Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Penerapan Sila Ketuhanan yang Maha Esa dengan Kenakalan Remaja

DISUSUN OLEH: NAMA : DENDY FAISAL NIM : 11.11.5057

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011

ABSTRACT
Masa remaja adalah usia yang niscaya dilewati oleh setiap orang dewasa. Masa ini akan menguji setiap orang bahwa tidak selamanya hidup dilewati dengan perjalanan yang mulus dan lurus. Mungkin si pejalan yang remaja itu tahu lurusnya jalan. Namun, menjalani tidak semudah hanya mengetahui. Seorang pedayung yang hendak menuju suatu pulau mungkin tahu arah jalannya dan mungkin tahu ada badai di depan, tapi tidak semua pedayung bisa melewati badai dan sampai pada tempat yang dituju. Tidak semua orang bisa lolos melewati masa-masa itu Usia remaja adalah saat di mana anak mengalami masa pubertas. Usia remaja saat di mana memasuki usia sekolah pada tingkat Sekolah Menengah/sederajat dan awal perguruan tinggi dengan rata-rata sekitar 16-20 tahun. Dari beberapa hasil kajian menunjukkan usia remaja memilikiciri-ciri di antaranya, Kondisi kejiwaan anak-anak remaja cenderung masuk pada kategori bergejolak, bermasalah dan bermasalah berat, Kenakalan yang mereka lakukan mengarah pada perbuiatan sadis dan tindakan kriminal, Penyebab kenakalan mereka adalah karena perilaku orangtua, perceraian, kurangnya pengetahuan tentang agama, factor lingkungan, penyalahgunaan teknologi, dan pornografi. Sementara strategi penanggulangannya dengan menerapkan akhlak/agama dalam

keluarga,menerapkan makna-makna dari sila ke-1 sehari-hari, dan memperluas pengetahuan kita..

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala nikmat dan hidayahnya kepada segenap umat manusia. Dengan segenap ungkapan rasa terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung seluruh proses penulisan makalah ini sehingga penulisan makalah dengan judul Hubungan Penerapan Sila Ketuhanan yang Maha Esa dengan Kenakalan Remaja selesai di kerjakan. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai hubungan antara penerapan sila ketuhanan yang maha esa dengan kenakalan remaja zaman sekarang. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yakni Bapak Drs. Tahajudin Sudibyo yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari akan kemampuan kami masih kurang. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tetapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 21 Oktober 2011 Penulis

Dendy Faisal

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ........................................................................................... Abstract ...................................................................................................... Kata Pengantar ............................................................................................. Daftar Isi ..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... B.Rumusan Masalah ................................................................................ BAB II PENDEKATAN DAN PEMBAHASAN ........................................ A.Pendekatan ........................................................................................... B.Pembahasan .......................................................................................... 1. Masalah Remaja Sekarang ............................................................... 2. Kenakalan Remaja ........................................................................... 3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ................................................... 4. Sebab-sebab Kenakalan Remaja ...................................................... 5. Alternatif Pencegahan...................................................................... BAB III PENUTUP ...................................................................................... A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... i ii iii iv 1 1 1 2 2 2 2 3 4 4 7 9 9 9 10

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Sikap keagamaan merupakan perwujudan dari pengalaman dan penghayatan seseorang

terhadap agama, dan agama menyangkut persoalan batin seseorang, karenanya persoalan sikap keagamaan pun tak dapat dipisahkan dari kadar ketaatan seseorang terhadap agamanya. Sikap keagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara unsure kognisi (pengetahuan), afeksi (penghayatan) dan konasi (perilaku) terhadap agama pada diri seseorang. Masa remaja adalah masa peralihan, dimana pada masa ini sangatlah sulit untuk mengambil keputusan, dan sulit untuk memilah-milih hal yang baik atau yang buruk pada dirinya sendiri, karena pada masa ini sangatlah penuh kebimbangan antara mendengarkan orang lain atau menuruti kemauannya sendiri. Oleh karena itu, seringlah pada masa remaja ini terdapat salah mengambil keputusan, yang akhirnya terjerumus pada perilaku menyimpang terhadap norma-norma agama Sedangkan dalam kehidupan, sering ditemui perilaku/ sikap keagamaan yang menyimpang, umumnya pada masa remaja atau masa pematangan, seperti: Remaja dan Narkoba, minuman keras, Perilaku Seksual di luar Nikah. Maka dalam makalah ini membahas tentang kenakalan para remaja, pengaruh pubertas bentuk-bentuk kenakalan remaja, dampak pornografi, dan penyebab / faktornya, yang

