Anda di halaman 1dari 9

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/147_05PenyakitJantungKoroner.pdf/147_05PenyakitJantungK oroner.

html

PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU Gejala umum yang perlu diperhatikan : Nyeri dada Sesak nafas Mengi Batuk Sputum mengandung darah (hemoptisis) 1. INSPEKSI 1. Bentuk dada

Normal : diameter Anterior Posterior transversal = 1:2 Pigeont Chest / dada burung : sternum menonjol kedepan, diameter Anterior Posterior > transversal Barrel Chest / dada tong : Anterior Posterior : transversal = 1:1 Funnel Chest : anterior Posterior mengecil, sternum menonjol ke dalam

1. Ekspansi : simestris / tidak 2. Sifat pernafasan : pernafasan dada dan perut 3. Frekuensi pernafasan : 16 18 x/menit 18 20 x/menit >20x/menit : tachypnea <16x/menit : bradipnea Apnea : tidak terdapatnya pernapasan (mungkin secara periodik) 1. Ritme pernafasan

Eupnea : irama normal Kusmaul : cepat dan dalam Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normal BiotS : Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman sama (kerusakan saraf) Cheyne stoke : bertahap dangkal lebih cepat dan dalam lambat apnea (kerusakan saraf)

1. Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan nafas 2. Orthopnea : sesak pada waktu posisi berbaring 3. Suara batuk : produktif / tidak

4. PALPASI 1. Nyeri dada tekan :kemungkinan fraktur iga 2. Kesimetrisan ekspansi dada

Caranya :

letakkan kedua telapak tangan secara datar

Bisa pada anterior, sisi dan posterior Anjurkan tarik nafas

Amati : normal bila gerakan tangan simetris

1. Taktil fremitus

Caranya :

-letakkan tangan sama dengan cara pemeriksaan ekspansi dada

-anjurkan pasien menyebut tujuh-tujuh / enem-enam -rasakan getaran

Kurang bergetar : pleura effusion, pneumothoraks

-lakukan pada seluruh permukaan dada (atas,bawah,kiri,kanan, depan,belakang) 1. PERKUSI

Suara perkusi
o o o o o

Paru normal : sonor/resonan Pneumothoraks : hipersonor Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar Daerah yang berongga : tympani Batas organ

Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan- tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung) Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati) Dinding posterior :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas paru paru

-Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah 1. AUSKULTASI

Suara / bunyi nafas vesikuler


o o o

Terdengar disemua lapang paru normal Bersifat halus, nada rendah Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi

Bronchovesikuler

Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler Inspirasi sama dengan ekspirasi Bronchial

Terdengar di atas manubarium, Bersifat kasar, nada tinggi Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi Suara ucapan

Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh berulang2 secara berisik sesudah inspirasi Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambil mendengarkan secara sistematik disemua lapang paru dengan menggunakan stetoskop Bandingkan bagian kiri dan kanan

Suara tambahan
o

Ronchi (ronchi kering)

Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen saluran pernafasan karena penyempitan : ada sekret kental/lengket

Rales (ronchi basah)

Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan terdengar pada saat inspirasi

Wheezes wheezing

Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG Gejala umum yang perlu diperhatikan : Nyeri dada Palpitasi Napas pendek, dispnea, ortopnea, Edema 1. 1. INSPEKSI Bentuk dada
o o o

Normal : simetris Menonjol : pembesaran jantung, efusi pleura, tumor Denyut jantung

Kekuatan denyutan : amati Apeks atau PMI (ICS 5 Midklavikula kiri) Denyutan susah nampak bila payudara besar, dinding torak tebal, gemuk

