingkan umumnya daerah bagian yang lain. Rumusan perbandingan antara pangsa suatu sektor pada suatu daerah dengan pangsa sektor tersebut dengan daerah himpunan disebut Location Quotients (LQ).

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

10

Yuwono (1999), dalam penelitiannya tentang penentuan sektor unggulan di Kota Salatiga dalam rangka menghadapi otonomi daerah, menyebutkan bahwa salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk menentukan sektor unggulan adalah dengan analisis Location Quotients (LQ). Namun indikator ini akan lebih baik lagi jika digabungkan dengan analisis Shift-Share (SS), karena analisis ini membantu memahami keuntungan dan kerugian yang dialami suatu daerah akibat adanya posisi dan reposisi sektoral. Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Fauzi (1999) di Jawa Timur. Penelitian tersebut menggunakan metode Location Quotients (LQ) untuk menentukan sektor unggulan dan metode Shift Share untuk menunjukkan sektor yang berkembang di Jawa Timur dibandingkan dengan ekonomi nasional. Hasil analisis dari masing-masing metode tersebut kemudian dilakukan skoring. Sektor dengan sekor tertinggi merupakan sektor yang layak untuk dikembangkan.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

11

2.3 Kerangka Pikir Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Pikir

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

12

BAB III METODOLOGI

3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam publikasi ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan, yaitu dengan menggunakan data publikasi BPS. Data yang digunakan adalah: PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Waropen dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Papua atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 dan atas dasar harga berlaku, dari series tahun 2003 s.d. 2010.

3.2 Metode Analisis 3.2.1 Analisis Shift Share Untuk melihat posisi relatif suatu daerah dalam konteks daerah yang menaunginya (dalam hal ini berarti posisi ekonomi Kabupaten Waropen terhadap pola perekonomian Papua) dapat dengan memanfaatkan analisis sederhana yang dikenal sebagai analisis Shift Share (SS). Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah kabupaten dengan membandingkan terhadap daerah yang lebih besar (provinsi). Dari analisis tersebut dapat diketahui sektor-sektor yang masih memungkinkan untuk dikembangkan. Metode analisis Shift Share diawali dengan perubahan nilai tambah (value added) suatu sektor (i) antara dua periode, yaitu periode tahun dasar 0 dan periode tahun t yang dapat dirumuskan sebagai berikut: atau (1) Dimana:

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

13

i = 1, 2, , 9 (sembilan sektor ekonomi) Persamaan (1) dapat diperluas menjadi:

Persamaan (2) di atas didasarkan pada asumsi dasar bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah kabupaten dipengaruhi oleh tiga komponen utama yaitu: 1. Pertumbuhan ekonomi provinsi 2. Pertumbuhan sektoral (industrial mix component) 3. Pertumbuhan daya saing wilayah (competitive efect component) Komponen pertama (pertumbuhan ekonomi provinsi) menggambarkan perubahan output suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan ekonomi provinsi, perubahan kebijakan ekonomi daerah atau perubahan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh wilayah dan sektor secara seragam. Komponen kedua (pertumbuhan sektoral) muncul karena adanya permintaan output akhir, ketersediaan bahan baku, kebijakan sektoral serta perilaku dan kinerja struktur pasar setiap sektor ekonomi daerah. Komponen ketiga (pertumbuhan daya saing wilayah) terjadi karena peningkatan atau penurunan output atau pendapatan suatu wilayah yang lebih cepat atau lebih lambat dari wilayah lainnya. Ini ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar input dan output, dukungan kelembagaan, infrastruktur sosial dan ekonomi dan kebijakan ekonomi daerah.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

14

Alat ukur analisis Shift Share yang digunakan untuk menganalisis posisi suatu daerah adalah: a. Pangsa Regional (PR), untuk melihat struktur atau posisi relatif suatu daerah dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi menyeluruh di Papua. PR dirumuskan sebagai berikut:

b. Analisis Pergeseran, yang terdiri dari: Industrial mix component/ Proportional Shift (PS), yaitu perubahan secara proporsional, untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan ouput pada suatu sektor kabupaten berbeda dengan pertumbuhan output pada sektor yang sama di tingkat provinsi. PS dirumuskan sebagai berikut:

Dengan analisis PS dapat diketahui besarnya konsentrasi provinsi pada sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi atau lamban pada tingkat nasional. Competitive Effect Component/ Different Shift (DS), yaitu pergeseran yang berbeda antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, untuk mengukur seberapa jauh output pada suatu sektor di suatu kabupaten memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada laju pertumbuhan pada sektor yang sama di kabupaten lain. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan dalam locational advantage position (posisi keuntungan lokasi) suatu wilayah. DS dirumuskan sebagai berikut:

Dengan analisis Different Shift (DS) dapat diteliti apakah pertumbuhan output pada suatu sektor lebih kecil atau lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi provinsi rata-rata untuk sektor yang sama. Dengan kata lain, apakah pergeseran pangsa output
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 15

suatu sektor di suatu provinsi relatif terhadap perubahan pangsa output pada sektor yang sama pada di tingkat provinsi. Keterangan:

i = 1, 2, , 9 (sembilan sektor ekonomi dalam PDRB) Berdasarkan nilai PS dan DS sektor sektor dalam suatu daerah dapat dikelompokkan menjadi empat kategori sebagai berikut: Gambar 2. Kategori Sektor Berdasarkan Nilai PS dan DS

1.

Kategori I (PS positif dan DS positif) adalah sektor dengan pertumbuhan sangat pesat.

2.

Kategori II (PS negatif dan DS positif) adalah sektor yang kecepatan pertumbuhannya terhambat namun daya saingnya kuat.

3.

Kategori III (PS positif dan DS negatif) adalah sektor yang mempunyai pertumbuhan cepat namun daya saingnya lemah.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

16

4.

Kategori IV (PS negatif dan DS negatif) adalah sektor dengan daya saing lemah dan juga peranan terhadap wilayah rendah.

Beberapa pakar merasa perlu memperluas analisis yang memperhitungkan efek komposisi industri dengan menguraikan DS yang ada. Oleh sebab itu, Esteban Marquillas memperkenalkan konsep homothetic employment, yaitu jumlah atau perubahan pendapatan yang diharapkan di sektor i wilayah j, yang diberi notasi . Homothetic employment dapat

juga diartikan sebagai wilayah (Eij) bila struktur wilayah sama dengan struktur provinsi atau Eij yang diharapkan. Rumus yang dipakai untuk memperoleh nilai homothetic employment adalah:

Nilai HE digunakan untuk menguraikan PR yang terdiri dari allocation effect (AE) dan pangsa regional effect (PRE).

Dimana: adalah spesialisasi yang muncul apabila variabel wilayah aktual Eij lebih besar dari variabel yang diharapkan. adalah keunggulan kompetitif yang muncul apabila laju pertumbuhan sektor regional lebih besar dari laju pertumbuhan provinsi. Keterangan: adalah rata-rata tingkat pertumbuhan sektor i (2003 2010) kabupaten Waropen adalah rata-rata tingkat pertumbuhan sektor i (2003 2010) Provinsi Papua adalah rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi (2003 2010) Provinsi Papua
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 17

adalah PDRB Kabupaten Waropen (2003) adalah NTB sektor i Provinsi Papua (2003) adalah PDRB Provinsi Papua (2003) Menurut Olzen dan Herzog (1997) AE mempunyai empat kemungkinan, yaitu: 1. 2. 3. 4. CD) Sektor yang spesialisasi dan kompetitif adalah sektor unggulan daerah dan mampu bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Sektor yang spesialisasi tetapi tidak kompetitif adalah sektor unggulan tetapi produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan tetapi produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan dan tidak mampu bersaing dengan daerah lain. dan dan dan dan = specialized, competitive advantage (S, CA) = specialized, competitive disadvantage (S, CD) = not specialized, competitive advantage (NS, CA) = not specialized, competitive disadvantage (NS,

3.2.2 Analisis Location Quotients (LQ) Location Quotients (LQ) ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas Shift Share, teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat self-suficiency suatu sektor. Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 18

2. Kegiatan ekonomi atau industri yang mengalami pasar di daerah tersebut saja, jenis ini dinamakan industry non basic atau industri lokal. Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang intinya adalah: karena industri basik menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan terhadap industry basic, tetapi juga menaikkan permintaan akan industry non basic atau lokal. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan investasi pada industri yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor industri lokal merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari industry basic. Oleh karena itu, industri basik-lah yang patut dikembangkan di suatu daerah. Untuk keperluan ini dipakai LQ, yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian nasional. Adapun rumus LQ adalah:

Dimana:

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

19

Nilai LQ mulai dari 0, dengan nilai 1 sebagai patokan. Nilai 1 menyatakan bahwa pangsa sektor di daerah bagian sama dengan pangsa sektor di daerah himpunan. Jika nilai LQ lebih kecil dari 1, berarti sektor tersebut bukanlah sektor unggulan bagi daerah, karena masih kalah dengan sektor itu di daerah lain dalam daerah himpunannya. Jika nilai LQ lebih besar dari 1, maka sektor itu merupakan sektor unggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain dalam daerah himpunan.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

