Anda di halaman 1dari 14

Dioda dan Aplikasinya

Dioda adalah suatu divais yang terbuat dari sambungan PN di mana akan mengahantarkan arus ketika terbias-maju yang melebihi potensial barrier. Dioda mencegah aliran arus ketika terbias-balik yang lebih kecil dari tegangan-tembus (breakdown).
Anoda (A) Katoda (K)

Gambar: simbol dioda

Penyearah Gelombang-Paruh
Karena kemampuannya menghantarkan arus dalam satu arah dan memblok arus pada arah yang lain, maka dioda digunakan dalam rangkaian yang disebut penyearah yang mengonversi tegangan ac ke dc. Penyearah terdapat pada seluruh penyuplai daya dc.

Penyuplai Daya DC Dasar


Alat ini mengonversi tegangan distribusi standar (mis: 110 V, 60Hz) AC ke tegangan DC konstan yang diperlukan. Ia merupakan rangkaian elektronika yang paling banyak ditemui dalam keseharian kita. Tegangan DC yang dihasilkan oleh penyuplai daya digunakan oleh alat-ala seperti: pesawat penerima TV, Radio, pemutar CD, dsb.

1 dr 14

0 Penyearah

VDC 0 Filter 0 Regulator

VDC 0 Beban

Diagram balok untuk penyuplai daya diperlihatkan pada Gambar 9. Penyearah dapat berupa penyearah setengahgelombang atau gelombang-penuh. Penyearah mengonversi tegangan masukan ac ke pulsa tegangan dc. Filter, mengurangi fluktuasi dalam tegangan dc tersearahkan sehingga tegangan relatif lebih halus. Regulator menjaga tegangan dc luaran agar konstan terhadap perubahan masukan atau lauaran. Tipe penyearah yang paling sederhana adalah penyerah gelombang-paruh.

N
RL

Vin

(a) rangkaian penyearah gelombang-paruh

2 dr 14

A Vin 0

P
t0 t1 t2 Vin

N
RL

Vout 0 t0 t1

+ _
(b) operasi pada siklus positif A K

Vin 0

P
t0 t1 t2 Vin

N
RL

_ +

I=0

Vout 0 t0 t1 t2

(c) operasi pada siklus negatif Vout 0 t0 t1 t2 t3 t4 t5

(d) tegangan luaran gelombang-paruh untuk tiga siklus Gambar 10. (a) (d), penyearah gelombang-paruh

Nilai Rerata Tegangan Luaran Gelombang-Paruh


Nilai ini adalah nilai yang akan terbaca oleh voltmeter dc. Nilai tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut:
V AVG = VP (out )

...(3)

dengan VP (out ) adalah nilai puncak dari tegangan luaran gelombangparuh. Gambar 11 memperlihatkan tegangan gelombang-paruh dengan nilai reratanya diindikasikan oleh garis putus-putus.

3 dr 14

VP(out) Vavg 0

t0

t1 T

t2

t3

t4

t5

Gambar 11. Nilai gelombang-paruh rerata dari sinyal tersearahkan

Contoh: Berapa nilai rerata (dc) dari bentuk gelombang luaran tersearahkan, seperti Gambar berikut?
100 V 0 t0 t1 T Gambar Soal t2 t3 t4 t5

Jawab:
V AVG = VP ( out )

100

= 31,8V

Pengaruh Potensial Barrier pada Tegangan Luaran Penyearah Gelombang-Paruh


Pada pembicaraan sebelumnya, dioda telah dianggap ideal. Saat potensial barrier dioda diperhatikan, maka selama siklus-paruh positif, tegangan masukan harus melawan potensial barrier sebelum dioda terbias-maju. Untuk dioda silikon, ini akan menyebabkan tegangan luaran gelombang-paruh mempunyai nilai puncak yag lebih kecil 0,7 V daripada nilai puncak tegangan masukan. Hal tersebut bisa dilihat pada Gambar 12. Persamaan untuk nilai puncak tegangan luaran adalah
4 dr 14

VP ( out ) = V p (in ) 0,7 V ...(4)

A VP(in) 0 t0 t1 t2 Vin

P + _

N
RL

VP(out) = VP(in) 0,7 V + Vout 0 t0 t1 _

Gambar, pengaruh potensial-barrier pada tegangan luaran Tersearahkan gelombang-paruh (dioda silicon)