1. 2. PALPASI Denyut apeks ( letak dan kekuatan ), meningkat bila curah jantung besar, hipertrofi jantung 1. 3. PERKUSI untuk menegtahui ukuran bentuk jantung secara kasar (foto rontgen), lokasi jantung akan terdengar redup 1. 4. AUSKULTASI BJ I (S1) : penutupan katub mitral dan trikuspidalis = LUB BJ II (S2) : penutupan katub Aorta dan Pulmonal = DUB Jarak S1 S2 : 1 detik atau kurang, S1 lebih keras dari S2 Tempat mendengarkan BJ : o Mitral : linea midklavikula kiri ICS 5 o Trikuspidalis : linea sternal kiri ICS 4 o Aorta : linea sternal kanan ICS 2 o Pulmonalis : linea sternal kiri ICS 2 o BJ Tambahan o Murmur :getaran yang terjadi dalam jantung atau pembuluh darah besar yang diakibatkan oleh bertambahnya turbulensi darah / cairan o BJ3 &BJ4 Berikut Lima Langkah Sederhana Pemeriksaan Payudara Sendiri besertaGambar cara pemeriksaan payudara: Langkah 1: Mulailah dengan melihat payudara anda di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Inilah yang mesti dicari: * Apakah payudara anda memiliki ukuran, bentuk, dan warna seperti biasanya, kita harus curiga apabila payudara memiliki besar yang tidak sama atau asimetris * Penampakan payudara rata tanpa terlihat bengkak. Jika Anda melihat perubahan berikut, bawalah ke dokter untuk diperiksa: * Dimpling (permukaan tertarik/cekung), puckering (kerutan), atau bengkak pada kulit * Puting susu berubah posisi atau tertarik (terdorong dan tertarik ke dalam) * Kemerahan, rasa nyeri, ruam, atau pembengkakan. Langkah 2: Angkat lengan dan cari perubahan yang sama. Langkah 3: Ketika di depan cermin cari tanda-tanda apapun cairan yang keluar/berasal dari salah satu atau kedua putting susu (ini bisa jadi cairan seperti susu, kuning atau darah).

Langkah 4: Selanjutnya, periksa payudara anda sementara berbaring, gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan. Palpasi dilakukan dengan perlahan, sentuhan lembut dengan ujung jari tangan secara bersamaan. Lakukan melingkar setiap bagian payudara. Tekan seluruh payudara dari atas ke bawah, dari satu sisi ke sisi lain dari bagian atas ke arah perut, dan dari ketiak ke tengah. Mengikuti pola tersebut. Anda dapat mulai memeriksa puting susu, bergerak ke bagian yang lebih besar dan lebih besar hingga mencapai tepi luar dari payudara. Anda juga dapat memindahkan jari-jari anda secara vertikal ke atas dan ke bawah. Pastikan untuk merasakan semua jaringan dari depan sampai belakang payudara: untuk kulit dan jaringan di bawahnya, gunakan tekanan ringan. Sedangkan untuk jaringan yang lebih dalam gunakan tekanan yang kuat. Langkah 5: Rasakan payudara anda sambil berdiri atau duduk. Banyak wanita yang menemukan cara yang mudah untuk memeriksa payudara mereka yaitu ketika kulit mereka basah dan licin dengan melakukan langkah ini di shower (sementara mandi). Menekan seluruh payudara melakukan gerakan tangan yang sama seperti dijelaskan pada Langkah 4. Pemeriksaan penunjang Elektrokardiogram (EKG) Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina; dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif. Foto rontgen dada Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes

melitus.
http://senyumbening.blogspot.com/2011/04/segmen-st-pada-penyakit-jantung.html