20

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1

Sejarah dan Kondisi Geografi Kabupaten Waropen

4.1.1 Sejarah Kabupaten Waropen Menurut istilah atau sebutan Waropen mempunyai hubungan yang erat dengan kata Oropang yang mula-mula dipakai oleh Jacob Weyland (1705), sedangkan kata Waropen menurut penduduk asli (Waropen) artinya orang yang berasal dari pedalaman yaitu dari Gunung Tonater, Wamsopedai, dan Urei Faisei. Mite-mite yang hidup di masyarakat Waropen menuturkan bahwa orang Waropen adalah orang yang bermigran ke pantai akibat adanya air ampuhan (banjir). Banjir tersebut menghanyutkan orang Waropen sampai ke Waropen Ambumi dan Roon di Kabupaten Nabire dan Manokwari di sebelah barat, dan Waropen Ronari di sebelah timur, sedangkan yang terhanyut tidak terlalu jauh adalah tertinggal di pesisir Waropen Kaai. Apabila dikaitkan dengan kondisi permukiman yang sebagian besar berada di sekitar sungai, maka kejadian banjir sangat memungkinkan terjadi secara nyata. Di sisi lain, wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan daerah persentuhan dengan budaya luar dan relatif lebih maju sehingga sangat memungkinkan menarik penduduk di pedalaman untuk turun hanyut ke wilayah pesisir. Apalagi jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa penduduk Waropen sudah bersentuhan dengan Kerajaan Tidore bahkan Belanda sejak lama. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa Waropen sudah dikaji sejak tahun 1947, oleh Dr. G.J. Held yang kemudian membagi wilayah Waropen atas tiga (3) wilayah hukum adat yang merujuk pada perbedaan penggunaan bahasa sehari-hari. Wilayah tersebut adalah wilayah Waropen Ambuni, wilayah Waropen Kaai, dan Wilayah Waropen Ronari.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

21

1.

Masyarakat Hukum Adat Waropen Ambumi yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang masuk ke Wilayah Kabupaten Nabire yang mendiami kampung-kampung Napan, Wenami, Masipawa, Makimi, Moor, Mambor dan Ambumi. Serta kelompok yang masuk wilayah Kabupaten Manokwari dan mendiami kampung-kampung Yendeman, Syabes, War, Kayob, dan Menarbu.

2.

Masyarakat Hukum Adat Waropen Kaai, yaitu masyarakat yang mendiami kampung-kampung Semanui, Wapoga, Desawa, Waren, sedangkan kampungkampung Paradoi, Sanggei, Mambui, Nubuai yang kini tergabung dalam satu pemukiman yang disebut Urey Faisei, Risey Sayati dan Wonti, Bokaro, Koweda. Waropen inilah yang dikatakan sebagai Orang Waropen Asli;

3.

Masyarakat Hukum Adat Waropen Ronari, yaitu masyarakat yang mendiami kampung-kampung Barapasi, Sosora, Sorabi, Kerema, dan Tamakuri, Teba, Janke, Baitanisa, yaitu yang mendiami daerah pedalaman Waropen sebelah Timur sampai ke pegunungan Van Rees.

Dalam perkembangan wilayah administrasi Kabupaten Waropen, beberapa pemekaran yang terjadi serta ciri-ciri kultural yang dimiliki oleh penduduk di wilayah Kabupaten Waropen saat ini terlihat bahwa yang saat ini berada di wilayah Kabupaten Waropen adalah Masyarakat Hukum Adat Waropen Kaai. Dalam prakteknya masyarakat hukum adat tersebut terbagi lagi ke dalam kampung-kampung dan marga/keret/fam dengan sejarahnya masingmasing. Aturan dan mitos yang diceritakan secara turun temurun akhirnya sangat membantu dalam upaya pemerintah melakukan pemukiman kembali (pendaratan) penduduk dari kampung sekitar Nubuai (Kampung Lama) yang mengalami musibah banjir dan penyakit kolera. Usaha pendaratan kampung yang dirintis sejak tahun 1969 tersebut terwujud pada
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 22

tahun 1970. Kampung Nubuai, Sanggei, Mambui, Paradoi dan Woinui diresmikan oleh Bupati Yapen Waropen, menjadi kampung Urei Faisei yang merupakan kampung besar, terdiri atas sekitar 50-75 rumah menetap.

