Anda di halaman 1dari 10

A. Sosiologi Desa 1.

Pengertian Desa Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri C.S. Kansil Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Sosiologi Desa a. Merupakan suatu cabang sosiologi yang mempelajari gejala sosial di pedesaan b. Sejarah : - 1920 di Amerika Serikat ada mata kuliah tentang problema kehidupan pedesaan - 1970 Smith dan Zopt melahirkan Sosiologi Pedesaan dan melahirkan definisi Ilmu yang mengkaji hubungan anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok kelompok di lingkungan pedesaan Rogers Ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat dalam setting pedesaan 3. Unsur unsur Desa Daerah Tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis Penduduk Jumlah penduduk, pertambahan penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata pencaharian penduduk Tata Kehidupan Pola tata pergaulan dan ikatan ikatan pergaulan warga desa termasuk seluk beluk kehidupan masyarakat desa

4. Ciri ciri kehidupan masyarakat Desa a. Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam b. Penduduk di desa merupakan unit sosial dan unit kerja c. Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft 5. Fungsi dan Potensi Desa a. Fungsi Desa - Dalam hubungan dengan kota desa merupakan Heterland atau daerah dukung - Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja - Merupakan desa agraris, desa industri Sutopo Yuwono Salah satu peran pokok desa terletak di bidang ekonomi Daerah pedesaan merupakan produksi pangan dan produksi eksport b. Potensi desa Potensi Fisik dan non fisik 1). Potensi Fisik Tanah, air, Iklim, manusia, Hutan 2). Potensi non fisik Gotong royong, kekeluargaan, lembaga sosial, Potensi desa tidak sama karena lingkungan geografis dan keadaan penduduknya berbeda dan corak kehidupannya juga berbeda Maju mundurnya desa akan tergantung pada beberapa faktor yaitu : potensi desa, interaksi desa dengan kota atau antara desa dengan desa dan lokasi desa terhadap daerah disekitarnya yang lebih maju 6. Type type desa Pra desa, Desa Swadaya (desa tradisional), Desa Swakarya (desa transisi), Desa Swasembada (desa maju) blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/wp-content/sosdeskot-tam-2.ppt Topik kuliah tentang Pengertian Sosiologi Pertanian ini membahas tentang pengertian sosiologi secara umum, pengertian dan keterkaitan antara sosiologi pedesaan

dan sosiologi pertanian, ruang lingkup sosiologi pertanian dan kegunaan mempelajari sosiologi pertanian. Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua) kali tatap muka dengan total pertemuan sebanyak 3 jam. Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sosiologi, sosiologi pertanian dan sosiologi pertanian; ruang lingkup sosiologi pertanian dan kegunaan sosiologi pertanian. B. PENYAJIAN Pengertian Sosiologi Para sosiolog dan ahli terkait dengan sosiologi sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan tentang sifat dan hakikat pengertian sosiologi. Nampaknya belum ada suatu kesepakatan bersama yang formal tentang pengertian sosiologi, sungguhpun demikian ada beberapa pengertian dasar tentang sosiologi yang dapat digunakan sebagai patokan sementara. Berdasarkan akar katanya, Sosiologi berasal dari dua kata Yunani yaitu socius yang berarti kawan atau teman dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Teman atau kawan dapat dimengerti secara luas sebagai keberadaan orang-orang lain dalam suatu hubungan. Dengan demikian berdasarkan asal katanya maka sosiologi berarti ilmu tentang berkawan atau ilmu tentang bagaimana manusia berkawan. Beberapa pengertian tentang sosiologi yang telah dikemukakan beberapa ahli terkemuka yang mungkin bermanfaat antara lain sebagai berikut: Giddens (2004:2) mendefinisikan bahwa sociology is the study of human social life, groups and socities (sosiologi merupakan studi/ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat). Pitrin Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari (1) hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, (2) hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial dan (3) ciri-ciri umum semua gejala sosial (Soekanto, 2003:19) Roucek dan Waren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dan kelompok-kelompok (Soekanto, 2003:19) Ouburn dan Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial (Soekanto, 2003:20) Doorn dan Lammers menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil (Soekanto, 2003:20) Soemarjan dan Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu masyarakat yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Soekanto, 2003:20) Green (1960) dalam Raharjo (1999) menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang

mepelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, dalam pelbagai aspeknya. Pengertian umum menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Menurut Priyotamtomo (2001), sosiologi mepelajari perilaku masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnnya. Kelompok tersebut mencakup: keluarga, suku, komunitas, pemerintah, organisasi soaial, kelompok ekonomi, kelompok politik, dan lain sebagainya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-susul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Pengertian Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk didalamnya perubahan sosial dalam perkembangannya melahirkan berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang sosiologi. Obyek kajian yang berbeda selanjutnya menjadi cabang baru seperti sosiologi industri, sosiologi politik, sosiologi agama dan cabang sosiologi lainnya. Perkembangan ini juga termasuk sosiologi pedesaan dan sosiologi pertanian sebagai cabang sosiologi yang khusus mengkaji masalah tentang masyarakat pedesaan dan dinamikanya. Priyotamtomo (2001) mendeskripsikan bahwa sosiologi pedesaan merupakan suatu studi yang melukiskan hubungan manusia di dalam dan atar kelompok yang ada di lingkungan pedesaan. Pengertian pedesaan mencakup wilayah yang disebut rural dibedakan dengan urban. Secara lengkap pedesaan diartikan sebagai kawasan tempat tinggal dan kerja yang secara jelas dapat dipisahkan dari kawasan yang lain yang disebut kota. Masyarakat pedesaan sering disebut sebagai rural community sedang masyarakat perkotaan disebut sebagai urban community. Pembedaan tersebut didasari oleh perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Soekanto dalam Yulianti dan Purnomo (2003:12-13) menyatakan bahwa perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan dapat dilihat antara lain dari kehidupan kegamaan, individualime, pembagian kerja, macam pekerjaan, jalan pikiran, jalan kehidupan, serta perubahanperubahan sosial lainnya. Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan

dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.. Menurut Planck (1993:3) Sosiologi Pertanian (Agricultural Sociology) sering disamakan dengan Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology). Tetapi ini hanya berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan penduduk di desa ditandai oleh kegiatan pertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan dari sosiologi pedesaan. Dengan mempertimbangkan kasus-kasus di pedesaan Indonesia yang umumnya sektor pertanian masih relatif dominan baik sebagai sektor primer maupun sekunder, maka nampaknya dalam praktek agak sulit untuk membedakan secara tegas pokok bahasan dan agenda kajian tentang sosiologi pedesaan dan pertanian. Tumpang tindih dan saling terkait antara kedua pendekatan bidang sosiologi tersebut akan sangat mungkin terjadi di pedesaan Indonesia. Tidak hanya di pedesaan Indonesia, sebagian besar masyarakat pedesaan di negara-negara berkembang masih memiliki ketergantungan pada sektor pertanian, bahkan menurut Raharjo (1999:12) pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari umumnya desa-desa di dunia. Dilihat dari eksistensinya, desa merupakan fenomena yang muncul dengan mulai dikenalnya cocok tanam di dunia ini. Dengan mengingat pentingnya faktor pertanian bagi keberadaan desa, maka dapat dipahami bahwa kebanyakan batasan sosiologi pedesaan masih selalu berkisar pada aspek pertanian. Dalam pembahasan selanjutnya, bahan ajar ini menggunakan dua disiplin ilmu itu (Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan) sebagai pendekatan. Pertimbangan utamanya adalah mengingat kemajemukan masyarakat pedesaan Indonesia. Dilihat dari tingkat perkembangannya, masih terdapat sejumlah masyarakat desa kita yang masih terbelakang, sehingga masih tepat untuk dianalisis lewat kerangka Sosiologi Pedesaan. Di lain pihak telah terdapat sejumlah desa yang telah maju sehingga lebih tepat untuk dijelaskan lewat kerangka Sosiologi Pertanian. Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian Obyek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terusmenerus atau sementara tinggal di sana, sedangkan obyek sosiologi pertanian adalah keseluruhan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis tempat tinggalnya.

