Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Fiskal Pemerintah dalam Menyongsong Era

Automatic Exchange of Information


Pemerintah sedang gencarnya mempersiapkan diri menghadapi era keterbukaan
informasi. Negara-negara anggota G-20 sudah bersepakat dan komitmen untuk saling
bertukar informasi terkait perpajakan. Hal ini tentunya bisa menghindari penggelapan pajak
dan bisa memaksimalkan penerimaan pajak. Bagaimanakah kebijakan yang seharusnya
pemerintah ambil dalam menyongsong era Automatic Exchange of Information?
Menyusun atau mengubah regulasi terkait implementasi keterbukaan informasi
Kerahasiaan bank merupakan regulasi yang menghambat implementasi keterbukaan
informasi. Oleh karena itu Undang-undang kerahasiaan bank harus direvisi agar tidak
menghambat implementasi keterbukaan informasi. Namun, keterbukaan informasi harus pula
menganut asas resiprokal dari negara lain.
Rahasia jabatan di Undang-undang Ketentuan Umum dan Peraturan Perpajakan juga
perlu direvisi misalnya dengan menambah klausul pengecualian rahasia jabatan terkait
Automatic Exchange of Information.
PP 74 tahun 2011 sebenarnya sudah mengakomodasi pertukaran informasi antar
negara mitra P3B dan PP 31 Tahun 2012 sudah mengatur tentang pemberian dan
penghimpunan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan oleh Instansi
pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain (ILAP). Namun, implementasi PP 31 Tahun
2012 di lapangan mengalami permasalahan sebagai berikut:
1. Kerahasiaan data masih menjadi kendala di beberapa instansi.
2. Beberapa instansi masih menghendaki adanya Memorandum of Understanding (MoU)
sebelum melakukan penyampaian data dan/atau informasi.
3. Sulitnya integrasi data karena belum adanya identitas tunggal yang berlaku untuk seluruh
pelaku usaha.
4. Kualitas data yang diberikan instansi lain belum sesuai seperti yang diharapkan.
5. Penyampaian data oleh Pemda Provinsi, Kabupaten, dan Kota belum sepenuhnya
berjalan.
Memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam amnesti pajak

Salah satu latar belakang dari munculnya kebijakan amnesti pajak adalah adanya era
keterbukaan informasi atau Automatic Exchange of Information di tahun 2018. Momentum
amnesti pajak harus dapat dimanfaatkan untuk mensosialisasikan persiapan Indonesia menuju
era keterbukaan informasi.
Kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia masih sangat rendah. Dari jumlah penduduk 260
juta orang, hanya ada 27 juta wajib pajak yang terdaftar di tahun 2014, dan hanya 900.000
orang yang membayar pajak (OECD,2016:16). Ketidakpatuhan Wajib Pajak bisa saja terjadi
karena kealpaan Wajib Pajak. Melalui amnesti pajak, Wajib Pajak diberikan kesempatan
untuk memperbaiki pelaksanaan kewajiban perpajakannya dengan benar. Sehingga,
partisipasi maksimal dari masyarakat sangat diharapkan di tiga periode amnesti pajak agar
tingkat kepatuhan Wajib Pajak dapat meningkat. Wajib Pajak menjadi tenang karena
kewajiban perpajakannya sudah benar dan siap untuk menghadapi era keterbukaan informasi.

Anda mungkin juga menyukai