Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah diberlakukannnya UU no. 20/2003 Tentang Sisdiknas, PP no.

19/2005, dan Permen Diknas Nomor 22 24 th. 2006, setiap sekolah (kepala sekolah beserta gurunya) diberi otonomi yang sangat besar untuk mengembangkan dan menentukan sendiri kurikulum yang akan diberlakukan di sekolah masing-masing. Hal yang demikian sangat bertolak belakang dengan kebijakan sebelumnya yang dalam pengelolaan sekolah menggunakan pola terpusat (sentralistik) di mana sekolah biasanya tinggal menerima kurikulum yang akan dilaksanakan di sekolah. Keadaan ini sekaligus merupakan tantangan sekaligus hambatan bagi sekolah. Artinya, bagi sekolah yang punya kepemimpinan kuat dan kreatif akan menyambut kebijakan baru ini sebagai tantangan untuk memajukan sekolahnya. Sebaliknya bagi sekolah dengan kepemimpinan yang lemah dan masih terbiasa dengan kebiasaan menunggu perintah atasan, memandang kebijakan baru yang memberi otonomi kepada sekolah, merupakan hambatan dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya.

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat sejajar dengan hasil pendidikan negara-negara maju. Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada : 1. Undang undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional a. pasal 38, ayat 1 yang berbunyi Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah . b. pasal 38, ayat 2 yang berbunyi Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah . 2. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan . a. pasal 16, ayat 1 yang berbunyi Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP . b. pasal 17, ayat 2 yang berbunyi Sekolah dan komite sekolah, atau

madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan

standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK

dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA dan MAK . 3. Peraturan Menteri pendidikan Nasional no 22 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri pendidikan Nasional no 23 tahun 2006 tentang Standar Isi 5. Peraturan Menteri pendidikan Nasional no 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Suatu sekolah dinilai mempunyai kinerja yang baik jika mampu menghasilkan keluaran yang ditargetkan secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Untuk

mencapai kinerja seperti ini banyak faktor yang berpengaruh yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut pada prinsipnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam sekolah itu sendiri, dan faktor eksternal yang berasal dari luar sekolah. Dengan menganalisis dan mengevaluasi berbagai faktor internal dan faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi kinerja suatu sekolah, diharapkan sekolah dapat mengetahui kapasitas kemampuannya saat ini, dan menentukan strategi untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.

Pada prinsipnya hal-hal yang termaksud ke dalam faktor internal yang mempengaruhi kinerja sekolah adalah hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Sedangkan, hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah yang berkaitan dengan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dapat mempengaruhi kinerja sekolah tersebut. Dengan menganalisis
3

kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang di ada, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang harus di hadapi, maka Sekolah Dasar Negeri 2 Banaran menentukan strategi agar dapat mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya secara optimal.

Dalam sistem pendidikan dasar dan menengah, acuan untuk melihat hal-hal yang menjadi kondisi internal didasarkan pada delapan (8) standar nasional pendidikan yang sekaligus merupakan acuan dalam melakukan evaluasi diri. Sedangkan kondisi eksternal didasarkan pada kondisi yang ada diluar lembaga yang berupa peluang dan tantangan, termasuk tuntutan pemangku kepentingan (stackholder) yang terkait dengan pendidikan dasar dan menengah.

1.c. IDENTIFIKASI STANDAR PROSES No 1 Aspek Penyiapan perencanaan pembelajaran Indikator


Semua guru menyusun RPP untuk semua mata pelajaran sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kelasnya. RPP disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah RPP dicantumkan dalam dokumen II kurikulum

Kondisi Satuan Pendidikan


Masih ada guru yang belum membuat/menyusun RPP sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kelasnya. RPP pada umumnya bukan merupakan pengembangan/buat an guru. RPP pada umumnya hanya untuk memenuhi formalitas ada tidaknya administrasi guru kelas/mapel.

Upaya Pencapaian
Mengadakan IHT tentang pembuatan RPP. Memberikan motivasi pada guru tentang pentingnya perencanaan pembelajaran. Mengoptimalkan fungsi supervisi baik manajerial maupun akademik. Mengoptimalkan pembinaan administrasi bagi guru dan kepala sekolah.

