Anda di halaman 1dari 61

With You...

Satu persatu benda berbentuk kapsul dan tablet yang berasa pahit itu dibiarkan ali
larut dalam air diwastafelnya. Setelah larut semua ali menatap dirinya dicermin.
Dibasuhnya wajahnya.
Setelah selesai mandi ali memakai kaus putih polosnya kemudian ditutupnya dengan
jaket denimnya. Dilengkapi pula jeans hitamnya. Pakaian sepertinya ini sangat
menggambarkan seorang ali.
Ali mengambil kunci mobilnya dinakas lalu segera keluar dari kamar bernuansa hitam
putih kental itu.
*********
"Ali obat kamu sudah diminum?" Tanya seorang wanita yang sedang membolak balikkan
file ditangannya saat melihat ali turun dari tangga. Ali terus melangkah tanpa
menjawab.
"Nanti siang mama akan kesingapore. Pulang kuliah jangan lupa kamu ada jadwal cek up "
ucap wanita yang menyebut dirinya itu mama mengingatkan
Ali sama sekali tak menoleh, ia kembali melanjutkan berjalan berlalu keluar dari
rumahnya.
Ali langsung mengemudikan mobil sportnya.
Ali tersenyum sinis mengingat ucapan mamanya tadi. Seorang wanita yang terlalu sibuk
dengan urusannya sendiri. Hanya mengingatkannya tanpa berniat menemaninya. Yang
selalu dia katakan hanya
"Ali obatnya sudah diminum?"
"Jangan lupa cek up"
Ali sudah benar2 bosan dengan kata2 itu. Dirumah bisa dihitung dengan jari berapa hari
setiap bulannya. Walaupun ia dirumah ali juga jarang bisa bertemu dengannya.
********
"Permisi, fakultas kedokteran disebelah mana ya?" Tanya seseorang.
Ali yang sedari tadi fokus pada ponselnya kini beralih menatap orang dihadapannya.
Ternyata ada seorang gadis dihadapannya.
Saat merasa orang dihadapannya tak menarik ali kembali fokus pada ponselnya.
"Maaf, aku lagi ngomong sama kamu" ucap gadis itu sopan.
Ali kembali menatap gadis itu.
"Disini banyak orang. harus banget ya lo nanya sama gue?" Tanya ali dengan nada
datarnya. Gadis itu terdiam mendengar ucapan ali. Ia sadar sepertinya ali tak suka
diganggu.
"Maaf udah ganggu kamu"
Tanpa menjawab apapun ali langsung berlalu dari gadis itu tanpa menoleh sedikitpun.
"Prilly" panggilan itu membuat gadis itu menoleh ke asal suara.
"Ya ampun jadi ini beneran lo? Lo jadi juga kuliah disini? Gue kira gak jadi"
"Iya itte. Setelah aku fikir2 kayaknya beasiswa disini menarik juga" ucap prilly pada
seseorang yang dipanggilnya itte itu.
Cieeee anak bandung sekarang jadi anak jakarta" ledek itte yang membuat prilly
tersipu. Itte terkekeh sifat malu2 sepupunya itu.
"Te, fakultas kedokteran dimana ya?" Tanya prilly.
"Yuk gue anterin"
Prillypun mengangguk lalu mengikuti langkah gritte.
********
Setelah tau dimana kelasnya, gritte mengajak prilly menuju kantin kampusnya. Karna
belum sarapan prilly menerima ajakan gritte.

PART 2
Saat sedang menunggu pesanannya tiba2 pandangan prilly terhenti pada seseorang.
Prilly jadi merasa tak enak dengan orang itu. Ia sudah merasa menggangu orang itu tadi.
Ya siapa lagi kalau bukan ali.
"Lo lagi liatin apaan sih?" Tanya itte.
"Aku ngerasa gak enak deh te sama orang itu" ucap prilly sambil menunjuk ali dengan
dagunya.

"Oh ali. Gak enak kenapa?"


"Tadi sebelum ketemu kamu aku nanyain dimana fakultas kedokteran sama dia. Tapi
dianya balasnya ketus gitu. Kayaknya dia marah deh te gara2 aku ganggu"
"Yaelah prill. Ali mah emang gitu. Gue sih emang gak kenal banget. Tapi dia emang gitu
sih orangnya. Rada nyebelin dan ketus"
Prilly terus memperhatikan ali. Didaerah tempat tinggalnya tidak ada orang yang
berbicara seketus ali. Namun prilly mengerti, ini jakarta, bukan seperti daerah tempat
tinggalnya dibandung.
********
"Tadi pagi kamu tidak minum obat lagi ya ali?" Tanya seorang dokter. Seperti yang
diminta mamanya tadi pagi. Setelah pulang dari kampus ali memutuskan untuk cek up
terlebih dahulu.
"Obat2 itu gak bakal bikin jantung saya kembali normal dok"
"Ya kamu benar. Tapi setidaknya obat2an itulah yang bisa membuat kamu bertahan
sampai sekarang. Kamu Harus berlomba dengan penyakit kamu. Kamu harus membuat
jantung kamu berpacu lebih unggul".
"Dok, kenapa saya harus memaksa jantung saya untuk selalu terpompa? Kalau dia sudah
lelah biarkan saja ia berhenti"
Dokter itu menghela nafas panjang. Selalu saja seperti ini. Setiap kali melakukan cek
up, selalu diwarnai dengan perdebatan.
"Ali, kamu sudah jauh bertahan selama ini. Jangan membuat semuanya sia2. Kamu harus
bersyukur, biasanya orang yang mengalami kebocoran jantung seperti kamu hanya bisa
bertahan paling lama 2 tahun karna ini bukan kebocoran jantung biasa. Tapi kamu,kamu
sudah bertahan hampir 4 tahun."
Ali hanya memutar bola matanya malas. Dokter dihadapannya selalu mengucapkan hal
yang sama. Lalu kenapa kalau ia bertahan sampai sejauh ini? Mungkin ini karna ia
beruntung. Kadang kali ali malah ingin jantung ini berhenti saja berdetak.
"Ini resep obat yang harus kamu minum dalam bulan ini. Untuk kali ini jangan pernah
melalaikan meminum obat ini ali" ucap sang dokter.
Tanpa menjawab ali langsung mengambil resep itu dan berlalu keluar dari ruangan itu.
Dokter itu menggelengkan kepalanya. Ia sudah sangat paham tabiat ali. Kapan ali akan
berubah Lebih mencintai hidupnya? Tuhan membiarkannya bertahan sampai saat ini
pasti karna sebuah alasan. Tidakkah laki2 itu ingin mengetahui hal itu?
Ali mengayuh sepedanya membelah jalan dimalam hari. Malam ini ia sangat ingin
menghabiskan waktunya untuk bersepeda.
"Tolong..... tolong....." ali berhenti saat mendengar sebuah teriakan minta tolong..ali
mengedarkan pandangannya mencari asal suara. Pandangan ali terhenti pada ke2 orang
pria dengan tubuh besar, namun dihadapannya terlihat seorang perempuan..pasti ke2
pria itu memiliki niat jahat. Ali langsung turun dari sepedanya dan menghampiri orang
itu.
Bughhhh!!!
1 pukulan ali meluncur kewajah salah seorang pria itu. Mereka terkejut melihat aksi ali.
Namun sesaat kemudian mereka berusaha membalas pukulan ali. Akhirnya terjadi aksi
perkelahian antara mereka..perempuan itu terlihat sangat ketakutan.
Karna lengah 1 pukulan mengenai wajah ali membuat darah segar mengalir diujung
bibirnya. Ali yang tak terima kembali meluncurkan serangannya. Ali memang tak ahli
dalam bela diri..namun karna kebiasaanya menonton film action dapat membantunya
dalam perkelahian ini. Mendapat serangan bertubi2 dari ali, kedua orang itu
memutuskan untuk pergi.
"Aduh kamu gak pa2 kan?" Tanya perempuan itu menghampiri ali.
Ali menoleh kearahnya, dahinya mengerinyit, sepertinya ia pernah melihat perempuan
ini. Ali mencoba mengingat2nya.
"Aku prilly..kamu masih ingat aku?" Tanya perempuan itu yang ternyata adalah prilly.
Oh iya, ali baru ingat, perempuan ini adalah orang yang ia temui dikampus tadi pagi.
Ali meringis merasakan ujung bibirnya yang perih.
"Kita duduk disana dulu ya. Biar aku bersihin dulu luka kamu" ajak prilly lalu menarik
lengan ali untuk duduk disebuah bangku taman. Ali hanya mengikuti prilly.
Prilly mengambil tisu didalam tasnya lalu sedikit mendekat kearah ali untuk
membersikan darah diujung bibir ali.
"Aku bersihin dulu ya" prilly mulai membersihkannya, sementara ali hanya menahan rasa
perihnya.
"Awww pelan2 dong" omel ali.
"Eh iyaa.. iyaa sorry" prilly sedikit memelankan sentuhannya. Sementara ali fokus
menatap wajah prilly. Tak bisa dipungkiri kalau gadis dihadapannya ini sangat cantik. Ali
jarang. melihat perempuan sepolos prilly. Maklum ini adalah kota besar.

"Udah" kata prilly girang sambil tersenyum sumringah yang membuat ali ikut tersenyum
kecil.
"Makasih yaa udah tolongin aku. Aku gak tau deh kalau gak ada kamu tadi jadinya
gimana"
Ali tak menjawab dan lebih memilih menengadahkan wajahnya menatap langit. Ali
mengerinyitkan dahinya menatap ali.
"Nama kamu siapa?" Tanya prilly. Ali tetap tak menjawab. Prilly menghela nafas.
Sepertinya ali tak selalu tak ingin dia ganggu. Akhirnya prilly memutuskan untuk pergi,
namun ali segera menahan tangan prilly.
"Udah dibantuin masa mau ninggalin gue disini sendiri. Gak sopan banget"
"Aku kira kamu ngerasa terganggu sama aku disini. Abis dari tadi kamu diam aja"
"Nama gue ali. Lo tetap disini" ucap ali yang lebih tepat seperti sebuah perintah.
Akhirnya prilly kembali duduk disamping ali.
Hanya ada keheningan diantara mereka. Ali memejamkan matanya namun tak tertidur.
Prilly memperhatikan wajah ali dari samping. Ali benar2 tampan. Prilly mencoba
menerka2 apa yang sedang dipikirkan oleh ali.
"Lo ngapain sih malam2 jalan sendiri?" Tanya ali tiba2 yang memecahkan lamunan prilly
tentang ali.
"Aku tadi mau nyari makan. Maklum anak kos" balas prilly.

PART 3
Ali menatap prilly sambil berfikir lalu menarik tangan prilly mengikutinya. Prilly hanya
pasrah dibawa ali.
"Bang bubur ayamnya 2 ya" ucap ali pada seorang pedagang bubur ayam keliling yang
sedang mangkal diarea sekitar taman.
Penjual bubur ayam itu.mulai meracik buburnya. Ali kembali membawa prilly duduk
disalah satu bangku taman lainnya.

"Kita makan itu?" Tanya prilly


"Iya. Kenapa? Gak biasa makan makanan pinggir jalan?" Tanya ali sinis
"Ya ampun, makanan beginian udah jadi makanan sehari2 lagi. Cuma aku heran aja
kenapa kamu tiba2 ngajak aku makan"
"Tadi katanya lo mau nyari makan..kebetulan gue juga belum makan"
Prillypun mengangguk paham.
Merekapun akhirnya menikmati bubur ayamnya.
"Udah malem. Aku pulang dulu ya, aku bisa sendiri kok" ucap prilly yang membuat ali
menatapnya heran.
"Siapa juga yang mau nganterin lo pulang" Ucap ali yang membuat prilly malu bukan
main. Bukankah biasanya kalau disinetron2 jika perempuan dan laki2 sedang bersama
dimalam hari, laki2nya akan mengantar perempuannya pulang? Sepertinya ini tak
berlaku untuk ali.
"Aa..aku kira kamu tadi mau nawarin. Yaudah deh aku pulang dulu" pamit prilly lalu
segera pergi dari hadapan ali. Ia tak mau ali melihat wajahnya yang sudah memerah
karna malu.
Ali tertawa ngakak melihat ekspresi prilly. Benar2 polos. Baru kali ini ia bisa tertawa
selepas ini.
***********
Mama udah pergi bik?" Tanya ali sambil mengelap keringat diwajahnya.
"Udah den, tadi siang selesai makan siang nyonya langsung kebandara" balas mbok jum
pembantu rumah tangga ali.
"Oh"
"Den ali abis ngapain? Berkeringat banget? Terus nafasnya juga ngosngosan gitu"
"Abis main sepeda bik keliling kompleks"
"Ya ampun den, kan nyonya udah bilang kalau den ali gak bo....."
"Aku gak pa2 kok bik" ali langsung memotong pembicaraan mbok jum karna ia sudah tau
kemana arah pembicaraan wanita paruh baya itu. Ali langsung bergegas kekamarnya.

Ali berencana untuk mandi karna ia sudah sangat gerah, hampir 2 jam ia habiskan untuk
bermain sepeda. Ali sadar apa yang ia lakukan ini sangat tidak baik untuknya, namun
kenapa ia harus peduli? Ia hanya ingin bersenang2 dengan caranya sendiri.
"Awwwww" pekik ali tiba2 memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Dadanya bagai
ditekan sebuah beton, sangat menyakitkan.
"Arghhhhhhh!" Ali terus memekik memegangi dadanya. Jantungnya... ini pasti karna
jantungnya. Ali sudah menduga hal ini akan terjadi. Apa yang bisa ia lakukan selain
menahannya? Sebenarnya ali bisa saja meminum obat penahan sakitnya, namun ia
merasa lebih bersenang2 menahan rasa sakit ini

PART 4
Prilly berjalan menyusuri koridor kampusnya dengan riangnya. Bukan karna ia sedang
senang, namun memang karna pembawaan gadis ini yang sangat ceria.
Tiba2 langkahnya terhenti saat mendengar suara dari salah satu ruang. Tak berniat
untuk menguping namun pembicaraan itu menarik perhatiannya.
"Saya sudah memberi kamu dispensasi waktu ali..namun kamu sama sekali tak
mempergunakan sebaik2nya" ucap seseorang yang sepertinya adalah seorang dosen.
"Saya tidak meminta dispensasi waktu sama sekali" balas ali santai.
Dosen itu tampak menghela nafas panjang.
"Ya bukan kamu yang memintanya. Tapi ibumu"
"Bapak bisa kenolak permintaannya"
Lagi2 dosen itu menghela nafas panjang.
"Saya benar2 sudah tidak tau lagi bagaimana cara mempertahankan kamu dikampus ini.
Sepertinya DO adalah keputusan satu2nya"
Baiklah. Saya permisi" ali bangkit dari duduknya lalu segera keluar. Dosen itu
menggelengkan kepalanya heran. Bahkan ali sama sekali tak berusaha meminta
kesempatan sekali lagi? Sepertinya anak itu sudah tak berniat bersekolah.
Prilly yang menyadari ali akan keluar dari ruangan itu langsung bersembunyi hingga ali
benar2 sudah pergi. Prilly menatap kepergiannya tak percaya. Ali di DO? Dan kenapa ia
santai2 saja? Apa sebenarnya itu cara dia untuk menutupi kesedihannya. Mendadak
prilly merasa iba pada ali. Tiba2 prilly memiliki ide. Prilly mengetuk pintu dimana ali
keluar tadi.
"Masuk"sahut seseorang dari dalam. Prilly kemudian masuk kedalam ruangan itu.
"Oh kamu prilly bukan?" Tanya dosen itu.
"Ya pak saya prilly"
"Oh silahkan duduk"
Prillypun mengambil posisi duduk dihadapan bapak itu.
"Ada apa prilly?"
"Maaf pak sebelumnya, saya tadi tidak sengaja lewat dan mendengar bahwa bapak men
DO ali dari kampus ini. Apakah benar?" Tanya prilly hati2
"Ya benar"
"Tapi kenapa pak? Apa dia melakukan hal yang sangat fatal?"
"Lebih dari fatal. Bayangkan saja. Ia adalah murid yang jarang masuk. Dan saya dengan
berbaik hati akan membantu nilainya jika ia bisa membuat sebuah laporan tentang
hukum politik karna dia memang mengambil jurusan hukum. Namun dia sama sekali tak
menyentuh tugasnya selama 4 bulan." Jelas dosen itu kesal
"Tapi apa bapak tidak ingin memberikannya kesempatan?" Tanya prilly
"Untuk apa? Dia saja tidak meminta"
"Kalau begitu saya yang akan meninta kesempatan itu pak. Beri dia satu kesempatan
lagi" ucap prilly yang membut dosen itu menatapnya heran.
"Bukankah kamu mahasiswi baru? Kenapa kamu sangat peduli dengannya"
"Ada hal yang membuat saya melakukan ini pak..saya mohon"pinta prilly.
"Hmmm..baiklah. tapi kamu punya jaminan apa? Ini bukan perkara biasa. Dia nyaris di
DO"
"Jaminannya adalah saya. Saya bersedia beasiswa saya dicabut kalau ia tak
mengerjakan tugasnya, ucap prilly mantap yang membuat dosen itu terbelalak.
"Baiklah,saya beri dia waktu 1 minggu lagi. Tapi kamu harus memegang omonganmu"
"Baik pak"
Prilly kemudian keluar dari ruangan itu. Prilly sedikit bernafas lega. Kenapa ia
melakukan ini? Alasannya adalah hutang budi karna ali sudah menyelamatkannya malam
itu. Terlihat berlebihan memang dengan mempertaruhkan beasiswanya. Namun prilly
yakin ali bisa menyelesaikannya.

PART 5
Hari ini sebenarnya ali sangat enggan menginjak kampus ini, bukankah ia bukan
mahasiswa kampus ini lagi? Tapi ada beberapa surat yang harus ali urus. Siapa tau suatu
saat ali berniat untuk berkuliah lagi ditempat lain.
Ali meneguk minuman bersodanya dikantin kampusnya. Sebenarnya ini adalah salah satu
minuman yang sangat dilarang untuk ali menurut dokter. Tapi ali suka ini, bukankah
dengan meminum ini jantungnya akan makin susah memompa? Dan ali sangat suka itu.
Tiba2
Brukkk!
Beberapa buku tebal tiba2 terletak didepan ali. Ali mengerinyitkan dahinya melihat
siapa yang sudah berani2 menggangunya.
"Apa2an nih?" Tanya ali tak mengerti. Orang itu langsung mengambil posisi duduk
dihadapan ali.
"Ini tuh beberapa bahan materi buat nyelesaikan laporan kamu" ucap orang itu.
Ali tersenyum miring mendengarnya.
"Percuma, gue udah di DO"
"Siapa bilang. Kamu masih punya kesempatan 1 kali lagi. Kamu harus gunain sebaik2ya"
"Eh siapa nama lo. Oh iya prilly, dengar ya. Gue gak perduli. Gue sama sekali gak minta
dapat kesempatan" balas ali.
"Ya emang bukan kamu yang minta. Tapi aku yang minta. Aku bakal bantu kamu selesain
laporan kamu biar kamu gak di DO" ucap prilly bersemangat.
Ali menatapnya sambil terkekeh meremehkan.
"Lo mau bantuin gue? Lo aja anak fakultas kedokteran, dan gue hukum. Tau apa lo
tentang hukum?"
"Nah ini nih. Kamu belum tau banyak tentang aku. Aku itu dulu dibandung ngambil hukum
juga, karna kalau kedokteran biayanya mahal. Nah sekarang aku dapat beasiswa
makanya aku ambil kedokteran" jelas prilly.
"Ya... ya.. terserah lo deh, gue gak perduli" balas ali acuh lalu bangkit dari duduknya.
Namun prilly buru2 menahan pergelangan tangannya.
"Please mau ya ngerjain laporannya" pinta prilly dengan wajah memohonnya.
"Kenapa lo lakuin semua ini?" Tanya ali.
Anggap ini sebagai balas budi aku. Kamu nyelamatin hidup aku dan aku akan berusaha
menyelamatkan masa depan kamu. Ya walaupun sebenarnya yang bisa menyelamatkan
masa depan kamu adalah kamu sendiri tapi setidaknya aku mau bantu kamu. Mau ya"
kata prilly lagi.
Ali tampak berfikir sejenak. Ini sepertinya kesempatan yang bagus. Lagi pula ia belum
bisa membayangkan bagaimana ekspresi mamanya saat ia tau kalau ali sudah di DO
"Oke" balas ali yang membuat senyum prilly mengembang.
"Nah gitu dong. Kamu punya waktu 2 minggu buat selesaiin ini. Gimana kalau kita mulai
sekarang? Mumpung aku gak ada kelas" ajak prilly.
"Oke. Dirumah gue"
"Dirumah kamu? Kenapa gak disini aja?"
"Otak gue suka gak kebuka kalau ditempat asing. Satu2nya tempat yang gak asing
adalah rumah gue" balas ali lalu bangkit dari duduknya dan segera pergi. Prilly
merenungkan alasan ali yang memurutnya tak masuk diakal.
"Mau sampai kapan berdiri disitu?" Tanya ali melihat prilly yang masih diam mematung.
Akhirnya prillypun mengikuti langkah ali.
********
"Kamu tinggal sendiri dirumah ini?" Tanya prilly sambil mengedarkan pandangannya di
sekitar rumah ali yang dominan dengan warna putih dan biru langit ini.

PART 6
"Bukan, sama mama dan pembantu" balas ali lalu menghempaskan badannya disofa.
Prilly langsung meletakkan bukunya dimeja.
"Laptop kamu mana?" Tanya prilly
"Dikamar"
"Buruan ambil. Biar bisa ngeansur ngetiknya"
Ali menatap prilly dengan tatapan malas lalu berjalan kekamarnya mengambil laptopnya.
"Nah sekarang kamu ketik yang bagian ini dulu" kata prilly sambil menunjuk sebuah
halaman dibukunya.
"Kenapa harus gue sih yang ngetik. Lo dong. Kan lo yang mau bantu ngerjain ini"
"Loh gimana sih. Ini kan tugas kamu, aku tuh cuma bantuin. Bukannya ngerjain"
Balas prilly. Akhirnya dengan kesalnya ali mulai mengetik. Benar2 membosankan. Selama
kuliah ia tak pernah membuat tugasnya sendiri. Namun ntah kenapa walaupun kesal ali
tak bisa menolak permintaan prilly.
"Li" panggil prilly
Hmmmm" jawab ali tanpa menengok
"Aku boleh kegazebo itu gak? aku gak mau aja ganggu kamu disini" Tanya prilly. Ali
hanya mengangguk tanpa bersuara.
Prilly kemudian berjalan kegazebo dihalaman samping rumah ali. Udara dari sini sangat
sejuk. Prilly menutup matanya menghirup udara dalam2 dan membiarkan udara itu
masuk kedalam tubuhnya yang membuatnya tetap hidup.
Prilly melihat kesekeliling taman rumah ali. Ada kolam ikan juga disini. Tiba2 prilly
tertawa geli saat melihat ada seokor kucing yang sedang sibuk dengan herannya
memperhatikan bayanganya dikolam. Itu sangat lucu.
ali yang mendengar tawa prilly langsung menoleh kearah prilly. Ia terkagum melihat
tawa lepas prilly seperti tak memiliki beban. Ali menjadi sedikit iri. Bahkan ia lupa
kapan ia terakhir tertawa selepas itu. Tanpa disadari ali tersenyum melihat tawa prilly.
Ini magic atau apa, ali selalu merasa terbawa aura keceriaan gadis itu setiap
bersamanya.
Lihatlah bagaimana dirinya menciptakan sebuah kebahagiaan untuknya sendiri. Cukup
dengan melihat sesuatu yang sederhana. Menganggapnya lucu dan dia langsung tertawa
lepas. Berbeda dengan ali. Jangankan menciptakan kebahagiaannya sendiri. Bahkan
kadang kebahagian didepan matanya saja enggan ia terima sebagai sebuah kebahagiaan

PART 7
"Lo yakin bisa pulang sendiri?" Tanya ali berdiri diambang pintunya sambil melipat
kedua tangannya didepan dada memperhatikan prilly yang sedang mengikat tali
sepatunya.
"Yakin lah, emangnya kamu fikir aku anak kecil apa"
"Bukan gitu, tapi ini udah malam"
"Tau kok udah malam, kan langitnya udah gelap" balas prilly santai yang masih asik
mengikat tali sepatunya. Ali berdecak sebal mendengar jawaban prilly yang terkesan
seadanya.
"Tapi mendung" ucap ali lagi.
"Kalau hujan tinggal neduh. Udah ah, aku mau pulang, masuk gih" kata prilly sambil
tersenyum pada ali lalu bergegas pergi.
"Dasar keras kepala" ucap ali pelan lalu segera masuk kerumahnya.
*********
Prilly berjalan sambil melewati trotoar2 jalan. Ia ingin cepat2 mencari halte.
Tik.... tik.... tik....
1 persatu air hujan turun hingga jutaan tetespun ikut turun. Prilly langsung menutup
kepalanya dengan tasnya dan segera berlari menuju halte yang tak jauh darinya.
Prilly duduk dihalte sambil mengedarkan pandangannya kesekitar jalanan yang sudah
basah oleh air hujan. Karna merasa udara dingin yang sudah menusuk tulangnya prillypun
memeluk dirinya sendiri mencoba memberikan kehangatan.
Prilly menunduk sambil memejamkan matanya, bukannya tidur, ia hanya ingin menikmati
saat2 ini. Mungkin sebagian orang yang berada diposisi prilly sekarang akan merasa
kesal, sendirian disaat hujan2 seperti ini. Namun bagi prilly, rasa kesal itu tak ada
gunanya, lebih baik ia menciptakan sesuatu kebahagiaan dan merasakan kalau semuanya
membahagiakan.
Perlahan prilly membuka matanya, namun saat ia membuka matanya, pandangannya
langsung menangkap ujung sepatu, sepertinya ada orang dihadapannya. Prillypun
langsung mendongakkan kepalanya.
"Ali" kata prilly tak percaya saat melihat alilah yang ada dihadapannya.
"Kan udah gue bilang tadi mau hujan. Lo bandel sih. Yuk pulang" ajak ali dengan nada
ketusnya namun penuh kepedulian.
"Kamu ngapain pake nyusul aku segala?"
Mau pulang gak?" Tanya ali tanpa menghiraukan pertanyaan prilly..prillypun langsung
mengangguk.
Ali memperhatikan prilly yang sedang memeluk dirinya sendiri. Ali kemudian membuka
jaketnya lalu memakaikannya pada prilly. Prilly tersenyum menatap ali, namun ali tak
membalas senyumannya dan malah berjalan menuju mobilnya. Prilly tau ali bukan tipe
cowok yang bisa bermanis2 dihadapan orang lain.
"Buruan masuk" ucap ali. Akhirnya prillypun mengikuti ali memasuki mobilnya.
Disepanjang perjalanan tak banyak percakapan yang tercipta diantara mereka. Hanya
ada sesekali suara prilly yang memberi tahu arah jalan kekosnya.
"Makasih ya li" kata prilly saat mobil ali sudah terparkir di depan kos prilly.
Ali hanya membalas dengan anggukan.
"Oh iya, nih jaketnya" ucap prilly hendak membuka jaket ali
"Gak usah, diluar masih hujan. Lo pake aja, balikinnya ntar2 aja" balas ali. Prillypun
mengangguk paham.
"Kamu hati2 ya" ucap prilly lalu keluar dari mobil ali dan berlari2 kecil memasuki kosnya.
Ali memperhatikan gerak gerik prilly.
"Sejak kapan sih lo peduli sama orang lain li? Sama diri lo sendiri aja lo gak peduli" ucap
ali pada dirinya sendiri. Ntah lah, tapi sedari prilly pergi dari rumahnya tadi,
perasaannya tak tenang memikirkan prilly yang akan pulang dengan keadaan sedang
hujan.

PART 8
"Wah lo udah gak waras prill" ucap itte menatap prilly dengan tatapan tak percaya
"Ya mau gimana lagi te, kalau gak gitu, dosen itu gak bakal percaya" balas prilly
kemudian menyuap baksonya.
Gritte meneguk jus jeruknya terlebih dahulu sebelum kembali berbicara.
"Tapi gak gini caranya prill, lo pertaruhin beasiswa lo cuma buat ali. Gue walaupun gak
deket sama ali, tapi gue paham banget tu anak malasnya akut banget. Gue gak yakin
kalau dia bisa nyelesain tugas dia selama seminggu ini" kata gritte lagi.
"Kan belum dicoba te, dia pasti bisa"
"Terserah lo deh prill" ucap gritte pasrah.

Prilly kembali menyuap baksonya, namun aksinya terhenti saat melihat ali memasuki
kantin. Prilly langsung bergegas menghampiri ali tanpa berbicara apapun pada gritte
"Ali" panggil prilly yang membuat ali menoleh padanya
"Apaan?" Tanya ali dengan nada seperti biasa yang selalu ketus.
"Tugasnya udah kelar sampai mana? Udah mau selesai ya?"
"Dih, boro2. Baru yang kemaren waktu ngerjain sama lo doang"
"Ih ali, kan aku suruh lanjutin. Gimana sih" ucap prilly kesal.
"Udah ah gue mau makan, ntar ntar aja selesaiinnya" balas ali santai kemudian berjalan
menuju tempat pemesanan makanan.
"Gak ada cerita, pokoknya sekarang kamu harus lanjutin" ucap prilly menarik lengan ali
"Apaan sih,gue mau makan nih"
"Makannya ntar aja"
"Tapi gue laper"
"Selesaiin tugas dulu"
Perdebatanpun terjadi diantara mereka.
"Yaudah, gue lanjutin bikin tugasnya, tapi sambil makan" kata ali
"Hmmmm" prilly tampak berfikir sejenak.
"Oke deh. Sekarang kamu buruan pesan. Aku bakal tunggu disana" ucap prilly sambil
menunjuk salah satu meja yang kosong.
Alipun membalas dengan anggukan malas.
**********
Ali sesekali fokus dengan laptopnya kemudian sesekali fokus pada baksonya. Sementara
prilly juga sibuk membolak balik buku mencari materi selanjutnya yang harus diketik ali.
Prilly menoleh kearah ali yang sedang meneguh minuman sodanya.
"Kamu tuh ya, udah makan bakso yang panas2, malah minum minuman soda, gak baik tau
buat kesehatan kamu" ucap prilly. Ali melirik prilly sejenak lalu menghiraukannya begitu
saja.

Kenapa ia harus peduli?


"Serius banget ya sampai belepotan gitu makannya" ucap prilly sambil menghapus sisa
kuah diujung bibir ali. Ali langsung menoleh kearah prilly yang sedang tersenyum
padanya. Jantungnya! Apa jantungnya kambuh? Berdetak sangat cepat namun tidak
terasa sakit .apalagi saat manik2 mata mereka bertemu. Ali langsung mengalihkan
pandangannya dari prilly. Ia hanya tak ingin sakit jantungnya kumat lagi.
Prilly melirik kearah jam tangannya.
"Aku udah harus masuk kelas. Kamu lanjutin ya" ucap prilly lalu berlalu dari ali.
**********

PART 9
gak butuh. Jadi stop nyuruh2 gue ngerjain soal sialan itu" bentak ali
"Kamu tu memang ya gak bisa menghargai usaha orang lain. Oh iya aku lupa, kamu kan
gak tau apa itu usaha. Terimakasih buat waktu aku yang udah kamu buang sia2, dan
terimakasih juga buat pengorbanan beasiswa aku yang percuma. Sekarang terserah
kamu mau selesaiin tugas kamu atau enggak" ucap prilly dengan nada bergetar menahan
tangis, namun percuma karna air matanya sudah membasahi pipinya. Prilly langsung
berlalu dari ali.
Ali terdiam melihat kepergian prilly. Untuk pertama kalinya ia melihat gadis itu
menangis. Apa maksud prilly pengorbanan beasiswanya? Ali berfikir keras dengan Ali
menatap langit malam dari balkon kamarnya, sudah 6 hari sejak kejadian malam
itu,hari2nya selalu diisi dengan adanya gadis seceria prilly. Saat ia bersama prilly
seperti ada 2 hal yang saling bertabrakan antara dirinya dan prilly, dan ntah kenapa,
prillylah yang selalu menang dan dapat membawanya kekehidupan yang penuh warna dan
harapan.
Tiba2 ali mendengar ponselnya berbunyi. Ali menghela nafas saat melihat mamanya lah
yang menelfon. Dengan malas ali langsung mengangkat telfonnya.
Halo
Halo li, kamu udah makan? Jangan lupa diminum obatnya. Mama masih harus stay
disingapore sampai 3 hari lagi.
Iya ma
Tanpa menunggu ucapan mamanya lagi ali langsung mematikan sambungan telfonnya.

Tiba2 dadanya terasa sesak. Ini sudah hampir 10 hari ia tak menyentuh obat itu,
terakhir ia meminum obat itu karna dipaksa oleh mamanya yang sedang ada dirumah.
"Arghhhhhhh" ali terpekik memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.
"Sakittttt" pekik ali terduduk masih memegangi dadanya. Keringat dingin mulai
bercucuran didahinya. Rasa sakitnya benar2 dahsyat.
"Kenapa lo gak berhenti aja sih buat berdetak? Gue gak maksa lo buat tetap bikin gue
hidup. Arghhhhhh" ali mengerang.
Dengan perlahan ali berjalan menuju ranjangnya. Menghempaskan dirinya diranjang dan
menikmati rasa sakit yang amat dahsyat.
*********
"Aliiiii" panggil prilly sembari berlari kecil menghampiri ali.
"Kenapa?"
"Mana tugas kamu? Sebelum dikumpulin harus aku periksa dulu"
"Belum selesai" ucap ali santai.
"Apa? Ya ampun ali, itu tugasnya besok harus udah dikumpul" ucap prilly panik
"Lo kenapa sih jadi sibuk sendiri? Gue gak pernah minta dikasih kesempatan buat tetap
kuliah disini.

PART 10
Prilly berjalan gontai menyusuri koridor kampusnya. Apa yang akan terjadi hari ini?
Ntah lah. Bahkan prilly sama sekali tak bisa membayangkannya. Hari ini ali harus sudah
mengumpulkam tugasnya. Tapi apa? Ali pasti sama sekali tak menyentuh tugasnya lagi.
Prilly menghela nafas panjang. Sepertinya ia harus benar2 siap jika beasiswanya benar2
dicabut.
"Mau nemenin gue nganterin tugas ketempat dosen?" Tanya seseorang yang membuat
prilly menghentikan langkahnya.
Prilly langsung mendongakkan wajahnya melihat siapa yang kini sedang ada
disampingnya.
"Ali" ucap prilly tak percaya.
"Mau nemenin gak?" Tanya ali lagi.
Tu..tugas kamu udah kelar?"
"Yaudah deh kalau gak mau nemenin. Gue bisa ngumpulin sendiri" ucap ali dan berlalu
dari prilly. Prilly langsung mengejar ali dan menyamakan langkahnya dengan ali.
"Aku bakal nemenin kamu" ucap prilly.
Akhirnya merekapun sampai keruangan dosen itu.
"Permisi pak. Saya ingin mengantarkan tugas saya" ucap ali sambil memberikan tugasnya
pada dosen itu. Dosen itupun menatap ali tak percaya lalu melihat tugas ali. Ia sampai
terbelalak melihat hasil tugas ali.
"Wow, saya tidak menyangka kalau kamu bisa menyelesaikan tugas kamu sebaik ini" puji
dosen itu.
Dosen itupun melirik kearah prilly.
"Ternyata keputusan kamu tidak salah prilly. Kamu boleh tetap kuliah disini ali" ucap
sang dosen yang membuat prilly sumringah..sementara ali hanya memasang wajah
datarnya.
"Terimakasih pak" ucap prilly sopan.
"Terimakasih" ucap ali seadanya lalu keluar dari ruang dosen itu.
"Permisi pak"ucap prilly sopan lalu segera mengejar ali.
"Aliiii" panggil prilly yang menghentikan langkah ali.
"Makasih yaa..makasih banget. Aku gak nyangka kamu mau nyelesaiin tugas kamu" ucap
prilly senang.
"Lain kali lo jangan lakuin tindakan bodoh ini lagi. Lo sadar gak sih kalau lo hampir
kehilangan beasiswa lo" omel ali
"Ya tapi gak jadi kan"
"Ya. Tapi hampir"
"Jadi sekarang kita impas. Kamu udah nolongin aku, dan aku udah nolongin kamu" kata
prilly.
Tiba2 ada rasa ketakutan menyelimuti ali..mereka impas? Apa artinya setelah ini sudah
tidak akan ada apa2 lagi diantara mereka? Tidak... ali tidak membiarkan hal itu terjadi.
"Yaudah kalau gitu aku pergi dulu ya" kata prilly lalu berlalu dari ali. Namun dengan
cepat ali menahan pergelangan tangan prilly.
"Kenapa?" Tanya prilly
"Lo....lo mau...mau jadi temen gue?" Tanya ali ragu2.
"Boleh" balas prilly sambil tersenyum sumringah yang membuat ali lega dan tersenyum
kecil.
"Yaudah aku mau kekelas dulu ya. Bye ali" ucap prilly melambaikan tangannya dan berlalu
dari ali.
Ali tersenyum menatap kepergian gadis itu. Akhirnya ali juga memutuskan untuk
kekelasnya karna pagi ini dia ada kelas.
*********
"Oper oper ke gue"
Tangkap"
"Ayo shoot"
"Yak masukkk"
Suara riuh para pemain basket itu terdengar jelas ditelinga ali. Ali duduk ditepi
lapangan basket sambil melihat beberapa temannya bermain.

PART 11
"Gabung gak li?" Tanya seseorang dari mereka.
"Lanjut aja bro" balas ali santai.
Ali menatap mereka dengan tatapan iri. Jujur, ali rasanya sangat ingin terjun bermain
basket dengan teman2nya yang lain. Tapi itu tidak akan bisa. Saat ia divonis mengalami
kebocoran jantung, ali benar2 dilarang keras untuk berolah raga, apalagi bermain
basket. Ali memang sebenarnya tak selalu mengindahkan larangan2 itu. Tapi beda halnya
dengan bermain basket. Pernah sekali ia melanggar larangan itu karna dipaksa main oleh
teman2, ali harus mengalami koma selama 1 bulan karna hal itu. Semenjak saat itu
berolah ragalah satu satunya larangan yang ali jalani sampai saat ini.
"Kamu gak ikutan main?" Tanya sesorang yang memecahkan lamunan ali.
Ali langsung menoleh kearah seseorang yang kini sudah berada disampingnya. Ali
langsung menangkap manik2 mata coklat milik prilly.
Enggak"
"Kenapa?" Tanya prilly.
Ali tak menjawab dan hanya kembali menatap orang2 yang sedang asik bermain basket
itu.
"Aku dari dulu kepengen deh bisa main basket. Tapi gak bisa2" ucap prilly. Ali kembali
menatap prilly yang sedang tersenyum melihat para pemain2 basket itu.
"Li kita duluan yaa" ucap para pemain basket itu. Sepertinya mereka sudah selesai
bermain. Satu2 dari mereka keluar dari lapangan.
"Siip"balas ali sambil mengancungkan jempolnya.
"Aaaa bolanya gak dibawa pergi" ucap prilly girang lalu berlari mengambil bola itu dan
mulai mendriblenya. Ya permainan prilly memang tak jauh beda dengan permainan anak
perempuan yang sama sekali tak paham basket.
Ali tersenyum kecil melihat tingkah lucu prilly dengan bola basketnya
"Ih gak masuk2" keluh prilly saat berusaha menshoot bolanya.
"Ali ajarin dong. Gak bisa2 nih" rengek prilly manja.
Ali tampak berfikir sejenak. Ingin rasanya menghampiri gadis itu untuk membantunya.
Tapi bagaimana kalau nanti sakitnya kambuh?
"Aliiiii" panggil prilly.
Sepertinya akan baik2 saja. Ia kan hanya mengajari prilly. Bukan bermain basket.
Akhirnya ali menghampiri prilly dan mengambil bola basket ditangan prilly.
Shoot!
Bola basket itu masuk dengan sempurna didalam ringnya.
Prilly sontak langsung bersorak sambil bertepuk tangan.
"Aaaaaaa kerennn" sorak prilly.
"Ajarin" rengek prilly.
Gadis ini sangat menggemaskan menurut ali.
Akhirnya ali mengambil kembali bolanya dan memberikannya pada prilly. Ali kemudian
berdiri dibelakang prilly. Kemudian ikut memegang bola yang sedang dipegang prilly.
"Sekarang lo liat ring yang disana, terus lo lompat tapi kakinya jangan melayang. Cukup
jinjit tapi rada lompat" jelas ali.
Prilly menatap wajah ali yang kini sangat dekat dengannya. Deg! Untuk pertama kalinya
jantung prilly yang normal terasa berdetak sangat kencang. Tak bisa dipungkiri kalau ali
sangat tampan, prilly sangat mengakui itu. Ali yang merasa diperhatikan sontak jadi
merasa gerogi.
"Yaudah lo coba" ucap ali menyembunyikan rasa groginya.

PART 12
Akhirnya dengan yakin prilly melempar bola itu kering dan... shoot! Masuk.
Yeayyyyy masuk" pekik prilly refleks langsung memeluk ali yang ada dibelakangnya. Ali
yang awalanya kaget dengan ragu2 membalas pelukanprilly.
"Upps. Sorry" ucap prilly yang tersadar dan langsung melepaskan pelukannya pada ali.
"Sekarang lo coba rebut bolanya dari gue" ucap ali mulai mendrible bolanya.
Oke" balas prilly.
Terjadilah aksi merebutkan bola antara mereka. Prilly sampai kualahan mengejar ali
yang sangat gesit kesama kemari. Ali lupa! Ya ali lupa. Tak seharusnya ia seperti ini.
"Capek ah" keluh prilly sambil menyeka keringat di dahinya. Alipun berhenti berlari
melihat prilly yang sedang kelelahan.
Tiba2 ali merasa jantungnya terasa sesak. Ali menahan erangannya menahan sakit yang
luar biasa. Ali baru menyadari kalau ia sudah kelepasan. Keringatnya sudah berganti
dengan keringat dingin.
Prilly yang melihat ali terdiam langsung menghampiri ali dan merebut bola ditangan ali.
"Yeeee ketipu" sorak prilly langsung berlari membawa bolanya dengan sumringah dan
berusaha memasukkan bolanya kedalam ring.
Arghhhhhh!!!!
1 buah erangan lolos dari mulut ali yang sudah tak tahan merasa sakitnya..ali memegang
dadanya kuat2. Rasa sakitnya sangat dahsyat
Prilly yang mendengar suara ali langsung menghampiri ali.
"Ali kamu kenapa?" Tanya ali panik.
"Gu...gue gak pa" balas ali terbata.
"Mana yang sakit?" Tanya prilly makin khawatir.
Ali tak menjawab. Prilly tak boleh tau. Ya prilly tak boleh tau.
"Ka..kaki gue keram. Mungkin tadi karna gak pemanasan." Kata ali yang beralih
memegang kakinya.
"Yaudah kita duduk dulu ya" ajak prilly.
Ali terduduk sambil bersandar mengatur nafasnya. Prilly menatap ali lekat2.
"Kamu gak pa2? Wajah kamu pucat banget" kata prilly khawatir sambil memegang pipi
ali. Prilly juga menyeka keringat dingin yang ada diwajah ali.
"Gue gak pa2" balas ali pelan.
"Maaf. Gara2 aku ajakin kamu main kaki kamu sampai sakit gini" kata prilly merasa
bersalah. Sungguh ia benar2 merasa bersalah.
Ini bukan salah lo" balas ali.
"Gue boleh peluk lo?" Tanya ali tiba2 yang membuat prilly kaget. Prilly tampak berfikir
sejenak.
"Kalau itu bisa bikin kamu ngerasa lebih baik" balas prilly lalu langsung memeluk ali
terlebih dahulu. Ali membenamkan wajahnya dibahu prilly. Rasa sakitnya tak kunjung
reda. Mungkin dengan cara seperti ini prilly tak akan melihat wajah tersiksa ali
menahan sakit.
"Gue mohon. Berdetak dengan normal. Gue mohon" batin ali.
Prilly mengelus punggung ali. Sebenarnya prilly merasa heran. Kenapa ali terlihat sangat
kesakitan padahal ia hanya keram.
Ali memejamkan matanya mengatur nafasnya. Prilly benar2 memberikan kenyaman pada
pelukannya.
"Lo orang pertama yang bisa bikin gue mohon2 biar jantung ini tetap berdetak normal"
batin ali lagi.
Perlahan prilly melepaskan pelukannya.
"Kita pulang ya" ajak prilly
"Lo pulang duluan aja. Gue masih mau disini" balas ali
"Kalau gitu aku pulangnya ntar juga"
"Gak pa2 lo pulang aja duluan. Udah sore. Udah sepi juga"
"Aku gak mungkin ninggalin kamu sendirian"
"Please kali ini dengerin gue" ucap.ali tegas.
"Yaudah aku pulang dulu. Kamu jangan lama2 ya disininya" ucap prilly berat hati.
Sebenarnya ia tak ingin meninggalkan ali. Namun ali memaksanya.
"Hati2 ya" ucap ali pelan yang dibalas prilly dengan anggukan.
Akhirnya prillypun pergi.
"Arghhhhhhhh!!!!! Kenapa lo gak berdetak normal kayak jantung orang2 yang lain sih"
pekik ali frustasi

PART 13
Ali sibuk memainkan ponselnya sembari menunggu pesanannya datang. Hingga tak lama
pesanannyapun tiba. Bakso dan minuman bersoda adalah pilihan rutinitas bagi ali. Ia
memang suka makanan ini. Saat ali hendak menyuap baksonya tiba2 ada tangan yang
menjauhkan tangan ali yang akan menyuap baksonya. Ali langsung mendongakkan
kepalanya ingin tau siapa yang sudah mengganggu jam makannya.
"Kalau kamu makan ginian terus, yang ada kamu bisa sakit" ucap orang itu yang tak lain
adalah prilly.
Prilly langsung mengambil posisi duduk disamping ali.
"Dari dulu gue makan beginian, gak ada efeknya" ucap ali santai
Ya efeknya emang gak sekarang. Tapi ntar beberapa tahun lagi"
"Masih lama kan" ali kembali hendak menyuap baksonya, namun lagi2 ditahan oleh prilly.
"Nih aku bawa bekal. Kamu cobain deh" ucap prilly sambil mengeluarkan kotak makan
dari dalam tasnya. Ali melirik kearah roti isi dengan isian sayuran, telur, sossis dan
sebagainya itu. Sayangnya ali tak terlalu menyukai itu. Menurutnya makanan itu terlalu
sehat.
"Gue gak suka makan yang begituan. Udah ya, mending lo makan sendiri"
Prilly menghela nafas panjang. Ali benar2 keras kepala. Setiap ia bertemu ali dikantin,
menu makanan ali pasti selalu sama. Hal itu yang membuat prilly berinisiatif mengubah
pola makan ali.
"Katanya kita teman, tapi masa kamu gak mau ikutin kata aku demi kebaikan
kamu..yaudah" kata prilly kemudian mengemasi kembali bekalnya dan bangkit dari
duduknya.
Oke oke gue bakal makan itu" kata ali cepat mencegah prilly. Ntah kenapa ia tak rela
kalau prilly pergi.
"Nah gitu dong" prilly kembali duduk disamping ali sambil tersenyum penuh kemenangan.
Akhirnya dengan terpaksa ali memakan makanan yang prilly bawa..rasanya enak juga.
Sembari menunggu ali menghabiskan makanannya, sesekali prilly menceritakan cerita2
lucu yang sontak membuat ali tertawa lepas. Walaupun belum lama kenal, namun tak ada
rasa canggung sedikitpun pada diri prilly saat menceritakan hal2 konyol didepan ali.
Prilly bagaikan magic bagi ali. Gadis ini kini seperti memegang remote hidupnya. Dengan
adanya dia ali merasa benar2 hidup.
*********
"Cieee sekarang udah deket banget sama ali" ledek itte saat prilly menemuinya ditaman
kampus.
"Apaan sih kamu" balas prilly sembari tersenyum malu2.
"Prill lo ngerasa gak sih kalau ali itu suka sama lo?" Tanya itte yang membuat prilly
sedikit terkejut.
"Kamu ngomongin apaan sih te, gak mungkin lah dia suka sama aku..kami itu cuma
temenan"
"Ya itukan menurut lo prill. Tapi lo nya sendiri gimana ke ali?"
"Hmm... bi..biasa aja" balas prilly gelagapan mendapat pertanyaan seperti itu dari itte
yang membuat itte terkekeh. Ntah lah,prilly juga tidak paham dengan perasaannya
sendiri. Yang jelas ia sangat nyaman bila bersama ali.
**********
"Kamu baru pulang li?" Tanya resi saat melihat putranya hendak menaiki tangga. Ali
menghentikan langkahnya sejenak lalu menoleh kearah mamanya.
"Iya ma" balas ali seadanya.
"Kamu masih rutin minum obatkan"
Ali menarik nafas dalam mendengar pertanyaan itu. Adakah pertanyaan yang lain selain
itu? Sungguh ia sudah sangat bosan mendengarnya.
Tanpa menjawab ali langsung bergegas kekamarnya.

Sesampainya dikamar ali langsung menghempaskan badannya di ranjang king sizenya.

PART 14
Tiba2 ali teringat sesuatu. Ali langsung mengambil ponselnya disakunya. Ia baru
teringat kalau saat selesai makan dikantin tadi ali meminta nomer hp prilly dan prilly
dengan senang hati memberikannya.
Ali mengarahkan jarinya2 untuk mengetik pesan untuk prilly.
Ini gue ali, disave ya
Tulis ali dalam pesannya. Tak lama terdengar tanda pesan masuk
Oh ali, oke.
Lo lagi apa?
Lagi ngejain tugas nih. Banyak banget -,- aku capek deh
Ali terkekeh membaca pesan prilly yang sepertinya sedang lelah.
Ya kalau capek gak usah dikerjain. Susah banget.
Yeeee emangnya aku kamu apa, yang males bikin tugas :P
Gue bukannya males, gak sempat aja.
Alasan aja. Aku mau nyelesaiin tugas aku dulu ya. Bye ali
Ali memutuskan untuk tak membalas lagi pesan prilly, ia tak ingin menggangu gadis itu
yang sepertinya sedang sibuk.
Ali mengusap wajahnya. Kenapa hanya dengan berkirim2 pesan dengan prilly jantungnya
rasanya berdetak tak menentu? Apa penyakitnya makin parah? Tapi rasanya tak sakit,
malah terasa menyenangkan.
Ali meletakkan ponselnya dinakas. Tiba2 pandangan ali terhenti pada botol obatnya.
Ntah dorongan dari mana ali mengambil botol obat itu. Dilihatnya obat itu yang tersisa
1 butir didalamnya. Kemana sisanya? Oh iya ali baru ingat sudah membuang satu persatu
sisanya.
Ali mengeluarkan satu butir obat itu kemudian mengambil segelas air dinakasnya.
Kemudian dengan cepat ali meminum obat itu.
"Apa satu butir obat ini bisa bikin gue tetap hidup? Gue butuh lebih banyak. Ya gue
butuh, gue harus tetap hidup" kata ali bersemangat lalu bergegas kekamar mandi untuk
mandi. Ntah dorongan dari mana. Namun semangat itu sangat kuat. Membuat ali
bertekad ingin tetap hidup.
**********
"Ali, tumben kamu kesini? Bukankah ini belum jadwal kamu untuk cek up" ucap dokter
heran saat melihat ali memasuki ruangannya.
"Saya ingin diperiksa sekarang dok, dan saya minta tambahan obat" ucap ali yang sontak
membuat dokter paruh baya itu kaget. Bagaimana tidak? Ali pasiennya selama ini yang
selalu menolak mentah2 obat yang diberikannya kini malah meminta obat itu.
"Ada apa ali? Apa kamu akhir2 ini sangat kesakitan?"
"Tidak dokter. Tapi, apakah ada obat yang membuat jantung saya kembali normal"
"Jika obat, itu belum ada ali. Obat2 yang saya beri selama ini hanya untuk mengatur
jantung kamu agar berdetak semestinya. Cara satu2nya adalah dengan cara pendonoran
jantung..tapi sayang kami belum mendapat pendonor yang pas untuk kamu."
"Sesulit itukah dok mencarikan pendonor jantung untuk saya?"
"Bukan begitu ali. Kebocoran jantung yang kamu alami ini bukan kebocoran jantung
biasa. Bila dilakukan pendonoran itu harus dengan pendonor yang sangat cocok. Kalau
tidak itu akan sia2 dan malah membuat kamu celaka" jelas sang dokter yang membuat
ali mendesah kecewa.
"Tapi kamu tenang. Kami akan berusaha. Yang penting kamu juga harus usaha"
"Saya pasti akan berusaha" balas ali yang membuat dokter itu tersenyum.
"Ada apa ali? Apa yang membuat kamu tiba2 berubah? Apa karna cinta?" Tanya dokter
itu dengan nada menggoda ali.
"Cinta?" Ali mengerinyitkan dahinya. Apakah benar yang dikatakan dokter ini kalau ia
sedang jatuh cinta.
"Terkadang kini memang harus memiliki 1 alasan yang sangat spesifik kenapa kita masih
harus terus bertahan hidup"
"Maksud dokter?"
"Ya seperti cinta misalnya"
Ali berfikir mencoba mencerna ucapan dokter ini. Ya! Ali harus punya alasan. Dan alasan
jantung ali masih berdetak saat ini adalah dia

PART 15
"Woooyyyy keboooo" samar2 ali mendengar suara seseorang yang sudah mengganggu
tidur lelapnya.
"Yaelah, bangun kali" lagi2 suara itu mengganggu ali.
Dengan terpaksa ali mengerjap2kan matanya melihat siapa orang yang sangat
menyebalkan ini.
"Jordan" ucap ali tak percaya saat melihat jordan lah yang berada dihadapannya.
Jordan adalah sepupunya yang sudah lama tinggal diturki ikut dengan orang tuanya.
"Yoi bro" balas jordan bersemangat. Ali bangkit dari tidurnya dan langsung memeluk
sepupunya itu.
Ali dan jordan sangat dekat, bahkan amat dekat. Sudah seperti kakak adik kandung.
"Weiiisss kayaknya ada yang kangen banget sama gue nih" ledek jordan.
Ali langsung melepas pelukannya.
"Pede banget sih lo. Yang ada lo tuh yang kangen banget sama gue" balas ali yang
membuat tawa mereka pecah.
"Udah ah lo buruan mandi sana. Masih banyak banget yang harus kita obrolin. Gue
tunggu ditaman belakang" ucap jordan.
"Oke" akhirnya alipun bergegas mandi sementara jordan bergegas ketaman belakang
rumah ali.
**********
"Gimana keadaan lo? Ada kemajuan?" Tanya jordan.
Kini ali dan jordan sudah ada digazebo taman belakang rumah ali.
Ali menghela nafas berat.
"Gak ada. Tapi semuanya baik2 aja"
Jordan menatap ali tajam. Kini ia tampak serius, tak seperti saat pertama bertemu ali
tadi.
"Gimana semuanya bakal baik2 aja kalau lo sendiri gak menciptakan keadaan baik2 itu"
"Gue baik2 aja"
"Lo gak bisa bohong sama gue li. Kata nyokap lo, lo suka lalai minum obat, dan selalu
melanggar pantangan lo. Lo sadar kan yang lo lakuin itu bakal ngebahayain lo"
Ali bangkit dari duduknya .
"Gue mau kayak yang lain. Bisa makan apa aja sesuka dia, bisa olahraga semau dia. Dan
hidup bukan karna obat. Gue mau kayak yang lain. Gue mau kayak lo" kata ali lirih.
Nadanya terdengar sangat frustasi.
"Lo gak pernah berubah. Sejak gue pergi sampai sekarang lo tetap kayak gini. Lo gak
bisa kayak gini terus." Ucap jordan yang ikut bangkit dari duduknya.
Ali menghela nafas panjang..sejak dulu jordan tak pernah berubah. Selain mamanya,
jordanlah orang yang selalu memaksanya untuk minum obat ataupun mengindahkan
larangannya. Namun bedanya, ali lebih sering mendengarkan kata jordan dari pada
mamanya. Karna jordan selalu ada mendampinginya, sementara mamanya selalu sibuk
dengan dunianya. Sepertinya kini ali harus siap mendengar kebawelan jordan karna
jordan akan melanjutkan kuliahnya dijakarta dan tinggal bersama ali.
"Gue bakal usaha buat bertahan jordan" ucap ali. Ia tak ingin memperpanjang
perdebatan dini dengan jordan.
"Janji?"
"Gue janji"
"Gue pegang janji lo. Tenang aja. Kalau lo berbuat yang macam2, sekarang ada gue yang
bisa kapan aja noyor kepala lo biar lo sadar" ucap jordan yang membuat tawa mereka
pecah.
Bukankah ali sudah berniat untuk memperjuangkan hidupnya? Setidaknya dengan
adanya jordan kini akan banyak membantunya.
********
Setelah berbincang2 dengan jordan ali langsung bergegas kekampusnya. Namun
berbeda dengan ali, jordan baru akan masuk kampus pada lusa.
Ali berjalan menyusuri koridor kampusnya. Ntah kenapa hari ini ali merasa sangat
bersemangat. Sejak tadi ia mencari sosok seseorang. Namun seseorang itu belum juga
ia temui. Hingga tiba2

PART 16

"Awwwww" pekik seseorang yang ditabrak ali. Ali yang kaget langsung mencegah orang
itu agar tak jatuh dengan mendekapnya.
Ali langsung melihat siapa yang sudah ia tabrak itu.
"Prilly" ucap ali saat melihat prillylah yang ia tabrak.
"Ali. Kamu kalau jalan fokus dong" ucap prilly langsung bangkit dari posisinya yang
membuat ali mendesah kecewa.
"Sorry"
"Iyaa gak pa2 kok. Lain kali jalannya hati2 ya. Untung yang kamu tabrak aku. Coba orang
lain, bisa2 kamu diomelin" ucap prilly yang membuat ali tersenyum kecil.
"Siapa sih yang berani omelin gue?" Kata ali yang membuat prilly mencibirnya.
"Iyaa deh iyaa. Gak ada yang berani omelin kamu" balas prilly yang membuat ali
tersenyum penuh kemenangan.
"Mau kekelas?" Tanya ali.
"Iya nih..aku lagi ada jam sebentar lagi. Yaudah aku mau kekelas dulu ya" pamit prilly
yang hanya dibalas ali dengan anggukan. Prillypun tersenyum lalu berlalu dari ali. Alipun
membalas senyuman prilly dan pergi kekelasnya pula.
**********
Akhirnya jam pelajaran alipun usai. Ali langsung bergegas hendak kekantin.
"Aliiiii" tiba2 ada yang memanggil ali yang membuat langkah ali terhenti. Ali langsung
menoleh keasal suara. Seseorang yang tak asing bagi ali itupun berlari menghampiri ali
lalu berhamburan kedalam pelukan ali yang membuat ali kaget.
"Aku kangen banget sama kamu" ucap seseorang itu.
"Bella, lo kenapa bisa disini?" Tanya ali yang masih bingung dengan gadis yang erat
memeluknya kini.
"Aku nyari kamu"
"Telat" ucap ali berusaha melepaskan pelukan gadis itu. Namun gadis yang bernama
bella itu makin mengeratkan pelukannya.

Flashback on
"Sayang kamu kenapa kok mukanya pucet gitu?" Tanya bella khawatir saat ali
menghampirinya.
"Aku gak pa2" balas ali berusaha tersenyum.
"Gak pa2 gimana? Kamu kenapa sih? Cerita sama aku"
"Aku.... aku baru dari rumah sakit. Dan kata dokter, aku mengalami kebocoran jantung"
jelas ali lirih yang membuat bella terbelalak
"A...apa? Ka..kamu" ucap bella terputus2 tak percaya.
"Aku sekarang benar2 ngerasa hancur. Tapi aku bersyukur masih punya kamu. Kamu mau
kan temenin aku ngelewatin semua ini?" Tanya ali sembari menggenggam tangan bella.
"Aku... maaf aku harus pergi" ucap bella berlari menjauhi ali.
"Bella.... bella... heiii sayang" panggil ali. Namun bella tak menggubris panggilan ali.
"Argghhhh!!!! Apa gara2 penyakit aku kamu pergi?" Ali berteriak frustasi mengacak2
rambutnya.
********
"Bella kamu mau kemana?" Tanya ali bingung saat melihat satu persatu koper bella
masuk kedalam bagasi mobilnya.
"Aku akan kuliah dilondon"
"Dilondon? Kenapa? Kamu bilang kita bakal kuliah sama2 disini"

PART 17
"Itu sebelum kamu sakit"
"Jadi bener kamu kayak gini gara2 aku sakit?" Tanya ali. Bella hanya diam tak tau harus
menjawab ali.
"Jawab bella" desak ali dengan nada meninggi.
"Iyaaa. Kamu bener. Aku gak mungkin bisa bertahan sama kamu. Aku butuh orang yang
bisa lindungi aku..kalau keadaannya kayak gini gimana kamu bisa lindungi aku? Yang ada
aku yang bakal sibuk buat jaga kamu" ucap bella. Ali menggeleng tak percaya dengan
ucapan bella. Apa hanya sebatas itu cinta bella?
"Aku cinta sama kamu. Aku janji aku bakal sembuh. Aku mohon jangan tinggalin aku"
ucap ali memohon.
"Maaf. Aku gak bisa. Aku harus pergi" ucap bella dan langsung bergegas memasuki
mobilnya dan pergi dari rumahnya.
"Belaaaaaa. Jangan tinggalin aku belaaa" pekik ali. Ali terduduk. Kakinya terasa lemas.
Air matanya berlomba2 jatuh dari pelupuk matanya.
Flashbackoff
"Aku bener2 minta maaf ali. Aku menyesal" ucap bella yang mulai terisak.
"Lo yang memutuskan untuk pergi. Kalau lo menyesal itu wajar" ucap ali dengan nada
datarnya.
Kenapa bella harus kembali hadir?
"Aku dulu pergi karna aku belum siap buat nerimanya. Tapi sekarang aku udah siap" ucap
bella.
"Ali. Aku bawa ini buat ka..." ucapan seseorang yang menghampiri ali itu terhenti saat
melihat ada seorang gadis yang sedang berada dipelukan ali.
"Ma...maaf, aku kira tadi kamu sendiri. Dari jauh gak kelihatan. Maaf banget ya udah
ganggu" ucap orang itu dengan nada tercekat.
Orang itu berusaha mengatur nafasnya yang entah mengapa terlihat memburu.
"Aku tadinya mau ngasih bekal ini buat kamu. Tadi aku lupa ngasih waktu kita ketemu
tadi, tapi kayaknya waktunya gak tepat. Yaudah aku pergi dulu ya" ucap sesorang itu. Ali
melirik kotak bekal ditangannya.
Mata gadis itu tampak memerah..apa ia akan menangis? Tampa berfikir panjang gadis
itu langsung berlari menjauhi ali dan bella.
"Prilly..... prilly" pekik ali. Namun prilly tak menghentikan langkahnya.
Oh tidak! Apa ia sudah menyakiti hati prilly?

PART 18
Prilly terus berlari hingga ia berhenti disebuah bangku taman.
"Kenapa aku harus nangis. Kenapa aku harus kayak gini" ucap prilly sambil menyeka air
matanya yang terus saja menetes.
Rasanya sangat sakit melihat ali memeluk gadis lain. Siapa gadis itu?
"Prilly, kamu bukan siapa2nya ali. Ingat kamu bukan siapa2nya ali" ucap prilly
menguatkan dirinya sendiri.
**********
Dengan satu hentakan ali berhasil melepaskan pelukan dari bella.
"Lo denger baik2. Gue gak peduli dengan segala tujuan lo balik ke indonesia. Tapi kalau
memang tujuan lo adalah buat gue. Mendingan lo balik kelondon karna itu bakal sia2"
ucap ali kemudian berlari meninggalkan bella.
"Aliiiii.... aliiiiii.... jangan pergi" pekik bella yang sama sekali tidak dihiraukan oleh ali.
Ali terus berlari mengitari kampusnya. Tujuannya hanya satu, menemukan gadis
kesayangannya. Tapi dimana prilly? Ali sudah berlari kesana kemari namun belum juga
menemukan prilly.
Ali menyeka keringatnya didahinya. Nafasnya juga sudah mulai tak beraturan karna
berlari. Namun tiba2 langkah ali terhenti saat melihat orang yang sedari tadi ia cari
sedang terduduk dibangku taman. Badannya bergetar. Apa dia sedang menangis? Tanpa
berfikir panjang ali langsung menghampiri prilly dan langsung memeluk prilly. Ntah lah,
yang terpenting kini ia benar2 tak ingin melihat gadis ini menangis. Melihat prilly
menangis rasanya lebih sakit dari pada menahan saat jantungnya kambuh.
Prilly yang kaget dengan ali yang tiba2 memeluknya berusaha untuk melepaskan pelukan
ali. Namun ali makin mempererat pelukannya.
"A....aku, aku.."
"Lo gak perlu jelasin apa2. Gue yang harus jelasin semuanya" ucap ali memotong
pembicaraan prilly. Apapun alasannya, ali merasa harus benar2 menjelaskannya pada
prilly.
"Bella itu mantan gue. Dulu dia ninggalin gue karna satu hal. Dan gue gak tau kenapa dia
sekarang tiba2 balik lagi" jelas ali.
Mendengar penjelasan ali yang terdengar tulus prilly menjadi bernafas lega.
Ali melepaskan pelukannya kemudian memegang kedua pipi prilly agar menatapnya. Mata
gadis ini terlihat sembab.
"Gue sama bella gak ada apa2..percaya ya" kata ali lembut, bahkan sangat lembut. Untuk
pertama kalinya prilly mendengar nada suara ali selembut ini.
"Aku percaya" balas prilly.
"Jangan nangis lagi" ucap ali menyeka air mata prilly.
Aneh memang. Ntah apa yang membuat mereka sama2 seperti takut kehilangan padahal
mereka hanya sebatas teman.
Prillypun mengangguk sambil tersenyum manis..Damn! Senyum itu, senyum itu mampu
membuat jantung ali bergemuruh. Sangat manis.
"Katanya tadi bawa bekal buat gue. Mana?" Tanya ali.
Prilly yang teringat dengan bekalnya langsung mengambilnya didalam tas.
"Nih..aku buatin nasi goreng buat kamu" kata prilly memberikan kotak bekalnya.
Ali mengambil kotak itu lalu membukanya. Terlihat sangat sedap. Tanpa berfikir
panjang ali langsung melahapnya. Benar saja, rasanya sangat enak.
Prilly memperhatikan ali yang sedang lahap memakan bekalnya. Ali yang merasa
diperhatikan langsung menoleh kearah prilly yang membuat prilly langsung mengalihkan
pandangannya dari ali.
"Buka mulutnya" kata ali sambil menyodorkan sesendok nasi goreng dihadapan prilly.

PART 19
"Aku udah kenyang"
"Buka" kata ali lagi tak terbantahkan. Akhirnya prilly membuka mulutnya dan memakan
sesendok nasi goreng dari ali.
Setelah beberapa saat akhirnya nasi gorengnya pun sudah habis.
Tiba2 terdengar suara ponsel prilly berbunyi.
"Sebentar ya..aku angkat telfonnya dulu" kata prilly lalu agak menjauh dari prilly untuk
mengangkat telfonnya.
Ali memperhatikan gerak gerik prilly. Siapa yang sedang menelfon gadis itu. Eh tunggu
dulu! Kenapa wajah prilly tiba2 berubah panik?
"Dari siapa?" Tanya ali saat prilly sudah menghampirinya lagi.
"Dari abah, aku harus pergi sekarang" ucap prilly tergesa2 lalu mengambil tasnya
hendak pergi..namun ali segera mencegahnya.
"Mau kemana?"
"Aku harus pulang kebandung sekarang. Ambu lagi sakit"
"Gue anter"
"Gak usah aku bisa sendiri"
Tanpa persetujuan prilly ali langsung membawa prilly menuju mobilnya.
*********
Mobil ali melaju menyusuri jalanan jakarta bandung. Sesekali ali melirik prilly yang
sedang menatap kosong kearah jendela. Hanya ada keheningan diantara mereka.
Setelah beberapa lama kini mobil ali sudah berada dihalaman rumah prilly.
Prilly langsung keluar dari mobil ali dan langsung masuk kedalam rumahnya..sementara
ali mengikuti prilly dari belakang.
"Assalamualaikum. Abah... ambu" panggil prilly.
"Waalaikum salam. Ii? Kamu jadi juga pulang? Kan abah udah bilang ambu gak pa2"
"Gak papa abah, ambu dimana?" Tanya prilly pada abahnya.
"Dikamar. Yuk ikut abah" prillypun mengikuti abahnya menuju kamar.
"Ambu" pekik prilly langsung berhamburan kepelukan ambunya yang sedang duduk
menyender dikepala ranjang.
"Anak ambu pulang? Ambu rindu sekali sama ii"
"Iya ambu, ii juga kangen atuh sama ambu"
"Ii mah pulang kalau ambu sakit aja"
Ambu teh ngomong apa. Ii kan kuliah..ambu pasti bandel nih kerja terus..ii kan udah
bilang ambu harus banyak2 istirahat" ucap prilly.
"Ambu capek kalau tiduran terus. Malah badan ambu bakal pegel2"
"Eh aden temennya prilly ya?" Tanya abah saat melihat ali yang sedang berdiri didepan
pintu yang sedari tadi melihat prilly dan ambu nya.
"Iya...hmm" ali tampak berfikir sejenak ingin memanggil pria paruh baya dihadapannya
ini dengan sebutan apa.
"Panggil aja abah" ucap abah seolah2 mengerti maksud ali.
"Hmmm.. iya abah" ucap ali sopan
Prilly yang sedari tadi sibuk dengan ambunya kini beralih menatap ali.
"Ya ampun ii sampai lupa. Kenalin abah, ambu. Ini ali, temen kampusnya ii" ucap prilly
memperkenalkan ali. Alipun menatap kedua orangtua prilly sambil tersenyum.
"Temen atau.."
"Ambu" ucap prilly menghentikan ucapan ambunya.
"Jadi ali yang mengantarkan prilly kesini..wah maaf merepotkan" ucap abah menjadi tak
enak

PART 20
"Gak pa2 kok bah" balas ali.
"Temennya kamu kasep pisan ii" puji ambu yang membuat ali tersenyum.
"Ambu kalau sama yang kasep2 aja paham" ledek abah yang membuat mereka tertawa.
"Ambu jadi merasa enakan. Kayaknya ambu memang lagi kangen kamu aja ii" ucap ambu.
"Iya ambu..yaudah sekarang ambu istirahat yaa" ucap prilly yang mendapat anggukan
dari ambunya.
Akhirnya prilly, abah dan ali memutuskan untuk membiarkan ambu beristirahat dahulu.
*********
Ali menghirup udara dalam2. Rumah prilly yang terletak disudut kota bandung dengan
suasana yang sangat asri. Rumah prilly terdapat didataran yang cukup tinggi.
Dihadapannya terdapat perkebunan teh yang sangat luas. Udara disini juga sangat
sejuk.
Dari jendela ini ali bisa menikmati pemandangan yang indah ini.
"Ini tehnya diminum dulu biar anget" ucap prilly sambil memberikan segelas teh hangat
pada ali.
"Makasih" balas ali sambil tersenyum lalu mengambil gelas itu dan meminumnya. Tiba2
dahi ali berkerinyit saat melihat satu sudut ruangan ini.
"Itu apa?" Tanya ali.
Prilly mengikuti arah pandangan ali.
"Oh itu. Sini deh" ajak prilly menghampiri yang dimaksud ali.
"Ini tuh namanya kertas origami yang aku bentuk kayak burung" jelas prilly sambil
melihat2 puluhan kertas origami yang berbentuk burung yang digantung disudut
ruangan.
Ini sedikit aneh menurut ali. Untuk apa prilly menggantung begitu banyak kertas2 ini.
"Ini buat apa?"
"Didalam kertas origami ini ada tulisannya" ucap prilly yang membuat ali menatapnya
heran
"Tulisan?" Tanya ali
"Iya. Dulu waktu aku masih SMP dan SMA setiap aku punya harapan. Aku selalu tulis
dikertas ini dan membentuknya kayak gini" jelas prilly.
"Buat apa?"
"Ya bukan buat apa2 sih. Tapi percaya atau enggak. Setiap aku punya harapan dan aku
tulis disini. Rasanya perasaan aku tenang walaupun nantinya harapan aku itu gak
kesampaian" ucap prilly. Alipun hanya mengangguk paham
"Jadi didalam semua kertas ini ada tulisannya?" Tanya ali prillypun langsung
mengangguk.
Ali mengambil satu kertas berbentuk burung itu hendak membukanya. Namun langsung
dicegah oleh prilly.
Jangan. Gak ada yang boleh baca" ucap.prilly.
Kenapa?"
"Ya ini kan harapan aku. Kamu mah kepo banget" ledek prilly.
"Eh gimana kalau kita bikin burung dari kertas origami lagi. Aku udah lama gak bikin"
ajak prilly.
"Boleh deh" balas ali.
Kemudian prillypun mengajari ali cara membuatnya..ternyata membuatnya tak semudah
yang ali bayangkan.
"Jadiiii" kata prilly girang memperlihatkan hasil punyanya.
"Kenapa punya gue lebih mirip ayam ya dari pada burung" ucap ali yang membuat prilly
terkekeh.
Ali sangat suka melihat gadis ini tertawa. Tawanya sangat lepas.
"Liat lo ketawa gitu. Gue makin cinta" batin ali

PART 21
"Lo bikin gue kesini sia2 deh kayaknya" ucap ali yang membuat prilly langsung menoleh
kearahnya
"Kamu nyesel udah nganterin aku?" Tanya prilly. Ali langsung terkesiap. Menyesal?
Bagaimana bisa.
"Bukan gitu maksudnya. Lo sadar gak kalau tuhan ciptain daerah ini dengan berbagai
keindahannya. Masa lo cuma ngurung gue dirumah lo aja"
Prilly terkekeh mendengar ucapan kesal ali.
"Jadi kamu mau jalan2?" Tanya prilly. Ali langsung mengangguk.
"Yaudah yuk" ajak prilly.
Akhirnya merekapun pergi berjalan2. Prilly mengajak ali melewati hamparan kebun teh
yang luas. Udara benar2 sangat sejuk. Sepertinya udara seperti ini yang sangat cocok
untuk ali.
Setelah beberapa lama berjalan merekapun berhenti disuatu tempat.
"Wow" ucap ali takjub melihat sebuah air terjun didepannya..air terjun yang cukup
tinggi dengan sungai yang tenang dibawahnya.
"Dulu waktu kecil aku sering mandi disini" kata prilly.
Ali melirik prilly sambil mencibir.
"Yakin waktu kecil doang"
"Yaiyalah, aku kan sekarang udah gede"
Ali menggulung jeansnya lalu mencelupkan sebagian kakinya kedalam air yang sangat
dingin itu.
"Sini" ajak ali pada prilly yang hanya berdiri terdiam ditepi sungai.
"Enggak ah. Dingin"
"Payah" cibir ali.
Ali memutuskan untuk menghampiri prilly. baru beberapa langkah ingin menghampiri
prilly tiba2
"Awww" pekik ali kemudian memegangi kakinya..prilly yang melihatnya dengan hati2
mengampiri ali.
"Ali kamu kenapa?" Tanya prilly.
"Kayaknya kena batu yang runcing deh nih kaki gue" benar saja, ada darah segar keluar
dari ibu jari kaki ali.
Prilly langsung mengajak ali duduk disebuah batu besar.
"Makanya hati2..kamu sih norak, kayak gak pernah liat air terjun aja" ledek prilly
"Gue tu tadi mau nyamperin lo" balas ali.
"Siapa suruh kamu nyamperin aku,
"Emang lo gak nyuruh, tapi hati gue yang nuntun gue nyamperin lo" balas ali diiringi
tawanya.
"Apaan sih" prilly menahan senyumnya menerima godaan dari ali..apa pipinya sedang
memerah? Sepertinya begitu.
"Ali" panggil prilly.
Ali langsung menoleh pada prilly. Arghhh!!! Kenapa mata coklat prilly selalu memabukkan
bagi ali?
"Emangnya bella gak pa2 tadi kamu tinggal gitu aja?" Tanya prilly hati2.
Ali menghela nafas. Kenapa malah membahas bella? Merusak suasana aja.
"Gue gak peduli"
"Kamu jangan gitu. Kayaknya dia masih cinta sama kamu"
Ali menatap tajam pada prilly.
"Jadi lo maunya gimana? Gue tetap sama dia?" Tanya ali.
Prilly langsung terdiam..meminta ali tetap bersama bella. Ntah lah, rasanya sangat tak
rela.
"Bukan gitu juga..cuma setidaknya kamu ngomong baik2 sama dia"
"Udah lah biarin aja. Gue gak mau ya gara2 dia kita salah paham" ucap ali yang membuat
prilly mengerinyitkan dahinya.

PART 22
"Kita salah paham?" Tanya prilly heran.
"Iya..lo kan cemburu kalau gue deket2 sama bella".ucap ali sambil tesenyum jail.
"Ih kamu apaan sih. Pede banget"
"Lah emang bener kan. Buktinya tadi nangis" goda ali yang kini membuat prilly malu. Ia
merutuki dirinya sendiri karna sudah menangis tadi.
"Ih kamu mah ngeselin" prilly memukul pelan lengan ali yang membuat ali terkekeh.
Gadis ini sangat lucu..merengek seperti anak kecil dengan wajah yang sudah merona.
Ali langsung mendekap prilly untuk menghentikan aksi memukul prilly.
"Tenang aja. Gue sama bella udah gak ada apa2" bisik ali lembut mencoba memberi
pengertian pada prilly. Prilly mendongakkan kepalanya menatap ali. Ali ini seperti
bunglon. Sifatnya bisa berubah2.
Setelah puas menikmati pemandangan air terjun prilly dan ali memutuskan untuk
kembali kerumah prilly karna hari sudah semakin sore.
*********
"Ii harus pulang sekarang ambu"
"Kenapa harus buru2 sih..kan ambu masih kangen"
Inilah sebenarnya alasan prilly tidak begitu sering pulang kebandung..kalau ia pulang
pasti sangat sulit untuk pergi lagi karna harus susah payah terlebih dahulu membujuk
ambunya.
"Besok ii harus kuliah ambu. Ambu kan tau ii kuliah disana karna beasiswa. Gak mungkin
kan ii libur seenaknya"
"Iya ambu. Biarin aja prilly pergi. Ntar kalau libur juga balik lagi" ucap abah membantu
memberi pengertian pada ambu.
"Yaudah tapi janji sering2 pulang ya" ucap ambu pasrah.
Prilly langsung tersenyum sumringah dan mengangguk pasti. Sebenarnya ia juga tak
ingin meninggalkan ambunya..namun apa boleh buat. Prilly harus berkuliah besok.
"Yaudah ambu abah ii pergi dulu ya" pamit prilly kemudian mencium punggung tangan
kedua orangtuanya.
"Hati2 nak" ucap ambu.
"Ali juga pamit ya" pamit ali pula.
"Iya ali..terimakasih udah anterin prilly kesini..maaf ngerepotin" ucap abah.
"Gak pa2 bah. Ambu cepat sembuh ya" ucap ali sopan.
"Terimakasih ya kasep. Jaga anak ambu. Kalau nakal cubit aja pipi tembemnya" ucap
ambu yang membuat ali tertawa kecil kemudian melirik prilly yang sedang manyun
mendengar ucapan ambunya.
Akhirnya ali dan prillypun memutuskan pulang kejakata malam ini.
*********
Prilly menatap keluar jendela sambil mengusap2 tangannya dilengannya. Udara terasa
sangat dingin, belum lagi karna baru saja hujan turun.
Ali melirik kearah prilly.
Tiba2 ali meminggirkan mobilnya ketepi jalan..lalu ali membuka jaketnya yang sedari
tadi ia pakai.
Prilly menatap ali bingung. Kemudian ali menyelimuti tubuh mungil prilly dengan
jaketnya.
"Tidur aja ya. Perjalanannya masih jauh" ucap ali lembut kemudian mengusap pucuk
kepala prilly.
Prilypun mengangguk sambil tersenyum. Dia memang sangat mengantuk kini.
"Maaf gak bisa temenin kamu..aku.ngantuk" balas prilly. Alipun mengangguk sambil
tersenyum.
Prilly perlahan menutup matanya sementara ali kembali menyalakan mobilnya dan
melanjutkan perjalananannya.
PART 23
Keramaian jalanlah yang menemani ali..sesekali ali melirik prilly yang terlihat sangat
damai dalam tidurnya. Cantik! Gadis ini cantik dari segi apapun.
Tiba2 ali merasa sesak didadanya. Rasanya dadanya terhimpit sesuatu yang berat. Ali
melirik jam dimobilnya yang menunjukkan pukul 9 malam. Oh tidak, ali lupa membawa
obatnya..dan hari ini ali belum sama sekali meminum obatnya. Padahal dokter baru
memberi penambahan dosis pada obatnya.
"Arghhh" ali meringis pelan mengencangkan cengkramannya pada stirnya. Ali tak ingin
prilly terbangun. Ali mencoba mengatur nafasnya dan fokus menyetir walaupun dadanya
terasa sangat sesak.
Perlahan ali menggapai tangan prilly kemudian menggenggamnya tampa membangunkan
prilly. Ia hanya ingin prilly memberinya kekuatan. Rasanya benar2 sakit. Kalau ia bisa, ia
ingin teriak sekencang2nya untuk meluapkan rasa sakit ini. Keringat dingin sudah
bercucuran didahinya.
"Please tahan. Bentar lagi sampai. Aku mohon tuhan" batin ali memohon.
Setelah beberapa lama akhirnya mereka sudah sampai dikos prilly. Prilly tampak masih
tertidur lelap.
Ali memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan rasa sakitnya. Ia harus
membangunkan prilly. Ia harus terlihat baik2 saja
"Prill... prilly" panggil ali pelan bahkan hampir tak terdengar. Ali mengelus pipi prilly.
Perlahan prilly mengerjapkan matanya hingga terbuka total.
"Eh kita udah sampai ya?" Tanya prilly yang dibalas ali dengan anggukan oleh ali.
"Maaf ya aku ketiduran. Eh kamu kok keringatan?" Tanya prilly heran. Posisi ali yang
mendekat pada prilly membuat prilly bisa melihat jelas keringat yang membasahi wajah
ali..prilly kemudian menyeka keringat ali.
"Gak pa2. Masuk gih. Udah malem banget" ucap ali berusaha sebiasa mungkin.
"Yaudah aku masuk dulu.. makasih yaa li. Kamu hati2 pulangnya" alipun langsung
mengangguk.
Setelah itu prilly langsung keluar dari mobil ali.
*******
"Nih anak kemana sih? Nomernya gak aktif lagi" jordan jalan mondar mandir menunggu
kepulangan ali depan pintu.
Ali memang belum memberi kabar pada jordan..hal itulah yang membuat jordan
khawatir.
Tak lama jordan melihat mobil ali yang memasuki parkiran rumahnya yang membuat
jordan bernafas lega.
Ali turun dari mobilnya kemudian berjalan menghampiri jordan.
"Lo dari mana aja sih? Kelayapan muluk lo..kabarin gue kek" omel jordan..
Ali tak begitu mendengar ucapan jordan..ia masih merasakan sakit di dadanya.
"Jo...jordan... oo obat...obat gue" kata ali terbata2 yang membuat jordan
terkesiap..jordan baru sadar kalau wajah ali sangat pucat.
Tanpa berfikir panjang jordan langsung berlari kekamar ali untuk mengambil
obatnya..sementara ali lalu terduduk disofa ruang tamu.
"Nih minum dulu obat lo" ucap jordan.
Ali langsung meminum obatnya.
Jordan menatap tajam pada ali.
"Gue baik2 aja" kata ali pelan.
"Lo dari mana aja sih?" Tanya jordan saat melihat keadaan ali mulai membaik.
"Bandung"
Jordan membulatkan mulutnya tak percaya mendengar jawaban ali.
"Bandung? Ngapain?"
"Nganterin prilly pulang kerumahnya"
"Prilly? Siapa?" Jordan baru mendengar nama itu.
"Jantung gue" kata ali sambil tersenyum lalu berlalu dari jordan yang masih terlihat
bingung.
"Woyyyy ali. Jantung? Maksud lo jantung gimana sih? Aliiii" teriak jordan..namun ali tak
menghiraukan pertanyaan sepupunya itu.

PART 24
"Ali...... ali..... lo punya hutang ya sama gue" jordan memanggil2 ali yang tak kunjung
menghentikan langkahnya.
"Prilly itu siapa?" Tanya jordan mengikuti ali menuruni anak tangganya.
Sejak kepulangan ali kemarin dari bandung jordan selalu menanyakan hal ini. Namun ali
tak kunjung menjawabnya. Kalaupun ia menjawab, jawabannya adalah jantung gue. Tentu
itu membuat jordan makin bertanya2. Jantung? Makasudnya apa.
"Selain jantung lo, lo juga punya kelainan dikuping ya? Gue dari tadi ngomong, lo malah
diam aja"
"Lo mau dihari pertama lo masuk kampus tapi udah telat?" Ali langsung memasuki
mobilnya.
Jordan mendengus kesal kemudian ikut memasuki mobil ali.
"Pulang dari kampus lo anterin gue cari mobil" kata jordan..ali yang sedari tadi menyetir
kini melirik sekilas sepupunya itu.
"Buat apa?"
"Ya mau gue belilah. Lo pikir gue betah apa nebeng sama lo. Gue gak bakal bisa
cengcengin cewek nanti" kata jordan kesal, ali tertawa kecil mendengar ocehan
sepupunya.
Ali tak pernah lupa kalau sepupunya ini adalah laki2 yang suka ganti2 pasangan. Jordan
tak pernah memiliki jeda dalam status hubungannya. Bukannya playboy, namun saat ia
putus dengan pacarnya ia dipastikan sudah mendapatkan penggantinya. Namun kini ali
tak tau apa dia sedang memiliki kekasih atau tidak.
Tak lama mereka sudah sampai dikampus. Ya namanya juga jordan, ia langsung TP tak
jelas yang membuat ali terkadang mendengus kesal. Tiba2 pandangan ali terhenti pada
seorang gadis yang sedang membaca bukunya disebuah bangku yang membuat ali
tersenyum.
Ali langsung bergegas menghampiri gadis itu. Jordan yang melihat ali pergi begitu saja
tampa sepatah katapun memutuskan untuk mengikutinya.
"Pagi" sapa ali sambil mengelus pucuk kepala gadis itu. Gadis itu terlihat kaget lalu
mendongakkan kepalanya. Ia tersenyum saat melihat alilah yang ada dihadapannya.
"Pagi juga" balasnya sambil tersenyum.
"Eh lo main tinggalin gue aja" ucap jordan yang tiba2 datang. Ali dan gadis itu beralih
menatap jordan.
Jordan tersenyum melihat gadis dihadapannya. Cantik, gumamnya tak bersuara.
"Jordan, kenalin ini prilly. Prill, ini jordan sepupu gue" kata ali memperkenalkan mereka.
Prilly dan jordanpun saling berjabat tangan sambil melempar senyum.
"Oh jadi ini jantung lo...awww" jordan langsung terpekik saat ali memijak kakinya. Ali
menatap jordan geram, bisakah ia tak membicarakan hal ini didepan prilly?
Prilly menatap 2 laki2 dihadapannya ini dengan tatapan bingung.
"Sakit...." ringis jordan.
"Kamu kenapa?" Tanya prilly tak mengerti.
"Dia gak pa2 kok. Gue anter kekelas ya. Bentar lagi lo kan masuk" ucap ali.
"Oh iya, aku sampai lupa. Yaudah yuk. Jordan aku duluan ya" pamit prilly pada jordan
yang masih sibuk meringis.
Jordan membalas dengan anggukan. Kemudian ali dan prilly langsung berlalu dari jordan.
"Punya sepupu ngeselin banget" dumel jordan melihat kepergian ali dan prilly.
********
"Makasih ya udah nganterin aku kekelas"
"Iya sama2. Masuk gih"
Prilly mengangguk sembari tersenyum sangat manis, senyum yang menjadi candu untuk
ali.

PART 25
"Oh iya, jaket kamu udah 2 loh sama aku"
"Yaudah gak pa2, kumpulin aja dulu" balas ali yang membuat prilly tertawa.
Tiba2 datang segerombolan mahasiswa yang sedang berlari melewati mereka. Salah
satu dari mereka tak sengaja menyenggol prilly membuat keseimbangan prilly goyah dan
prilly hampir terjatuh. Namun ali dengan sigap menangkap prilly dalam dekapannya.
Dalam keadaan ini posisi mereka benar2 sangat dekat nafas ali berlalu lalang diwajah
prilly. Mata coklat prilly ditangkap dengan jelas oleh mata hitam legam ali.
"Lo gak pa2?" Tanya ali lembut.
"Gak pa2.. cuma kaget aja" mendengar jawaban prilly, ali langsung memeluk prilly.
"Siapa sih tu orang. Gak punya mata apa. Awas aja kalau gue ketemu lagi" kata ali
geram.
Prilly melepaskan pelukan ali lalu menatap laki2 itu.
"Mereka kan gak sengaja. Kamu jangan marah2 dong" prilly mencoba menenangkan ali
yang sepertinya sedang marah.
"Tapi lo hampir jatuh loh"
"Kan hampir doang. Aku gak pa2" ali menghela nafas panjang. Ia hanya tak ingin prilly
kenapa? Bahkan ia tak ingin prilly terluka sedikitpun.
"Yaudah masuk gih" ucap ali yang kini nadanya sudah terdengar lembut kembali.
Prilly mengangguk kemudian memasuki kelasnya. Perasaannya terasa sangat hangat
karna ali begitu mengkhawatirkannya. Bolehkan ia berharap? Atau bolehkan ia merasa
berharga bagi ali? Ntah lah, tapi prilly tak ingin terlalu percaya diri.
*********
"Jordan...."
"Jordan....."
"Jordan...."
Ali menggeram melihat sepupunya yang tak kunjung menjawab panggilannya. Apa yang ia
lakukan didalam kamar sampai suara panggilan ali sama sekali tak terdengar olehnya.
Ali memutuskan untuk langsung masuk kedalam kamar jordan.
Ali berdecak pinggang melihat sepupunya. Pantas saja ia tak mendengar. Ternyata
telinganya sudah ia tutup rapat2 dengan earphonenya, sementara matanya fokus
melihat ponselnya dan kepalanya bergerak2 sepertinya sedang mengikuti irama lagunya.
Ali menghampiri jordan kemudian melepaskan earphonenya dari telinga jordan.
"Apaan sih"
"Lo dari tadi gue panggilin gak nyaut2 ya"
"Gimana mau nyaut, kan gak kedengeran. Lo mau apa sih?"
"Gue mau pinjem kaset dvd lo"
"Yaudah ambil aja tuh dimeja. Lo tinggal pilih mau yang mana"

Alipun membalikkan badannya menuju meja yang dimaksud jordan kemudian memilih2
dvd yang menurut ia menarik.
"Li" panggil jordan
"Hmmmm"
"Apa prilly juga yang bikin lo berubah dan gak males2an minum obat lagi?"
"Iyaa"
"Kalau gitu gue minta lo buat jaga dia" kata jordan. Ali yang sedari tadi sibuk memilih2
kaset langsung berbalik menatap jordan.
"Jaga dia? Kenapa?"
"Karna kalau lo jaga dia, itu artinya sama aja lo jagain diri lo sendiri. Gue yakin kalau
gue suruh lo jaga diri, lo gak bakal dengerin. Tapi kalau buat jaga prilly lo pasti
dengerinkan?"
"Pasti bro" ali tersenyum menatap sepupunya membuat jordan tersenyum lega.
Awal jordan memutuskan untuk kembali kejakarta, jordan berfikir kalau ini akan
menjadi sangat sulit. Ali bukan seseorang yang bisa diatur. Tapi sepertinya gadis
bernama prilly itu sudah menjungkir balikkan hidupnya.
"Dia udah tau keadaan lo?" Tanya jordan..ia baru ingat kalau ia belum tau apakah gadis
itu sudah mengetahui keadaan ali atau belum.
"Belum"
"Kenapa lo gak kasih tau dia?"
"Buat apa? Emangnya penting banget ya kalau dia tau?"
"Ini bukan masalah kecil li. Setidaknya dia harus tau"
Ali menghela nafas berat. Dari awal ali sama sekali tak berniat untuk memberi tau hal
ini pada prilly.
"Dia terlalu berharga buat gue bagiin hal kayak gini"
"Tapi lo yakin prilly bakal terima keadaan lo kalau suatu hari dia tau?"
Ali tiba2 terdiam..ia belum tau kalau masalah itu. Apa prilly akan sama seperti bella
yang akan meninggalkannya saat tau keadannya nanti? Ali langsung menangkis
pikirannya.
"Dia beda dari cewek lain. Karna itu tampa gue bilang dia pasti terima gue apa adanya"
kata ali kemudian berlalu keluar dari kamar jordan.
Jordan hanya menatap nanar kepergian ali. Mungkin ali benar, prilly menang terlihat
beda dari gadis lainnya. Walaupun mereka baru bertemu satu kali.
********
Prilly berjalan menuju taman kampusnya. Setengah jam lagi ia ada jam pelajaran.
Sebenarnya prilly ingin mengajak itte untuk sekedar bersantai. Namun itte ada jam
pelajarn sekarang. Akhirnya prilly memutuskan untuk ketaman ini sendiri.
Tiba2 langkah prilly terhenti saat melihat seorang laki2 yang terlihat sedang meringis
menahan sesuatu. Prilly mengerinyitkan dahinya. Siapa laki2 itu? Posisinya yang
membelakangi prilly membuat prily tak tau siapa dia.

PART 26
Karna rasa penasaran yang sangat besar, prillypun memutuskan untuk menghampiri
orang itu.

Saat mendekat prilly menepuk pelan pundak seseorang itu yang membuat orang itu
menoleh.
"Al" panggil prilly tak percayaa saat melihat al lah yang sedari tadi ia perhatikan.
"Prill... prilly.." balas al dengan ekspresi sama tak percayanya dengan prilly.
"Kamu kenapa?" Tanya prilly pula saat menyadari al yang terlihat sangat pucat.
Al langsung menggeleng cepat namun sedikit meringis memegangi kepalanya.
Gak pa2 gimana. Obat kamu mana?" Tanya prilly sedikit panik kemudian duduk disamping
al mengambil tas al dan mencari2 sesuatu.
"A...aku udah minum obat. Gak... gak pa2 kok" al berusaha mencegah prilly yang sibuk
mencari obat didalam tasnya. Al memang sudah meminum obatnya.
Al memejamkan matanya menunggu obatnya bereaksi agar rasa sakitnya hilang.
Prilly hanya memperhatikan al. Nafas al terlihat tidak teratur.
"Kamu belum sembuh?" Tanya prilly saat melihat nafas al yang sudah mulai teratur..
Al membuka matanya menatap prilly lalu menggeleng lemah.

Flashback on
"Kamu kemana aja sih dari tadi aku tungguin. Katanya jam 4, ini udah jam setengah 6 al,
mana udah mendung lagi"
"Maaf sayang"
"Kamu mah maaf muluk..kenapa sih akhir2 ini kalau ada janji sama aku telat muluk"
Al terkekeh melihat tampang kesal gadisnya.
"Udah ah kamu ngomel muluk"
"Hmmmm... prill" panggil al. Prilly gadis yang sedang bersama al langsung menoleh pada
al.
Al menghela nafas panjang. Ia sudah berniat membicarakan ini pada prilly.bukan sehari
atau dua hari ia memikirkan hal ini..sudah cukup lama. Sepertinya ini sudah waktunya.
"Aku rasa kita udah cukup sampai sini aja deh prill" kata al pelan hampir tak terdengar.
Namun bisa tertangkap jelas oleh telinga prilly yang langsung membuat dadanya sesak.
"Ma...maksud kamu?"
"Kita udah gak bisa sama2 lagi"
"Gak bisa sama2 gimana maksud kamu?"
"Aku sakit prill" ucap al lirih membuat prilly menatapnya bingung.
"Sakit? Kita pulang ya biar kamu istirahat" ucap prilly khawatir memegangi dahi al..al
mengambil tangan prilly lalu menggenggamnya.
"Aku kena leukimia prill" ucap ali yang membuat prilly terbelalak.
"Enggak..kamu pasti becandakan? Iyakan sayang?" Tanya prilly tak percaya.
"Aku gak becanda..alasan aku sering telat ketemu kamu atau bahkan sering ngebatalin
pertemuan kita karna sakit aku" ucap al menatap prilly sendu.
"Kalau gitu kamu jangan jauh2 dari aku ya. Kita lewatin bareng2" prilly mengelus pipi
al.air matanya tiba2 menetes..ia tak menyangka kalau lelaki yang selalu membuatnya
bahagia memiliki beban sebegitu beratnya.
"Enggak prill, kita gak akan bisa kayak dulu lagi. Aku gak akan bisa bahagian kamu lagi.
Kamu harus cari kebahagian kamu sendiri"
"Enggak. Aku bakal temanin kamu"

PART 27
"Aku bisa lewatin ini sendiri..yang harus kamu tau, aku akan selalu sayang sama kamu" al
melepaskan tangan prilly dipipinya lalu mencium dahi prilly lembut. Prilly hanya bisa
terisak.
"Aku cinta kamu" bisik al lalu pergi berlalu dari prilly.
"Al....... kamu jangan kayak gini. Aku masih butuh kamu..al....." pekik prilly dalam
isakannya..namun al tetap berlalu..pedih? Sangat pedih rasanya bagi prilly maupun al.
Flashback off
"Kamu kenapa ada disini?" Tanya al mengalihkan pembicaraan..al tak ingin prilly
bertanya banyak mengenai sakitnya.
"Aku kuliah disini..kamu?"
"Aku kuliah disini juga. Tapi kok aku baru liat kamu?"
"Yaiyalah..kamu kira kampus kita kecil apa kaya SMA dulu, jelas aja jarang kelihatan"
balas prilly yang membuat al terkekeh.
"Kamu jurusan apa?" Tanya al
"Kedokteran"balas prilly yang seketika sumringah mengingat jurusan idamannya.
"Wah akhirnya bisa juga jadi dokter" al mengelus pucuk kepala prilly.
"Kamu jurusan apa?"
"Seperti yang kamu tau. Hukum" balas al yang dibalas prilly anggukan paham
"Al" panggil prilly.
Al menatap prilly sambil tersenyum.
"Kamu udah gak pa2?" Tanya prilly khawatir.
Al tersenyum lalu tiba2 memeluk prilly yang membuat prilly sontak kaget.
"Aku gak pa2..percaya deh"
"Tapi tadi kamu kesakitan"
"Ya emang sakit. Katanya kamu calon dokter, masa itu aja gak tau"

Prilly mengelus punggung al merasa iba. Berarti sudah 3 tahun al bergelut dengan
penyakitnya. Ia termasuk kuat juga.
**********
"Lo bener2 ya, lama2 ngeselin banget. Mana? Mana jantung lo? Gara2 mau nyari jantung
lo biarin sepupu lo kelaparan" omel jordan.
"Sabar dong. Ntar kita makan bareng prilly..sekarang lo diem dulu, gue mau cari
prilly..kayaknya dia ada ditaman ini" kata ali sembari mengedarkan pandangannya
kesekeliling taman.
"Ampun dah, laperrrrrrr brooooo"
Ali mulai tak menghiraukan ucapan jordan. Kemana prilly? Ali sudah mencarinya kekelas
sudah kosong. Biasanya ia akan pergi ketaman ini.
Tiba2 pandangan ali terhenti pada sepasang seseorang yang perempuannya seperti ia
kenal. Prilly, ya itu benar2 prilly..dengan siapa prilly? Dan siapa yang sedang berpelukan
dengan prilly?
Deg! Sesak rasanya dada ali..bukan sesak seperti saat jantungnya kambuh..namun ini
sesaknya beda.
"Mana sih tu si prilly" jordan tak henti2nya mengomel.
Ali sepertinya tidak bisa berlama2 disini. Keadaan disini sangat tidak baik untuknya. Ali
harus benar2 pergi. Tampa mengucapkan apapun ali langsung bergegas pergi.
"Eh ali lo mau kemana?" Tanya jordan mengikuti ali yang sudah pergi.
Ali sama sekali tak menjawab dan langsung melangkah menuju parkiran memasuki
mobilnya. Mau tak mau jordan harus mengikutinya.
"Ali lo kenapa sih? Kita kan mau makan dulu" ucap jordan heran yang sudah berada
dalam mobil. Ali langsung menyalakan mobilnya dan pergi dari kampusnya dengan wajah
tegangnya. Rahangnya mengeras. Jujur jordan tak mengerti apa yang sedang terjadi
pada sepupunya itu. Namun jordan paham ali sedang tak enak hati. Akhirnya jordan
memilih untuk diam.
Ali sibuk dengan pikirannya. Siapa laki2 itu? Selama kenal dengan prilly ali sama sekali
tak pernah melihat prilly dekat dengan siapapun. Jadi siapa yang berada dengan prilly di
taman tadi?

PART 28

Ali menatap langit malam dibalkon kamarnya sambil membolak balikkan botol obat yang
ada ditangannya. Hari ini ia belum meminum satu butir obatpun.
Sepertinya prilly benar2 berpengaruh dalam mood ali untuk meminum obatnya.
Pikiran ali benar2 dipenuhi prilly. Siapa laki2 yang memeluk prilly ditaman tadi?
Kekasihnya? Oh ali benar2 merasa bodoh kalau itu benar. Berarti prilly bukanlah
jantungnya. Ia hanya udara, ingat! Udara. Yang bisa datang, masuk, kemudian keluar
digantikan dengan udara lain.
Tiba2 lamunan ali terhenti saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka.
"Bengong aja lo. Lagi ngitungin bintang?..sampai lebaran monyet juga kagak bakal kelar"
Tanya jordan. Ali hanya menatap jordan malas. Apakah ia sedang berusaha membuat ali
tertawa dengan leluconnya yang benar2 garing?
"Lo dipanggil nyokap lo noh digazebo taman belakang" ucap jordan.
Ali sama sekali tak menjawab. Ia benar2 malas melakukan apapun sekarang.
"Temuin dulu. Kayaknya penting" ucap jordan lagi.
Akhirnya dengan malas alipun menemui mamanya digazebo taman belakang.
********
Ali menghampiri wanita yang sedang menyesap tehnya. Ali hanya berdiri dihadapan
wanita itu tanpa berniat untuk duduk disampingnya.
"Gimana keadaan kamu?" Tanya wanita itu.
Ali hanya memutar bola matanya malas. Masih perdulikan wanita ini dengannya.
"Seperti yang mama liat" balas ali seadanya.
"Mama baru dapat kabar dari dokter adrian, ia punya cara biar kamu bisa bertahan
tanpa merasakan sakit dijantung lagi" ucap resi menuturkan penjelasan adrian, dokter
pribadi ali.
Ali menautkan alisnya tak paham.
"Kamu bisa bertahan. Tapi kamu harus hidup dengan suatu alat pemacu jatung" jelas
resi lagi.
Ali tertawa kecil membuat resi menatapnya heran.
"Alat? Aku bukan robot" ucap ali sinis.
"Tapi cuma itu caranya sebelum kamu mendapat pendonor jantung"
"Ma, kenapa sih maksa banget biar jantung ini berdetak? Kalau dia mau berhenti ya
biarin aja" ucap ali tegas. Nadanya sedikit meninggi.
Resi menggelengkan kepalanya. Putranya ini benar2 keras kepala.
Ali rasa sudah cukup pembicaraan mereka malam ini, pembicaraan seperti ini benar2
membuatnya jengah. Ali memutuskan untuk pergi berlalu dari resi. Namun saat ia
berbalik.
"Arghhhhhh" pekik ali memegang dadanya.
Sontak hal itu membuat resi kaget dan langsung menghampiri putranya.
"Kamu kenapa ali?" Tanya resi khawatir
Ali tak menjawab dan sibuk meringis. Sakit! Ini rasanya benar2 sakit.
"Jordan.... jordan...." panggil resi panik. Ia butuh jordan. Ia benar2 butuh jordan.
Jordan berlari2 kecil menghampiri resi dan ali.
"Kenapa tan?"
"Kamu bawa ali kekamar sekarang"
Tanpa banyak bicara jordan langsung memapah ali menuju kamarnya.
"Minum obat lo sekarang" kata jordan memberikan obatnya pada ali yang sudah
terbaring di diranjangnya.
Ali tetap mengerang tampa mengambil obat yang diberikan ali.

PART 29

"Ali minum!" Sentak jordan keras. Ali benar2 membuatnya geram.


Alipun mengambil obat itu dan meminumnya.
Jordan menunggu obat itu bereaksi dengan gusar. Jujur demi apapun jordan sangat
khawatir dengan ali, sangat.
"Lo gak minum obat hari ini?" Tanya jordan saat sudah melihat nafas ali mulai teratur.
Ali yang terpejam hanya menganggukkan kepalanya.
"Gara2 prilly?" Tanya jordan lagi.
Namun ali hanya diam tak menjawab.
"Lo bener2 payah. Mana ali kecil yang dulu suka ngajakin gue berantem? Yang suka
ngajakin gue ngelanggar larangan orang tua bareng? Yang kuat banget bela gue saat gue
dibully? Mana? Lo sekarang payah tau gak. Lo gak sejago dulu. Gara2 prilly yang gak gue
paham permasalahannya apa lo jadi kayak gini. Bisa gue pastiin bahkan masalah lo sama
prilly lo sendiri gak tau pasti. Iyakan?" Tanya jordan lagi.
Ya. Jordan benar, ia juga tak tau apa masalahnya dengan prilly sebenarnya.
"Tinggalin gue sendiri" ucap ali.
Jordan menghela nafasnya, sepertinya bukan waktu yang pas untuk jordan berbicara
dengan ali.
"Thanks ya bro." Kata ali lagi saat jordan hendak keluar dari kamarnya. Jordanpun
melirik ali lalu mengangguk sembari tersenyum.
**********
"Ali...... ali...." panggilan seseorang itu sama sekali tak digubris oleh ali. Ali tetap
berjalan hendak kekelasnya. Selain pagi ini ia ada jam kuliah, ia juga sedang tak ingin
berbicara dengan gadis yang sedang memanggilnya.
"Aliiii.... awwww" gadis itu terpekik membuat ali langsung menoleh kearahnya.
"Lo kenapa?" Tanya ali panik.
Gadis itu hanya tersenyum memeperlihatkan deretan giginya.
"Prilly gak lucu" ucap ali geram dan hendak pergi. Namun prilly menahan lengan ali.
"Kamu kenapa sih?" Tanya prilly.
Ali memalingkan wajahnya tak menatap prilly.
"Aku udah panggil kamu sejak diparkiran loh. Aku mau balikin jaket kamu" ucap prilly.
"Kapan2 aja" ali kembali hendak pergi namun lagi2 prilly menahannya.
"Kamu marah sama aku?" Tanya prilly. Ia benar2 tak mengerti dengan sikap ali yang
tiba2 berubah.
"Aku salah apa?" Tanya prilly lagi. Rasanya aneh melihat sikap ali seperti ini.
"Laki2 yang ditaman sama lo kemarin siapa?" Tanya ali. Ia benar2 sudah penasaran.
Sepertinya bertanya pada prilly adalah keputusan yang pas.
Prilly terdiam tak langsung menjawab.
"Pacar?" Tanya ali lagi yang langsung dibalas prilly dengan gelengan cepat.
"Terus siapa?"
"Dia al, temen aku" balas prilly.
Ali menatap prilly menyelidik seolah2 tak percaya.
"Teman?"
"Iya"
Ali hanya terdiam tak lagi bertanya. Teman? Pelukan ditaman itu tak seperti pelukan
pertemanan.
"Li" panggil prilly.
Ali menoleh pada prilly.
"Kayaknya buat beberapa waktu ini aku bakal banyak ngabisin waktu sama al" ucap prilly
hati2. Sontak ucapan prilly membuat ali menatapnya heran.
PART 30
"Kenapa?"
Flashback on
Al melepaskan pelukannya pada prilly.
"Apa kamu bisa sembuh?" Tanya prilly. Al mengangkat bahunya
"Aku boleh minta sesuatu dari kamu prill?" Tanya al.
"Apa?"
"Aku mau minta waktu kamu"
"Waktu aku? Buat apa?"
"Bulan depan aku bakal pindah kesingapore. Aku bakal ngelanjutin kemotrapi aku disana.
Sebelum aku pergi aku mau ngabisin waktu aku sama kamu" ucap al dengan tatapan
memohonnya. Sungguh prilly merasa tak tega
"Kenapa harus aku?"
"Jujur prill, melepaskan kamu waktu itu adalah keputusan yang sangat berat bagi aku.
Aku masih sangat cinta sama kamu. Tapi aku gak minta buat kamu membalas cinta aku
saat ini. Aku cuma mau kamu nerima permintaan ini. Anggap aja ini permintaan dari
seorang sahabat" lagi2 prilly melihat tatapan pilu dari al.
"Iya aku mau kok"ucap prilly yang membuat senyum al merekah.
"Makasih prill. Makasih banget" ucap al kembali memeluk prilly.
Prillypun mengangguk sembari tersenyum. Sahabat, mungkin al bisa dijadikan sahabat
yang baik bagi prilly
Flashback off
"Dia benar2 butuh aku" ucap prilly setelah usai menjelaskan semuanya pada ali.
Ali masih diam tak bergeming. Membiarkan prilly menghabiskan waktunya sebulan
bersama pria lain? Oh ali benar2 ingin menjadikan prilly kekasihnya sekarang juga agar
bisa mengikat gadis ini dengan hubungannya.
"Menurut lo gue gak butuh lo?" Tanya ali. Nadanya tinggi namun terdengar lirih.
"Kamu jangan egois li. Kamu sama al beda. Al lagi sakit. Dia lebih butuh aku dari pada
kamu sekarang" ucap prilly.
Ali menatap prilly tajam tak percaya. Apa bedanya ia dengan al? Ia juga sakit, hanya
saja prilly tak tau. Ia juga sangat membutuhkan prilly. Apa prilly tidak menyadari itu?
Haruskan ali mengumbar2 penyakitnya agar dikasihani oleh prilly?
"Please. Hanya sampai di pergi kesingapore. Aku janji" ucap prilly memohon. Ntah
kenapa walaupun mereka tak memiliki hubungan, prilly merasa sangat perlu persetujuan
ali akan hal ini.
Prilly memegang pipi ali yang sedari tadi memalingkan wajahnya darinya.
"Aku bakal jaga apapun yang harus aku jaga buat kamu" ucap prilly.
Ali melihat kesungguhan dari wajah prillly. Jujur ia merasa berharga dimata prilly,
lihatlah bagaimana prilly mencoba menjaga perasaanya.
"Bakal gue coba" ucap ali yang membuat prilly tersenyum.
Prilly langsung berhamburan kepelukan ali. Alipun membalas pelukannya sembari
mengelus rambut prilly.
"Gue bener2 cinta sama lo. Jaga hati lo" batin ali.
"Apa diwaktu yang sibuk lo itu tetap bakal ada waktu buat gue?" Tanya ali.
"Pasti... waktu aku buat kamu akan selalu ada" balas prilly mantap
Setidaknya ia ingin mencoba. Walaupun ia yakin ia tak akan bisa.

PART 31
Rasanya sangat malas berangkat kuliah hari ini. Tadi ali sudah berniat untuk tak pergi
dengan hanya bermalas2 dikamarnya. Mungkin menghabiskan waktunya dikamar dengan
bermain ps, bermain gitar, nonton, atau tidur lebih baik dari pada dikampus. Ya kalian
pasti tau alasannya apa.
Namun kebawelan jordan yang tak ubahnya bak ibu2 kompleks membuat ali harus
merelakan ide briliantnya hanya menjadi angan2.
Haiii" jordan melambai2kan tangannya pada setiap gadis yang menyapanya disepanjang
koridor sekolah.
Sebenarnya tak hanya jordan yang disapa, namun juga ali. Tapi ali enggan membalas,
melirikpun tidak.
"Haiii" sapaan jordan yang sok asik membuat ali memandangnya malas.
"Lo jangan bikin cewek2 yang mau nyapa gue jadi elfeel gara2 liat tampang buluk lo itu.
Senyum bro. Tunjukkan pada dunia betapa lo mencintai hidup didalamnya" ucap jordan
menggebu2.
Ali masuk kedalam kelasnya bersama jordan tentunya karna memang mereka sekelas.
Ali mengikuti pelajaran dengan sangat tak bersemangat. Pikirannya tertuju hanya pada
satu orang, prilly.
*********
Ali menyeruput minuman bersodanya sembari menatap tajam kearah dua orang yang
sedang asik bercanda gurau.
Sebahagia itukah prilly bersama al? Oh ali bisa memberikan kebahagiaan yang lebih dari
itu.
Jadi itu yang namanya al? Ali menatapnya dengan seksama. Saat ditaman ia tak terlalu
jelas melihat wajah laki2 itu.
Shit! Pemandangan seperti apa ini. Al sedang membersihkan makanan disudut bibir
prilly? Tidak bisakah dia cukup memberi tahu prilly agar prilly membersihkannya
sendiri? Demi tuhan, kalau bukan karna ia menghargai prilly dan memikirkan kondisi al,
sudah dipastikan saat ini juga ia mematahkan tangan yang sudah menyentuh gadisnya!
Tiba2 pandangan ali dan prilly bertemu. Prilly tersenyum manis kearah ali.
Deg!
Jantung ali kembali tak berdetak normal. Ali cepat2 memalingkan wajahnya. Oh prilly
kemarilah, temani aku. Batin ali berteriak.
Haruskan ia berteriak sekarang, memberitahu kalau ia sakit agar mendapat perhatian
dari prilly? Oh tidak mungkin.
Ali kembali mengarahkan padangannya pada prilly dan al.
Eh tunggu dulu, kemana mereka? Bukankah tadi mereka masih duduk disana. Apa
mereka sudah pergi?
"Kan aku udah bilang jangan minum minuman bersoda lagi" ucap seseorang dibelakang ali
yang sontak membuat kaget dan langsung menoleh.
Hei! Kenapa ia bisa ada disini? Bukankah tadi ia bersama al?
"Kok malah bengong?" Tanya prilly
"Gak pa2"
"Kamu tu bandel banget. Kenapa masih minum beginian sih?"
"Lagi kepengen aja"
Prilly mengambil minuman ali lalu membuangnya ketempat sampah.
"Jangan minum itu lagi ya" ucap prilly lembut. Ntah kenapa ali langsung mengangguk
patuh. Prilly tertawa kecil, lucu sekali.
"Lo kok disini? Bukannya tadi disana sama cowok itu"
"Namanya al ali"
"Oke, al"
"Dia udah harus masuk kelas. Yaudah aku langsung kesini"
"Kenapa gak ngantarin dia sampai kekelas sekalian?" Tanya ali terdengar sinis.

PART 32
"Jadi kamu gak suka aku disini? Yaudah deh aku pergi" sepertinya ali terganggu dengan
kehadirannya..sedari tadi nada ali terdengar sangat dingin. prilly hendak beranjak dari
duduknya namun dengan cepat ali mencegahnya.
"Jangan pergi" ucap ali dengan nada memohon. Akhirnya prilly kembali duduk disamping
ali.
"Kamu sendiri aja?" Tanya prilly yang dibalas ali dengan anggukan.
"Jordan mana?"
"Lagi tepe2 sama cewek2" balas ali mendengus kesal mengingat apa yang dilakukan
sepupunya itu kini.
Prilly terkekeh geli melihat ekspresi ali yang sedang kesan, hmmmm menggemaskan.
"Kamu gak mau ikut dia tepe2?" Tanya prilly
Ali menatap prilly menautkan alisnya.
"Lo mau kalau gue tepe2?" Tanya ali
"Enggak!" Jawab prilly cepat sedikit memekik. Sedetik kemudian ia langsung
membungkam mulutnya sendiri..bagaimana bisa ia kelepasan. Siapa dia melarang2 ali
tepe2.
Ali terkekeh melihat ekspresi menahan malu gadis yang ia cintai ini. Ia sangat polos.
"Lo sama al sebenarnya ada hubungan apa selain teman?" Tanya ali tiba2 membuat prilly
megang tak menyangka tiba2 ali menanyakan hal ini.
"Cuma teman"
"Sebelumnya" ali merasa belum puas dengan jawaban prilly.
"Mantan"ucap prilly pelan.
Sudah ali duga, mana mungkin al meminta prilly menemani hari2nya kalau mereka hanya
sebatas teman.
Ali mengambil tasnya dimeja lalu hendak pergi. Ntah kenapa moodnya tiba2 hancur.
"Kamu mau kemana?" Tanya prilly menahan tangan ali.
"Pulang"
"Kenapa buru2?"
"Mau pulang aja"
"Kamu marah gara2 al mantan aku?" Oh gadis ini sangat peka rupanya.
Ali kembali duduk namun dengan tangan yang masih digenggam oleh prilly. Perlahan ali
membalas genggaman tangan prilly bahkan lebih erat.
Sebut saja ia egois memang. Namun ia hanya takut kehilangan gadis yang bahkan belum
dimilikinya. Al adalah mantanya, bukannya tidak mungkin kalau rasa diatara mereka akan
kembali. Bolehkan ia takut?
"Dia memang mantan aku, tapi sekarang kami bersahabat" jelas prilly menatap ali dalam.
Mata hitam legam ali sepertinya sangat cocok bertatapan dengan mata coklat mengkilat
prilly.
"Gue percaya" ucap ali sembari mengelus pipi chubby prilly dengan tangan satunya lagi
masih menggenggam tangan prilly.
Prilly tersenyum senang menatap ali.
Prilly melirik jam ditangannya.
"Aku masih ada kelas. Kamu mau langsung pulang?" Tanya prilly.
"Mungkin harus cari playboy cap wajan kebab itu dulu"kata ali yang membuat prilly
terkikik. Pasti yang ia maksud adalah jordan.
Yaudah aku kelas dulu ya" pamit prilly. Alipun mengangguk lalu mencium punggung tangan
prilly yang sedari tadi ia genggam.
Blush!
Pipi prilly rasanya memanas. Ali selalu bersikap manis padanya. Walaupun terkadang
bicaranya suka terkesan dingin.
********

PART 33
"Sumpah demi apapun lo sangat menyebalkan sepupuku"
Ali tak menggubris ucapan jordan dan terus berjalan.
"Lo jemput gue seolah2 emak2 yang lagi nyuruh anaknya pulang karna udah main
seharian dengan teman wanitanya tapi sekarang lo bukannya keparkiran malah ngajak
gue gak tau kemana" ali sepertinya sedang menulikan telinganya dengan omelan jordan.
Tiba2 langkah mereka terhenti disuatu ruangan.
"Buat apa lo ajak gue kesini?" Tanya jordan heran
"Buat main lah" jawab ali santai dan langsung meletakkan tasnya disalah satu kursi.
"Big NO bro!" Jordan terkesiap.
"Ayolah jordan. Bukannya lo hobi main basket?" Tanya ali.
"Ya. Tapi gue gak hobi main basket sama lo"
"Ayolah. Kita udah lama gak main bareng. Dulu kan kita sering main bareng"
"Itu dulu sebelum gak ada yang salah dari diri. Sekarang kita pulang" ucap jordan tegas.
Apa2an sepupunya ini? Kenapa ia mengajak jordan bermain basket. Tidakkah ia
memikirkan kesehatannya?
"Sebentar aja jordan. Gue kepengen luapin sesuatu" ucap ali memohon. Jordan
menatapnya heran. Meluapkan? Meluapkan apa?
Jordan menghela nafas kasar. Mau bagaimana lagi. Ia juga rindu bermain basket
bersama ali. Lagipula ia tak mau ali merasa berbeda dengan orang2 lain karna
penyakitnya.
"Oke" balas jordan pasrah.
Terjadilah permainan sengit diatara kedua cowok tampan ini. Sesekali terdengar tawa
diatara mereka. Sungguh jordan sangat bahagia melihat ali tertawa lepas seperti ini.
"Wow. Gue gak bisa mengimbangi permainan lo bro" ucap jordan dengan nafas yang
tersenggal2.
Ali tertawa kecil sambil mengatur nafasnya. Sakit tuhan, dadanya terasa sangat sakit.
Mati2an ia menahannya agar jordan tak tau. Syukur keringat dinginnya tertutupi
dengan peluhnya.
"Thanks bro" ucap ali menepuk pundak jordan. Jordanpun membalas dengan senyuman.
********
Hujan! Hujan sangat beruntung, jatuh kebumi tak sendirian.
Ali memandangi hujan yang beramai2 jatuh membasahi bumi dari jendela kamarnya.
Bahkan saat hujan, wajah prillylah yang terbayang
Merasa sudah cukup memperhatikan hujan, ali memilih untuk tidur. Namun langkahnya
terhenti saat melihat kertas origami yang terselip dibuku2 dimejanya. Punya siapa itu?
Apa punyanya? Ntah lah, ia lupa.
Ali langsung teringat akan gadis kecilnya.
Perlahan ali mengambil kertas origami itu. Ia teringat prilly yang sering menulis
harapannya disana.
Tiba2 tangan ali tergerak mengambil pulpen lalu menulis sesuatu dikertas itu. Setelah
selesai ali mulai membentuknya menjadi burung seperti yang pernah diajarna prilly.
Jadi! Tidak terlalu buruk, hasilnya masih mengerupai bintang bersayap itu. Ali
mengambil sebuah benang lalu menggantungkannya.
Harapan pertamanya. Apakah akan terkabul? Semoga.
PART 34
Ali berdecak pinggang melihat sepupunya yang masih bergelut dengan selimut dan
bantalnya dengan posisi yang tidak beraturan sama sekali.
"Woy jordan bangunnnn" pekik ali.
Alih2 direspon jordan malah membetulkan posisinya mencari posisi yang lebih nyaman.
"Lo bener2 ya. Udah jam berapa nih? Lo gak ngampus apa?"
"Udah ah lo pergi duluan aja. Berisik. Gue ngantuk nih gara2 lo ngajakin main ps sampai
subuh" balas jordan sembari menenggelamkan seluruh badannya didalam selimut hitam
legamnya.
Sepertinya jordan benar2 mengantuk, benar saja ali mengajaknya bermain ps hingga
subuh. Akhirnya ali memutuskan untuk pergi kekampusnya sendiri.
"Yaudah lo ntar perginya pakai mobil gue yang satunya lagi ya. Kuncinya ada dinakas
kamar gue"
"Ehemm" balas jordan seadaanya.
Alipun keluar dari kamar jordan.
"Gak sarapan dulu li?" Tanya resi yang sedang mengoleskan selai dirotinya saat melihat
ali baru turun dari tangga.
"Ntar dikampus aja ma" balas ali seadanya lalu berlalu begitu saja dari resi.
Resi hanya menggelengkan kepalanya lemah. Putranya selalu seperti itu. Bersikap dingin
padanya. Sebenarnya resi tau penyebab putranya bersikap seperti itu. Bagaimana tidak,
dalam seminggu mungkin resi hanya 2 hari dirumah, itupun tak bisa menghabiskan
waktunya dengan ali. Tapi resi punya alasan kenapa melakukan semua ini. Apakah ini
salahnya? Entahlah. Resi menghembuskan nafasnya lelah.
********
Ali melirik jam tangannya. Masih 1 jam lagi kelasnya akan dimulai. Kenapa ia bisa lupa?
Kalau tau begini lebih baik ia menunggu jordan sampai benar2 bangun dan berangkat
bersama.
Ali mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Mana gadisnya? Gadisnya? Batin ali
terkekeh menyadarinya dirinya yang sudah mengklaim gadis chubby itu adalah gadisnya.
"Nyariin aku ya?" Tiba2 suara yang sangat ali kenal mengagetkannya terlebih lagi orang
yang sedari tadi ia cari sudah ada didepan matanya.
Orang itu tersenyum manis pada ali. Sedangkan ali hanya membalas senyuman kikuk
bingung harus bersikap seperti apa.
"Kamu sendiri? Jordan mana?" Tanya prilly.
"Belum bangun"
"Kamu udah sarapan?"
"Belum"
"Kebetulan, aku bawain bekal buat kamu pas kamunya belum sarapan" ucap prilly
sumringah lalu memberikan sebuah kotak makanan pada ali.
Tiba2 ali tersenyum sumringan melihat kotak itu. Apakah gadis ini selalu mengingatnya
sampai2 menyempatkan diri membuatkannya sarapan..oh ali! Lo akan semakin cinta sama
dia.
Namun beberapa saat kemudian senyum ali memudar melihat satu kotak lagi yang
serupa ditangan prilly yang lainnya. Jadi prilly bukan hanya membuatkannya untuk dia?
"Itu buat siapa?" Tanya ali.. prilly mengikuti arah pandangannya ali.
"Oh ini aku bikinin buat al juga"
Deg! Shit! Dia lagi?
Prilly membuka kotak untuk al dan memperlihatkannya pada ali.
"Sama kan kayak kamu" kata prilly.
Ali hanya menatapnya malas..ntah lah..bahkan ia belum melihat isi bekal prilly yang
disebutnya sama dengan al. Gadis ini berhasil membuatnya bahagia dan sesak dalam
waktu yang bersamaan.
"Bentar lagi aku ada jam pelajaran. Bekalnya dimakan ya" kata prilly lembut.
Diberanikannya dirinya untuk mengelus pipi ali. Oh demi apapun jujur prilly sangat
meridukan ali. Ali terpejam sesaat merasakan elusan tangan lembut prilly.

PART 35
Ali mengambil tangan prilly dipipinya lalu mengecupnya dalam2.
"Makasih ya" kata ali lembut yang membuat prilly tersenyum
Prilly langsung berlalu dari ali dengan pipi yang merona. Ali selalu manis. Kalau ibaratkan
sesuatu. Ali adalah es batu yang sangat manis.
"Kayaknya gue gak ada spesial2nta dibanding dia"kata ali lirih. Apakah prilly juga
memperlakukan al sama sepertinya? Ntah lah.
Ali melirik bekal yang dibawakan prilly berhubung ia lapar, ali memutuskan untuk makan
sekarang.
Tiba2 senyum ali merekah saat melihat bekal yang dibawakan prilly. Tiba2 ia merasa
jauh lebih spesial dari pada al.
Lihatlah! Mungkin manunya tak ada bedanya dari pada al, namun penampilannya sangat
berbeda. Prilly membuat nasigorengnya berbentuk hati lalu membentuk sosis dan telur
serta suiran ayamnya membentuk orang yang sedang tersenyum.
Mood ali benar2 naik kini. Dengan cepat dan hati berbunga2 ali langsung melahapnya
tanpa tersisa.
**********
"Nasi goreng buatan kamu enak banget. Makin pinter ya masaknya" ucap al yang sudah
menghabisi nasi goreng prilly tanpa tersisa.
Prilly tersenyum mendengar pujian al.
"Prill, aku boleh tanya sesuatu?"
"Boleh. Apa?"
"Aku beberapa kali liat kamu nyamperin cowok. Dia siapa?" Tanya al.
Prilly tampak berfikir sejenak. Siapa yang dimaksud al? Oh tentu saja ali, siapa lagi
cowok yang sering dihampiri prilly kalau bukan ali.
"Oh itu ali"
"Pacar kamu?" Tanya al. Ntah kenapa ia sangat penasaran dengan hubungan prilly
bersama laki2 yang bernama ali itu.
"Bukan, cuma teman" balas prilly. Ntah kenapa agak aneh bagi prilly saat menyadari
hubungan mereka hanya sebatas teman. Apa prilly sudah berharap lebih? Ntah lah.
"Kayaknya kalian saling suka" kata al tiba2. Pandangannya menerawang kedepan. Prilly
melirik al sekilas.
"Sok tau kamu" ucap prilly diiringi tawa kecilnya.
Ntah kenapa al merasa demikian. Jujur prilly tidak pernah benar2 pergi dari hatinya.
Hatinya masih dipenuhi oleh prilly. Namun ia tak akan bisa membahagiakan prilly.
Mungkin saja prilly akan bahagia bersama ali, laki2 itu akan punya banyak waktu hidup
dibanding dirinya untuk membahagiakan prilly.
"Prill besok kamu ada kelas"
Prilly berfikir sejenak kemudian menggeleng.
"Besok aku mau ngajak kamu jalan2? Mau?" Tanya al lagi..
Prilly tampak berfikir sejenak kemudian mengangguk.
*********
"Lo gak masuk kuliah?" Tanya ali tak percaya saat melihat jordan yang malah duduk
santai didepan tv sambil memakan kerupuk kentannya.
"Yaelah, biasa aja kali bro. Tadi gue cuma punya 1 kelas. Gara2 keasikan tidur
kebablasan deh" balas jordan santai. Ali hanya menggeleng2kan kepalanya.
"Mama mana?" Tanya ali mengedarkan pandangannya. Bukankah seharusnya hari ini
mamanya ada dirumah?
"Katanya tadi ada urusan mendadak kebali. Lusa baru pulang"

PART 36
Ali hanya mengangguk paham. Sudah biasa. Ali langsung memutuskan untuk menuju
kamarnya.
Tujuan ali pertama kali saat sampai dikamar adalah mengambil kertas origaminya. Ia
sedang memiliki sebuah harapan.
Ali tersenyum membaca harapannya lalu membentuknya menjadi sebuah burung lalu
menggantungkannya. Semoga harapannya bisa terkabul.
*********
"Please god. Semoga ini berhasil. Gue udah nyiapinnya seharian" ucap jordan sedikit
berbisik.
Jordan menarik nafas dalam2 lalu menghembuskannya. Dengan pasti jordan membuka
knop sebuah pintu kamar. Kamar itu terlihat gelap. Kebiasaan pemilik kamar selalu
mematikan lampu saat tidur.
"Kebakarannnn..... kebakaran......." teriakan jordan terdengar sangat nyaring membuat
sipemilik kamar kelabakan didalam kegelapannya.
"Mana kebakaran?" Tanyanya panik berusaha menggapai2 kontak lampunya. Jordan
langsung tertawa terbahak2
Ting! Lampu langsung menyala.
"Happy birthday ali, happy birthday ali, happy birthday, happy birthday, happy
birthday ali" jordan langsung mengumandangkan lagu khas perayaan ulangtahun yang
membuat ali yang masih setengah sadar berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Jordan" panggil ali tak percaya saat melihat jordan dihadapannya dengan sebuah kue
lengkap dengan lilin ditangannya. Lilin itu menunjukkan angka 20. Ya tak terasa sudah
20 tahun ali hidup.
"Happy birthday bro" ucap jordan sembari tersenyum tulus.
Sungguh ali tak menyangka jordan melakukan ini. Bahkan ali lupa kalau hari ini ia
ulangtahun. Karna memang sebelumnya ali tak pernah merayakan ulangtahunnya.
"Tiup lilinnya terus make a wish" ucap jordan sembari menyodorkan kuenya pada ali.
Ali tersenyum lalu menutup matanya mengucapkan harapannya dalam hati. Lalu ali
meniup lilinnya membuat jordan bersorak.
"Happy birthday bro. Harapan gue cuma 1, lo diberi kehidupan yang panjang dan
dikehidupan lo yang panjang lo diberi kebahagiaan" ucap jordan tulus.
Mungkin diluar sana kebanyakan saudara laki2 selalu kaku. Bahkan tak bisa
mengeksresikan sayangnya pada saudara, karna akan terkesan sangat menggelikan. Hal
itu sebenarnya hampir sama dengan jordan dan ali. Namun jordan ingin ali tau betapa ia
sangat menyayangi ali seperti adik kandungnya sendiri karna usia jordan yang sedikit
lebih tua dari pada ali.
"Thanks bro. Big thanks. Sumpah gue gak nyangka kalau lo bakal lakuin semua ini.
Walaupun tuhan gak memberikan gue hidup yang panjang, setidaknya gue bersyukur
dikehidupan gue yang singkat nanti. Gue masih punya lo, abang gue yang tanpa gue
sadari selalu bikin hidup gue berasa berarti" balas ali tak kalah tulus membuat jordan
tersenyum
"Kenapa kita jadi melow gini ya bro? Kita harus happy2 bro. This time to party" ucap
jordan menepuk pundak ali yang membuat tawa mereka pecah.
Jordan mengajak ali turun kebawah. Terlihat sudah dihidangkan makanan2 dimeja
makan. Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah 1 malam. Dimeja makan sudah
terlihat pula pembantu dan tukang kebun ali.
"Selamat ulang tahun den" ucap pembantu dan tukang kebunnya bersamaan.
"Makasih bik, kang" balas ali senang.
"Waktunya makan!!!" Pekik jordan. Jordan memang sengaja mengajak pembantu dan
tukang kebun ali bergabung agar suasana lebih ramai.
Bagi ali ini sudah cukup membuatnya bahagia. Sederhana bukan?
***********
Ali berdiri dijendela kamarnya sambil memegang hadiah pemberian jordan. Sebuah jam
tangan bermerk kesukaan ali.
Gue harap dengan jam itu lo bisa tau kalau setiap detik hidup lo harus lo jadiin
seberarti mungkin

Sebenarnya ali cukup bahagia. Namun tetap ada yang kurang. Mana gadisnya? Kenapa ia
tak datang? Oh bahkan mungkin ia tak tau kalau hari ini ali berulang tahun?
Ali kembali mengambil kertas origaminya. Menulis sesuatu, membentuknya menjadi
burung, lalu menggantungnya.
Tuhan, jadikan harapan itu nyata.

PART 37
"Prill kamu kenapa dari tadi diem aja?" Pertanyaan al memecahkan lamunan prilly yang
sudah entah sejauh mana.
Prilly menatap al sambil tersenyum seolah olah ia sedang tak memikirkan apapun.
"Kamu gak suka tempat ini?" Tanya al. Mungkin saja prilly tak suka makanya ia lebih
memilih diam. Prilly langsung menggeleng cepat.
Bagaimana mungkin ia tak suka. Ini adalah dufan, tempat orang bersenang2, namun ia
merasa ada yang mengganggu fikirannya. Tapi ntah apa, ia juga tak mengerti.
"Kita naik itu yuk" ajak al bersemangat lalu menggandeng tangan prilly menuju sebuah
wahana. Mau tak mau prilly harus mengikutinya. Ini sudah janji prilly bukan, menemani
al sampai ia pergi ke singapore..oh tuhan, kapan laki2 ini akan pergi?
*********
"Jelas2 lo yang salah kok malah lo yang marah2?"
"Gue yang salah? Lo gak nyadar apa kalau lo yang salah"
"Eh cewek nyebelin, udah jelas2 lo yang nabrak gue berarti lo yang salah"
"Eh cowok aneh, kalau lo gak jalan kayak orang kesetanan gitu gue juga ogah nabrak lo"
"Tapi tetep aja lo yang salah"
"Lo bener2 ya ngeselin banget. Sebagai cowok gantle dong. Minta maaf aja sudah
banget"
"Dih ogah gue minta maaf sama lo"
Ali menggeleng jengah melihat pertengkarang tak jelas pangkal ujungnya dari dua orang
yang berada tak jauh dari hadapannya itu.
Sebenarnya sepupunya itu sedang kenapa? Biasanya jika bertemu seorang gadis yang
dilakukannya adalah menggodanya, tapi kenapa sekarang malah mengajaknya
bertengkar?
Ali langsung berjalan mendekati jordan untuk memberhentikan pertengkaran yang
sangat membuang2 waktu, bagaimana tidak, tadi ali meminta tolong pada jordan untuk
membelikan minum, namun sekarang ia malah berdebat tak jelas dengan gadis itu.
Jordan" panggilan ali membuat jordan maupun gadis itu menoleh pada ali
"Lo ngapain sih?" Tanya ali.

"Ini nih gara2 cewek ini nabrak gue nih" jordan melirik pada perempuan itu memberi
serinai permusuhan
"Masih aja nyalahin gue lo" perempuan itu tetap tak mau kalah.
Ali yang sedari tadi tak melihat gadis itu langsung menoleh padanya. Tunggu dulu!
Sepertinya ali pernah melihat gadis ini. Tapi dimana?
Oh ya, bukankah dia yang sering bersama prilly?
"Lo temen prilly?" Tanya ali memastikan.
"Iya"
"Lo liat prilly?" Tanya ali. sedari tadi ali mencari gadis itu namun tak kunjung ketemu.
"Hari ini prilly gak ada kelas..jadi dia gak ngampus kayaknya"
"Oh thanks..." ucap ali menggantung, siapa nama gadis ini?
"Itte" ucapnya menjawab kebingungan ali.
"Oh ya, thanks te" ucap ali pula.
"Udah yuk ah li, ngapain kita disini. Malesin banget liat nih cewek" ucap jordan
melemparkan tatapan sinis pada itte lalu berjalan pergi
Alipun mengikuti jordan dari belakang.
Prilly sedang tak kuliah? Berarti ia sedang ada dirumah.
Ali meraih ponselnya disakunya lalu. Ntah kenapa sehari saja tak mendengar suara atau
melihat gadisnya itu menjadinya risau. Mungkin menelfonnya bisa sedikit mengurangi
rasa risaunya

PART 38
Halo
Lo lagi dimana?
Aku lagi di dufan
Ha? Didufan? Sama siapa?
Sama al, kemarin dia ngajak aku kedufan berhubung hari ini aku gak ngampus.
Deg! Apa prilly benar2 tidak tau kalau hari ini ia berulangtahun. Oh ali, kau terlalu
banyak berharap akan mendapat ucapan darinya.
Oh oke
Kamu masih dikampus?
Ya
Yaudah kamu belajar yang bener ya. Sampai ketemu besok
Tuuuuuuuut...
Sambungan telfonpun terputus.
Apa2an itu? Terlalu asik bermain dengan pria itu ha? Tak sadar ali meremas ponselnya
geram.
"Eh lo pikir hape lo kain basah apa pake diremas2 gitu" tegur jordan. Apa dia sedang
bercanda? Oh bukan waktu yang tepat jordan. Ali langsung berlalu meninggalkan jordan.
**********
"Li" panggil jordan.
Ali yang masih fokus menyetir hanya berdehem tanpa menoleh pada jordan.
"Apa lo ngerasa ulangtahun lo hari ini lengkap?" Tanya jordan..ali menatap heran sekilas
pada jordan. Apa maksudnya?
"Menurut gue udah cukup lengkap"
"Tapi menurut gue belum"
Ali kembali melirik jordan heran.
"Sekarang lo pinggirin mobilnya" ucap jordan tiba2. Apa yang akan dilakukannya? Alipun
menepikan mobilnya.
"Biar gue yang nyetir" jordan keluar dari mobil kemudian mengambil alih menyetir
sedangkan ali yang tak mengerti duduk ditempat duduk jordan tadi
Jordan mengemudikan mobil entah kemana. Untuk beberapa saat ali tak mengerti. Tapi
untuk beberapa saat selanjutnya sepertinya ali paham. Apalagi saat jordan menepikan
mobilnya disuatu tempat. Tiba2 saja tubuh ali menegangnya. Ditatapanya jordan
seolah2 bertanya. Kenapa lo bawa gue kesini?
"Ayo turun" ajak jordan yang sudah terlebih dahulu turun
Masih dalam diamnya, alipun kemudian turun dari mobilnya.
"Apa maksud lo ngajak gue kesini?"
"Gue cuma mau bikin ulangtahun lo terasa lebih lengkap, walaupun gue gak tau lengkap
menurut lo itu yang gimana"
Ali mengerinyitkan dahinya menatap jordan.
"Gue gak pernah ngelakuin ini sebelumnya" ucap ali dengan tatapan menerawang
kedepan.
"Yaudah,mulai saat ini lo harus biasain. Percaya sama gue, perasaan lo akan lebih baik
setelah ini" jordan menepuk pundak ali seolah memberi kekuatan.
Ali menatap jordan mencoba mencerna kata2 sepupunya itu. Mungkin ucapan jordan ada
benarnya.
"Gue tunggu disini" ucap jordan lagi yang dibalas ali dengan anggukan.
Ali pun berlalu dari jordan memasuki area sepi penuh gundukan tanah lama maupun baru,
mencoba mengingat gundukan mana yang ingin ia temui. Gundukan2 itu banyak yang
sudah diperkokoh dengan keramik ataupun sebagainya.
Langkah ali terhenti pada sebuah gundukan berkeramik hitam dengan tulisan indra
syarief
Tiba2 lutut ali terasa lemas memopang badannya sendiri. Sudah lama, sudah sangat
lama ia tak kesini. Rasanya sebenarnya begitu rindu.

PART 39
"Pa" panggil ali pelan, sangat pelan hampir tak terdengar.
"Pa ini ali, maaf ali baru bisa jenguk papa. Papa baik2 aja kan didalam sana?"
"Pa, ali takut. Ali takut gak bisa sekuat papa ngadapin semua ini. Ali gak tau apa ali bisa
bertahan sejauh papa? Kalau ali lelah apa ali boleh berhenti pa?" Ali tertunduk.
Matanya terasa memanas.
Ali merasa sangat lemah saat berada di hadapan orang yang menurutnya adalah
seseorang yang sangat kuat didunia ini. Bagainana tidak, indra syarief, papanya memiliki
penyakit yang sama dengan ali. Namun papa ali bisa bertahan sangat jauh hingga 10
tahun. Ali kecil tak pernah melihat papanya sakit,ali kecil tak pernah melihat papanya
merintih, ali kecil selalu melihat papanya yang periang. Hebat bukan? Menyembunyikan
penyakitnya didepan anak dan istrinya dan hanya memberi tahu saat ajalnya benar2
sudah dekat.
Bantu ali pa. Bantu ali bertahan jauh dari yang papa bisa. Sekarang ali benar2 mau hidup
lebih lama. Ali sayang papa" pertahanan ali runtuh. Air matanya tumpah. Biarlah,
setidaknya setelah ini ia bisa merasa lega.
**********
Hujan diluar membuat ali memutuskan untuk bergolek2 dikamar sambil memainkan
games siponselnya. Kenapa akhir2 ini hujan sangat sering turun?
Tok...tok..tok...
Suara ketukan pintu membuat ali menghentikan aktivitasnya. Ali beranjak membukakan
pintu.
"Maaf den mengganggu" ternyata asisten rumah tangga ali.
"Gak papa bik, ada apa?"
"Itu diluar ada teman den ali"
Ali melirik jam dindingnya..sudah jam 10 malam, siapa yang kerumahnya malam2 begini.
Hujan pula.
"Oh yaudah bik"
Alipun memutuskan menemui orang itu. Teman ali? Siapa?
Saat ali sampai didepan pintu ia melihat seseorang yang sangat ia kenal. Badannya
sedikit basah, rambutnya juga. Apa ia kehujanan?
"Prilly" panggil ali pelan tak percaya.
"Ali, maaf aku ganggu malam2. Aku kesini mau nganterin ini" ucap prilly memperlihatkan
sesuatu yang ia bawa ditangannya. Kue ulangtahun? Apa prilly tau ulang tahunnya?
"Selamat ulang tahun ya" ucap prilly lembut sambil tersenyum dengan wajah sedikit
pucat karna kededinginannya
Tanpa menjawab ucapan prilly,ali langsung mendekati prilly mengambil alih kue ditangan
prilly dan meletakkannya dimeja diteras rumah ali lalu merengkuh tubuh mungil prilly
dalam dekapannya.
Prilly yang awalnya kaget membalas pelukan ali yang seolah2 memberikannya
kehangatan.
"Kamu ngapain kesini hujan2 gini. Kan bisa besok pagi. Kamu bikin aku khawatir" ucap ali
lembut. Prilly tersenyum dalam dekapan ali.
"Aku udah jauh terlambat, aku gak mau ngelewatin hari ini. Maaf aku baru bisa datang
sekarang" balas prilly. Ali makin mempererat pelukannya.
"Tapi kamu kedinginan. Kenapa gak nungguin aku didalem aja?"
"Gak pa2 kok. Yang penting aku bisa ketemu kamu"
Prilly melepaskan dekapan ali, lalu tersenyum pada ali.. prilly kembali mengambil kuenya
dan menghidupkan lilin yang sempat mati oleh angin
"Sekarang kamu make a wish dan tiup lilinnya" ucap prilly.
Ali tersenyum lalu mengelus pucuk kepala prilly. Ternyata gadisnya tau hari
ulangtahunnya.
Ali memejamkan matanya. Prilly menatap ali lekat2..seolah2 ingin tau apa harapan ali.
"Tuhan, aku mau seseorang dihadapan aku menjadi sahabat nadiku berdenyut, teman
nafasku berhembus dan alasan jantungku berdetak" ucap ali yang masih memejamkan
matanya. Perlahan ali menatap prilly yang sedang menatapnya dengan tatapan tak
mengerti lalu ali segera meniup lilinnya.
"Ali ma...maksud doa kamu tadi apa?" Tanya prilly tak mengerti.
Ali kembali meletakkan kue ditangan prilly keatas meja. Lalu ali menggenggam erat
tangan prilly.
"Aku gak tau sejak kapan kamu mengisi fikiran dan hatiku, mengisi penuh hingga tak ada
cela. Tapi aku tau, kamu datang dengan cinta. Aku benar2 cinta sama kamu. Aku benar2
sayang sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku?" Pernyataan dan pertanyaan ali mampu
membuat prilly tercekat. Ali mencintainya? Ali benar2 mencintainya?
"Please be mine. Kasih aku cinta kamu, dan aku akan kasih hidup aku buat kamu" ucap ali
tulus.
Apa yang bisa dilakukan prilly selain menjawab,
"Iya li, aku mau. Aku juga cinta dan sayang sama kamu. Aku baru ketemu cinta yang
sebesar ini. Dan ini hanya aku rasakan sama kamu" balas prilly dengan mata yang
berkaca2.
Ali langsung mendekap prilly dalam pelukannya. Prilly juga mencintainya? Oh tuhan, ali
benar2 senang. Ia tak pernah sesenang ini.
"Makasih. Makasih" ucap ali berulang kali.
Prillypun mengangguk dan memeluk ali erat.
Prilly miliknya mulai malam ini, hanya miliknya.

PART 40
"Ekhemmm" suara deheman yang lumayan keras itu membuat ali dan prilly melepaskan
pelukannya. Prilly terlihat kikuk saat menyadari ada yang memperhatikan mereka,
sementara ali terlihat kesal. Siapa yang sudah mengganggu kebahagiannya?
"Diluar lagi hujan, anget pasti ya kalau pelukan" sindir jordan sambil tersenyum jail
pada kedua pasang kekasih ini.
Ali melirik prilly yang tertunduk malu. Gadis ini benar2 polos dan menggemaskan.
"Lo bisa gak datengnya ntaran aja?" Pertanyaan ali sangat menggambarkan kalau ia
sedang kesal dengan sepupunya yang menyebalkan ini.
"Woooo kayaknya gue abis gangguin macan nih" jordan bergedik ngeri menatap ali.
"Eh btw congrats ya kalian berdua. Akhirnya ali dapetin jantungnya juga. Bisa kali
makan2"
"Masalah makan2 mah gampang, thanks ya bro" ali melemparkan senyuman khasnya pada
jordan.
Prilly yang sedari tertunduk kini beralih menatap jordan sembari tersenyum.
"Udah malam, aku pulang ya" pamit prilly pada ali.
"Aku anter"
Gak usah aku bisa pulang sendiri kok"
Gak papa, kamu mau naik apa pulang hujan2 gini?"
"Gampanglah aku pulang pakai apa. Ntar kalau kamu nganter aku kan kasian kamu
pulangnya sendiri2"
Ali tampak berfikir sejenak. Ternyata gadisnya ini keras kepala juga. Prilly ini adalah
tipe gadis yang sangat memikirkan orang lain.
"Yaudah aku ajak jordan biar ntar pulangnya gak sendiri" usul ali.
Prilly membalas dengan anggukan setuju. Ide yang bagus.
"Lo gak minta persetujuan gue dulu gitu?" Tanya jordan yang sedari tadi menyimak
pembicaraan mereka.
"Jadi lo gak mau ni?" Tanya ali menatap jordan tajam.
"Yaelah becanda kali, yuk ah buruan" jordan jalan duluan memasuki mobil..sepupunya itu
benar2 tak bisa diajak bercanda.
Ali dan prillypun akhirnya mengikuti jordan memasuki mobil yang sudah duduk dikursi
belakang. Alipun menyalakan mobil dan prilly duduk disamping ali. Tentu saja jordan tak
ingin menyetirnya. Bisa2 ia menjadi supir sepasang kekasih baru ini.
********
"Kamu hati2 pulangnya" pesan prilly sebelum keluar dari mobil ali. Ali mengangguk
tersenyum sembari memgelus pucuk kepala prilly.
Prillypun akhirnya keluar dari mobil ali, syukurlah hujan sudah reda, hal itu juga yang
membuat ali tak ikut turun, selain itu tak enak jika ali mengantar prilly sampai didepan
pintu hingga larut malam begini, terlebih lagi rumah disini rapat2, memastikan gadisnya
itu sudah memasuki rumahnya saja sudah membuat ali lega.
Katakanlah mungkin ali masih sedikit kaku pada prilly karna memang itu sikapnya. Tapi
dia berjanji akan berubah untuk lebih menghangat pada prilly, hanya pada prilly.
"Orangnya udah kagak kelihatan lagi dipintu. Kita sampai kapan disini?" Sindir jordan
karna ali tak kunjung menyalakan mobilnya.
Ali sedikit kaget melihat jordan. Sejak kapan jordan sudah duduk disampingnya?
Ali yang mulai tersadar dari lamunannya langsung menyalakan mobilnya meninggalkan
rumah prilly.
"Lo bahagia?" Tanya jordan tiba2 memecahkan keheningan mereka ditengah sunyinya
jalanan ibu kota malam ini.
"Lebih dari bahagia" balas ali sambil tersenyum.

PART 41
Jordan melirik ali sekilas sambil ikut tersenyum. Ia benar2 terbawa aura kebahagiaan
ali saat ini..jordan tak menyangka tiba2 ada seorang gadis berparas sangat cantik bisa
membangkitkan sepupunya dari keterpurukan yang mendalam.
*********
"Pagi" sapa ali hangat sembari mengelus pucuk kepala prilly yang sedang menunduk
membaca bukunya.
Prilly mendongakkan kepalanya mendapati ali dihadapannya. Sepertinya ali sangat suka
mengelus pucuk kepalanya. Prilly membalas senyuman ali. Tiba2 perasaannya
menghangat saat menyadari seseorang yang dihadapannya kini sudah berstatus
kekasihnya.
"Aku tadi ke kos kamu. Kamu udah pergi duluan" ucap ali.
Prilly mengerinyitkan dahinya mendengar ucapan ali.
"Kamu jemput aku? Kenapa gak bilang dulu?" Tanya prilly
Oh shit ali! Lo bener2 bodoh. Harusnya lo bilang dia dulu, mana tau dia kalau lo mau
jemput dia. Ali sibuk merutuki dirinya sendiri atas kebodohannya.
"Lain kali bilang dulu ya" ucap prilly sembari mengelus pipi ali. Alipun membalas dengan
anggukan sambil tersenyum lalu mengambil tangan prilly untuk menciumi punggung
tangannya.
Blush!
Hanya dengan hal sesederhana ini dapat membuat prilly merona.
Prilly terkekeh dalam hati. Ia baru menyadari Ternyata ali ini sangat hemat bicara.
Bahkan prilly sangat jarang melihat ali berbicara dengan orang lain kecuali dengannya
dan jordan.
"Kamu emang gitu ya?" Tanya prilly tiba2
"Emang gitu gimana?"
"Bicara kalau perlu aja?"
"Ya iyalah, ngapain banyak omong. Yang penting itukan bicara sama kamu" balas ali datar
namun berhasil membuat prilly merona. Jadi hanya dia yang penting? Prilly merasa
dirinya terlampau percaya diri.
Tiba2 pandangan prilly beralih pada seseorang yang sedang seperti mencari sesuatu.
Ali mengikuti arah pandangan prilly.
Kalau mau nemuin dia pergi aja" ucap ali.
"Kamu mau ikut?" Tanya prilly. Ali mengerinyitkan dahinya.
"Yuk" ajak prilly menggenggam tangan ali untuk mengikutinya.
Alipun akhirnya mengikuti prilly.
"Hai al" sapa prilly ramah.
Ternyata yang sedari tadi dilihat prilly dan ali adalah al.
"Hai prill, aku kira kamu belum datang" balas al pula. Al beralih menatap ali dan
melemparkan senyum kaku. Sementara ali hanya menatap kearah lain.
"Oh iya li, kenalin ini al" prilly tau ali sudah tau al, begitupun sebaliknya. tapi mereka
belum saling kenal bukan.
"Al"
"Ali"
Mereka saling berjabat tangan kaku sesaat.
Al melirik sekilas pada tangan prilly yang menggenggam erat tangan ali maupun
sebaliknya. Hatinya terasa sedikit ngilu. Tentu saja ia berharap jari2nya yang dapat
mengisi ruas2 jari prilly. Namun al sadar siapa dia sekarang. Lagipula jari2 kokoh ali
sangat pas menggenggam jari2 prilly. Terlihat jelas bahwa ali sangat ingin menjaga
prilly.
Tiba2 al merasakan nyeri dikepalanya, berubah menjadi rasa yang sangat sakit.
Sebenarnya sejak tadi malam ia merasakan sangat sakit dikepala, namun rasanya kini
terlampau sakit. Al menunduk sembari memejamkan matanya. Tiba2 ia merasa ada bau
anyir darah dihidungnya. Oh tidak apa ia mimisan?

PART 42
"Al kamu kenapa?" Tanya prilly sedikit panik melihat gerak gerik al. Ali yang sedari tadi
hanya menatap acuh mulai merasa juga ada yang aneh pada laki2 dihadapannya.
"Al" panggil prilly lagi.
"Aku gak papa prill" balas al pelan tak mau mendongakkan kepalanya.
Tiba2 al merasa pandangannya berkunang2. Hingga gelap.... gelap.. dan.... al sudah tak
sadarkan diri.
***********
Prilly menggigit ibu jarinya sendiri sembari bolak balik didepan ruang tempat al
diperiksa. Hal ini sangat sering dilakukan prilly saat ia sedang gugup atau merasa resah.
Saat al pingsang tadi ali dan beberapa mahasiswa dikampusnya yang tak jauh dari
tempat itu membantu membawa al keklinik yang tak jauh dari kampus mereka. Prilly dari
tadi tak berhenti menangis. Ntah apa yang membuat gadis ini sebegitu sedihnya.
Ali yang sedari tadi duduk tenang langsung bengkit dari duduknya dan mendekap prilly
menenangkan gadisnya itu.
Tiba2 hati ali terasa ngilu. Apakah prilly akan segusar ini apabila dirinya mengalami hal
yang seperti dialami al? Ntah lah.
"Dia bakal baik2 aja" ucap ali menenangkan prilly sembari mengelus pucuk kepala prilly
dengan sayang. Perlahan tangis prilly mereda merasakan kenyamanan yang diberikan ali.
Perlahan prilly mendongakkan wajahnya menatap ali yang hanya menatap kesembarang
arah.
"Aku boleh khawatir kan sama dia? Hanya sebagai sahabat" tanya prilly seolah mengerti
ketidak sukaan ali saat ia tadi terlampau panik.
"Itu hak kamu"
"Kalau kamu gak izinin aku bakal tarik semua air mata aku tadi" ucap prilly. Ali kini
beralih menatap prilly dan terkekeh. Menarik air matanya lagi? Bagaimana bisa?
"Gak papa..aku tau kamu tipe orang yang lembut dan gampang tersentuh" balas ali
pengertian yang membuat prilly tersenyum lega. Prilly langsung membenamkan wajahnya
didada bidang ali. Ada yang aneh sebenarnya dari detak jantung ali. Dia kuliah dibidang
kedokteran, walaupun masih semester awal karna ia baru pindah universitas. Tapi ia
menyadari kalau jantung ali tak berdetak sama seperti dirinya maupun orang lain.
Kenapa? Ah prilly rasa itu karna berdekatan dengannya. Baiklah kini prilly benar2
menjadi gadis yang sangat percaya diri.
"Kalau aku ada diposisi al. Apa yang bakal kamu lakuin? Apa kamu akan sekacau ini
juga?" Tanya ali tiba2.
Prilly kembali mendongakkan kepalanya menatap ali.
"Lebih kacau dari yang kamu bayangin" balas prilly menatap manik2 mata ali. Ali
menatap prilly dalam2 gadis ini selalu tulus dengan apapun yang ia katakan..tak pernah
dibuat2. Hal itu yang membuat rasa cintanya pada prilly selalu bertambah disetiap
hembusan nafasnya.
"Tuhan, jika hanya dengan bernafas aku bisa merasakan kehangatan dari cintanya, maka
izinkanlah aku untuk bernafas selamanya" batin ali makin mengeratkan pelukannya.

PART 43
"Prilly" panggilan seseorang membuat prilly yang berada dalam dekapan ali langsung
menoleh ke asal suara.
Terlihat seorang wanita paruh baya dengan wajah yang masih terlihat cantik berjalan
tergesa2 kearah prilly dan ali.
"Tante"
"Gimana keadaan al prill? Dia gak papa kan?" Terlihat jelas kekhawatiran dari wanita ini
terlebih lagi air mata yang sudah membasahi wajahnya. Wajar saja, ia adalah ibu dari al.
Prilly hanya diam menatap wanita ini tak mengerti harus menjawab apa.
Wanita itu langsung masuk kedalam ruangan tempat putranya dirawat. Ali dan prillypun
ikut masuk kedalam ruangan itu.
Tangis wanita itu makin pecah melihat putranya yang terlelap. Prilly tak kuasa juga
menahan tangisnya yang sebenarnya sedari tadi sudah reda. Ali yang sedari tadi
disamping prilly dengan sigap merangkul prilly memberinya kekuatan.
"Sayang, kamu bangun nak. Ini bunda" bisik wanita itu berusaha membangunkan al.
Tak menunggu lama dengan susah payah al membuka matanya dengan sempurna. Mungkin
sebelumnya al memang sudah siuman sehingga sedari tadi ia hanya terlelap.
"Bun...da" suara al masih terdengar lemah.
"Iya sayang ini bunda. Kita harus segera ke singapore. Kemoterapi kamu harus segera
dilakukan. Bunda gak bisa liat kamu lama2 kayak gini"
Al yang masih merasa lemas disekujur tubuhnya hanya diam tak menjawab. Sejujurnya
ia ingin menolak karna ini belum waktunya, namun ia tak tega melihat bundanya sesedih
ini.
Bunda al menyeka air matanya sejenak lalu beralih menatap prilly.
"Prill, kamu mau kan ikut tante ke singapore temanin al menjalani kemonya?" Tanya
bunda al yang membuat prilly maupun ali terbelalak.
Sungguh wanita itu ingin membawa prilly ikut bersamanya. Ia tau betapa berharganya
gadis ini bagi putranya, bukankah dengan membawanya akan memberikan kekuatan
untuk putranya? Tentu saja. Ia tau banyak tentang gadis ini, putranya selalu
menceritakan tentangnya dengan mata yang berbinar2. Ia juga sudah kenal dengan
prilly sejak putranya dulu menjalin hubungan dengan gadis yang menurutnya sangat baik
ini.
Prilly benar2 bingung dengan permintaan bunda al yang tak pernah dibayangkannya
sebelumnya ini. Prilly melirik kearah ali yang berada disampingnya yang sedang
memalingkan wajahnya darinya menatap kesembarang arah. Apa kekasihnya ini sedang
marah? Kalau tidak namun mengapa rahangnya mengeras.
"Maaf tante, prilly punya sangat banyak urusan disini. Selain kuliah ada hal yang benar2
gak bisa prilly tinggal disini. Prilly yakin tante kuat sama kayak al. Ada gak adanya prilly
akan sama saja" balas prilly sopan. Wanita itu tampak kecewa mendengar jawaban prilly.
"Bun, biarin prilly tetap disini" ucap al pelan. Tak ada pilihan lain kalau putranya sudah
meminta, walaupun wanita ini tau putranya sangat membutuhkan prilly. Akhirnya bunda
al mengangguk setuju.
"Bisa tinggalin al sama ali berdua?" Tanya al. Pertanyaan al itu membuat ali menatapnya
heran begitupun dengan prilly.
Lagi2 bunda al mengangguk setuju lalu mengajak prilly ikut keluar dari ruangan itu
bersamanya.
Beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka. Baik ali maupun al terlihat bungkam.
Ali menghela nafas jengah. Kalau untuk mengajaknya berdiam2 tak jelas seperti ini
kenapa harus berdua.
"Li" akhirnya al membuka suara.
"Hmmm" hanya jawaban dingin itu yang bisa diucapkan oleh ali. Ia bukan tipe orang yang
suka beramah2 ria.

PART 44
"Gue mau minta maaf kalau udah banyak ngambil waktu prilly buat lo"
Akhirnya laki2 ini sadar juga? Ah syukurlah. Karna bagi ali ia benar2 mengurangi waktu
prilly dengannya. Bukannya ali egois, tapi sebagai kekasih prilly rasanya wajar jika ia
bersikap seperti ini.
"Gue titip prilly. Lo benar2 orang yang tepat buat prilly. Sangat berbeda dengan gue. Lo
pasti bisa bahagiain dia lebih lama. Sementara gue, bahkan mungkin buat bahagiain diri
gue sendiri aja gue udah gak punya banyak waktu kayak lo"
Banyak waktu? Kenapa laki2 ini bisa langsung berfikiran seperti itu. Dia tidak tau saja
kalau jantung ali bisa kapan saja berhenti berdetak.
"Tanpa lo suruh gue bakal jagain dia" balas ali
"Lo cinta sama dia?" Tanya al
"Ya" balas ali mantap. Tak ada salahnya kan ia mengakui perasaannya didepan al.
"Gue yakin dia juga cinta sama lo" balas al sembari tersenyum. Ali menatap al sambil
membalas senyumnya.
Sebenarnya ali kasihan pada al. Namun rasanya ia tak pantas kasihan dengan al, karna
yang harus dikasihaninya adalah dirinya sendiri. Toh kondisinya dan al tak jauh berbeda.
"Semoga kemotrapi lo berjalan lancar ya. Gue yakin lo kuat" ucap ali tulus.
Al tersenyum lalu mengangguk. Mendadak suasana diatara mereka tak sedingin tadi.
**********
Sudah seminggu setelah keberangkatan al kesingapore. Walaupun sempat merasa
sangat sedih karna harus kehilangan sosok sahabat seperti al kini prilly kembali ceria
tentunya bersama ali.
"Kamu dirumah sekarang sama jordan aja?" Tanya prilly mengedarkan pandangannya
pada penjuru rumah ali yang terlihat sepi semenjak ditinggal jordan kekamarnya.
Ali yang duduk disamping prilly disalah satu sofa diruangan inipun hanya mengangguk.
"Mama kamu mana?"
"Kalau kamu cari dia gak bakal ketemu. Dia sibuk kerja"
"Mama kamu kan kerja buat kamu juga li"
"Harta peninggalan papa aku gak bakal abis buat kami berdua. Dia sebenarnya gak harus
kayak gitu"
Prilly menghela nafas kasar. Dasar keras kepala. Sepertinya hubungan ali dan mamanya
tak harmonis.
Permisi den, non. Mau minum apa?" Tanya wanita paruh baya menghampiri ali dan prilly.
Dia adalah bik surti, assisten rumah tangga ali.
"Bikinin jus jeruk aja bik yang dingin. Lagi panas nih" balas ali.
"Biar aku aja yang bikin bik" ucap prilly tiba2 yang membuat ali maupun bik surti
menatap prilly.
"Biar bik surti aja, kamu disini aja sama aku"
"Iya non, biar bibik aja"
"Gak papa bik. Boleh kan li?" Tanya prilly. Apa yang bisa ali lakukan selain menyetujui
permintaan prilly. Akhirnya alipun mengangguk menyetujui sembari tersenyum mengelus
pucuk kepala gadisnya dengan sayang.
Dengan sumringah prilly mengikuti bik surti kedapur. Ali hanya dapat menggeleng2kan
kepalanya mematap gadisnya itu.
**********
"Bibik baru pertama loh non liat den ali kayak tadi"
Prilly yang sedang mengupas jeruknya melirik kebik surti sejenak.
"Liat ali kayak gimana bik?"

PART 45
"Beda gitu wajahnya kalau liat non. Kayak sumringah gimana gitu" balas bik surti
sembari tertawa kecil yang membuat prilly tersenyum malu. Benarkah itu karna ia?
"Bik emangnya ali jarang ketemu sama mamanya ya?"
"Iya non. Mamanya den ali emang jarang dirumah. Untung sekarang ada den jordan yang
nemanin den ali" jelas bik surti. Prillypun mengangguk paham.
***********
"Jus jeruk ala chef prilly sudah siap" ucap prilly sumringah memberikan jus jeruk
hasilnya pada ali.
Ali yang sedari tadi memainkan ponselnya kini beralih menatap prilly sambil tersenyum.
"Gaya banget cuma buat jus jeruk doang" ledek ali lalu meminum jus jeruk buatan prilly.
"Biarin" balas prilly menjulurkan lidahnya membalas ledekan ali yang membuat ali
tersenyum gemas.
Ali membawa gadisnya itu kedalam dekapannya yang membuat prilly terkekeh.
"Ketek kamu wangi" ucap prilly tiba2 yang membuat ali tertawa.
"Apaan sih. Jorok banget" ali melepaskan dekapannya namun prilly tak kunjung beranjak
dari dekapan ali.
"Serius. Hmmmm wangiiii" prilly memekik kegirangan seperti anak kecil mengendus
ketiak ali. Gadis yang aneh namun sangat menggemaskan bagi ali.
Tiba2 ali terdiam merasakan nyeri didadanya. Oh tuhan kenapa lagi ini? Sangat waktu
yang tidak tepat.
"Kamu kenapa?" Tanya prilly saat ali tiba2 terdiam.
"Aa.aku gak papa" balas ali menggeleng cepat
"Tapi muka kamu kenapa tegang?"
Ya tuhan, ali harus jawab apa? Oh iya hari ini adalah waktunya cek up
"Ali ambilin handphone gue dikamar dong" ucap seseorang.
Jordan! Oh apakah jordan datang ingin membantunya keluar dari suasana yang tak baik
ini? Jordan menatap ali penuh makna yang langsung membuat ali paham.
"Oke" balas ali pelan langsung bergegas menaiki tangga kekamar jordan. Oh bukan
jordan lebih tepatnya kekamarnya. Ia harus segera meminun obatnya.
Jordan menghela nafas lega. Untung saja saat dia hendak kedapur dan melihat ali dan
prilly ia sudah tau gelagat ali yang sedang menahan sakit. Bagi jordan tak sulit
menyadari itu mengingat betapa pekanya jordan pada ali.
Jordan menghampiri prilly yang masih tampak bingung, pasti prilly masih heran dengan
sikap ali. Kenapa ali tak mau jujur saja dengan kondisinya pada prilly? Sepertinya prilly
akan mengerti. Mengingat prilly adalah gadis yang baik.
Tiba2 terjadi keheningan diantar mereka. Prilly sedikit merasa aneh. Biasanya jordan
akan menjadi sosok yang sangat asik.
"Kalau ternyata ali bukan sesempurna yang lo kira gimana?" Tanya jordan tiba2 yang
membuat prilly langsung menoleh padanya dengan tatapan bingung.
Namun sesaat kemudian prilly tersenyum.
"Aku mencintai ali bukan karna kesempurnaannya. Malah kalau dia sempurna aku bakal
berhenti mencintainya" balas prilly membuat jordan mengerinyitkan dahinya bingung.
"Kenapa gitu?"
NNGadis ini sangat cocok untuk mendampingi ali dengan sikap tenangnya menghadapi
apapun.
Tuhan jaga gadis ini untuk ali" batin jordan melihat prilly yang masih setia dengan
senyum mengembang diwajahnya.

Anda mungkin juga menyukai