Anda di halaman 1dari 13

BAB I STANDAR ISI

1.1 Latar Belakang Globalisasi menimbulkan pergesaran mendasar dalam aspek kehidupan, baik ditingkat regional, nasional maupun internasional. Akibat globalisasi, diantaranya terjadi peningkatan besar dalam hal pemanfaatan ilmu dan teknologi karena tuntutan efisiensi dan standarisasi, meningkat. berkembangnya industri, kualitas produk dan pengamanan konsumen sebagai akibat kualitas hidup yang semakin Disamping itu, tuntutan sistem informasi yang lebih handal antara lain untuk prakiraan berbagai perubahan akibat pembangunan yang semakin komplek dan kompetitif. Menyikapi perubahan ini, maka paradigma baru pendidikan tinggi nasional berintikan pada menghasilkan manusia yang beretika tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) demi kemajuan dan kebaikan manusia. Tersirat di dalamnya peranan sumberdaya manusia (SDM) pendidikan tinggi sebagai kunci perubahan bagi penyempurnaan tetrahedon paradigma manajemen Perguruan Tinggi, yaitu kualitas, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 175,77 km2 dengan Penduduk Kota Makassar tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa yang terdiri dari 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak 1.253.656 jiwa Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 1

Makassar yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk laki-laki Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah kecamatan Tamalate, yaitu sebanyak 154.464 atau sekitar 12,14 persen dari total penduduk, disusul kecamatan Rappocini sebanyak 145.090 jiwa (11,40 persen), sehingga kota ini sudah menjadi kota Metropolitan. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut kesehatan. Secara administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Kota ini berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut. Masyarakat Kota Makassar terdiri dari beberapa etnis yang hidup berdampingan secara damai seperti Etnis Bugis, etnis Makassar, etnis Cina, etnis Toraja, etnis Mandar dll. Indonesia dan khususnya di Kota Makasar dengan luas wilayah 175,77 km persegi yang terdiri dari 14 kecamatan, dihadapkan dengan ketertinggalan pembangunan di bidang kesehatan. Hasil perhitungan human development index (HDI) atau indeks pembangunan manusia (IPM) untuk 179 negara pada tahun 2008 dari United Nations Development Programme (UNDP), Indonesia menempati posisi 109; namun tahun 2003 nilai IPM Indonesia terus menurun ke posisi 112. Sebaran IPM menurut propinsi, Sulawesi Selatan menempati urutan ke 20 dari seluruh propinsi di Indonesia, sedangkan IPM berdasarkan pembangunan ditingkat kabupaten dan kota Makasar menduduki ranking ke 1 dari 23 kabupaten/kota. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya di Makasar dihadapkan dengan peningkatan dan pengembangan yang pesat pada kelangsungan hidup dan kualitas hidup masyarakat yang serius. Kenyataan menunjukkan tingginya angka kematian bayi, kematian ibu dan kematian anak balita di Indonesia, khususnya di Kota STIKes Pelamonia
Feasibility Study

maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan

Page 2

Makasar masih sangat tinggi. Angka kematian bayi di Makasar mencapai 5/1000 kelahiran hidup, kematian ibu 20/100.000 KH dan kematian anak balita 1/1000 BLT. Penyakit yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB), di dominasi penyakit-penyakit infeksi, yaitu TB Paru, pneumonia dan diare juga penyakit filariasis (Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, (2008). Selanjutnya hasil KLB gizi buruk oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan (2008), menunjukkan jumlah kasus gizi kurang mencapai 9.465 anak dan gizi buruk 2021 anak, Fenomena masalah kesehatan dan gizi buruk yang tinggi tersebut menjadi indikasi signifikan rendahnya kualitas SDM untuk berkompetisi dalam era globalisasi dan mengisi otonomi daerah. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat di atas, diduga berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Masih terbatasnya jumlah dan mutu tenaga kesehatan di berbagai tingkatan pengelolaan kesehatan, baik dalam bentuk promotif, pencegahan maupun pengobatan. 2. Masih terbatasnya jumlah dan mutu sarana pelayanan kesehatan untuk memberikan pembinaan pengembangan serta pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata. 3. Masih terbatasnya kemampuan dan mutu sistem pelaporan serta kemampuan mengukur dan mengembangkan berbagai indikator derajat kesehatan, baik dalam bentuk pelaporan berkala maupun dalam bentuk studi khusus guna diperoleh data informasi yang valid 4. dan representatif bagi perencanaan pengembangan kesehatan. Masih terbatasnya kemampuan sosial ekonomi masyarakat sehingga membatasi kemampuan masih menjaga banyak lingkungan faktor permukiman, menyebabkan ancaman

penyebab penyakit menular yang mengakibatkan angka kesakitan dan kematian tinggi. 5. Masalah kesehatan yang dihadapi bervariasi menurut ruang dan waktu serta semakin kompleks, ditandai dengan transisi demografi dan epidemiologi sebagai dampak dari pembangunan nasional STIKes Pelamonia
Feasibility Study

Page 3

secara menyeluruh, antara lain dampak perubahan keadaan sosial, tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perubahan kondisi lingkungan. Disisi lain penyakit menularpun masih tetap tingi karena tingginya biaya hidup dan pelayanan kesehatan dan keterjangkauan lingkungan, terhadap alam pelayanan, serta buruknya penyebab keadaan lain yang bencana

membutuhkan penanganan segera. Memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat yang belum maka

memadai dan untuk memacu peningkatan kualitas SDM,

dilakukan reformasi di sektor kesehatan yang ditandai dengan ditetapkan Paradigma Sehat. Hal tersebut sebenarnya terfokus pada paradigma pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan upayaupaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif. Dalam jangka panjang diharapkan reformasi kesehatan akan mampu mendorong masyarakat dapat bersikap dan bertindak mandiri menjaga kesehatan mereka sendiri. Namun fakta yang ada, bahwa upaya-upaya percepatan reformasi kesehatan (baca penataan sistem kesehatan) belum optimal dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan utama berupa: (1) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah, (2) merespons harapan dan kebutuhan masyarakat wilayah sesuai dengan harga diri atau hak azasinya, dan (3) memberikan perlindungan finansial terhadap kemungkinan dikeluarkannya biaya akibat penyakit yang diderita masyarakat wilayah bersangkutan. Menyikapi tuntutan dinamika pembangunan masa kini dan masa mendatang maka Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada yang bergerak di bidang pendidikan kesehatan mempunyai komitmen tinggi untuk mengembangkan SDM dan IPTEKS di bidang kesehatan. Salah satu wujuk komitmen yayasan Wahana Bhakti Karya Husada adalah rencana pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pelamonia (Stikes Pelamonia ) dengan Program Studi Administrasi Rumah Sakit (jenjang S-1) dan Program Studi Farmasi (jenjang DIII). Komitmen pendirian dan STIKes Pelamonia Page 4

Feasibility Study

penyelenggaraan Stikes Pelamonia ini merupakan langkah strategis untuk mendorong percepatan reformasi di sektor kesehatan sesuai paradigma sehat, yakni optimalisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat bangsa. Pendirian Stikes Pelamonia bertujuan untuk menjawab kebutuhan tenaga sarjana dan profesional dalam disiplin ilmu Administrasi Rumah Sakit, terutama bagi pemenuhan kebutuhan pembangunan pada skala Regional, pemecahan program disamping Nasional maupun Global; mengambil serta bagian serta peran dari dan dalam sistem Global; masalah-masalah terpadu tingkat kesehatan Regional, mengembangkan

pembangunan itu

kesehatan

sebagai

pembangunan

Nasional

membuka

kesempatan

belajar

merespons

kebutuhan masyarakat, khususnya dalam bidang ilmu kesehatan. Diketahui bahwa untuk mengoptimalkan implementasi paradigma sehat secara merata di seluruh Indonesia maka diperlukan penyediaan tenaga kesehatan yang cukup, baik dalam jenis, jumlah, kompetensi maupun penyebarannya. Proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan menurut Keputuan Menteri Kesehatan Nomor 850/Menkes/SK/V/2000, bahwa sampai dengan tahun 2010 adalah sebanyak 200.051 orang, terdiri dari 105.231 dokter, 16.154 dokter spesialis, 26.669 dokter gigi, 49.538 sarjana kesehatan masyakat dan 2.459 sarjana keperawatan (Husin, 2000); sedangkan jumlah lulusan tenaga kesehatan yang dihasilkan, baik dari universitas negeri maupun swasta di Indonesia, khususnya di Makasar masih terbatas sehingga merupakan peluang bagi institusi pendidikan STIKES Pelamonia untuk membuka dan menyelenggarakan program pendidikan Administrasi Rumah Sakit dan Farmasi. Pembukaan dan penyelenggaraan program pendidikan tinggi formal hanya dimungkinkan bila memenuhi persyaratan yang digariskan dalam Sistem Pendidikan Nasional seperti tersebut dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 234/U/2000 tentang Pedoman diantaranya Pendirian Perguruan dan Tinggi. Persyaratan tersebut, kelayakan kondisi pemrakarsa/penyelenggara Page 5

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

pendidikan tinggi, dampak penyelenggaraan, peminatan dan prospek pasar kerja bagi lulusan dan pembiayaan. Untuk itu telah dilakukan studi kelayakan pendirian dan penyelenggaraan Stikes Pelamonia, yang hasilnya dipaparkan pada bagian-bagian dalam dokumen ini sebagai landasan utama pertimbangan pendirian dan penyelenggaraan Stikes Pelamonia. 1.2 Sejarah Pendirian Yayasan Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi

berkedudukan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kota Makasar, merupakan sebuah yayasan yang mendedikasikan pengabdiannya kepada peningkatan kualitas kehidupan bangsa melalui perluasan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Ide dasar pendirian Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada ( YWBKH ) bertolak dari kondisi nyata di masyarakat, dimana tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat di Indonesia dan khususnya Kota Makasar yang relatif belum memadai. Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi merupakan perwakilan Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada yang berada di Jakarta di bawah naungan Angkatan Darat Republik Indonesia. Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada Perwakilan Sulawesi memulai terobosan baru dibidang pendidikan tinggi setingkat Diploma Tiga Kebidanan dan Diploma Tiga Keperawatan sejak tahun 2005 di Kota Makasar. Menyikapi banyaknya kebutuhan tenaga kesehatan, khususnya di wilayah kota Makasar dan sekitarnya serta propinsi Sulawesi Selatan serta Indonesia pada umumnya, maka Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi berinisiatif untuk ikut berkontribusi pada upaya pembangunan sumber daya manusia dibidang kesehatan yang dirasakan masih kurang memadai. Begitu pula kebutuhan akan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, didominasi tenaga kerja kategori profesional yang relatif jumlahnya masih sangat terbatas ; sebaliknya tenaga kerja berkemampuan akademik dan profesional STIKes Pelamonia
Feasibility Study

Page 6

sangat terbatas. Hal ini memungkinkan timbulnya pandangan inferior dari para mitra di negara-negara tujuan terhadap eksistensi kualitas SDM di Indonesia sebatas sebagai buruh. Memperhatikan permasalahan di atas maka Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi berkomitmen tinggi untuk berkiprah membantu pemerintah bagi pengentasan berbagai problema terhadap masalah kemanusiaan. Salah satu wujud komitmen Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi adalah melalui pendirian Program Studi Strata 1 Administrasi Rumah Sakit dan Strata 1 Farmasi Stikes Pelamonia. Kehadiran Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi melalui pendirian Stikes Pelamonia, diharapkan menjadi mitra bagi pemerintah dalam upaya pengentasan permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, khususnya di Kota Makasar Propinsi Sulawesi Selatan. 1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Yayasan Meningkatnya jumlah penduduk, maka meningkat pula

kebutuhan penanganan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang profesional salah satunya adalah tenaga Administrasi Rumah Sakit dan kebutuhan tenaga Farmasi. Oleh sebab itu Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada mempunyai dapat tekad yang kuat dalam membantu dan pemerintah dalam menangani kesehatan, yang segala masalah di dalam dunia mengembangkan,

menerapkan,

menyebarluaskan ilmu pengetahuan teknologi, khususnya dalam bidang Keilmuan dan kesehatan pada umumnya. Oleh Karena itu untuk mewujudkan semua ini Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pelamonia agar dapat menciptakan potensi-potensi tenaga ahli dibidang Administrasi Rumah Sakit dan tenaga Farmasi yang profesional, mandiri dan dapat bersaing di era globalisasi.

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 7

Tujuan utama pendirian yayasan adalah pada upaya memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, mulai dari pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Selanjutnya, Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada perwakilan Sulawesi di dirikan dengan semangat pelayanan yang lebih berkualitas bagi masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang sosial, kemanusiaan, pendidikan dan kesehatan. Kiprah yayasan bagi pencapaian tujuan sebagaimana tersebut diatas maka yayasan akan menyelengarakan berbagai aktifitas peningkatan taraf kehidupan yang lebih layak melalui investasi dibidang pengembangan kualitas sumber daya manusia yakni pendidikan, lebih khusus adalah pendidikan Administrasi Rumah Sakit dan Farmasi. Hal ini diyakini bahwa peningkatan taraf pendidikan kesehatan bagi masyarakat akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perbaikan kualitas kehidupan. Strategi tersebut akan menjawab tiga permasalahan pokok yakni pendidikan, kesehatan dan perekonomian.

1.4 Organisasi dan Pengelola Sebagaimana ketentuan peraturan perundangan yang berlaku bagi sebuah organisasi nirlaba maka organisasi Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada (YWBKH) perwakilan Sulawesi mengacu pada ketentuan sebagaimana yang diwajibkan dengan struktur, terdiri dari unsur pembina, unsur pengelola dan unsur pengawas. Individuindividu yang terlibat dalam pengelolaan yayasan terdiri dari para profesional yang memiliki kepedulian dan jiwa pengabdian yang tinggi bagi kemanusiaan adalah sebagai berikut:

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 8

PENGURUS YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA PERWAKILAN SULAWESI

N O 1 2 3 4

NAMA dr. sutrisno, MARS Minarni, S.SiT, SKM A.Ikhsan Kadir, SKM,M.MKes Suntin, S.Kep,Ns Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara

Jabatan

1.5 Visi, Misi dan Tujuan Lembaga Pendidikan 5.1. Visi Dalam pengembang mengimplementasikan SDM dan IPTEKS perannya kesehatan, sebagai STIKES institusi Pelamonia

menetapkan moto penyelenggaraan institusi, yaitu: The Leading Health Institution for Global Community. Dengan moto kinerja demikian maka visi STIKES Pelamonia adalah sebagai Pusat Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Unggul dan Terdepan. 5.2. Misi Guna menggapai visi maka ditetapkan misi STIKES Pelamonia adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi kesehatan yang berkualitas dan berstandar nasional. b. Menyelenggarakan Tridarma Perguruan Tinggi secara kontinyu sesuai kebutuhan pasar dan berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni kesehatan mutakhir.

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 9

c. Mengembangkan kelembagaan dan kapasitas institusi secara berkesinambungan. d. Mengembangkan kemitraan dengan stakeholder dalam dan luar negeri bagi pengembangan institusi dan penyerapan lulusan. 5.3. Tujuan Menyelenggarakan visi dan misi Stikes Pelamonia, tujuan Stikes Pelamonia adalah: a. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan yang menghasilkan lulusan yang beretika dan mampu : 1) Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan teknologi dalam pelayanan kesehatan di masyarakat. 2) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan serta teknologi bidang ilmu-ilmu kesehatan sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada dalam kawasan keahliannya. 3) Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai ilmuwan. 4) Mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam bidang ilmu kesehatan. b. Menyelenggarakan, mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat akademik melalui sistem pendidikan tinggi yang profesional. c. Menyelengarakan dan mengembangkan penelitian dan inovasi teknologi kesehatan guna memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dan berkelanjutan sehingga dapat mempercepat proses pembaharuan, pengembangan dan penerapan IPTEKS. d. Mengembangkan fasilitas penunjang pendidikan yang optimal untuk mendukung terselenggaranya pendidikan dan pengembangan IPTEKS. e. Mengembangkan dan membina kerja sama kemitraan pada tingkat regional, nasional dan internasional.

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 10

Dengan tujuan pendirian STIKES Pelamonia di atas maka diharapkan dapat mewujudkan berbagai kepentingan, antara lain: a. Sumbangan nyata pada kebutuhan sumberdaya manusia bertaraf akademis- profesionalisme yang berkompetensi global sebagai modal keunggulan kompetitif dalam bidang ilmu kesehatan. b. Sumbangan nyata dalam pemecahan masalah kesehatan (jumlah, jenis dan intensitas) serta pengembangan program pembangunan kesehatan sebagai bagian dari sistem pembangunan terpadu tingkat regional, nasional maupun global. c. Membuka akses bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kota Makasar memperoleh pendidikan tinggi kesehatan dan berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan secara produktif di tingkat nasional maupun internasional.

1.6 Kompetensi Lembaga Pendidikan Stikes Pelamonia dengan Program Studi Strata 1 Administrasi Rumah Sakit dan Strata 1 Farmasi akan memiliki kompetensi tinggi karena beberapa hal, yaitu : a. Sebagai salah satu institusi pengembang IPTEKS unggulan di bidang kesehatan yang bercirikan GLOBAL akan menyediakan SDM berkualitas dari 25 tahun. b. Memiliki potensi internal dalam hal SDM, sarana dan prasarana, kurikulum dan sistim pembelajaran yang kondusif berorientasi global. c. Memiliki jaringan kerjasama dan menyediakan pasar kerja bagi lulusan bertaraf regional, nasional dan internasional. jenjang Strata 1 Kesehatan bagi kebutuhan pembangunan regional, nasional dan internasional selama lebih

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 11

d.

Ketersediaan tenaga akademis berkualifikasi S1, S2 & S3 profesional sehingga memadai diselenggarakan disiplin ilmu Administrasi Rumah Sakit.

e.

Dalam

konteks

pembangunan

kesehatan

kedepan,

STIKES

Pelamonia akan dapat menyelenggarakan disiplin ilmu kesehatan lainnya seperti Analis Kesehatan, kedokteran beserta berbagai perangkat sarana penunjangnya

1.7 Relevansi Lembaga Pendidikan STIKES Pelamonia memiliki relevansi tinggi, karena: a. Lokasi STIKES Pelamonia di Kota Makasar dengan karakteristik wilayah tropis kering yang relatif sama dengan sebagian besar negara di dunia dan merupakan daerah pariwisata dari berbagai manca Negara maupun berbagai daerah diwilayah indonesia. Dengan demikian menjadi obyek studi yang komprehensif dan merupakan potensi keunggulan kompetitif. b. STIKES Pelamonia merupakan institusi unik, yaitu menawarkan paket pendidikan tinggi Administrasi Rumah Sakit dan Farmasi yang berorientasi global. c. Keunikan STIKES Pelamonia merupakan daya tarik besar dan keunggulan kompetitif bagi calon mahasiswa di kawasan Indonesia dan maupun calon mahasiswa asing dari negara tropis Asia, Afrika dan Amerika Tengah. d. Statistik ketenaga-kerjaan kesehatan menunjukkan adanya kelangkaan tenaga kerja di bidang kesehatan dan kualifikasi yang ada belum memadai di tingkat regional, nasional maupun global

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 12

STIKes Pelamonia

Feasibility Study

Page 13

Anda mungkin juga menyukai