diharapkan pula dari sini dapat digali berbagai alternatif yang dimungkinkan untuk menghindari penyimpangan tingkah laku keagamaan tersebut .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang muncul yang berkaitan denagan topic diatas, yaitu: 1.apa saja kenakalan yang dilakukan oleh remaja yang menyimpang agama? 2.mengapa penerapan sila ke-1 penting dilakukan oleh para remaja? 3.apa penyebab kenakalan remaja dan bagaimana alternative/upaya pencegahannya?

BAB II PENDEKATAN DAN PEMBAHASAN


A. Pendekatan
Historis, Mengingat betapa pentingnya ajaran agama untuk manusia, yang dahulu disebarkan oleh wali-wali kita secara susah payah, dan para pendahalu kita yang berbudaya dan selalu menjaga norma-norma dalam agama. Yuridis, Dengan cara berpedoman pada ketentuan-ketentuan dan norma yang ada di agama dan ketentuan yang ada di masyarakat untuk terwujudnya remaja yang baik. Sosiologis, remaja harus meluruskan prilaku-prilakunya, dengan memperhatikan normanorma di masyarakat dan selalu menerapkan pengamalan sila ketuhanan yang maha esa.

B. Pembahasan
1. Masalah Remaja Sekarang Sekarang ini, dunia sedang mengalami sebuah perubahan besar yang dikenal sebagai era globalisasi. Dengan kemajuan teknologi informasi, maka segala sesuatu akan menjadi lebih mudah untuk diketahui. Lajunya arus globalisasi tidak hanya berdampak kepada orang dewasa, akan tetapi juga berdampak kepada anak-anak remaja yang pada umumnya usia mereka berkisar antara 16 21 tahun. Pada kenyataannya saat ini, kejahatan atau tindak kriminal tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, akan tetapi juga dilakukan oleh anak-anak remaja, sehingga dikhawatirkan hal tersebut dapat merusak tatanan moral, tatanan nilai-nilai susila dan tatanan nilai-nilai ajaran agama Kurang siapnya mental anak-anak dalam menerima laju arus globalisasi, bukanlah satu-satunya faktor penyebab kenakalan mereka. Ada beberapa faktor lain yang dapat mendorong mereka menjadi nakal dan kurang bertanggung jawab, diantaranya yang paling dominan adalah faktor lingkungan keluarga. Pada hakekatnya kenakalan remaja bukanlah suatu problem sosial yang hadir dengan

sendirinya di tengah-tengah masyarakat, akan tetapi masalah tersebut muncul karena beberapa keadaan yang terkait, bahkan mendukung kenakalan tersebut. kehidupan keluarga yang kurang harmonis, perceraian dalam bentuk broken home. Memberi dorongan yang kuat sehingga anak menjadi nakal. Kondisi perilaku dan kepribadian anak-anak remaja usia sekolah dewasa ini sangat jauh dari yang diharapkan. Perilaku mereka cenderung menyimpang dari nilai-nilai ajaran agama, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai budaya. Adanya anak-anak remaja usia sekolah yang terjerumus pada pergaulan bebas atau bahkan seks bebas, pemakai dan pengedar narkoba, terlibat dalam kasus-

kasus kriminal,

seperti pencurian, perampokan dan pemerkosaan. Hal ini menunjukkan betapa

kondisi anak-anak remaja pada saat ini berada dalam masalah besar.