Sosiologi pedesaan lebih menggunakan pendekatan lokasi dalam hal ini pemukiman. Sosiologi pertanian menurut Planck (1993:4) adalah sosiologi ekonomi seperti halnya sosiologi industri, yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Sosiologi memusatkan hampir semua perhatiannya pada petani dan permasalahan hidup petani. Tema utama sosiologi pertanian adalah undang-undang pertanian, organisasi sosial pertanian (struktur pertanian), usaha pertanian, bentuk organisasi pertanian, dan masalah sosial pertanian. Sebuah aspek yang sangat penting adalah posisi sosial petani dalam masyarakat. Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka satu dengan lainnya (tata kerja), dan oleh sistim ekonomi dan masyarakat yang ada diatas mereka (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum agraria yang dalam arti sempit dimaknai sebagai hukum pertanahan (land tenure). Kegunaan Mempelajari Sosiologi Pertanian Dengan mempelajari sosiologi pertanian kita bisa mengumpulkan secara sistimatis atau secara bermakna tentang keterangan-keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan menelaah hubunganhubungannya. Sosiologi pertanian membantu dalam mengambil lukisan seteliti-telitinya tentang tingkah laku, sikap, perasaan, motif dan kegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup dalam lingkungan pedesaan. Hasil telaah tersebut dapat digunakan untuk meperbaiki kehidupan masyarakat pedesaan dan pertanian pada khususnya. Planck (1993:9) menyatakan bahwa penduduk desa mencari penjelasan mengenai proses sosial di pedesaan dan menuntut pembaharuan untuk masa depan. Petani mengharapkan sosiologi pertanian dalam usahanya menemukan suatu kesadaran baru. Praktek dari politik pertanian menuntut dari sosiologi pertanian antara lain tempat kegiatan terbaik untuk langkah-langkah yang telah direncanakan dan menunjukan dampak sosial yang akan timbul dari yang direncanakan. Sosiologi pertanian harus memberikan data mengenai struktur pedesaan, mengenai kecenderungan perkembangan sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat dan keadaan darurat, mengenai harapan dan tuntutan sosial mereka dalam perencanaan tata ruang. Sumbangan sosiologi pertanian dalam politik kemasyarakatan memang masih terbatas. Namun mereka dapat membantu pengambilan keputusan-keputusan yang dibuat dengan cara:

Menjelaskan definisi, obyek dan indikator sosial Menjelaskan hubungan sesama manusia dan perilakunya Meneliti aturan, fungsi kelompok/organisasi sosial Menemukan tenaga pendorong, mekanisme dan proses perubahan sosial dan lain sebagainya. C. PENUTUP Penguasaan materi oleh mahasiswa peserta pembelajaran yang telah mengukti perkuliahan dengan pokok bahasan Pengertian Sosiologi Pertanian dapat dievaluasi melalui seberapa jauh mahasiswa mampu memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: Jelaskan pengertian sosiologi berdasarkan asal katanya serta pengertian umum sosiologi Jelaskan pengertian sosiologi pedesaan dan sosiologi pertanian Sebut dan jelaskan perbedaan dan persamaan antara sosiologi pedesaan dan sosiologi pertanian Jelaskan ruang linkgkup sosiologi pertanian Jelaskan kegunaan mempelajari sosiologi pertanian secara empiris dan teoritis REFERENSI Giddens, Antony, 2004, Sociology, 4 th Edition, Polity Press and Blackwell Publishers Planck, Ulrich, 1993, Sosiolologi Pertanian, Yayasan Obor Indonesia Jakarta Priyotamtomo, Wiryono, 2001, Bahan Kuliah Sosiologi Pedesaan, Fakultas Pertanian UGM (tidak diterbitkan) Rahardjo, 1999, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Edisi Pertama, Gadjah Mada University Press Soekanto, Soerjono, 2003, Sosiologi Suatu Pengantar, Cetakan ke-36, PT. Raja Grafindo Persada Yuliati, Y dan Purnomo, M, 2003, Sosiologi Pedesaan, Lappera Pustaka Utama

