SMA XAVERIUS 1
PALEMBANG
Disampaikan dalam Latpim OSIS/PPSK SMA Xaverius 1 di Podomoro
stratifikasi
sosial
PRANATA SOSIAL
1. Pranata Sosial adalah wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku. 2. Horton dan Hunt mengartikan pranata sosial sebagai suatu hubungan sosial terorganisasi yang memperlihatkan nilainilai dan prosedur-prosedur yang sama dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dalam masyarakat.
Contoh: Sekolah sebagai lembaga sosial budaya untuk melayani dunia pendidikan mempunyai aturan-aturan yang harus diikuti oleh siswa, guru, dan karyawan.
Setiap orang di dalam lingkungan sekolah harus berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang disepakati sehingga proses pendidikan berjalan dengang baik. Begitu juga di kantor instansi, biro jasa, bank, dan lain-lain mempunyai aturan sendiri sehingga setiap karyawan harus berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Pranata pendidikan : memenuhi kebutuhan pendidikan, seperti PBM, sistem pengetahuan, aturan/norma, kursus, pendidikan keluarga. 5. Pranata kepercayaan dan agama: memenuhi kebutuhan spiritual, seperti upacara adat, sembahyang, misa, pekan prapaskah, bertapa, zakat, infak, haji dan ibadah lainnya. 6. Pranata kesenian: memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan, seperti seni suara, seni lukis, seni patung, seni drama/teater.
KONTROL SOSIAL
1. Berfungsi sebaga alat pantau agar anggotanya taat dan patuh terhadap norma yang telah ditentukan. 2. Kontrol sosial dapat dilakukan secara referensif yaitu dengan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keyakinan terhadap kebenaran suatu norma. Dapat juga dilakukan dengan penanggulangan: dengan jalan persuatif =>bujukan dan hukuman sanksi- bahkan kuratif =>paksaan.
BEBERAPA PENGERTIAN
adalah proses pengenalan norma yang berlaku di masyarakat. 2. Sosialisasi adalah proses pembelajaran terhadap norma-norma yang berlaku sehingga dapat berperan dan diakui oleh kelompok masyarakat. 3. Instusionalisasi: proses tatkala norma dan perilaku sudah menjadi kebiasaan 4. Internalisasi: norma dan perilaku sudah menjadi bagian diri pribadi, dan sudah mendarah daging.
1. Enkulturasi
mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku sesorang dapat memengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan, emosi orang lain.
COOPERATION
Kerja sama bisa terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan tujuan yang sama sehingga timbul aktivitas yang saling menunjangmembantu untuk bersama-sama mencapai tujuan.
KONFLIK
Pertentangan antarindividu atau kelompok baik yang terlihat dengan jelas, bisa terbuka maupun yang tidak. Akomodasi: usaha untuk mencegah, mengurangi, menghindari, dan menghentikan pertentangan atau perbedaan pendapat.
Akomodasi Dapat Dilakukan dengan Cara: 1. Mediation: penyelesaian pertikaian dengan menggunakan pihak ketiga sebagai wasit yang netral. 2. Arbitration: penyelesaian pertikaian dengan menggunakan pihak ketiga yang statusnya lebih tinggi 3. Consiliation: mempertemukan pihak yang berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama 4. Tolerance: saling menyadari untuk menghindari pertikaian 5. Stalemat: menyadari akan adanya kekuatan yang seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan yang kalah 6. Adjudication ; upaya penyelesaian perkara melalui pengadilan
Dia (manusia) mampu menciptakan dunianya sendiri pada keseluruhan sistem serta mampu mengonfigurasikan itu sebagai kesatuan / unitas. Manusia mampu memandang hidupnya sebagai penerapan dan kegunaan bukan secara fungsionalitas, namun sebagai sistematika yang mengedepankan penghayatan dan permenungan, hingga sampai pada aktualitas dirinya yang asali.