2. Kenakalan Anak-anak Remaja . Pubertas adalah masa yang khusus di mana seorang anak merasakan adanya kebutuhan yang sangat kuat pada lawan jenis atau keinginan bercinta begitu mendalam. Pada masa ini seorang anak cenderung emosional. Para psikolog mengkhususkan masa ini sebagai masa perkembangan seksualitas anak. Anak pada masa ini akan mengalami perubahan, baik fisik maupun psikhis dengan cepat. Pubertas sebagai masa paling berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan psikhis anak, dan akan memiliki dampak serius pada tingkah laku anak. Mereka terkadang mengalami kebingungan sekaligus kebahagiaan yang berlebihan. Pengaruh masa pubertas terhadap tingkah laku anak dapat diperinci sebagai berikut : Keinginan untuk menyendiri, yaitu cenderung mengasingkan diri dari lingkungannya

manakala ada masalah, baik dalam pergaulannya atau merasa ada hal yang kurang cocok dengan dirinya. Perilaku ini umumnya disebut dengan istilah minder. Tidak inginnya untuk bekerja, yaitu ketika lingkungan sekitarnya (keluarga atau masyarakat) menganggap anak pubertas sebagai orang dewasa, maka mereka memperlakukannya sebagaimana remaja yang harus bekerja. Situasi seperti ini nampaknya menjadi masalah bagi anak pubertas, karena sebelumnya tidak terbiasa untuk bekerja serius. Akibatnya, manakala disodorkan pekerjaan, tidak jarang mereka menolak, atau sekalipun mereka mau melakukannya, akan tetapi mereka cepat lelah. Hal ini disebabkan pada masa anak-anak

mereka terbiasa dengan bermain-main, dan ketika disodorkan dengan suatu pekerjaan, maka pekerjaan ini baginya adalah hal yang baru. Merasa bosan dengan permainan-permainan yang dahulu disenanginya, dengan pekerjaan sekolahnya, dan berbagai aktifitas sosial lainnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisik yang tidak diimbangi dengan latihan fisik. Bersikap tidak tenang, salah tingkah dan cenderung terburu-buru. Anak-anak pubertas tidak bisa duduk atau berdiri dalam posisi yang sama dalam waktu lama. Hal ini disebabkan oleh emosi yang meluap-luap sehingga fisik pun ikut merasakan agresivitas mentalnya. . Emosionalitas yaitu ditandai dengan seringkali marah-marah dan merasa sedih yang disebabkan oleh hal-hal kecil. . Senang melamun yaitu diekpresikan dengan menciptakan berbagai imajinasi yang teramat muluk, sehingga ia bisa tersenyum atau bahkan tertawa sendiri

3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja Bentuk-bentuk kenakalan anak-anak remaja usia sekolah berdasarkan katagori perilakunya dalam menghadapi perubahan hidup di lingkungan sekitarnya pada 4 (empat) katagori, yaitu : Anak-anak remaja usia sekolah tanpa masalah, yaitu yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara baik, dan tanpa kesulitan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan prestasi akadamik sesuai dengan kemampuannya; perilakunya dapat diterima lingkungannya; dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sosialnya. Anak-anak remaja usia sekolah yang bergejolak, yaitu terus menerus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Selama masa penyesuaian diri ini akan nampak kemudahan dan kesulitan. Perilaku anak ini disebut dengan sifat angin anginan. Terkadang sikap dan sifat mereka mudah dimengerti dan terkendali, dan terkadang malah sebaliknya. Prestasi akademik dan kemampuan bersosialisasi cenderung berubah-ubah. Pada hal yang disukai, mereka akan tampak tekun dan asyik, akan tetapi pada hal yang tidak disukai, maka akan timbul kebencian yang berlebihan. Anak-anak remaja usia sekolah yang bermasalah. Pada tipe ini seorang anak sulit untuk menyesuaikan diri, kecuali pada kalangan terbatas atau hanya pada kelompoknya saja. Perilaku sosial dan akademiknya tergolong gagal. Prestasi di sekolah sangat mengecewakan; di dalam keluarga selalu membuat masalah; dalam lingkungan sosial selalu membuat onar; perilaku menyimpangnya dilakukan terang-terangan; dan tidak merasa berdosa apabila melakukan kesalahan. Anak-anak remaja usia sekolah dengan masalah berat. Pada tipe ini kegagalan total sudah terjadi. Ia masuk ke dalam lingkaran syetan, mundur kena maju pun kena. Perilakunya sudah tergolong kriminal; banyak berurusan dengan polisi; dianggap sampah masyarakat; tanpa prestasi akademik; terbiasa dengan minuman keras; narkoba dan seks bebas.

