Anda di halaman 1dari 6

Setiap menonton TV, pasti salah satu channel sedang membahas kasus Nazaruddin dan Nunung Nur Baeti.

Bosan tidak ketika kalian mendengarnya? Mungkin itulah salah satu sebab saya kurang suka menonton berita. Jika kita pikirkan, saya kira kasus mereka itu sebaiknya tidak perlu dipublikasikan. Toh hal itu hanya menyulut aksi demo para mahasiswa, terus masyarakat yang menonton malah tambah geregetan. Kasus alot, hukuman ringan. Tentu tidak adil! Bicara tentang korupsi, mungkin dibenak kita kata itu sangat erat hubungannya dengan ketidak jujuran. Berarti kalau orang tidak jujur, dia korupsi? Tidak juga. Kalau kita mengetahui arti korupsi sebenarnya kita dapat membedakan korupsi atau bukan. Korupsi itu penyelewengan/pengambilan uang negara untuk keperluan sendiri. Sebagai muslim kita pasti sudah mengetahui kalau korupsi merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.1 Ayat ini sebagai peringatan kepada orang-orang yang merampas hak orang dengan jalan bathil. Sekarang kita sadar akan diri kita dulu, seorang muslim tentu saja kita tidak boleh melakukannya. Tetapi bagaimana yang lain? Yang belum mengetahui, belum mengenal, atau bahkan yang sudah melakukannya. Saat inilah status kita sebagai muslim diuji. Apakah kita sebagai muslim akan membiarkan yang lain terjerumus dalam lubang kebathilan atau membantu mereka agar tetap berada pada jalan Allah? Tentu kalian yang membaca pasti langsung menjawab opsi kedua. Sekarang tinggal pembuktiannya, apakah kita mampu? Tentu saja, bahkan pasti mampu. Asal kalian ada niatan untuk mengubah dan tidak memikirkan keegoisan menguasai hati kita. Janganlah kalian memikirkan kicauan dari orang lain yang dapat menggoyahkan hati kalian. Saya kira mereka itu tergolong orang yang belum mengerti dan itulah yang mesti kita ubah. Kita mengenal Aa Gym bukan? Beliau tetap berjuang dijalan Allah meskipun banyak gunjingan menimpanya. Kita ini
1

K7

KKN Kakak Ketidak Adilan

Firman Allah, Al-Quran, Juz 1 (Al-Baqarah 2:188)

muslim yang hebat, dan muslim yang hebat itu berani bertindak dengan sematamata mendapat ridha Allah. Pemberantasan korupsi di Indonesia hanya bisa dinilai enam (nilai 1-10). Nilai itu layak untuk sebuah pemberantasan yang hanya meliputi kalangan korupsi pada tingkat teratas dalam hal ini dimaksudkan korupsi yang jumlahnya diatas M. Padahal tingkat korupsi di bawahnya sangatlah banyak, bahkan semakin menjamur.Jika kita sadari, korupsi yang ditampilkan di layar kaca mayoritas memberitakan korupsi di ibukota bukan? Apakah hanya warga ibukota yang melakukan korupsi tinggi? Tidak juga, di daerah-daerah luar ibukota pun juga ada. Korupsi di daerah-daerah terpencil atau di provinsi-provinsi yang jauh dari ibukota itu juga ada tapi memang tidak separah di ibukota. Seperti kasus penyelewengan Adipura di Bekasi. Sekarang pertanyaannya adalah kenapa warga ibukota malah lebih suka berkorupsi daripada warga di daerah lain? Padahal warga ibukota mendapatkan pendidikan tentang korupsi jauh lebih sering daripada daerah lain. Aksi-aksi anti korupsi juga lebih banyak di ibukota. Kalau menurut saya jawabannya mungkin hanya satu, nafsu yang memang sudah ditanamkan Allah pada setiap manusia. Sekarang kembali lagi pada diri kita para pemuda Islam, maukah kita menjadi hebat dengan menindak nafsu akan korupsi tersebut. Saya beranggapan bahwa kehidupan sosial dan budaya lah yang sangat mempengaruhi bertumbuhnya korupsi-korupsi di Indonesia. Rentetan kasus korupsi tiap hari bukanlah semakin berkurang, tetapi malah semakin bertambah. Hal ini saya kira salah satunya mungkin dikarenakan ajaran budaya Indonesia tentang guru diguguh dan ditiru. Karena orang Indonesia itu (katanya) bangsa yang suka meniru. Dari televisi contohnya, acara smackdown yang menjadi tontonan anak kecil akhirnya ditiru dan menimbulkan korban jiwa. Semakin banyak ditampilkan, malah semakin besar kemungkinan untuk menjadi tren. Sama halnya dengan korupsi, sering sekali keburukan yang membuat Indonesia malu ini ditampilkan di layar kaca, maka semakin banyak juga yang meniru. Apalagi mereka tahu kalau mereka dihukum tidak sepatutnya. Banyak sekali anggapan bahwa korupsi itu enak, sulit ketahuannya, kalau ketahuan paling dihukumnya juga gak berat. Itulah yang harus diubah, pada kasus yang ini pemerintah lah yang memiliki kuasa untuk

merubah penayangan tentang korupsi menjadi lebih edukatif. Seharusnya pemerintahlah yang pertama sadar, mereka itu wakil rakyat dalam memimpin jalannya negara, kalau mereka ingin Indonesia terbebas dari virus-virus korupsi ya mereka lah yang mesti bertindak. Jangan menunggu didemo dulu. Disini tugas kita sebagai muslim adalah membantu. Jika pemerintah belum sadar akan penayangan korupsi, kita lah para pemuda Islam yang harus bergerak. Karena pemuda lah generasi terdekat yang akan memimpin bangsa ini. Yang harus kita lakukan adalah membantu di keluarga. Karena keluarga merupakan objek sosial terdekat dengan kita dan menjadi sasaran termudah untuk menindak benih-benih penyebaran korupsi visual tadi.Jika kita (pemuda Islam) melihat adik atau saudara yang lebih muda daripada kita sedang menonton TV dan kebetulan terdapat penayangan korupsi, maka hendaknya kita mendampingi mereka. Kita yang sudah mengetahui buruknya korupsi harus bisa mengajarkan kepada mereka. Misalkan, kita bilang kepada mereka: korupsi itu ngambil duit orang, terus kalo duit orang itu diambil dia bisa beli makanan gak? Kan gak bisa, terus kalo gak bisa beli makanan nanti mereka (yang duitnya diambil) jadi sakit. Kalian mau gak jadi koruptor kayak mereka? Enggak kan? Makannya sekarang adek belajar aja biar pinter, biar bisa menghilangkan orang-orang yang korupsi. Terus jangan lupa shalatnya yang rajin, biar nanti virus korupsinya gak kenain adek. Kita memberitahukan hal itu jangan hanya sekali, harus berkali-kali, bahkan seharusnya sampai mereka baligh. Insyallah dengan cara ini akan ampuh. Bayangkan saja jika hampir seluruh pemuda di Indonesia sering berkata ini kepada yang lebih muda. Benih-benih korupsi insyaallah tidak akan menghampiri Indonesia lagi. Selain itu, tugas kita para muslim tidak hanya berkata, tapi contohkan juga di kehidupan sehari-hari kita. Karena ingat! Ada budaya guru di Indonesia. Selain melakukan hal itu kepada yang lebih muda, anggota keluarga kita yang lainnya juga perlu diberitahu kembali. Ajak mereka untuk ikut memberitahu buruknnya korupsi kepada mereka yang lebih muda. Jadi disaat kita para muslim sedang tidak mengingatkan, anggota keluarga lainnya lah yang akan bergantian mengingatkan.