Saat bekerja dalam rangkaian dioda, sering menjadi praktis bila mengabaikan pengaruh potensial barrier ketika nilai tegangan (masukan) jauh lebih besar (minimal 10X) daripada tegangan-barrier. Sepanjang pembicaraan, dioda yang digunakan adalah silikon dan tegangan-barrier akan dianggap berpengaruh, kecuali ditetapkan lain. Contoh: Tentukan puncak tegangan luaran dari penyearah silikon seperti Gambar.
5V Vin 0 -5V RL Vout

Gambar Soal

Jawab:
5 dr 14

V P ( out ) = V p (in ) 0,7 = 5V 0,7V = 4,3V

Penyearah Gelombang-Penuh
Meskipun penyearah gelombang-paruh mempunyai banyak aplikasi, penyerah gelombang-penuh adalah yang paling sering digunakan dalam penyulai daya dc. Perbedaan antara penyearah gelombang-penuh dengan penyearah gelombang-paruh adalah bahwa penyearah gelombang-penuh, mengalirkan arus dc ke beban selama satu siklus gelombang masukan sementara penyerah gelombang-paruh hanya mengalirkan pada setengah siklus gelombang masukan. Hasil dari penyearahan gelombang-penuh adalah suatu tegangan lauarn dc yang berpulsa untuk setiap setengah siklus gelombang masukan, sebaga terlihat pada Gambar 12.

Vin

Penyearah Gelombangpenuh

Vout

Gambar 12. Penyearahan gelombang-penuh

Nilai rerata untuk tegangan luaran tersearahkan gelombang-penuh adalah dua kali pada gelombang-paruh, sebagai berikut:

6 dr 14

V AVG =

2VP ( out )

..(4)

7 dr 14

Contoh: Cari nilai rerata dari tegangan luaran berikut.


15 V Vout 0 Gambar Soal.

Jawab:
V AVG =
2VP ( out )

2(15V )

= 9,55V

Penyearah Gelombang-Penuh Tertap Tengah


Penyearah gelombang-penuh tertap pusat (center tapped, CT) menggunakan dua dioda yang terhubung ke sekunder trafo, seperti Gambar 13. Sinyal masukan tergandenga melalui trafo ke sekunder. Setengah dari tegangan sekunder timbul antara pusat tap dengan setiap ujung sekunder. Nilai rerata untuk tegangan luaran gelombang-penuh tersearahkan adalah dua kali tegangan luaran gelombang-paruh tersearahkan, sbb:

V AVG =

2V p ( out )

...(5)

Penyearah gelombang-penuh tertap-tengah


Penyearah ini menggunakan dua buah dioda yang terhubung ke sekunder dari trafo tertap- tengah, sebagaimana diperlihatkan oleh Gambar 13. Sinyal masukan tergadeng dengan sekunder melalui trafo. Setengah dari tegangan sekunder tampak antara tap dengan setiap ujung belitan sekunder.
8 dr 14

Untuk setengah siklus positif tegangan masukan, polaritas tegangan sekunder terlihat seperti Gambar 13.a. Jalur arus melalui D1 dan beban. Sementara untuk setengah siklus negatif dari tegangan masukan, polaritas tegangan pada sekunder terlihat seperti Gambar 13.b. Jalur melalui D2 dan beban. Karena arus pada kedua siklus (positif dan negatif) dari tegangan masukan, menghasilkan polaritas (arah) arus yang sama pada beban, maka tegangan luaran pada beban adalah tegangan dc tersearahkan gelombang-penuh.
D1

Vsec

+ V sec 2
Vsec _ 2

+
D2 RL

Gambar 13. Penyearah gelombang-penuh tertap tengah

F Vin 0

D1

t0

t1

t2

+ _
D2 RL

Vout 0 t0

t1

Gambar 13.a. Selama setengah siklus positif, D1 adalah terbias-maju serta D2 terbias-balik.

9 dr 14

F Vin 0

D1

t0

t1

t2

+ +
D2 RL

Vout 0 t0

t1

Gambar 13.b. Selama setengah siklus positif, D1 adalah terbias-balik serta D2 terbias-maju.

Pengaruh Rasio Belitan pada Tegangan Luaran Gelombang-Penuh.


Jika rasio belitan trafo adalah satu, nilai puncak dari tegangan luaran tersearahkan sama dengan setengah nilai puncak dari tegangan primer kurang potensial barrier. Nilai ini terjadi karena setengah dari tegangan primer terlihat pada setiap setengah belitan sekunder. Dalam rangka memperoleh suatu tegangan luaran yang sama dengan masukan (kurang potensial barrier), suatu trafo penaik-tegangan dengan rasio belitan 1 banding 2 (1:2) harus digunakan. Dalam kasus ini, tegangan sekunder total adalah dua kali tegangan primer, sehingga tegangan pada setiap setengah belitan sekunder adalah sama dengan masukan.

Tegangan Invers Puncak


Setiap dioda dalam penyearah gelombang-penuh terbias-maju dan balik secara bolak-balik. Bias-balik maksimum yang setiap dioda harus tahan adalah nilai puncak dari tegangan sekunder total (VP(sec)), sebagai Gambar berikut.

10 dr 14

+
+ _ + _

VP (sec) 2
D1

VP (sec) 2

0,7V

Vpri

+
D2 RL

V P ( out ) = +

VP (sec) 2

0,7V

VP (sec) 2

V P (sec) 2

0,7V

Gambar 14. PIV pada dioda adalah dua kali nilai puncak tegangan luaran plus tegangan-barrier

Ketika tegangan sekunder total (VP(sec)) berpolaritas sebagai terlihat, terbias-maju dan anoda dari . anoda dari D1 adalah Karena D1 adalah terbias-maju, katodanya bertegangan 0,7 V lebih rendah dari pada anodanya ( - 0,7 V); ini juga merupakan tegangan pada katoda dari D2. Bias-balik total pada D2 adalah
VP (sec) VP (sec) VD 2 = 2 0,7V 2 VP (sec) V P (sec) VD 2 = 0,7V + 2 2 VP (sec) VP (sec) VD 2 = + 0,7V 2 2 V D 2 = VP (sec) 0,7V
+VP (sec) 2
+VP (sec) 2

VP (sec) D2 2

Karena VP (out )

VP (sec)
2

0,7V , maka

2VP ( out ) = VP (sec) (2 0,7V ) V P (sec) = 2VP ( out ) + 1,4V

Sehingga PIV adalah bias-balik total pada D2 dalam bentuk tegangan sekunder puncak yaitu

11 dr 14

PIV = VP (sec) 0,7V

Karena itu, dengan menggabungkan dua persamaan terakhir, PIV pada dioda dalam penyearah gelombang-penuh tertap-tengah adalah
PIV = (2VP ( out ) + 1,4V ) 0,7V PIV = 2VP ( out ) + 0,7V

12 dr 14

F Vin 0

D3

D1

t0

t1

t2

D2

+
D4 RL

Vout 0 t0

t1

Gambar 14.a. Selama setengah siklus positif, D1 dan D2 terbias-maju, shg mengalir arus. D3 dan D4 terbias-balik.

F Vin 0

D3

D1

t0

t1

t2

D2 D4

+
RL

Vout 0 t0

t1

Gambar 14.b. Selama setengah siklus positif, D3 dan D4 terbias-maju, shg mengalir arus. D1 dan D2 terbias-balik.

Contoh:
F 25V Vin 0 t0 -25V t1 t2

1:2

D1

_
Vout

+ D2 RL 10k

Gambar Soal

(a) Gambarkan bentuk gelombang tegangan pada belitan sekunder dan pada beban.

13 dr 14

(b) Berapa PIV minimum yang dioda harus miliki. Jawab (a)
25 V Vsec / 2 0 Di belitan sekunder 24,3 V Vout 0

Di beban

(c) PIV minimum untuk setiap dioda adalah


N 2 V P (sec) = sec VP ( in ) = 25 = 50V N 1 pri VP (sec) V P ( out ) = 0,7V = 24,3V 2 PIV = 2VP ( out ) + 0,7V = 2(24,3V ) + 0,7V = 49,3V

14 dr 14

Anda mungkin juga menyukai