Jessi S Setiawan
Learning issue
Seorang anak kecil jatuh saat mengendarai sepeda roda tiganya. Pada lutut anak tersebut terdapat luka yang dalam. Setelah luka dibersihkan dan diberi obat merah, luka tersebut dibalut. Seminggu kemudian luka tsb sudah menunjukkan tanda-tanda sembuh tetapi warnanya masih berbeda dengan kulit sekitarnya dan permukaannya tidak rata
DEFINISI LUKA
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (kulit, otot, tulang, organ visceral, pembuluh darah) yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Menurut Koiner dan Taylan luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.
Struktur kulit
Dermis Kulit
1.Lapisan papil (dermal papillae) 2.Lapisan retikular - tdd retikulum jaringan serat kolagen (terbanyak) & serat elastin - tmpt menempelnya serat otot rangka (wajah & kulit kepala) & otot polos (arrector pili muscles, akar rambut) - tdpt reseptor sensori somatik (rasa nyeri, tekanan, sentuhan, & suhu)
- Terletak di bawah epidermis. - Lebih tebal dari epidermis. - Bersifat elastis, terdiri atas seratserat kolagen, serabut-serabut elastis, dan serabut retikulum. - Dilengkapi pembuluh darah dan getah bening. - Terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, akar rambut, serabut saraf, dan pembuluh darah.
d. Fungsi persepsi menanggapi rangsang dingin, panas, tekanan, dan lain-lain. e. Fungsi pembentukan pigmen Jika melanin yang dihasilkan terlalu banyak, maka kulit akan berwarna gelap. f. Fungsi keratinisasi tidak mengandung air, elastisitasnya kecil sehingga efektif mencegah penguapan air. Lapisan ini selalu mengelupas.
g. Fungsi pengaturan suhu tubuh mengeluarkan keringat. h. Fungsi pembentukan vitamin D Dengan bantuan sinar matahari mengubah dihidroksi kolesterol pada kulit menjadi vitamin D.
JARINGAN YANG MENUTUPI PERMUKAAN TUBUH BAGIAN LUAR DAN DALAM. DI DALAM JARINGAN INI TERDAPAT PEMBULUH DARAH TERDAPAT DI PERMUKAAN KULIT, SELAPUT LENDIR, JALAN NAFAS DAN PENCERNAAN/ VISERAL. BENTUK JARINGAN INI TERDIRI DARI ; BERBENTUK GEPENG/EPITEL SKUAMOSA BERBENTUK KUBUS/ EPITEL KUBOIDEA BERBENTUK SILINDER/ EPITEL KOLUMNAR PADA BEBERAPA TEMPAT MEMBENTUK ALAT YANG DISEBUT KELENJAR MENGHASILKAN GETAH UNTUK SEKRESI/ PAKAI DAN EKSKRESI/ BUANG.
Fungsi utama: menyokong tubuh & mengikat atau menghubungkan bbrp macam jaringan yg berbeda. Fungsi lain: - membentuk kerangka kerja mekanik untuk bergerak, mis.sistem rangka Merupakan substansi intrasel terbesar (disebut substansi dasar atau matriks) Matriks dapat berbentuk padat (mis.pd tulang), lunak (sbg jar.ikat longgar), atau cairan (mis.darah).
KLASIFIKASI LUKA
Tindakan Thd Luka
Luka disengaja (Intentional Traumatis )
Luka tidak disengaja (Unintentional Traumatis)
Integritas Luka
Luka tertutup Luka terbuka
Mekanisme Luka
Luka memar Luka incisi
Luka abrasi
Jenis Luka:
1.Luka 2.Luka 3.Luka 4.Luka 5.Luka 6.Luka 7.Luka abrasi/babras/lecet robek/lacerasi tusuk tembak gigitan avulsi hancur
Penyembuhan Sekunder Penyembuhan luka tanpa ada bantuan dari luar (mengandalkan
Fase Inflamasi
Fase Proliferasi
Fase Penyudahan
,Pembuluh darah terputus menyebabkan Pendarahan dan tubuh berusaha .untuk menghentikannya sejak terjadi luka sampai) (hari ke lima
Penyerapan kembali jaringan berlebih. Pengerutan sesuai gaya gravitasi. Perupaan kembali jaringan yg baru. Biasanya 3 6 bulan.
Fase Inflamasi (Initial phase) -Berlangsung sampai hari ke-5. -Akibat luka terjadi pendarahan, tubuh berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang terputus (retraksi) dan reaksi hemostasis. -Timbul tanda-tanda radang.
Fase Proliferasi : -Akhir masa inflamasi sampai minggu ke-3. -Pada fase ini terjadi proliferasi dari fibroblast yang menghasilkan mukopolisakarida, asamaminoglisin dan prolin yang akan mempertautkan tepi luka. -Terbentuk jaringan granulasi. -Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh permukaan luka tertutup epitel.
Fase Remodelling/Fase Resorbsi: -Terjadi proses pematangan -Penyerapan kembali jaringan yang berlebih -Pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi -Perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. -Fase ini berakhir bila tanda radang sudah hilang.
Protrombin
Trombin
Fibrinogen
Fibrin
Setiap luka akan sembuh dengan parut, jadi bagaimana membuat parut yang baik. Bekas luka atau jaringan parut tidak akan jadi masalah jika kecil dan lokasinya tersembunyi. Namun, terkadang jaringan parut muncul di wajah yang merusak penampilan. Jaringan parut sangat sulit dihilangkan secara sempurna tetapi ada beberapa cara untuk menyamarkan atau mengecilkan
Terjadinya jaringan parut Jaringan parut merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Faktor yang mempengaruhi terjadinya jaringan parut ini: - kedalaman, - luas dan lokasi luka. - umur, - keturunan
KONTRAKTUR luka bakar Jaringan parut mengenai otot & saraf kulit menegang, menganggu pergerakan anggota gerak.
HIPERTROPIK mirip dengan keloid tetapi jaringan parut yang terbentuk tidak melewati luas luka. PENGOBATAN JARINGAN PARUT Salep/Krim untuk mencegah terjadinya jaringan parut pasca operasi. Salep juga diberikan bila jaringan parut yang terbentuk tidak terlalu tebal dan luas.
Operasi pembedahan dilakukan pada jaringan parut yang dalam dan luas. Metodenya antara lain skin graft, eksisi, dermabrasion atau laser. Penyuntikan Penyuntikan dilakukan pada keloid atau jaringan parut hipertropik. Metode ini bisa dilakukan sendiri atau dikombinasi dengan metode pengobatan yang lain.
Mengendalikan Perdarahan
Apabila luka berdarah, penutup luka yang baik adalah bahan pembalut luka yang juga berfungsi hemostasis, shg bisa diabsorbsi seperti : Calsium Alginate, Gelfoam, Surgicel Kalau terjadi perdarahan hebat yang merembes dari luka, dapat diberikan pencucian dgn larutan adrenalin 1 : 1000 atau ornipressin Atau memakai : cauterising agent seperti larutan nitrasargenti yg dioles pd permukaan luka yg berdarah Kemudian luka dirawat terbuka sementara, agar dapat diobservasi perdarahannya, baru ditutup dgn bahan balut yang non-adhesiv
Mengendalikan Infeksi
Pencucian dengan larutan antiseptik maupun pemberian secara topical pada luka yg mengalami infeksi/nekrosis, akan mampu mencegah perluasan infeksi yang sering memperburuk keadaan. Penutupan luka secara ketat tidak diperkenankan, karena dapat berakibat tumbuhnya kuman anaerob yg berbahaya. Pencucian luka secara teratur dgn larutan NaCl 0,9% akan bermanfaat guna menurunkan resiko infeksi. Guna mencegah perluasan infeksi dari luka, pemberian antimikroba sistemik per-os sangat dianjurkan.
Mengendalikan Bau
Apabila ditengarai luka infeksi, secara sistemik mungkin perlu diberikan metronidazole per-os atau antimikroba yang lain seperti Clindamycin. Beberapa bahan dapat mengontrol bau dilingkungan tempat penderita, seperti deodorant atau serbuk carbon (kopi). Dan tentunya perbaikan ventilasi ruangan serta kebersihan cara pembuangan eksudat maupun bahan nekrosis diperlukan dalam mengontrol bahan di ruangan ini.
Mengendalikan eksudat
Bahan pembalut yang dianjurkan adalah bahan yang mampu menyerap eksudat seperti Foam atau alginate Apabila luka berbentuk rongga, maka rongganya perlu diisi dengan bahan foam atau alginate atau bubuk/pasta hidrocoid
Setelah kita tentukan keadaan luka, kita harus pula memahami prinsip-prinsip pengelolaan luka, yaitu : Penetapan penyebab luka Pengendalian faktor-faktor penghambat penyembuhan Pemilihan cara perawatan luka yang tepat Mencegah kekambuhan Didalam memilih cara pembersihan luka dengan pemberian larutan pembersih / desinfektan yang sesuai, kemudian dilakukan pembalutan yang sesuai pula.
Thank