4.1.2 Kondisi Geografi Kabupaten Waropen Kabupaten Waropen berada pada 136 23 00 Bujur Timur dan 02 14 40 Lintang Selatan. Kabupaten Waropen diapit oleh lima kabupaten, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Yapen, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya dan Paniai, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Nabire dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Raya. Kabupaten Waropen terletak pada wilayah pesisir pantai, dengan ketinggian antara 110 1350 meter diatas permukaan laut, Kabupaten Waropen beriklim pantai dengan suhu berkisar antara 23o 33oC dan rata rata kelembaban udara 83 persen. Secara fisiografi Kabupaten Waropen merupakan bagian morfologi lahan atau bentang alam suatu daerah yang membentang mulai Kabupaten Nabire sampai Jayapura yang dikenal sebagai Cekungan Utara Papua (Papua Northem Basin). Cekungan Utara Papua tersusun dari Endapan Kerak Samiudra (Oceanic Crust Sediment) yang telah terangkat menjadi perbukitan dan penggunungan. Di sepanjang pantainya telah terendapkan endapan alluvium yang membentuk pedataran pantai. Bagian selatan Kabupaten Waropen, merupakan batasan selatan dari Cekungan Utara papua, di bagian ini terdapat pedataran plateau yang berasal dari graben (bagian patahan yang turun) terisi oleh endapan aluvium. Berdasarkan morfologi lahan atau bentang alamnya Kabupaten Waropen dapat dipisahkan menjadi 4 (empat) satuan bentang alam, yaitu: pedaratan pantai, perbukitan, pegunungan dan pedataran plateau.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

23

1. Pedataran Pantai Terdapat membentang dengan arah barat-timur dari Distrik Wapoga sampai Distrik Masirei, dari pantai sampai kaki perbukitan. Pedataran pantai memiliki ketinggian antara 0 100 m dan kemiringan lereng 0 8 persen, yang terdiri dari pedataran limpah banjir (flood plain), rawa belakng (back swamp), rawa bakau dan gisik pantai (coastal beach). Luas pedataran pantai mencakup sekitar 1/3 luas Kabupaten Waropen. Distrik Waropen Bawah dan distrik Urei fasei merupakan distrik yang seluruh wilayah merupakan pedataran pantai, sedangkan Distrik Resei Sayati merupakan distrik yang sekitarnya 85 persen wilayah berupa pedataran.

2. Daerah Perbukitan Terdapat membentang dengan arah barat timur di sepanjang hinterland pedataran pantai mulai dari Distrik Wapoga sampai Masirei, serta di sepanjang batas graben di bagian selatan Kabupaten Waropen, dan di sepanjang jalur sesar naik yang terdapat di bagian tengah Kabupaten Waropen. Daerah perbukitan memiliki ketinggian antara 100 400 m dan kemiringan lereng umumnya berkisar antara 8 30 persen. Lebih dari luas wilayah Distrik Kirihi merupakan daerah perbukitan.

3. Daerah Pegunungan Terdapat dibagian timur dan bagian tenggara Kabupaten Waropen, dengan ketinggian lebih dari 400 m dan kemiringan lereng dari 15 sampai lebih dari 45 persen. Lebih dari luas wilayah Distrik Masirei dan Walani merupakan daerah pegunungan.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

24

4. Pedataran Plateau Terdapat setempat di Distrik Kirihi, daerahnya merupakan graben yang tertutupi endapan alluvium. Pedataran platau mempunyai ketinggian sekitar 350 m dan kemiringan lereng sekitar 0 - 8 persen. Di Pedataran plateau terdapat beberapa bukit terpisah (isolated hills) yang terutama tersusun dari batuan beku. 4.2 Gambaran Perekonomian Kabupaten Waropen

4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan realisasi hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada suatu daerah dalam suatu periode. Gambaran kinerja ekonomi dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Gambar 3. Perkembangan PDB Riil Kabupaten Waropen Periode 2000 2010.
160000 140000 120000 Dalam Juta Rp. 100000 80000 60000 40000 20000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Periode 2006 2007 2008 2009 r) 2010 *)

Sumber: BPS Kab. Waropen

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

25

Gambar no.3, merupakan perkembangan PDRB Riil Kabupaten Waropen dari kurun waktu sebelum pemekaran (2000 2002) hingga sesudah pemekaran (2003 2010) menunjukkan peningkatan yang terus menerus sepanjang tahun, yang berarti kegiatan perekonomian riil yang terjadi di Kabupaten Waropen dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan. Hal ini seiring semakin meningkatnya nilai tambah yang dihasilkan semua sektor selama kurun waktu 2000 2010, terlebih sektor pertanian yang menghasilkan nilai tambah tebesar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Gambar 4. Perkembangan Nilai Tambah Riil Sektor Usaha Di Kab. Waropen
50000

45000

40000

PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH

35000

30000 Dalam Juta Rp

25000 BANGUNAN 20000 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA 5000

15000

10000

0 2009 r) 2010 *) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

26

Tabel 1. Pertumbuhan Sektor Usaha Kabupaten Waropen 2003 2010.