Aktualitas manusia tercapai pada kenyataan bahwa manusia mampu menghayati dan mengupayakan hidupnya sebagai keseluruhan. Kemampuan itu tercermin pada penghayatan mampu merasa sakit, malu, dan berpengharapan.
Ketika manusia sakit, hal terutama yang menjadi permenungan adalah perubahan terhadap hidupnya serta kemampuan untuk menyesal. Seseorang tidak serta-merta mampu memaknai akan apa yang telah dialami dan dihayati, namun proses hidupnya untuk melihat nilai dari unitas tersebut.
3. Mengembangkan kompetensi sikap kompetitif sportif melalui berbagai bidang dan kegiatan dengan mengedepankan semangat kebangsaan.
4. Menanamkan nilai-nilai keteladanan budi pekerti dan sikap, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan melalui pengembangan kebiasaan dan budaya sekolah yang sesuai dengan norma keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan kebangsaan.
Your own soul is nourished when you are kind; it is destroyed when you are cruel.
Solomon
Visi
SMA Xaverius 1 sebagai pusat keunggulan pelayanan pendidikan berbasis pengembangan teknologi informasi dan komunikasi bagi generasi penerus didasarkan nilai-nilai persaudaraan, dan cinta kasih
Misi 1. Mendidik dan mendampingi anak didik mempelajari ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum untuk mempersiapkan anak didik menghadapi persaingan global. 2. Melatih dan mendampingi anak didik memperoleh keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler yang mengembangkan segi emosional anak. 3. Membina dan mendampingi anak didik menumbuhkembangkan sikap-sikap kemanusiaan yang mengembangkan hati nurani, solidaritas, dan humaniora. 4. Membina dan mendampingi anak didik.
5. Menumbuhkembangkan spiritualitas yang mengembangkan toleransi, dan cinta kepada sesama manusia. 6. Menumbuhkembangkan sikap kritis, kreatif, inovatif, dan demokratis.
Tujuan:
1. Peningkatan dan pengembangan pendidikan yang berkelanjutan, berwawasan ilmu pengetahuan, teknologi informasi, dan komunikasi, budaya dan seni. (Cf. Gravissimum Educationis No. 8). 2. Peningkatan dan pengembangan emosional, sikap kemanusiaan yang bernurani, solidaritas yang humanis dalam kaitan dengan lingkungan, sosial budaya, dan alam sekitar. (Cf. Gravissimum Educationis No. 8). 3. Peningkatan dan pengembangan nilai luhur semangat persaudaraan, dan mencintai sesama. (Cf. Renstra YX 2.2.4. dan 4.4.8).
menyambut HUT ke-60 SMA Xaverius 1 Palembang. 5. Penerimaan siswa baru lebih awal. (Cf. Renstra YX 3.3.2). 6. Pemahaman dan pengembangan asas subsidiaritas silang (Cf. Gravissimum Educationis No. 6 alinea ke-2).
7. Peningkatan dan pengembangan hubungan dan kerjasama dengan pemerintah. (Cf. Renstra YX 6.2). 8. Pengembangan SMA Xaverius 1 Palembang sesuai dengan kebutuhan zaman yang berkembang dalam menanggapi tawaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum tentang School Development and Investment Plan (SDIP). (Cf. Gravissimum Educationis No. 9 alinea ke-2).
9. Pencapaian belajar yang efektif dan inovatif meliputi peningkatan kompetensi dalam metode dan strategi pembelajaran, peningkatan sistem administrasi pembelajaran, dan peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan bahan ajar.
10. Pengembangan bahan ajar untuk setiap mata pelajaran. 11. Pengembangan sarana dan jaringan teknologi informasi untuk kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah, dan komunikasi internal/eksternal. 12. Pengembangan perpustakaan yang representatif menuju electronic library.
Semua bermula dari niat, semangat, sikap, komitmen, dan disiplin diri yang baik.
Dengan rumusan
berdasarkan
pada
1. Pengembangan kompetensi keagamaan, yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan dalam menjalankan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengembangan kompetensi akademik, yang meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan guna meningkatkan wawasan ilmu dan teknologi.
3. Pengembangan kompetensi ekonomi, yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna memenuhi kebutuhan ekonomi agar dapat memiliki kehidupan yang layak. 4. Pengembangan kompetensi sosial pribadi, yang meliputi pengetahuan system nilai, sikap, dan keterampilan agar memiliki perikehidupan yang adaptif sebagai warga negara, warga masyarakat yang demokratis.
Strategi :
1. Menciptakan dan meningkatkan bidang layanan mutu, yang menyangkut kepentingan proses persiapan, proses penyelenggaraan dan hasil prestasi pendidikan bagi kepentingan siswa dan stakeholders. 2. Menciptakan dan melaksanakan bidang pengelolaan dan layanan kepada siswa dalam bidang kegiatan belajar, perkembangan dan pembinaan kepribadian, kebutuhan kemanusiaan (rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri ).
3. Optimalisasi potensi Sarana dan Prasarana Sekolah yang mencakup gedung, lahan, media pembelajaran. 4. Merumuskan dan menyusun perencanaan strategis dan tahunan guna mengimplementasikan programprogram operasional sekolah yang didukung oleh sumber sumber anggaran pembiayaan yang memadai.
5. Melaksanakan program pemberdayaan partisipasi masyarakat sekolah seperti orang tua siswa maupun tokoh masyarakat setempat, melalui wadah organisasi komite sekolah. 6. Menciptakan budaya bermartabat di sekolah yang meliputi tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan- kesepakatan yang direfleksikan sehari- hari terutama budaya yang bersifat mendukung terhadap pencapaian visi dan misi sekolah.
Semua bermula dari niat, semangat, sikap, komitmen, dan disiplin diri yang baik. Diperlukan motivasi yang tinggi dan baik untuk berkembang.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Motivasi yang tinggi dan baik untuk berkembang seringkali mengaami hambatan, baik disebabkan oleh diri sendiri mapun pihak luar. Bagi seorang pembelajar hambatan tersebut umumnya berupa kesulitan belajar.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities.
Perilaku tak kondusif sebagai manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain : 1. Hasil belajar yang diperoleh relatif rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya. 2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperoleh masih rendah. 3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya menurut waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya. 5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam ataupun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya. 6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
Siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila : Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference)=>KKM Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature) sehingga harus menjadi pengulang (repeater)=>Remedial=>tinggal kelas.
(1) tujuan pendidikan; (2) kedudukan dalam kelompok; (3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan kompetensi; dan (4) kepribadian.
Yang penting dalam dunia pendidikan bukanlah IQ (intelegentia quotion), melainkan I Will (saya akan).
Linda Conway
Pendidikan paling murah adalah mengambil pelajaran dari kesalahan orang lain dan kesalahan diri sendiri.
Linda Conway
bukanlah orang yang paling sedikit mengalami kegagalan, tetapi orang yang berhasil mengubah kegagalan tersebut menjadi keberhasilan.
Jika kita mampu melakukan hal-hal yang mampu kita lakukan, kita akan kagum pada diri kita.
Orang biasa menunggu kesempatan datang pada mereka, tetapi orang cerdas, pandai, dan pintar akan mencari dan mengejar kesempatan.
Berikan hatimu, pikiranmu, kecerdasanmu, serta jiwamu pada setiap tindakan yang kauambil, sekecil apa pun. Ini adalah rahasia kesuksesan.
Adalah usaha yang teguh dan gigih yang dapat mengalahkan segala halangan dan melenyapkan segala rintangan.
Kejeniusan terdiri atas satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen kerja keras.
Harapan yang besar akan menciptakan manusia yang hebat. Mereka yang kehilangan impian adalah mereka yang kalah.
The man who does not learn is dark, like one walking in the night.