Anda di halaman 1dari 3

Fungsi suatu bahan mouthwash/mouthrinse sebetulnya adalah untuk membersihkan gigi sehabis makan sehingga mulut jadi bersih

terutama bila kita tidak sempat sikat gigi, umpamanya pada saat rehat makan siang di kantor. Tentu saja berkumur dengan mouthwash sebelum tidur boleh-boleh saja (apa lagi dibandingkan mereka yang sama sekali tidak kumur, sikat gigipun tidak pula). Namun sebetulnya sikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluoride dan dengan cara yang benar adalah yang paling efektif. Inilah yangh menjadi keyakinan saya selama ini sebagai dokter gigi, berdasarkan hasil-hasil studi yang saya baca. Dari literatur pula, dikemukakan bahwa penggunaan mouthwash yang mengandung alkohol perlu diperhatikan terutama untuk anak-anak. Banyak orang yang sebetulnya menyukai rasa alkohol ini, karena itu kalau tidak hati-hati mouthwash ini akhirnya sengaja atau tidak, ditelan/tertelan dan akhirnya jadi kebiasaan buruk. Kandungan Mouthwash Kandungan motuhwash yang satu dengan yang lain sangat beraneka ragam. Secara umum kandungan mouthwash adalah penyegar, zat-zat aktif, alkohol, dan air. Yang membedakan adalah zat aktif tersebut. Zat aktif yang terkandung dalam mouthwash antara lain : Povidone iodine Merupakan suatu iodine kompleks, yang mampu membunuh mikroorganisme seperti jamur, virus, protozoa dan spora-spora bakteri. Karena itu, povidone iodine ini dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Mouthwash yang menggunakan zat aktif ini digunakan untuk mengobati infeksi di mulut dan tenggorokan, seperti gingivitis dan sariawan. Selain itu mouthwash ini dapat digunakan untuk mempertahankan kebersihan mulut, membunuh mikroorganisme sebelum, saat dan setelah operasi mulut untuk menghindari terjadinya infeksi. Carbenoxolone sodium Digunakan untuk mengobati luka. Carbenoxolone sodium akan melindungi daerah luka tersebut sehingga proses penyembuhan dapat dimulai dan mengurangi rasa sakit. Mouthwash dengan zat aktif ini sebaiknya digunakan setelah makan dan sebelum tidur. Chlorthexidine gluconate Merupakan zat antiseptik dan disinfektan, yang aktif terhadap bakteri, virus, spora bakteri dan jamur. Zat ini membunuh mikroorganisme yang berkaitan dengan berbagai infeksi di mulut dan tenggorokan termasuk Candida albicans yang menyebabkan terjadinya candidosis. Zat ini juga terbukti mampu mencegah pembentukan plaque di gigi serta terjadinya gingivitis. Chlorbutanol hemihydrate Merupakan zat antiseptik yang berfungsi untuk membunuh berbagai bakteri, virus dan jamur. Zat ini juga digunakan untuk menngurangi sakit yang ditimbulkan oleh gusi berdarah. Benzydamine hydrochloride

Zat ini termasuk dalam kelompok obat-obatan yang disebut non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Zat ini bekerja dengan menghambat kerja suatu substansi dari tubuh yang disebut cyclo-oxygenase yang memproduksi berbagai zat-zat kimia tubuh termasuk prostaglandin. Prostaglandin mempunyai banyak fungsi, salah satunya menyebabkan inflamasi. Tubuh menghasilkan prostaglandin sebagai tanggapan terhadap adanya luka atau penyakit yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah yang terluka. Dengan mencegah terbentuknya prostaglandin, benzydamine dapat mencegah terjadinya inflamasi dan rasa sakit yang berkaitan dengannya. Mouthwash yang mengandung zat ini ditujukan untuk mengurangi sakit yang timbul akibat inflamasi. Dampak negatif Selain mempunyai banyak kegunaan seperti telah disebutkan, ternyata mouthwash bisa berakibat yang kurang baik bagi kesehatan mulut, terutama jika dipakai berlebihan. Umumnya, mouthwash mengandunng antiseptik, yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme-mikroorganisme penyebab bau mulut. Penggunaan mouthwash secara terus menerus dapat menyebabkan terganggunya flora normal di dalam mulut. Terganggunya flora normal mulut ini dapat menimbulkan masalah bau mulut yang lain. Kandungan lain dari mouthwash adalah alkohol. Alkohol berfungsi memberi kesan dan bersih. Akibat sampingan dari alkohol adalah mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut dan mengiritasi mukosa yang menyebabkan penebalan jaringan mukosa serta meningkatkan risiko terjadinya kanker mukosa mulut. Selain itu alkohol juga dapat mempengaruhi lidah sehingga mengganggu kerja indera pengecapan. Mouthwash memang banyak manfaatnya, tapi melihat dampak negatifnya maka pemakaian secara terus menerus tidak dianjurkan. Drg. Heriandi juga menyarankan agar tidak terlalu sering menggunakan mouthwash, untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut, nomor satu tetap menggosok gigi, jika ingin menyegarkan atau ada masalah di mulut, baru gunakan mouthwash.

Menyikat gigi belum lengkap rasanya tanpa mengakhirinya dengan berkumur dengan mouthwash (obat kumur). Demikian pesan yang disampaikan dalam iklan-iklan produk mouthwash. Namun, benarkah obat kumur sangat efektif untuk menyingkirkan semua bakteri? Tahun 2010 lalu, badan obat dan makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) memberi peringatan pada tiga produsen obat kumur untuk berhenti berpromosi bahwa produk mereka

memiliki fluoride sebagai kandungan aktif yang bisa mencegah penyakit gusi serta menghilangkan plak gigi. Beberapa tahun lalu, hakim federal di AS juga memerintahkan Pfizer, perusahaan farmasi yang kala itu masih jadi pemilik Listerine, untuk menghentikan kampanye yang menyatakan mouthwash sama efektifnya dengan flossing (memakai benang gigi) dalam mencegah kerusakan gigi dan gusi. Pada intinya, para pakar di FDA menyatakan obat kumur hanya memiliki peranan kecil dalam mencegah penyakit gigi dan gusi. Menyikat gigi dan membersihkan dengan benang gigi tetap yang terpenting. Para produsen produk obat kumur itu mulai mengklaim produk mereka mencegah plak dan radang gusi pada tahun 1980-an setelah percobaan yang dilakukan di pertengahan tahun 1960an menunjukkan radang gusi timbul akibat kebersihan mulut yang buruk. Kebanyakan produk obat kumur juga diketahui memiliki bahan artifisial yang mengandung pemanis untuk rasa dan pewarna buatan. Alkohol juga termasuk dalam kandungan obat kumur karena berguna untuk menjaga bahan-bahan di dalam obat kumur tetap berbentuk larutan dan membuat rasa lebih menonjol. Obat kumur memang membuat napas terasa segar dalam beberapa waktu. Pertanyaannya adalah napas segar itu dihasilkan oleh kandungan pembunuh bakteri atau rasa yang kuat sehingga mampu menutupi bau di mulut. Di tahun 2008 analisa sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa dua agen antibakteri yang sering dipakai dalam obat kumur, yakni cetylpyridinium chloride dan chlorhexidine, mungkin menurunkan kadar bakteri yang menyebabkan bau mulut dan kandungan lain dalam obat kumur (zinc, chlorine dioxide) bisa menetralisir komponen sulfur pemicu bau mulut. Akan tetapi mouthwash yang mengandung chlorhexidine hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan kebanyakan dipakai setelah prosedur bedah mulut. Persoalannya bahan ini akan menyebabkan warna kecokelatan pada gigi. Jika tidak, tentu akan lebih banyak produk obat kumur yang menggunakan chlorhexidine karena bahan ini dianggap paling efektif. Menurut Dr.Nadeem Karimbux, profesor dari Harvard School of Dental Medicine, bakteri penyebab lubang di gigi berbeda dengan bakteri penyebab penyakit gusi. Puluhan jenis bakteri yang menyebabkan penyakit gusi akan berinteraksi dengan jaringan gusi menyebabkan inflamasi dan menghancurkan jaringan gusi termasuk tulang penyangga gigi. Menyikat gigi dan flossing adalah cara yang paling tepat untuk menyingkirkan plak, meski kandungan antibakteri dalam mouthwash memberikan efek serupa, walaupun sedikit.

Anda mungkin juga menyukai