SEKTOR EKONOMI PERTANI AN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PDRB 2003 2.80 6.99 3.97 18.37 13.40 10.16 13.96 5.03 16.16 7.68 2004 3.39 2.48 5.69 8.95 -7.46 11.95 9.91 6.97 12.01 5.07 2005 3.32 9.72 8.56 7.11 16.21 12.37 11.17 16.65 12.68 8.04 2006 4.14 15.33 9.34 13.00 54.12 13.26 11.39 25.10 12.50 12.74 2007 3.43 16.51 10.41 11.39 39.53 16.48 14.84 27.24 10.52 12.23 2008 3.28 4.54 5.34 1.96 11.64 10.34 6.55 6.33 15.38 8.43 2009 r) 5.02 6.92 6.23 2.81 14.66 8.31 10.36 7.90 23.93 12.19 2010 *) 3.72 7.22 6.10 1.16 11.34 8.69 8.24 9.50 34.35 14.60

Sumber: BPS Kabupaten Waropen

Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003 terjadi pada sektor listrik dan air bersih sebesar 18.37 persen, sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sektor industry pengolahan sebesar 3.97 persen. Yang menarik selama 2001 2003 sektor pertanian mengalami perlambatan pertumbuhan sedangkan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami kemajuan pertumbuhan walaupun secara perlahan. Lalu pada tahun 2004, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa sebesar 12.01 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi sektor bangunan sebesar -7.46 persen, hal tersebut terjadi karena lesunya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Waropen. Pada tahun 2005, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 16.65 persen, sektor bangunan mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif tetapi pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan positif sebesar 16.21 persen, hal ini menandakan bahwa pembangunan infrastruktur maupun perumahan kembali berjalan lagi. Pertumbuhan terendah dialami sektor pertanian sebesar 3.32 persen. Pada tahun 2006, semua sektor mengalami kenaikan pertumbuhan yang positif dibanding tahun sebelumnya, terlebih sektor yang mengalami kenaikan paling tajam adalah
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 27

sektor bangunan mengalami kenaikan sebesar 37.91 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 54.12 persen. Hal ini menandakan terjadi pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan Kabupaten Waropen. Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007, masih dipegang sektor bangunan, yaitu sebesar 39.53 persen meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor pertanian mengalami pertumbuhan paling rendah dibandingkan sektor lainnya walaupun tahun sebelumnya sempat mengalami kenaikan. Pada tahun 2008, semua sektor usaha mengalami kontraksi pertumbuhan, dimana laju pertumbuhan semua sektor menurun, terutama sektor bangunan yang mengalami penurun paling drastis dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut memicu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Waropen menurun 6.75 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar 12.23 persen. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi yang tercipta sebesar adalah 12.19 persen. Pertumbuhan tertinggi disumbang oleh sektor jasa-jasa dan bangunan. Sementara sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 5.02 persen meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Waropen pada tahun 2010 adalah 14.6 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2009. Sektor Jasa-jasa menyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan pada tahun 2010 adalah sektor Jasa-jasa, Keuangan, Pertambangan & Penggalian, dan Perdagangan. Sedangkan sektor-sektor lainnya mengalami penurunan tingkat pertumbuhan.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

28

Gambar 5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Waropen 2001 - 2010


16 14 12 10 Persen 8 6 4 2 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 r) 2010 *)

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa dari kurun waktu 2001 2004 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Waropen mengalami kontraksi atau penurunan tetapi pada dua tahun berikutnya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan, yang disebabkan oleh pertumbuhan sektor bangunan yang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Lalu pada tahun 2007, pertumbuhan mengalami sedikit penurunan tetapi pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Waropen mengalami penurunan yang sangat drastic, hal ini disebabkan karena semua sektor usaha mengalami penurunan pertumbuhan. Kemudian tahun 2009 dan 2010 perekonomian Waropen mengalami peningkatan dimana yang menjadi motor penggerak utamanya adalah sektor Jasa-jasa (terutama subsektor Jasa Pemerintahan).

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

29

4.2.2 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari seberapa besar suatu sektor mempunyai andil dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku. Gambar 6. Perkembangan Struktur Ekonomi Kabupaten Waropen
60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00 2000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 r) 2010 *)

PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA

Sumber: BPS Waropen

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

30

Tabel 2. Struktur Ekonomi Kab.Waropen Periode 2000 - 2010


SEKTOR EKONOMI PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA CATATAN :
*) r)

2000 58.34 1.69 0.80 0.25 9.66 6.37 3.68 1.45 17.75

2001 55.55 1.63 0.77 0.27 9.86 6.54 4.01 1.40 19.97

2002 54.08 1.53 0.71 0.31 10.33 6.41 4.00 1.29 21.33

2003 52.13 1.41 0.65 0.32 10.63 6.61 4.22 1.25 22.77

2004 52.87 1.32 0.66 0.35 9.30 6.84 4.47 1.24 22.97

2005 51.39 1.33 0.64 0.33 10.32 7.00 4.75 1.29 22.94

2006 46.99 1.42 0.62 0.32 15.50 6.70 4.83 1.44 22.18

2007 42.71 1.55 0.63 0.31 20.33 6.98 5.05 1.67 20.76

2008 39.87 1.39 0.58 0.28 22.39 6.58 4.72 1.52 22.68

2009 r) 36.09 1.26 0.52 0.23 25.11 5.97 4.37 1.37 25.09

2010 *) 31.43 1.11 0.45 0.19 26.32 5.30 3.91 1.23 30.05

Angka Yang Diperbaiki

Angka Sementara

Sumber: BPS Kab.Waropen Berdasarkan gambar no. 6, terlihat perkembangan struktur ekonomi Kabupaten Waropen selama periode penelitian masih didominasi oleh sektor pertanian, dimana selama kurun waktu 2000 2005, peranan sektor pertanian diatas 50 persen sedangkan pada tahun-tahun berikutnya menurun walau masih mendominasi. Sektor penyumbang terbesar kedua terhadap perekonomian Kabupaten Waropen adalah sektor jasa jasa, dimana selama kurun waktu 2000 2004 selalu mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan jumlah pegawai pemerintahan sehingga berbanding lurus dengan jasa pemerintahan yang dihasilkan. Sementara itu, dari tahun 2005 2008, sektor jasa jasa mengalami penurunan yang tidak signifikan. Kemudian tahun 2009 2010 mengalami peningkatan bahkan pada tahun 2010 peranan sektor jasa-jasa hampir menyamai peranan sektor pertanian. Sektor bangunan adalah penyumbang terbesar ketiga dalam struktur perekonomian Waropen, sektor ini mempunyai kecenderungan untuk meningkat karena Kabupaten Waropen masih dalam proses pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Sektor yang mempunyai andil terendah dalam struktur perekonomian Waropen adalah sektor listrik dan air bersih, hal ini dikarenakan masih kurangya investasi pada sektor ini sehingga memberikan output yang masih terbatas pula.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010 31

4.3 Pergeseran dan Peranan Sektor Ekonomi Daerah 4.3.1 Efek Pertumbuhan Provinsi Tabel 3. Efek Pertumbuhan Provinsi Kepada Perekonomian Waropen 2003-2010 No.
(1)

SEKTOR EKONOMI
(2)

2003 - 2010
(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Total

2692.81 78.88 36.17 15.59 541.46 339.65 209.74 64.64 1144.40 5123.34

Sumber: BPS, diolah. Berdasarkan table 3, diperoleh bahwa besarnya pengaruh tingkat pertumbuhan provinsi Papua terhadap PDRB riil Waropen adalah sebesar Rp. 5,123.34 juta. Jika dilihat keadaan per sektornya, ternyata efek terbesar terjadi kepada Sektor pertanian waropen sebesar Rp. 2,692.81 juta

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

32

4.3.2 Efek Bauran Industri/ Proportional Shift (PS) Tabel 4. Efek Bauran Industri (Industrial Mix/Proportional Shift) Pada Perekonomian Waropen No.
(1)

SEKTOR EKONOMI
(2)

Proportional Shift 2003 - 2010


(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Total

7273.14 -409.56 117.14 98.47 10094.59 3770.58 4038.67 2605.77 17054.44 44643.23

Secara umum, hasil penghitungan Industrial Mix menunjukkan nilai positif, yaitu sebesar Rp.44,643.44 juta. Artinya, distribusi industri atau sektoral di tingkat provinsi menyebabkan bertambahnya nilai PDRB riil Waropen sebesar Rp.44,643.44 juta. Walaupun secara total peranan distribusi industry di tingkat provinsi terhadap pertumbuhan sektoral Waropen adalah positif, namun sektor pertambangan dan penggalian pengaruhnya negatif. Hal ini berarti bahwa sektor tersebut belum banyak dikembangkan lebih maju lagi.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

33

4.3.3 Differential Shift (DS) Tabel 5. Differential Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Waropen No.
(1)

SEKTOR EKONOMI
(2)

Differential Shift 2003 - 2010


(3)

1 PERTANIAN 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH 5 BANGUNAN 6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9 JASA-JASA Total

448.90 1170.55 152.99 0.13 5689.16 1046.03 -1523.37 -1400.80 12077.88 17661.47

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa secara umum perekonomian Waropen mempunyai daya saing yang lebih tinggi daripada perekonomian Provinsi Papua. Hal ini bisa dilihat dari nilai Differential Shift dari PDRB (DS) yang positif. Jika ditinjau keadaan persektor, ternyata hanya sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, dan Jasa-jasa yang mempunyai daya saing yang lebih rendah atau lemah dibandingkan sektor yang sama pada tingkat provinsi. Hal ini terlihat dari nilai DS yang negative dan mendekati nol. Sementara itu, enam Sektor lainnya mempunyai nilai DS yang positif. Artinya, mempunyai daya saing yang lebih tinggi atau sama dibandingkan sektor-sektor yang sama pada tingkat provinsi.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

34

Tabel 6. Kombinasi PS dan DS Pada Sektor Usaha Pada Perekonomian Waropen No.
(1)

SEKTOR EKONOMI
(2)

Proportional Shift 2003 - 2010


(3)

Differential Shift 2003 - 2010


(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA

+ + + + + + + +

+ + + +(0) + + _ +

Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan adalah sektor-sektor yang pertumbuhannya pesat. Sedangkan Sektor lainya seperti Sektor Pertambangan dan Penggalian adalah Sektor yang pertumbuhannya terhambat namun daya saing kuat, Sektor Pengangkutan dan Jasa-jasa adalah Sektor yang pertumbuhannya cepat tapi daya saingnya lemah.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

35

4.4 Klasifikasi Sektor Menurut Kriteria Pertumbuhan Tabel 7. Kemungkinan Allocation Effect Menurut Olzen dan Herzog Studi Kasus Perekonomian Waropen
No Sektor Ekonomi 1 PERTANIAN 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 4 LISTRIK DAN AIR BERSIH 5 BANGUNAN 6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9 JASA-JASA Eij-E"ij 24779.85 -47370.61 -1637.11 69.92 7908.22 1054.82 -1574.02 -714.17 17483.09 rij-rin -0.14 9.43 2.62 1.20 5.94 1.77 -4.14 -8.03 6.12 Kategori1 S,CD NS,CA NS,CA S,CA S,CA S,CA NS,CD NS,CD S,CA

Berdasarkan tabel no.7, ternyata di Waropen hanya ada empat sektor ekonomi yang berkategori S,CA yaitu: Sektor Listrik dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Jasa-jasa, artinya keempat Sektor tersebut memiliki spesialisasi dan keuntungan kompetitif sehingga bisa dikatakan dari kriteria Olzen dan Herzog ini adalaah sektor unggulan. Dan menurut kriteia Olzen dan Herzog ternyata ada dua Sektor yang lemah pada perekonomian Waropen, yakni Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

S = Specialized, CA = Competitve Advantage, NS = Not Specialized, dan CD = Competitive Disadvantage

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

36

4.5 Analisis LQ Tabel 8. LQ Setiap Sektor Ekonomi Waropen 2003 - 2010


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Catatan: *) angka sementara, r) angka revisi SEKTOR EKONOMI 2003 3.76 0.02 0.35 1.93 2.78 1.60 1.25 1.39 4.06 2004 2.88 0.03 0.27 1.44 1.74 1.22 0.89 0.94 3.24 2005 3.59 0.02 0.35 1.81 2.38 1.60 1.10 1.28 4.52 2006 2.61 0.03 0.26 1.38 2.40 1.21 0.79 0.94 3.44 2007 2.48 0.03 0.27 1.35 2.69 1.20 0.73 0.76 3.22 2008 2.22 0.03 0.26 1.20 2.28 1.08 0.62 0.63 2.84 2009 r) 2.46 0.03 0.28 1.28 2.43 1.15 0.65 0.51 3.15 2010 *) 2.04 0.03 0.23 1.04 1.97 0.96 0.53 0.45 2.98

Berdasarkan table LQ di atas, pada tahun 2010 hanya tiga Sektor saja yang memiliki nilai LQ yang cukup signifikan, yakni Sektor Pertanian, Sektor Bangunan, dan Sektor Jasajasa. Artinya, dari sudut pandang LQ ketiga Sektor tersebut memiliki keunggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain dalam Provinsi Papua. Keadaan keunggulan Sektor ekonomi tahun 2010 tidak jauh berbeda dengan keadaan dua tahun sebelumnya.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

37

4.6 Analisis Keseluruhan Kriteria

Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi Sektor unggul di Kabupaten Waropen yang telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya, teridentifikasi adanya tiga Sektor unggulan yang layak untuk dikembangkan, yaitu Sektor Pertanian, Sektor Bangunan2, dan Sektor Jasa jasa3. Tetapi Sektor yang paling unggul sesuai dengan keadaan wilayah

geografi Waropen yang merupakan wilayah pesisir dan masih banyak hutan-hutan yang belum termanfaatkan dengan baik, maka penulis merekomendasikan bahwa Sektor unggulan yang tepat untuk dikembangkan bagi Waropen adalah Sektor Pertanian.

Kenapa Sektor Bangunan menjadi Sektor unggulan di Waropen sebagai jawaban yang terbaik adalah karena berbagai infrastruktur baik jalan, jembatan, dan pelabuhan sedang dalam proses pembangunan saat ini sehingga memberikan efek terhadap perekonomian Waropen. 3 Kenapa Sektor Jasa-jasa menjadi Sektor unggulan di Waropen adalah karena sebenarnya yang terjadi persentase nilai tambah terbesar pada Sektor Jasa-jasa disumbang oleh subSektor Jasa Pemerintahan.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan dan analisis yang telah dibahas dapai diambil konklusi sebagai berikut: 1. Perkembangan struktur ekonomi Waropen masih didominasi oleh sektor pertanian tetapi peranannya dari tahun ke tahun mengalami pernurunan sedangkan penyumbang terbesar kedua dalam perekonomian Waropen adalah sektor jasa - jasa dan penyumbang terbesar ketiga adalah sektor bangunan, kedua sektor tersebut mempunyai kecenderungan peranannya selalu meningkat. Hal tersebut dikarenakan karena Waropen sedang mengalami proses pembangunan dimana kedua sektor tersebut mempunyai peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi Waropen.
2. Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi Sektor unggul di Kabupaten

Waropen

teridentifikasi

adanya

tiga

Sektor

unggulan

yang

layak

untuk

dikembangkan, yaitu Sektor Pertanian, Sektor Bangunan, dan Sektor Jasa jasa. Tetapi Sektor Pertanianlah yang unggul dan sesuai keadaan wilayah geografi Waropen. 5.2 Saran Dari kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen harus memberikan stimulus dan lebih menekankan pembangunan pada Sektor Pertanian.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

39

2. Tulisan ini mencoba menyajikan kriteria sektor unggulan Kabupaten Waropen, dimana sajian lebih condong ke penentuan sektor unggulan dan potensial. Namun demikian jika ada data yang lebih rinci sehingga dapat dianalisis lebih khusus, akan lebih baik unggulan daerah ditentukan secara spesifik.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

40

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia. Jakarta, berbagai edisi. Badan Pusat Statistik Provinsi DIY. Daerah Dalam Angka Provinsi DIY. Yogyakarta, berbagai edisi. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. Analisa Kesenjangan Ekonomi Sulawesi Selatan 1993 1999. Sulawesi Selatan. Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga. Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Fauzi, Muhammad Musyaffak. 1999. Perubahan Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor Unggulan di Provinsi Jawa Timur periode 1987-1997 [Tesis]. Yogyakarta. Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. (tidak dipublikasikan). Richardson, Harry. 1991. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Todaro, Michael. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku I. Jakarta: Akademi Pressindo. Todaro, Michael. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku II. Jakarta: Akademi Pressindo. Urai, Nursinah Amal. 2000. Pergeseran Struktur Ekonomi Regional Analisa Shift Share Yuwono, Prapto. 1999. Penentuan Sektor Unggulan Daerah Menghadapi Implementasi UU 22/1999 dan UU 25/1999. Kritis Vol. XII No.2 Kuntoro, Mohamad Ardi. 2003. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor Unggulan di Provinsi DI Yogyakarta [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2010

41

Anda mungkin juga menyukai