pengertian sosiologi pedesaan April 1, 2010 By amelliafitta Arti Desa menurut beberapa tokoh[1] 1. Sutardjo Kartohadikusumo

Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. 2. C.S. Kansil [2] Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Menurut Bintarto Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ(suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. 4. Paul H. Landis Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut : a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan. c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan, alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. d. Sistem kehidupannya berkelompok e. Termasuk kedalam masyarakat homogen dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat f. Homogenitas Sosial g. Hubungan primer h. Kontrol sosial yang ketat i. Gotong-royong j. Ikatan sosial k. Magis religius

Dari beberapa pengertian tentang desa diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa Desa adalah sebuah wilayah yang ditempati sejumlah penduduk yang daerahnya masih dipenuhi oleh pepohonan dan lahan kosong, dan kekerabatan diantara penduduknya sangat erat dimana penduduknya memiliki sistem pemerintahan sendiri. Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik) Talcot Parsons menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut [3] : a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih. b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan. c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme) d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi). e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar. Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam macam gejala, diantaranya sebagai berikut [4]: a. Konflik (pertengkaran). Pertengkaran terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar keluar rumah tangga.Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dsb. b. Kontroversi (pertentangan) Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). c. Kompetisi (persiapan) Masyarakat Pedesaan adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa dan mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.

d. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain, jadi jelas bahwa masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diamdiam tanpa aktivitas. 1. Apa pengertian Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan?2. Apakah Sosiologi Pertanian sama dengan Sosiologi Pedesaan dilihat dari ruanglingkup bahasannya?3. Apakah kegunaan mempelajari Sosiologi Pertanian bagi Mahasiswa P.SAgroekoteknologi?Jawab:1. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial masyarakat. Sosiologi Pertanian adalah Ilmu masyarakat yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial yang hampir semuaperhatiannya pada petani dan permasalahan hidup petani. Sedangkan Sosiologi Pedesaan adalah suatu Ilmu yang melukiskan hubungan manusia di dalam danantar kelompok yang ada di lingkungan pedesaan. 2. Dilihat dari ruang lingkup bahasannya, Menurut Planck (1993:3) Sosiologi Pertanian( Agricultural Sociology ) sering disamakan dengan Sosiologi Pedesaan ( RuralSociology ). Tetapi ini hanya berlaku jika penduduk desa terutama hidup daripertanian saja. Semakin sedikit kehidupan penduduk di desa ditandai oleh kegiatanpertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan dari sosiologi pedesaan.

3. Bagi Mahasiswa P.S Agroekoteknologi, kegunaan mempelajari S osiologi Pertanianadalah: a) Untuk mengidentifikasi dasar sosiologis tentang fenomena sosial dilingkungan setempat dalam hal ini adalah pertanianb) Untuk mengetahui hubungan kekerabatan tentang realitas sosial budayamasyarakat pedesaanc) Mengumpulkan secara sistimatis atau secara bermakna tentang keterangan -keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan masyarakat yang berpro fesisebagai petani dan menelaah hubungan -hubungannyad) Mengambil gambaran tentang tingkah laku, sikap, perasaan, motif dankegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup dalam lingkungan pedesaan .Hasil telaah tersebut dapat digunakan untuk meperbaiki kehidupanmasyarakat pedesaan dan pertanian pada khususnya. Sehingga pertanian diIndonesia dapat lebih baik dan lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai