Anda di halaman 1dari 2

SELALU ADA CERITA HARU SEPUTAR PENGUMPULAN DANA RS INDONESIA DI GAZA (Sumber : Tim Media & Publikasi MER-C )

Seorang kakek yang berusia sekitar 70-an tahun, suatu hari dengan penuh semangat keluar rumah, menyeret tungkai rentanya menyusuri hamparan aspal menuju jalan Masjid Silaturahim, mencari studio Radio Rasil, yang selama ini menemani hari tuanya sehari-hari. Setelah naik angkot yang berganti dan bersambung beberapa kali, si kakek akhirnya berhasil menemui crew Rasil 720 AM, sembari merogoh kantongnya dengan penuh percaya diri dan mata berbinar-binar, menyatakan keinginan untuk ikut berpartisipasi membantu masyarakat Palestina yang dijajah zionis dengan kejam. Sang kakekpun dengan lega menceritakan upaya kerasnya mencari dan menemukan alamat radio Rasil yang selama ini rajin memberitakan tentang Palestina dan rencana pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. (Radio Silaturahim 720 AM merupakan salah satu media partner MER-C). Siapapun yang melihat tentu tak akan dapat menyembunyikan rasa haru. Ketika menyaksikan sang kakek menyerahkan uang sumbangannya sebanyak Rp 20.000 (Dua Puluh Ribu Rupiah) seraya mengatakan Ini untuk infaq pembangunan RS Indonesia di Gaza

Seorang dermawan yang sebelumnya tidak dikenal, menelepon Ir. Faried Thalib, salah seorang penggagas Rasil yang juga Ketua Divisi Konstruksi MER-C menanyakan berbagai hal tentang RSI Gaza. Lalu dermawan tersebut meminta kepada anaknya Januari lalu untuk memberi sumbangan sebanyak Rp 150 Juta. Tak berapa hari setelah setelah uang itu ditransfer, dermawan itupun meninggal dunia. Sayang sekali belum sempat bertemu orangnya, saya hanya mendengar suaranya, dan sekarang beliau sudah tiada, ujar Faried Thalib penuh haru.

Sebut saja namanya Nufa, seorang siswa SD sengaja datang ke Sekretariat MER-C sepulang sekolah. Saat itu, masih di awal bulan Syawal. Nufa kemudian mengutarakan niatnya kepada staf MER-C yang menerimanya. Saya mau nyumbang untuk Rumah Sakit di Palestina. Ujar bocah tersebut seraya menyerahkan dua buah amplop bertuliskan namanya, dan satu amplop lagi titipan dari kakaknya. Bagian keuangan MER-C membuka amplop dan menghitung lembar demi lembar ribuan dalam kedua amplop itu. Terdapat belasan ribu rupiah di sana. Kenapa Nufa ingin menyumbang untuk RS di Palestina? tanya staf MER-C sambil membuatkan bukti tanda terima donasi untuknya. Saya ingin membantu teman-teman saya di Palestina yang terkena bom Israel, jawabnya tegas.

Penjelasan dari dr. Jose sangat bagus, menyentuh dan tidak memprovokasi sehingga berhasil membuat kami para karyawan rela potong gaji untuk infaq ke Palestina, ungkap seorang ibu usai mendengar penyampaian dr. Joserizal, Presidium MER-C, tentang Palestina termasuk Program RS Indonesia (RSI) di Gaza pada acara pengajian di kantornya. Sebelum acara ditutup, sang MC sempat mengumumkan kepada para karyawan

bahwa bagi yang ingin berinfaq untuk Palestina, harap mengisi form pemotongan gaji. Saudaraku, Di balik upaya mewujudkan mimpi kita atas kehadiran RS Indonesia di Gaza, terdapat begitu banyak kisah-kisah nyata yang mengharukan. Yang pasti, setiap rupiah yang terkumpul untuk program pembangunan RS Indonesia di Gaza betul-betul merupakan rizki yang disisihkan oleh rakyat Indonesia sesuai dengan kemampuannya. Kakek renta dari pinggiran Jakarta dengan 20 ribu rupiahnya, adik kecil kita dengan belasan ribu tabungannya, merupakan salah satu lautan inspirasi yang mengobarkan semangat kita dalam mewujudkan RSI Gaza.

Antusiasme yang ditunjukkan masyarakat dari berbagai kalangan ini, selain menggetarkan rasa haru, tentu juga sangat layak diapresiasi dan diteladani

Anda mungkin juga menyukai