Selain budaya guru,orang Indonesia juga terkenal dengan malas, takut, dan tidak pernah puas nya. Maksudnya malas disini adalah tidak pernah mau berusaha lebih untuk mendapatkan yang lebih juga. Kita orang Indonesia cenderung mau yang instan-instan saja. Korupsi itu kan cara instan mendapat uang yang banyak. Kemudian takut, kalian pernah mendengar kenapa para wisatawan mancanegara senang berkunjung ke Indonesia? Salah satunya karena keramahan dan kebaikannya. Pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Banyak sekali orang yang melihat kasus-kasus kecil korupsi cenderung malah membiarkan, takut kalau mereka (yang melihat) memberitahu ke polisi, hidup mereka akan tidak aman karena telah diancam oleh sang pelaku. Contohnya, kasus penyelewengan Rajawali Banjaran yang menimpa Nasrudin. Lanjut ke tidak pernah puas. Salah satu faktor sesorang melakukan korupsi karena mereka tidak puas dengan penghasilan yang selama ini didapat. Karena itulah mereka (para koruptor) memutar otak mereka untuk menyeleweng agar doku mereka bertambah tebal. Rentetan budaya yang mendarah daging pada bangsa Indonesia salah satunya adalah hal-hal diatas. Sekarang kita para muslim, apakah kalian ingin mengubah itu semua? MAU! Ayo, kita itu muslim yang hebat, berani menindak. Malas itu dapat kita atasi dengan niat dan usaha. Untuk apa sih malas? Kan tidak ada gunanya, rugi iya. Kalau kita sudah bisa mengatasi malas pada diri kita, tinggal orang lain. Ajak mereka melawan malas, sesuatu itu didapat tidak hanya dengan tidur, nongkrong, atau bengong. Kita harus berusaha kalau ingin dapat yang terbaik, kalau malas ya dapet yang terburuk. Kamudian takut, seorang muslim dilarang keras untuk takut, kecuali hanya kepada-Nya. Inilah yang saya maksud berani menindak, kita muslim yang hebat, orang yang hebat itu berani. jika menemukan kasus takut itu, kita harus melaporkan kepada pihak terkait. Untuk apa takut? Toh dia (pelaku) akan dipenjara. Lalu masalah tidak pernah puas,memang tidak pernah puas memang sudah menjadi kodrat manusia. Tetapi Allah mengajarkan kita untuk terus bersyukur, berapapun yang kita dapat harus kita syukuri. Kalau kita ingin yang lebih, maka berusahalah. Hanya usaha yang akan membawa kita ke hal yang kita inginkan. Maka dari itu kita para muslim, ayo usaha menindak korupsi kalau kita ingin benih-benih korupsi itu hilang dari muka bumi kita.

Selain itu, kehidupan sosial juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menumbuhkan benih korupsi.Korupsi yang dilakukan oleh Nazaruddin ternyata mengaitkan banyak orang. Saya beranggapan bahwa korupsi itu seperti virus, menularkan kepada orang terdekat. Misal, orang tua kita korupsi. Orang tua kita pasti akan mengikut sertakan keluarga untuk ikut menutup-nutupi tindakan korupsi mereka. Karena di keluargalah yang setiap hari interaksi sosial terjadi. Sebagai seorang muslim, apakah kita mau membiarkan itu terjadi? Saat terjadi kasus korupsi pada orang tua kita, peran yang dapat kita lakukan hanya dengan doa. Minta ampunan kepada Allah, karena pada saat itu cepat atau lambat orang tua kita pasti akan ketahuan oleh KPK. Selain di keluarga, teman-teman dan masyarakat juga dapat menjadi ancaman sosial kita untuk berkorupsi. Ingat saja, kita muslim yang hebat, anti kepada korupsi untuk selamanya. Dalam kehidupan sosial dan budaya banyak sekali kelakuan yang akan menjerumuskan kita ke dalam lubang korupsi. Cara yang paling ampuh untuk kita seorang muslim adalah dengan berdoa, terus meminta jauh dari segala kebathilan. Tetapi, doa kita itu tidak akan berhasil jika kita tidak lakukan dan usaha. Korupsi itu sulit untuk diberantas. Tapi kita sebagai muslim dapat membantu aparat pemerintah untuk mencegah korupsi tumbuh menjamur di Indonesia. Usaha pencegahan dapat kita lakukan dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Ingat, kita bukan muslim yang penakut, kita itumuslim hebat yang dapat menindak segala macam benih korupsi.

Daftar Pustaka http://www.duniaesai.com/panduan2.htm

http://educorner.mitra.net.id/artikel-umum/040300-06.htm http://alamsyahdjafar.wordpress.com/2008/06/07/barat-2/

Anda mungkin juga menyukai