Segmen ST pada penyakit jantung


Segmen ST adalah garis lurus yang menghubungkan ujung akhir kompleks WRS dengan bagian awal gelombang T. segmen ini mengukur waktu antara akhir depolarisasi vei0pntrikel sampai pada mulainya repolarisasi ventrikel Infark Miokard Pada infark miokard, elevasi segmen ST merupakan perubahan kedia yang terjadi secara akut pada evolusi infark. Elevasi segmen ST menandakan jejas miokardium. Jejas mungkin menggambarkan derajat cedera sel yang bukan disebabkan oleh iskemia saja tetapi jejas ini juga berkemungkinan reversible dan pada beberapa kasus segmen ST dapat dengan cepat kembali ke normal. Namun pada banyak keadaan, elevasi segmen ST merupakan tanda yang dpat dipercaya bahwa benar-benar telah terjadi infark dan gambaran EKG infark yang komplit akan terjadi kemudian. Sekalipun pada keadaan infark sejati, segmen ST biasanya kembali ke gari isoelektrik dalam beberapa jam. Elevasi segmen ST yang menetap sering menunjukkan pembentukan aneurisma ventrikel, perlemahan dan penggembungan dinding ventrikel Seperti inverse gelombang T, elevasi segmen ST dapat dilihat pada sejumlah keadaan lain disamping jejas miokardim. Bahkan ada satu tipe elevasi segmen ST yang ditemukan pada jantung normal. Fenomena ini disebut sebagai repolarisasi awal atau elevasi titik J. titik J atau titik sambungan, merupakan tempat mulainya segmen ST dari kompleks QRS. Elevasi titik J amat lazim pada individu muda yang sehat. Segmen ST biasanya kembali ke garis isoelektris pada latihan fisik. Elevasi titik J tidak mempunyai arti patologis apapun. Cara membedakan elevasi segmen ST dengan titik J, yaitu elevasi segmen ST pada penyakit miokardium mempunyai konfigurasi tersendiri. Segmen ST ini melengkung ke atas dan cenderung bergabung dengan gelombang T. pada elevasi titik J, gelombang T mempertahankan bentuk gelombangnya secara bebas. Infark dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok anatomia umum. Kelompok ini adalah infark inferior, infark dinding lateral, infark anterior dam infark posterior. Perubahan

EKG khas pada infark hanya terjadi pada sadapan-sadapan yang memonitor atau dekat tempat infark.

Infark inferior, mengenai diagfragma jantung. Infark ini sering disebabkan oleh oklusi

arteri koronaria kanan atau cabang desendensnya. Perubahan-perubahan EKG yang khas infark dapat ditemukan pada sadapan II, III dan aVF inferior.

Pada infark dinding lateral, elevasi ST dapat terlihat pada sadapan I, AVL, V5, dan

V6. Perhatikan gelombang Q pada sadapan II, III dan aVF, yang menandakan infark inferior sebelumnya.

Pada infark anterior, mengenai permukaan anterior ventricular kiri dan biasanya

disebabkan penyumbatan arteri desendens anterior kiri. Salah satu sadapan prekordial V1 V6) dapat menunjukkan perubahan

Pada infark posterior mengenai permukaan posterior jantung dan biasanya disebabkan

oleh penyumbatan arteri koronaria kanan. Tidak ada sadapan yang memonitor dinding posterior. Oleh karena itu, diagnosis darus dibuat dengan mencari perbuahan-perubahan resiprokal pada sadapan-sadapan anterior, terutama V1. Karena kita tidak dapat mencari elevasi segmen ST dan gelombang Q pada sadapan posterior yang tidak dipasang, kita harus mencari depresi segmen ST dan gelombang R tinggi pada sadapan anterior, terutama sadapan V1. infark posterior merupakan cerminan dari infark anterior pada EKG.

Infark miokard tanpa gelombang Q Satu-satuya perubahan EKG yang tampak pada infark tanpa gelombang Q adalah inverse gelombang T dan depresi segmen ST. inverse gelombang T dapat dilihat pada sadapan V2 sampai dengan V6 . depresi segmen ST paling nyata pada sadapan V2 dan V3 Perikarditis Pada penyakit perikarditis akut dapat menyebabkan elevasi segmen ST dan gelombang T merata atau inversi. Perubahan ini mudah dirancukan dengan infark yang sedang berkembang. Tanda-tanda EKG tertentu dapat membantu membedakan perikarditis dari infark, seperti: Perubahan segmen ST dan gelombang T pada perikarditis cenderung difus, melibatkan jauh lebih banyaj sadapan daripada pengaruh infark yang bersifat local Pada perikarditis, inverse gelombang T biasanya baru terjadi sesudah segmen ST kembali ke garis isoelektrik. Pada infark, inverse gelombang T biasanya mendahului normalisasti segmen ST. Pada perikarditis, tidak terjadi pembentukan gelombang Q

