Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Lebih dekat, Pemeriksaan Pajak : Tak kenal, maka keluar ketetapan.

Ya, seperti petikan judul tulisan di atas ....Tak kenal maka keluar ketetapan (tak sayang:red). Tulisan ini akan menjelaskan dan mengenalkan kepada para pembaca sekalian, apa sih pemeriksaan pajak itu? Apa gunanya? Apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan pajak? dan mungkin banyak sekali pertanyaan yang muncul seputar pemeriksaan pajak. Semoga tulisan ini dapat mencerahkan pembaca dalam rangka menuju masyarakat Indonesia yang taat pajak, seperti kata pepatah Orang bijak, taat Pajak. Mari kita bersama-sama wujudkan masyarakat Indonesia yang taat pajak !!!

Sebelum saya menjelaskan tentang pemeriksaan pajak, alangkah baiknya saya jelaskan dulu apa itu pajak. Dalam bahasa sederhana, pajak ialah iuran wajib dari rakyat kepada negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak bersifat memaksa dan diatur di dalam Undang-Undang. Artinya, masyarakat harus membayar pajak sesuai dengan apa yang diatur di dalam Undang-Undang, yakni besarnya pajak yang dibayar harus benar sesuai dengan yang seharusnya dibayar. Lalu, bagaimana caranya kok bisa ketahuan kalau kita bayar pajaknya tidak sesuai dengan yang seharusnya? Salah satunya yakni dengan adanya pemeriksaan pajak .

Definisi Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan pajak yakni adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu

standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dari definisi di atas, kita dapat mengambil poin penting nya, yakni :

Seiring dengan berubahnya sistem pemungutan pajak menjadi self assesment, yakni wajib pajak diberikan keleluasaan dan wewenang oleh negara untuk menghitung , memperhitungkan , menyetor, dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya. Dengan adanya kewenagan ini maka perlu adanya pengawasan dan pengujian kepatuhan oleh Direktorat Jenderal Pajak selaku otoritas yang berwenang dalam bidang perpajakan di Indonesia. Oleh karena itu, wajib pajak diharapkan agar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar. Jika tidak? Bersiaplah anda akan diperiksa oleh pemeriksa pajak. Pemeriksa Pajak

Pemeriksa Pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan Pemeriksaan.

Jenis-jenis dan Lingkup Pemeriksaan Pajak A. Berdasarkan periode 1) Pemeriksaan rutin : dilaksanakan secara rutin 2) Pemeriksaan khusus : pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan temuan berupa IDLP. B. Berdasarkan Tujuan 1) Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan 2) Pemeriksaan untuk tujuan lain 3) Pemeriksaan bukti permulaan : dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan. C. Berdasarkan tempat pelaksanaannya 1) Pemeriksaan Lapangan : dilakukan di tempat kedudukan, tempat usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak. 2) Pemeriksaan Kantor : dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak. Tujuan , ruang lingkup dan kriteria pemeriksaan pajak Muncul pertanyaan, untuk apa sih kita diperiksa? Apa tujuannya ? Berikut ini tujuan pemeriksaan pajak, yaitu : untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan perpajakan. ketentuan peraturan perundang-undangan

1. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan dilakukan dalam lingkup satu, beberapa, atau semua jenis pajak dalam satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan. Berdasarkan SE 34/PJ/2011, Pemeriksaan memiliki kriteria HARUS dan DAPAT dilakukan oleh pemeriksa pajak. Pemeriksaan yang sifatnya HARUS yaitu ketika WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Mengapa diperiksa? Karena pengembalian kelebihan pajak itu logikanya adalah mengeluarkan uang dari kas negara, sehingga HARUS diperiksa. Pemeriksaan ini sifatnya DAPAT dilakukan oleh pemeriksa pajak yaitu terhadap :

a. SPT LB, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak b. SPT Rugi c. Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT melampaui jangka waktu dalam Surat Teguran d. Wajib Pajak yang melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; e. SPT memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection), ada indikasi adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak dipenuhi 2. Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan perundang-undangan perpajakan. Lingkup pemeriksaan ini menyangkut penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan Pemeriksaan. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. pemberian NPWP secara jabatan; penghapusan NPWP; pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; Wajib Pajak mengajukan keberatan; pengumpulan bahan guna menyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto; pencocokan data dan/atau alat keterangan; penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil; penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN; pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak; penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensai kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; k. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra P3B ketentuan peraturan

Jangka waktu pemeriksaan pajak A. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan 1. Pemeriksaan Lapangan Jangka waktunya 4 Bulan sejak tanggal Surat Pemberitahuan Pemeriksaan disampaikan sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan, dengan alasan tertentu dapat diperpanjang 4 bulan. Namun , dapat diperpanjang lagi maksimal 5 kali perpanjangan (5x4 bulan = 20 bulan) jika terdapat indikasi terjadinya transaksi yang terkait dengan transfer pricing dan/atau transaksi khusus lain yakni berkaitan dengan rekayasa transaksi keuangan . Sehingga maksimal perpanjangannya 24 bulan.

2. Pemeriksaan kantor Jangka waktunya 3 Bulan sejak tanggal WP datang memenuhi surat panggilan sampai dengan tanggal LHP, dengan alasan tertentu dapat diperpanjang 3 bulan.

B. Pemeriksaan untuk tujuan lain 1. Pemeriksaan Lapangan Paling lama 4 bulan sejak tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak, sampai dengan tanggal LHP

2. Pemeriksaan kantor Paling lama 14 hari sejak tanggal Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak, datang memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal LHP. Dalam hal jangka waktu terlampaui, Pemeriksaan harus diselesaikan.

Demikian, penjelasan mengenai pemeriksaan pajak, mohon maaf apabila ada kesalahan, mohon dikoreksi yaaa. Sekian dan semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Komentar beserta saran dan kritiknya saya tunggu lho...

Dasar Hukum: 1. UU Nomor 28 Tahun 2007 2. PMK 199/PMK.03/2007 jo. PMK 82/PMK.03/2011 3. PER 34/PJ/2011

Anda mungkin juga menyukai