Pelaksanaan

Silabus disusun dan dikembangkan

Sekolah

Melalui

proses pembelajaran

oleh guru. Setiap rombongan belajar maksimal jumlah siswa 28 Beban mengajar minimal guru 24 jam per minggu. Rasio buku teks untuk peserta didik adalah 1:1 setiap mata pelajaran

menggunakan silabus dari BSNP Jumlah siswa setiap kelas antara 20 - 30 anak Beban mengajar minimal setiap guru kelas minimal 24 jam Untuk mata pelajaran tertentu (SBK, P.Agm, Mulok) sekolah belum dapat memenuhi rasio kebutuhan bagi peserta didik.

kegiatan KKG guru melaksanakan IHT tentang pembuatan silabus Di awal tahun pelajaran sekolah memaksimalkan tentang sosialisasi PPDB Untuk mapel penjaskes masih diampu oleh guru kelas karena belum memiliki guru mapel penjaskes dan mengajukan usulan pengadaan guru penjaskes kepada yang berwenang Sekolah mengganggar kan pembelian buku-buku tersebut melalui dana BOS.

Penilaian hasil belajar

Guru menginformasika

Guru belum menginformasikan

Sekolah mengupayakan

n silabus yang memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus. Guru melaksanakan tes, pengamatan, penugasan dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Pengawasan pelaksanaan pem belajaran dilakukan oleh kepala sekolah 4 dan Pengawas dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan pembelajaran.

rancangan dan kriteria penilian pada awal semester. Belum semua guru mengembangkan indikator pencapaian KD dan teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus. Dalam melaksanakan proses penilaian sementara guru masih terfokus pada salah satu teknik dan bentuk penilaian tertentu.

agar guru menginformasi kan rancangan dan kriteria penilaian pada setiap awal semester. Melalui kegiatan KKG, guru mengem bang kan indikator pencapaian KD dan teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus. Mengadakan bintek tentang model-model penilaian.

Pengawasan pembelajaran

Pelaksanaan supervisi akademik /manajerial di sekolah belum optimal.

Mengoptimalk an pelaksanaan supervisi.

1.d. IDENTIFIKASI STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN N Aspek Indikator Kondisi Satuan Upaya Pencapaian

o 1 Perangkat penilaian
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan : substansi,( memuat kompetensi yang dinilai), konstruksi, (memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan), dan bahasa, ( bahasa yang baik dan benar ,komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik). Pelaksanaan penilaian meliputi kegiatan : menentukan KKM , meng koordinasikan UTS, UAS, UKK, menyelenggarakn US, menentukan kelulusan melaporkan hasil penilaian serta menerbitkan

Pendidikan Sementera guru masih menggunakan instrumen penilaian hasil belajar belum memenuhi persyaratan penilaian yang baik . Mengadakan pembimbingan tentang pembuatan perangkat/alat/instru men penilaian yang sesuai dengan KD pada setiap mata pelajaran.

Pelaksanaan penilaian

Sekolah telah melaksanakan serangkaian kegiatan tersebut sesuai dengan kalender pendidikan yang dibuat.

Meningkatkan kualitas pelaksanaan penilaian.

ijasah. 3 Hasil penilaian Penilaian hasil belajar dimanfaatkan oleh pendidik untuk program perbaikan , pengayaan, kegiatan pembelajaran. Digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan peserta didik. Hasil penilaian digunakan oleh guru sebagai bahan laporan kepada orang tua siswa dan program perbaikan pengayaan kegiatan pembelajaran. Meningkatkan dokumentasi hasil penilaian.

2. ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN No Komponen 1 Peserta didik Kekuatan (Strength) Animo peserta didik baru untuk bersekolah cukup tinggi Kelemahan (Weakness) Hanya 60 % siswa baru yang berasal dari latar belakang pendidikan PAUD

90% anak sudah memiliki Kemampuan dasar rata-rata kemampuan dalam mata pelajaran PKS yang memadai karena juga mendapatkan pelajaran baca tulis Al Quran di lingkungan tempat tinggal peserta didik kelas I secara psikologis belum mencapai kematangan 80% berasal dari kalangan keluarga kurang mampu Minat baca peserta didik masih kurang 2 Pendidik dan Semua guru mempunyai Baru satu orang guru yang

Tenaga Kependidikan

tanggung jawab yang tinggi dalam mengajar

berlatarbelakang pendidikan sarjana

Kesejahteraan guru dirasa Masih kekurangan tenaga sudah terjamin Guru yang mengajar sudah sesuai dengan pendidik untuk guru kelas dan guru mata pelajaran Penjaskes

kualifikasi pendidikannya Sebagian besar guru berasal dari luar daerah (luar kecamatan) 3 Sarana dan prasarana Memiliki gedung mushola Gedung yang ada kondisinya masih baik Hanya memiliki lima ruang kelas dan belum memiliki perpustakaan Ruang UKS belum dipergunakan dengan optimal WC guru dan WC anak belum memadai Sebagian tempat duduk untuk siswa dan guru kondisinya rusak (di kelas I, II, dan III) Almari di setiap kelas kondisinya sudah rusak,kecuali kelas VI Alat peraga/media pembelajaran sangat terbatas Halaman sekolah belum disemenisasi/paving, sehingga masih becek bila turun hujan Lingkungan sekolah belum

memiliki pagar keliling 4 Biaya Dana BOS sangat membantu pelaksanaan operasional sekolah Sudah ada kontribusi masyarakat/partisipasi orang tua siswa dalam melaksanakan pembangunan fisik sekolah Sekolah memanfaatkan hasil kebun sekolah untuk membantu pembiayaan pembangunan Sudah ada upaya sekolah mencari dana pengembangan sekolah, meskipun belum berhasil 5 Program-program Guru mengikuti kegiatan pengembangan peningkatan mutu pendidik melalui KKG, IHT, dan workshop Sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka Program peningkatan pengelolaan administrasi sekolah masih kurang baik Strategi/model pembelajaran yang dilaksanakan guru cenderung monoton Belum adanya bantuan dana dari pemdes (ADD, PNPM) atau lainnya

3. ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN No 1 Komponen Komite sekolah Peluang (Opportunity) Komite sekolah punya Tantangan/Ancaman (Threat) Sebagian besar anggota

10

pengaruh dalam masyarakat Kerjasama dengan sekolah sudah baik 2 Orang tua siswa

komite berlatar belakang pendidikan SD

Sosial ekonomi orang tua kurang Hampir semua orang tua siswa memiliki latar belakang pendidikan yang rendah Peran serta orang tua sangat rendah Kepedulian orang tua terhadap kemajuan hasil belajar masih kurang

Pemerintahan desa

Hubungan antar lembaga cukup baik Adanya pemberian motivasi kemajuan sekolah dari kepala desa pada waktu rapat pleno wali murid

Kerjasama dan tingkat keperdulian dengan pihak sekolah kurang Bantuan secara finansial terhadap sekolah belum ada

Peran serta masyarakat sekitar

Kepedulian masyarakat pada umumnya rendah

Sosial budaya masyarakat

Faktor sosial budaya masyarakat sekitar sangat mempengaruhi kehidupan siswa, misalnya adanya

11

pengajian dan TPQ sangat menunjang prestasi siswa pada mapel BTQ

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan

pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar

B. Tujuan Pengembangan KTSP Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam megembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu, KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

12

C. Prinsip Pengembangan KTSP 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan

13

berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian

keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

D. Pengertian Istilah 1. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

14

satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

3. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Contoh silabus terdapat pada lampiran (Dokumen 2)

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran Sekolah Dasar Negeri 2 Banaran terdapat pada Lampiran (Dokumen 2)

15

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Nasional Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dalam menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Dasar Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah Terwujudnya mutu pendidikan berdasarkan iman dan taqwa serta tanggap terhadap masyarakat .

C. Misi Sekolah a. Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif dan menyenangkan; b. Mengembangkan potensi intelektual siswa dan profesi guru; c. Mengoptimalkan daya serap siswa dalam kegiatan pembelajaran: d. Meningkatkan keimanan melalui kegiatan keagamaan; e. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari: f. Meningkatkan hubungan dengan masyarakat melalui komite sekolah.

16

D. Tujuan Sekolah a. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur; b. Warga sekolah yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani; c. Menghasilkan lulusan yang kompetitif dan memiliki kompetensi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi; d. Terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan kreatifitas siswa; e. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi; f. Siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya; g. Siswa kreatif, terampil, dan mandiri serta mampu mengembangkan diri secara optimal dan berkesinambungan; h. Terwujudnya peran serta masyarakat terhadap keberadaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia.

17

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) ... bahwa Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran yaitu : kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan. STRUKTUR KURIKULUM SD NEGERI 2 BANARAN Kelas dan Alokasi Komponen I A. Mata Pelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Seni Budaya dan Ketrampilan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Waktu II III IV, V, DAN VI

3 2 5 Pendekatan Tematik 5 4 3 4 4

B. Muatan Lokal 1. 2. 3. Bahasa Jawa Pendalaman Kitab Suci Bahasa Inggris Jumlah 30 31 32 2 2 2 36

18

B. Muatan Kurikulum Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan termasuk ke dalam isi kurikulum.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada tingkat dan atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetansi dan kompetensi dasar.

1. Mata Pelajaran Mata Pelajaran di SD Negeri 2 Banaran terdiri dari 8 mata pelajaran yaitu : 1. Pendidikan Agama Pendidikan Agama di SD bertujuan untuk : a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

b. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

2. Pendidikan Kewarganegaraan a. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : b. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

19

c. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi d. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya e. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Bahasa Indonesia Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

20

4. Matematika Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

5. Ilmu Pengetahuan Alam Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

21

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

7. Seni Budaya dan Ketrampilan Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan 4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global

22

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

2. Muatan Lokal Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan

23

kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan mata pelajaran muatan lokal mendukung dan melengkapi mata pelajaran yang lain. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat

menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal dapat dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan kompetensi yang dicapai. Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut: Lingkup Keadaan, yaitu berupa segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. dan Kebutuhan Daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk: a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah c. Meningkatkan penguasaan bahasa Asing untuk keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat) d. Meningkatkan kemampuan berwirausaha. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: bahasa daerah, Bahasa Asing, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka muatan lokal di Sekolah Dasar Negeri 2 Banaran terdiri atas : 1. Bahasa Jawa
24

Mata pelajaran Bahasa Jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan : 1. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar; 2. Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa; 3. memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa yang adi luhung sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. Adapun ruang lingkupnya mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek : mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

2. Pendalaman Kitab Suci (PKS) Mata Pelajaran Pendalaman Kitab Suci (PKS) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan : 1. Pemahaman tentang nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam kitab suci sebagai pedoman hidup; 2. Melaksanakan isi yang terkandung dalam kitab suci dalam rangka pengabdian terhadap Tuhan sebagai bentuk kewajiban selaku makhluk ciptaanNya.

3. Bahasa Inggris Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan : 1. Mengenalkan Basa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional; 2. Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka

menyongsong era globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar Negeri 2 Banaran adalah mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek : listening, speaking, reading dan writing.

3. Pengembangan Diri

25

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/

dilaksanakan oleh guru kelas , dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik. Secara khusus pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: a. Bakat b. Minat c. Kreativitas d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan e. Kemampuan kehidupan keagamaan f. Kemampuan sosial g. Kemampuan belajar h. Wawasan dan perencanaan karir i. Kemampuan pemecahan masalah j. Kemandirian

Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegitan tidak terprogram dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.

26

Pengembangan diri di SD Negeri 2 Banaran terdiri atas : Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen:

1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan: a. Kehidupan pribadi b. Kemampuan sosial c. Kemampuan belajar

2. Ekstra kurikuler Berupa kegiatan kepramukaan

3. Kegiatan Pembiasaan, meliputi : a. Pembiasaan Rutin 1) Proses pembentukan akhlak dan penanaman/pengamalan ajaran agama islam, yang meliputi kegiatan : Jumat beramal, memakai baju muslim setiap hari Jumat 2) Pembiasaan budaya hidup sehat melalui kegiatan kelas dan kegiatan dokter kecil berupa pemeriksaan kebersihan badan setiap hari Senin

b. Pembiasaan Terprogram Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman /pengamalan ajaran agama islam yang dilaksanakan secara terprogram dalam kurun waktu tertentu, kegiatan itu antara lain : Pesantren Ramadhan; Zakat Fitrah; Pelaksanaan Qurban; dan Peingatan Hari Besar Agama.

4. Kegiatan Keteladanan Kegiatan ini bertujuan untuk memberi keteladanan pada peserta didik, antara lain dengan kegiatan : a. Pembinaan keteladanan pakaian seragam; b. Pembinaan kedisiplinan; c. Penanaman nilai akhlak islami; d. Penanaman budaya minat membaca;

27

e. Penanaman budaya bersih diri, bersih lingkungan kelas dan sekolah lingkungan hijau.

5. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme Kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan cinta terhadap tanah air, antara lain melalui kegiatan : Upacara Bendera setiap hari Senin; Peringatan HUT Kemerdekaan RI dengan berbagai perlombaannya; Hari Pendidikan Nasional dan hari-hari besar nasional lainnya.

4. Pengaturan Beban Belajar Pengaturan Beban Belajar di SD Negeri 2 Banaran sebagai berikut :
Minggu Efektif Per Tahun Pelajaran Jumlah Jam Pembel Per Minggu Waktu Pembelajaran Per Tahun Jam Pembelajaran Tatap Muka

Satuan Pendidikan

SD

I s/d III

35

Kelas : I. 30 II. 31 III. 32

36

Kelas : I. 1.050 II. 1.085 III. 1.120 jam pembelajaran Kelas : I. 37.800 menit II. 39.060 menit III. 40.320 menit

Kelas : I. 630 II. 651 III. 672

IV s/d VI

35

36

36

1.260 jam pembelajaran (45.360 menit)

756

5. Ketuntasan Belajar

28

(@ 60 Menit)

Jumlah Jam

Per Tahun

(Menit)

Kelas

Satu

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 40-100%. Berdasarkan SK Kepala Sekolah SD Negeri 2 Banaran Nomor : 423.5/03/2010 tentang Penetapan KKM Tahun Pelajaran 2010/2011, sebagai berikut :

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL HASIL BELAJAR SEMESTER 1 SD NEGERI 2 BANARAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NO
A. Mata Pelajaran

KOMPONEN

KKM pada Kelas I


75 65 65 62 63 62 75 75

II
75 64 61 60 64 65 75 75

III
75 65 66 66 65 69 75 75

IV
75 60 60 60 60 60 75 75

V
75 64 68 64 65 63 75 75

VI
75 65 64 61 64 66 75 75

1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan kewarganegaraan dan kepribadian 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan ketrampilan 8. Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2. Pendalaman Kitab Suci (PKS) 3. Bahasa Inggris

75 63 -

75 64 -

75 66 -

75 66 60

75 71 61

75 70 56

29

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL HASIL BELAJAR SEMESTER 2 SD NEGERI 2 BANARAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NO
A. Mata Pelajaran

KOMPONEN

KKM pada Kelas I


75 65

II
75 65

III
73 65

IV
75 60

V
75 66

VI
75 65

1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan kewarganegaraan dan kepribadian 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan ketrampilan 8. Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa

65 62 63 62 75 75

61 63 65 65 75 75

65 65 66 70 75 75

60 61 60 60 75 75

65 62 67 63 75 75

60 62 61 67 75 75

75 65 -

75 66 -

75 65 -

75 60 60

75 63 62

75 70 55

2. Pendalaman Kitab Suci (PKS) 3. Bahasa Inggris

6. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria dan penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut : a. Kriteria kenaikan kelas 1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan KKM di Sekolah Dasar Negeri 2 Banaran 2) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing. b. Penentuan kenaikan kelas
30

1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM,

sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan. 2) Siswa dinyatakan naik kelas kelas tidak memiliki nilai kurang dari KKM maksimal 3 mata pelajaran. 3) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas ... 4) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.

7. Kelulusan Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah : a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. Lulus Ujian Nasional

Kriteria dan Penentuan kelulusan a. Kriteria kelulusan Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria sebagai berikut : 1) Memilih rapor kelas VI. 2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran sesuai dengan SKL yang ditetapkan oleh sekolah.

b. Penentuan kelulusan

31

1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/perilaku/ budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan. 2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2 kelas VI Sekolah Dasar. 3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir.

32

STANDAR KELULUSAN UASBN DAN UJIAN SEKOLAH SDN 2 BANARAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NO UASBN 1. 2. 3.

MATA PELAJARAN

NILAI

KETERANGAN

Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Rata-rata

5,00 3,50 4,00 4,16

UJIAN SEKOLAH a. Tertulis 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Ilmu Pengetahuan Sosial Bahasa Jawa Pendalaman Kitab Suci Bahasa Inggris Rata-rata 6,00 5,00 5,00 5,00 6,00 4,00 5,16

b. Praktik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendidikan Agama Bahasa Indonesia Ilmu Pengetahuan Alam Seni Budaya dan Ketrampilan Pendidikan Jasmani OR dan Kesehatan Bahasa Jawa Pendalaman Kitab Suci Bahasa Inggris Rata - rata 7,00 6,00 6,00 7,00 7,00 6,00 7,00 5,00 6,37

Banaran, 3 Juli 2010 Kepala SDN 2 Banaran

Lazim, S.Pd NIP. 19590703 198201 1006


33

8. Pendidikan Kecakapan Hidup a Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional/ life skill. b Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. c Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal. d Pendidikan kecakapan hidup pada SD Negeri 2 Banaran pada dasarnya sudah terintegrasi pada mata pelajaran SBK.

9.

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global a Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. b Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. c Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. d Pendidikan berbasis keunggulan lokal di SD Negeri 2 Banaran antara lain dengan mengacu pada keunggulan desa setempat berupa budidaya tanaman perkebunan (tanaman kopi), sedangkan keunggulan globalnya berupa pengenalan pada teknologi informasi komputer.

34

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun

ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANARAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SEMESTE HARI EFEKTIF Kamis Selasa Jumat Senin Sabtu Rabu JUMLAH HARI KEGIATAN

BULAN

* 26 Juni -10Juli Libur akhir tahun pelajaran 2010/2011 * 11 Juli awal belajar semester I Juli 2 2 2 3 3 2 14 * 11, 12, 13, hari-hari pertama masuk sekolah * 30 juli 2 Agustus, libur awal puasa I S E M E S T E R

* 30 juli 2 Agustus, libur awal puasa * 17 Agustus HUT Kemerdekaan 3 2 3 3 3 3 17 RI * 23 -29 Agustus libur akhir bulan Ramadhan * 30 31 Agustus hari raya Idul Fitri

Agustus

September

20

* 1 - 7 September perkiraan libur Idul Fitri

35

1 Oktober Upacara hari besar nasional 28 Oktober Upacara Hari Oktober 5 4 3 4 4 4 24 Sumpah Pemuda

10 Nopember Hari besar Nasional/Pahlawan 6 Nopember Hari Raya Idul Adha Nopember 4 5 5 3 3 4 24 25 Nopember Hari Guru Nasional 27 November tahun baru Hijriyah 1433 H

1- 8 Desember Ulangan Akhir Semester I 17 Desember Penerimaan LHBS 19-31 Desember Libur akhir Desember 1 1 1 1 2 1 8 semester I 25 desember 2011 hari Raya Natal

JUMLAH

107

36

SEMESTE S E M E S T E R II

HARI EFEKTIF Kamis Selasa Jumat Senin Sabtu Rabu

JUMLAH HARI KEGIATAN * 1 Januari Tahun Baru

BULAN

Januari

Februari

Maret

April

26

25

27 April Kegiatan Tengah Semester II 23 27 April ujian sekolah

19

2 Mei Upacara hardiknas 2 2 2 5 4 4 19 7-9 Mei UASBN Utama 14-16 Mei UASBN Susulan

Mei

11 - 18 Juni UKK 30 Juni Penerimaan LHBS 2-14 Juli Libur Akhir Tahun Juni 1 1 1 1 2 2 8 Pelajaran

JUMLAH

124

37

Anda mungkin juga menyukai