4. Sebab-sebab Kenakalan Remaja Perceraian Orang Tua Perceraian seringkali berakhir menyakitkan bagi pihak-pihak yang terlibat, termasuk didalamnya adalah anak-anak. Perceraian juga dapat menimbulkan stress dan trauma untuk memulai hubungan baru dengan lawan jenis. Sebagian besar akibat perceraian akan meninggalkan anak-anak dalam keadaan yang lebih buruk, baik aspek pendidikan, keuangan dan kejiwaan.

Hal-hal yang biasanya dirasakan oleh anak-anak ketika orangtuanya bercerai adalah : (a) merasa tidak aman; (b) merasa tidak diinginkan atau ditolak oleh orangtuanya yang pergi; (c) merasa sedih dan kesepian; (d) cepat marah; (e) merasa kehilangan; dan (f) merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab orangtuanya bercerai. Perasaan-perasaan tersebut di atas oleh anak dapat dimanifestasikan dalam bentuk perilaku : (a) suka mengamuk, sikapnya menjadi kasar dan tindakan agresif lainnya; (b) menjadi pendiam, tidak ceria dan tidak suka bergaul; (c) sulit berkonsentrasi dan tidak berminat pada tugas sekolah, sehingga prestasi di sekolah cenderung menurun; dan (d) suka melamun, terutama menghayalkan orang tuanya bersatu kembali. Penyalahgunaan Fungsi Teknologi Teknologi di zaman modern ini telah menjelma ke dalam berbagai bentuk yang menarik, canggih, dan mengasyikan. Semakin hari, teknologi ini semakin memanjakan manusia dalam berbagai bidang Kemajuan bidang teknologi apabila tidak dibarengi dengan penanaman akhlaq mulia, maka

akan menjadi bumerang kepada anak-anak remaja usia sekolah yang sedang berjuang untuk mencari jati diri. Kekalutan akan semakin merebak dan rasa aman menjadi hal yang sangat mahal.Setiap hari acara televisi menyuguhkan tontonan gratis tentang seks, kekerasan dan horror. Ditambah lagi dengan situs-situs free di internet yang menginformasikan berita-berita seks bebas dan gambar-gambar porno yang dapat diakses dengan mudah melalui computer maupun telepon seluler. Akibatnya, kejahatan remaja modern terkadang bersikap dan bertindak melampaui batas. Tidak jarang sadisme itu dilakukan karena hal sepele bahkan sama sekali tidak dilatar belakangi oleh masalah yang berat. Perbuatan itu dilakukan hanya karena iseng dan coba-coba, yang merupakan perilaku instant. Longgarnya Pegangan Terhadap sila pertama (agama) Sudah menjadi tragedi di negara maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan. Sehingga keyakinan dalam agama mulai menurun. Kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah-perintah Tuhan sudak tidak diperdulikan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada dalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur yang dimilikinya adalah masyarakat dan pemerintah dengan hukum dan peraturannya. Namun pengawasan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah tidaklah sekuat pengawasan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Karena pengawasan masyarakat dan pemerintah itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum itu. Dan apabila didalam masyarakat itu banyak orang yang melakukan pelanggaran moral, maka dengan sendirinya orang yang imannya lemah akan mudah meniru dan melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.

Akan tetapi apabila setiap orang memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, maka tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang bisa menjaga dirinya sendiri dan tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, maka kacaulah suasana masyarakat tersebut karena semakin banyak pelanggaran hak, hukum, dan nilai moral. Faktor Lingkungan Lingkungan merupan faktor utama penyebab timbulnya perilaku menyimang pada remaja. Oleh karena itu pembinaan moral yang dilakukan orang tua, sekolah dan masyarakat itu sangatlah penting. Pembinaan moral yang dilakukan orang tua misalnya harus dilakukan sejak anak msih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena mereka belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Pembinaan anak oleh orang tua bukanlah dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan membiasakannya bertingkah baik. Seperti halnya orang tua, sekolah juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan moral anak. Selain tempat pemberian ilmu pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan, dengan kata lain supaya sekolah menjadi lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan penting dalam pembinaan moral. Masyarakat yang rusak moralnya perlu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang dekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu sama yang lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama dan tidak kondusif dalam pembinaan moral. Pornografi Seiring dengan perkembangan teknologi disegala bidang, dan masuknya budaya global dari dan ke setiap negara, menyebabkan adanya asimilasi budaya dan gaya hidup global. Hal ini dapat dilihat bagaimana gencarnya arus pornografi dalam tayangan televisi, VCD, DVD, internet, dan berbagai gambar dalam majalah, surat kabar dan bahkan dalam buku. Akibatnya, salah contoh adalah budaya berpakaian. Anak-anak remaja usia sekolah sekarang ini lebih menyukai pakaian rok mini, you can see, jeans ketat, kaos ketat dan menggantung, bahkan budaya model berpakaian seperti ini, mereka padukan dengan seragam sekolah yang mereka pakai. Belum lagi tontonan gerakan-gerakan erotis yang semakin gencar dan semarak dan semakin sulit untuk dibendung. Gaya hidup remaja glamour yang dipertontonkan melalui acara senetron remaja di televisi, model rambut gaya, handphone yang terus berganti sesuai dengan model, tato gaya, sampai dengan asesoris diri yang kurang mendidik.

Akibat dari tontonan dan bacaan yang kurang bertanggung jawab tersebut , maka akan menimbulkan berbagai sikap dan perbuatan anak-anak remaja usia sekolah sekarang ini yang

cenderung kurang bertanggung jawab terhadap dirinya, terhadap lingkungan keluarganya dan terhadap lingkungan masyarakatnya, serta terhadap bangsa dan negaranya. Sikap dan perbuatan tersebut antara lain : Pacaran, yaitu sering ganti-ganti pacar yang lebih cenderung menjelajah dunia esek-esek tanpa peduli norma dan aturan agama. Melakukan perbuatan seks bebas dengan segala macam bentuk dan variasi. Pemakai bahkan pengedar narkoba (ganja, barbiturate atau pil-pil penenang, candu, morfin, kokain dan heroin). Merokok. Mengkonsumsi minuman keras (arak, bir, vodka, wiski, dll). Gila mode, baik berpakaian yang mempertontonkan aurat maupun asesoris tubuh yang lain. Konsumtif yang cenderung pada pemborosan. Percaya pada astrologi atau ramalan bintang. 5. Alternatif Pencegahan Sudah menjadi tanggung jawab semua pihak, baik keluarga, dan masyarakat dalam hal mengatasi kenakalan anak-anak remaja usia sekolah ini, diantaranya adalah dengan : Menerapkan Makna Sila Ke-1 Pada Kehidupan Sehari hari Penerapan nilai-nilai pokok yang terkandung pada sila ketuhanan yang maha esa sangat penting dilakukan. Begitu pentingnya panerapan sila ketuhanan yang maha esa ini kadang tidak di perhatikan oleh para remaja, sebagian besar remaja lebih asik dengan pergaulan bebasnya yang tidak ada batasan, mereka lebih mementingkan senang-senang. Padahal hal itu akan merusaknya.maka dari itu penerapan sila pertama begitu penting di lakukan agar memberi batasan batasan, tidak urakan, tidak anarkis. Dengan kita menerapkannya pada kehidupan sehari-hari kita lebih bisa lebih mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk diri kita, selain itu kita lebih mendekatkan diri kepada sang pencipa, dan akan timbul rasa patuh kita terhadap tuhan, sehingga kita lebih takut berbuat hal yang tidak baik, takut berbuat maksiat dan kita terhindar dari perbuatan yang merusak moral kita.

Penerapan Akhlaq/Agama di Keluarga. Dalam pendidikan anak perlu diperhatikan perlakukan orangtua yang diterima oleh anak

misalnya, kasih sayang, perhatian yang memadai, adil dan tempat berbagi cerita. Dengan demikian

anak akan merasa aman dan tenteram tanpa rasa takut dan dimarahi, dibanding-banding dengan saudara-saudaranya yang lain. Pendidikan agama dalam keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama yang memiliki peran sentral dalam pembentukan anak shaleh. Peran ayah dan ibu dalam pendidikan agama dalam

keluarga adalah sebagai guru yang wajib membawa anak mereka ke jalan Islami dengan penuh perhatian dan rasa kasih sayang. Hanya agamalah yang dapat mengendalikan manusia dan

mengarahkannya kepada perbuatan yang baik, saling menolong dan membantu untuk mencapai kehidupan yang baik bagi semua orang. Memperluas Wawasan. Wawasan kita yang kurang membuat kita tidak mengerti mana yang benar mana yang salah, jika kita mendapatkan informasi dari sumber yang salah kita bias tersesat. Wawasan yang penting ada pada diri kita adalah: Wawasan keilmuan, yaitu anak-anak remaja usia sekolah perlu meningkatkan kemampuan intelektualnya dengan tidak henti-hentinya belajar dan menimba ilmu pengetahuan baik dari literatur atau alam sekitarnya, menguasai iptek dan berusaha meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing dengan bangsa lain yang sudah maju dan mengejar ketinggalan dibeberapa sektor kehidupan baik menyangkut segi kualitas maupun kuantitasnya. Wawasan keagamaan, yaitu anak-anak remaja usia sekolah perlu mempertebal keimanan dan meningkatkan ketaqwaannya, terutama menghadapi proses demoralisasi di kalangan remaja masa kini. Wawasan kemasyarakatan, yaitu sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, kaum remaja menjadi motivator penggerak kedinamisan bagi masyarakatnya. Anak-anak remaja usia sekolah harus memiliki kepedulian social yang tinggi, tanggap terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakatnya serta mencoba mencari solusi alternative pemecahannya.

BAB III KESIMPULAN

A.Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa betapa pentingnya penerapan sila ketuhanan yang maha esa bagi kehidupan kita dan pentingnya peran orang tua bagi anaknya. Dengan penerapan sila pertama sehari-hari kita jadi terbiasa hidup sehat, hidup aman dan tentram, tanpa narkoba, tanpa sex bebas, tanpa minuman keras. Untuk menghindarkan dampak negatif akibat arus globalisasi dan informasi yang terjadi pada saat ini, maka keluarga (orang tua) dituntut untuk menanamkan nilai-nilai luhur (nilai agama Islam) dengan memberikan contoh yang baik sehingga contoh baik ini dapat dijadikan landasan dalam bersikap dan berperilaku serta menjadi tauladan bagi remaja.

Dengan demikian maka peranan keluarga dalam pembinaan akhlak remaja perlu ditingkatkan untuk mewujudkan generasi yang kuat, sehat serta berakhlak karimah yang baik melalui peningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, peningkatan pola interaksi serta peningkatan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan B. Saran Sebaiknya kita sebagai remaja jangan mudah terbawa dampak negative globalisai, teknologi, pornografi, narkoba, obat-obatan yang terlarang, dan minuman keras, karena semua hanya merusak diri kita. Mudah-mudahan kita semua mendapat ampunan dari allah swt. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Agama. Jakarta: PT. Gramedia.

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pancoran Tujuh.

Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila dengan Kelangsungan Agama, Cet. 8. Jakarta: Pantjoran Tujuh.

Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta

Soeprapto, Sri (1997). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: LP-3-UGM

Kaelan. 1999. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit Paradigma

Nashih, Abdullah. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam. Semarang: CV.Asy-Syifa

Wirawan, Sarlito.1994. Psikologi Remaja. Jakarta: raja grafindo persada

Anda mungkin juga menyukai