Anda di halaman 1dari 3

SMAN 1 BEKASI| XII IPA 8

Cerita Pendek
Danang Desfri Abdilah

SMAN 1 BEKASI

ERPEN
XII IPA 8

SMAN 1 BEKASI| XII IPA 8

Tengkorak yang Taubat


Oleh: Danang Desfri Abdilah
Raak raaak.. raaak.. ayo cepat nanti ibu guru marah kalau kita terlambat! Panggilan dengan berteriak dari salah seorang bocah laki-laki dari depan rumah abdul yang sedang membawa sepeda. Itulah yang didengar tiap pagi dari seorang bocah yang bernama abdul yang berbadan kurus kering dan mempunyai tinggi badan sekitar 150 cm. Panggilan raak itu adalah singkatan dari panggilan tengkorak untuk abdul dari teman-teman di sekolah. Karena abdul terkenal sebagai bocah bandel di sekolahnya. Abdul di sekolah sering cabut dan sering melawan guru di sekolah. Tetapi, Abdul di sekolah terkadang sering juga termenung sambil meneteskan air matanya karena ia sering atau selalu mendengarkan cacian dari teman-temannya dengan panggilan tengkorak hidup yang bandel. Apalah daya emang kenyataannya seperti itu aku mempunyai badan yang sangat kurus kering, nakal, bandel dan suka melawan guru tidak seperti teman-teman yang lain , Ujarnya dengan sedih. Abdul kok kamu nangis ada apa dengan mu biasanya kamu tuh orangnya periang, ujar dari seorang cewek menghampiri abdul. nggak ada apa-apa kok Rin. Sambil menoleh ke belakang melihat seorang cewek yang bernama Ririn. Loh, kalau nggak ada apa -apa kok kamu menangis balas Ririn. udah lupakan aja, ayo kita pergi. Balas abdul sambil membawa Ririn pergi dari tempat duduk di bawah pohon yang rindang di sebelah perkantoran sekolah. Raak.. rrrak.. ayo kita pergi karena bel bertanda masuk udah berbunyi, ujar bocah laki -laki nakal dari sebelah kursi tempat duduk abdul di sebuah kantin buk erna, kamu duluan aja fan nanti aku nyusul karena mie rebus ku baru aja ku pesan sama ibu erna. Ujar abdul kepada ifan. ya udah aku duluan yah aku tunggu kamu di luar pagar sekolah. Ujar ifan balik. Melihat Jam 10.30 Wib abdul segera cabut dari kantin bu erna tanpa membayar belanja mie rebus yang telah dimakannya. Ia segera menyusul ifan di luar pagar sekolah dengan memanjat pagar sekolah tanpa sepengetahuan satpam/security sekolah. Ia pun menghampiri ifan dengan membawa sebungkus rokok dan satu tabung lem yang telah ia janjikan sebelumnya karena ia mau merokok dan menghisap lem yang telah dibelinya. Namun, ternyata rokok yang dibelinya tiba-tiba hilang entah kemana ketika dia sampai di tempat yang telah mereka rencanakan. Ifan pun memarahi abdul karena abdul telah menghilangkan rokok tersebut. Heyy tengkorak kamu kemanakan rokok yang telah kamu beli mengapa kamu buang, ujar ifan sambil marah. nggak aku buang kok, tadi ada aku bawa tapi nggak tahu kemana dia, Ujar abdul dengan rasa takut. Abdul berfikir sambil menekan dahinya dengan jari telunjuk aku pikir-pikir mengapa aku masih juga merokok dan menghisap lem padahal aku udah kurus, ujarnya dari dalam hati. Ifan masih tetap marah sama abdul karena kasus hilangnya rokok tadi, tetapi abdul karena rasa takut abdul mengambil kesimpulan untuk membelinya kembali, udah fan lupakan aja rokok yang hilang biar aku beli gantinya, ujarnya sambil takut. udah pergi sana beli gantinya, ujar ifan sambil menyerutu.

SMAN 1 BEKASI| XII IPA 8

Tak lama kemudian abdul pun datang lagi membawa sebungkus rokok yang baru saja dibelinya. gitu dong itu baru anak buah saya, ujar ifan dengan sedikit kasar. Tiba-tiba terdengar deringan handphone yang bernada pujaan hati Kangen band dari saku celana abdul yang bertuliskan Ririn di monitor handphonenya, ia segera membuka sms dari Ririn tersebut yang bertuliskan Dul, sampai kapan sih kamu nggak masuk kelas seperti ini, nggak kasihan kamu sama kedua orangtua mu yang telah susah payah membiayai sekolah kamu, ujar Ririn lewat sms. ahh.. nggak usah hiraukan perkataan Ririn itu.. lanjut, ujar abdul dari dalam hati. Tak lama kemudian bel pun berbunyi yang bertandakan jam terakhir sudah selesai dan sekaligus bel bertanda pulang, abdul pun dan ifan langsung menuju sekolahnya dari bawah pohon pisang yang kurang lebih sekitar 50 meter dari sekolahnya. Setiba dia di sekolah tiba-tiba dia melihat seorang cewek dari kejauhan, dia menghampirinya ternyata cewek itu adalah Ririn yang sedang menangis di bangku sekolah. Loh rin kok kamu nangis, ujar abdul. kamu mau tahu mengapa aku nangis, ujar Ririn dengan kesal. iya.. ada apa dengan mu apa yang kamu pikirkan. Balas abdul dengan genit. ***ttteeerr.. terdengar suara teeer sebanyak 2 kali dan terlihat pipinya abdul merah setelah ditampar oleh Ririn, Abdul, dasar tengkorak kamu dul. udah berapa kali aku bilang jangan cabut lagi, jangan cabut lagi, kamu dengar nggak, ujarnya sambil nangis. Abdul berfikir sambil menundukkan kepalanya bahwa tenyata ada juga orang yang mau peduli sama dia setelah kedua orangtuanya telah tiada. Abdul memeluk Ririn... Kenapa kamu peduli sama aku. Aku tuh sayang sama kamu, ngerti sedikit dong, Kenapa bisa? Aku kan cuma manusia bodoh yang kerjanya cuma bikin onar, engga, aku sayang sama kamu, berubahlah rak, demi aku... Abdul pun terdiam sejenak berpikir, air matanya terus menetes dalam dekapan Ririn. Baiklah Rin, sekarang abdul nggak bakalan cabut lagi kok Rin demi kamu, ujarnya. Dengan rasa tersentuh hatinya tengkorak pun dengan tekad yang kuat untuk segera merubah pola pikirnya untuk menjadi anak yang berguna dan harus meninggalkan dunia rokok dan menghisap lem. _________ Rin, terima kasih ya kamu sudah mau peduli sama aku, dengan adanya kamu menegur aku, aku bisa seperti ini sekarang. Sekali lagi terima kasin Ririn berkat kamu aku bisa menjadi seorang sarjana walaupun kamu sering memanggil aku dengan panggilan tengkorak hidup. ehhhmmm, iya sama dul, pokoknya sekarang kita bisa hidup berkeluarga. ~TAMAT~

Anda mungkin juga menyukai