Angina Angina merupakan nyeri dada yang khas yang menyertai penyakit arteri koronaria. Pasien angina pada akhirnya dapat mengalami infark atau dapat tetap stabil selama beberapa tahun. Gambaran EKG yang diambil selama serangan angina akan menunjukaan depresi segmen ST ayai inverse gelombang T Ada 2 cara untuk membedakan depresi segmen ST pada angina dengan segmen ST pada infark tanpa gelombang Q, yakni dengan gambaran klinis dan perjalanan waktunya. Pada angina, Segmen ST biasanya kembali ke garis isoelektris segera sesudah serangan hilang. Pada infark tanpa gelombang Q, segmen ST tetap depresi sekurang-kurangnya selama 48 jam. Angina Prinzmetal Ada satu tipe yang disertai dengan elevasi segmen ST. sementara angina yang tipikal biasanya disebabkan oleh pengerahan tenaga dan merupakan akibat dari penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang progresif, pada angina prinzmetal dapat terjadi setiap waktu dan pada beberapa pasien disebabkan oleh spasme arteri koronaria. Sepertinya, elevasi segmen ST menggambarkan jejas mempunyai gambaran kengkung berkubah yang ditemukan pada infark sejati dan segmen STnya akan cepat kembali pada garis isoelektris bila pasien diberi obat antiangina. Jantung Atlet Pelari marathon dan atlet lain yang sedang mengikuti latihan ketahanan yang membutuhkan kapasitas anaero maksimaldapat menimbulkan perubahan pada EKGnya. Perubahan ini dapat membuat anda ngeri jika anda tidak terbiasa dengan keadaan ini. Perubahannya salah satunya dapat berupa: perubahan ST dan gelombang T yang non spesifik. Gambarannya yang khas dari perubahan ini yaitu elevasi segmen ST pada sadapan prekordial dengan gelombang T yang rata atau inverse. Tidak satupun dari perubahan EKG ini yang perlu dikhawatirkan dan tidak memerlukan pengobatan. Lebih dari satu atlet ketahanan yang menjalani pemeriksaan EKG rutin, dimasukkan ke CCU karena dokternya tidak paham tentang perubahan-perubahannya. Pada blockade cabang berkas dan repolarisasi Pada blockade cabang berkas kanan maupun kiri, rangkaian repolarisasi juga terkena. Pada blockade cabang berkas kanan, sadapan prekordial kanan akan menunjukkan depresi segmen

ST dan inverse gelombang T, tepat seperti gambaran strain yang terjadi pada hipertrofi ventrikel. Serupa halnya pada blockade cabang berkas kiri, depresi segmen ST dan inverse gelombang T dapat ditemukan pada sadapan-sadapan lateral kiri. Pengaruh obat-obatan Digitalis, ada dua kelompok perubahan EKg yang disebabkan oleh digitalis; kelompok yang terjadi pada kadar obat terapeutik dalam darah dan kelompok yang terjadi pada kadar darah toksik. Pada perubahan EKG yang berkaitan dengan kadar terapeutik darah. Kadar terapeutik digitalis menghasilkan perubahan segmen ST dan gelombang T pada kebanyakan orang yang minum obat tersebut. Perubahan ini dikenal dengan efek digitalis dan berupa depresi segmen ST dengan gelombang T rata atau inverse. Depresi segmen ST mempunyai lereng turun yang sangat landai yang hamper tidak dapat dikenali muncul dari gelombang R didepannya.gambaran yang khas ini memungkinkan untuk membedakan pengaruh digitalis dari depresi segmen ST yang lebih simetris akibat iskemia. Efek digitalis biasanya paling menonjol pada sadapan yang mempunyai gelombang R tinggi. Ingat: efek digitalis adalah normal juga dapat diramalkan dan obat tidak perlu dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Diri
    Diri
    Dokumen9 halaman
    Diri
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Bunuh
    Bunuh
    Dokumen5 halaman
    Bunuh
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Step 256
    Step 256
    Dokumen2 halaman
    Step 256
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Obat Depresi
    Obat Depresi
    Dokumen1 halaman
    Obat Depresi
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Antraks
    Antraks
    Dokumen11 halaman
    Antraks
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • IMUNOLOGI
    IMUNOLOGI
    Dokumen65 halaman
    IMUNOLOGI
    zanuar-ria-fadhila-4790
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen12 halaman
    Isi
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen3 halaman
    Glaukoma
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat