Anda di halaman 1dari 7

A. JAM`UL QUR`AN 1. Penggagas Pertama Pengumpulan Al Qur`an a.

Pengumpulan al Qur`an pada Masa Nabi Ali bin Abi Thalib sebagai pengumpul pertama al Qur`an pada masa Nabi berdasarkan perintah Nabi sendiri. Di kalangan Syi`ah menegaskan Ali bin Abi Thalib sebagai orang pertama yang mengumpulkan al Qur`an setelah wafatnya Nabi. Sumber-sumber Sunni juga mengungkapkan bahwa Ali memiliki kumpulan al Qur`an. Di kalangan ortodok Islam, pengumpula al Qur`an dapat dilakukan secara resmi pada masa pemerintahan Abu Bakar al- Shiddiq. Al Khatthabi berkata, Rasulullah tidak mengumpulkan al Qur`an dalam satu mushaf karena senantiasa menunggu ayat yang menghapus terhadap sebagian hukum-hukum atau bacaannya. Sesudah berakhir masa turunnya dengan wafatnya Rasulullah maka Allah mengilhamkan penulisan mushaf secara lengkap kepada para Khulafaur Rasyidin sesuai dengan janji-Nya yang benar kepada umat ini tentang jaminan pemeliharaannya . Dengan demikian, jam`ul Qur`an ( pengumpulan al Qur`an ) pada masa Nabi dinamakan Hifzhan ( hafalan ) dan Kitabatan ( pembukuan ) yang pertama. 3. Khalifah Utsman bin Affan Utsman bin Affan menyalin lembaran-lembaran ke dalam mushaf-mushaf dengan menertibkan atau menyusun suratnya dan membatasinya hanya dengan bahasa Quraisy. Ia juga menghilangkan perselisihan / perpecahan di kalangan kaum Muslimin yang disebabkan adanya perbedaan qiraat al Qur`an di antara mereka.Khalifah Utsman juga berhasil menyusun Mushaf Utsmani. 3. Khalifah Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib merupakan pengumpul pertama al Qur`an pada masa Nabi berdasarkan perintah Nabi sendiri. Ia menunjuk kesepakatan atau ijma` akan kemutawatiran al-Qur`an yang tertulis dalam mushaf. Rasm Utsmani adalah penulisan mushaf Utsmani atau metode penulisan al Qur`an yang disusun oleh Utsman. 2. Pendapat Ulama tentang Rasm Utsmani a. Ada yang berpendapat bahwa rasm Utsmani untuk al Qur`an bersifat tauqifi yang wajib digunakan dalam penulisan al Qur`an, dan harus sungguhsungguh disucikan. Mereka menisbatkan tauqifi dalam penulisan al Qur`an kepada Nabi. Mereka menyebutkan, Nabi pernah mengatakan kepada Muawiyah, salah seorang penulis wahyu, Goreskan tinta, tegakkan huruf ya, bedakan sin, jangan kamu miringkan mim, baguskan tuliskan lafal Allah, panjangkan Ar Rahman, baguskan Ar Rahim, dan letakkanlah penamu pada telinga kirimu, karena yang demikian akan lebih dapat mengingatkan kamu . Ibnu Mubarok dari Syaikh Abdul Aziz ad Dabbagh, bahwa dia berkata kepadanya, Para sahabat dan orang lain tidak campur tangan seujung rambut pun dalam penulisan al Qur`an karena penulisan al Qur`an adalah tauqifi, ketentuan dari Nabi. Dialah yang memerintahkan kepada mereka untuk menuliskannya dalam bentuk seperti yang dikenal sekarang, dengan menambahkan alif atau menguranginya karena ada rahasia-rahasia yang tidak terjangkau oleh akal. Ituah sebab satu rahasia Allah yang diberikan kepada kitab-Nya yang mulia, yang tidak Dia http://haryono10182.wordpress.com/tag/pengumpul-pertama-alquran-pada-masanabi/

Usaha pengumpulan al-Qur'an menjadi satu mushaf merupakan kelanjutan dari usaha sebelumnya, terutama pada masa khalifah pertama dan kedua. Pada tahun 26 H khalifah Usman ibn Affan mengkonsentrasikan pada upaya penulisan al-Qur'an dengan membentuk panitia penulisan dan pembukuan al-Qur'an yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit. Seperti diketahui bahwa Zaid ibn Tsabit adalah salah seorangs ahabat Nabi Saw yang dipercaya sebagai sekretaris Nabi saw untuk mencatat semua wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah saw, Selain itu, ia juga termasuk dalam seorang sahabat yang hafal al-Qur'an. Sementara Abdulah ibn Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash dan Abdurrahman ibn Haris ibn Hisyani adalah sebagai anggota. Mereka diminta untuk menyalin al-Qur'an yang terdapat di beberapa tempat, seperti di lembar pelapah kurma, bebatuan, kulit dan tulang untuk dibukukan menjadi sebuah mushaf. Al- Qur'an yang ditulis dan dibukukan ini kemudian dikenal dengan sebutan mushaf. Mushaf yang ditulis sebanyak 5 buah. 4 buah di antaranya dikirim ke masing-masing wilayah Islam sebagai pedoman bacaan yang benar. Sedangkan sebuah lagi disimpan di Madinah untuk khalifah Usman sendiri. Mushaf itu kemudian dikenal dengan istilah Mushaf al- imam atau Mushaf Usmani AL Pada masa pemerintahan khalifah Usman ibn Affan daerah Islam telah sampai ke Afrika, Mesir, Cyprus dan Konstatinopel. Daerah-daerah ini banyak dikelilingi lautan. Karena itu, Muawiyah ibn Abi Sufyan yang ketika itu sebagai gubernur Syria memberikan usul kepada khalifah untuk membentuk armada laut. Mengingat pentingnya transportasi laut, maka usulan itu disetujui khalifah, Armada ini tidak hanya dijadikan sebagai sarana penting dalam pertahanan, juga sebagai alat transportasi untuk mengontrol wilayah islam. Perluasan 1. Perluasan Khurasan Khalifah Usman ibn Affan mengutus Sa'ad ibn Ash bersama Huzaifah ibn Yaman untuk memimpin pasukan Islam ke Khurasan. Di dalam rombongan pasukan ini ikut pula beberapa orang sahabat Nabi Saw yang lain. Setelah terjadi pertempuran sengit, akhirnya Khurasan dapat dikuasai. 2. Perluasan ke Armenia

Khalifah usman ibn Affan mengutus Salam Rabiah al-Bahly untuk berdakwah ke Armenia. la berhasil mengajak kerjasama dengan penduduk Armenia untuk menerima ajaran Islam. Namun begitu, ia sjuga banyak mendapat tantangan dari mereka yang tidak suka atas dakwah Islam yang dikembangkannya. Tetapi semua itu dapat diatasi dengan cara memerangi mereka hingga mereka menyatakan tunduk di bawah pemerintahan Islam. 3. Perluasan ke Afrika Utara Sebelum kedatangan Islam merupakan suatu wilayah yang berada dibawah kekuasaan bangsa Romawi. Perlakuan para penjajah terhadap penduduk tidak menyenangkan, akhirnya mereka meminta bantuan kepada pemerintahan Islam di Madinah. Untuk itu, khalifah Usman ibn Affan mengirim Abdullah ibn Sa'ad ibn Abi Sa'ad ibn Abi Sarah untuk memimpin pasukan menaklukkan Afrika Utara dan mengusir bangsa Romawi. Pasukan Islam mendapat simpati dan dukungan yang kuat dari masyarakat setempat, sehingga bangsa Romawi dapat dikalahkan. Dengan jatuhnya wilayah Afrika Utara, berarti wilayah itu berada di bawah kekusaan islam. 4. Perluasan ke Azerbaijan dan Ray Pada masa pemerintahan khalifah Umar ibn al-Khattab. Masyarakat Azerbeijan selalu membayar pajak, Tetapi pada masa pemerintahan khalifah Usman ibn Affan banyak di antara mereka yang menolak membayar pajak bahkan banyak di antara mereka yang membangkang dan memberontak terhadap pemerintahan Islam di Madina. Untuk mengatasi hal itu, khalifah Usman ibn Affan memerintahkan Walid ibn Uqbah yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Kufah untuk memberantas para perusuh tersebut. Walid ibn Uqbah mengerahkan 6000 pasukan untuk mengepung penduduk Azerbeijan dan 4000 pasukan ke Ray. Dengan kekuatan besar ini, akhirnya kedua wilayah pemberontak dapat dikuasai.
http://www.scribd.com/doc/52745531/PERKEMBANGAN-ISLAM

Khalifah Ali ibn Abi Thalib memiliki banyak kelebihan, seperti kecerdasan,ketelitian, ketegasan, keberanian dan sebagainya. Karena ketika ia terpilih sebagai khalifah, jiwadan semangat itu masih membara di dalam dirinya. Banyak usaha yangdilakukannya. termasuk bagaimana merumuskan sebuah kebijakan untukkepentingan negara, Agama dan umat lslam ke masa depan yang lebihcemerlang. Selain itu, dia juga terkenal sebagai pahlawan yang gagah beran Pada masa pemerintahan khalifah Ali ibn Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam telahmelampaui sungai Eufrat, Tigris, dan Amu Dariyah, bahkan sampai ke Indus.

Akibatluasnya wilayah kekuasaan Islam dan banyaknya masyarakat yang bukan berasaldari kalangan masyarakat Arab memeluk Islam banyak ditemukan kesalahan dalammembaca teks al-Qur'an atau Hadits sebagai sumber hukum Islam,Khalifah Ali ibn Abi Thalib menganggap bahwa kesalahan ini sangat fatal, terutamabagi orang-orang yang akan mempelajari ajaran Islam dari sumber aslinya yangberbahasa Arab. Oleh karena itu, khalifah memerintahkan Abu aI-Aswad alDualimengarang pokok-pokok ilmu Nahwu (Qawaid Nahwiyah)Dengan adanya ilmu nahwu yang dijadikan sebagai pedoman dasar dalam

Banyak perperangan yang terjadi pada masa Pemerintahan Ali diantaranya yaitu: 1. Perperangan Jamal Dinamakan perperangan jamal (unta) karena Siti Aisyah istri Rasulullah dan puteri Abu Bakar ikut dalam perperangan ini dengan mengendarai unta. Ikut campurnya Aisyah dalam memerangi Ali terpandang sebagai hal yang luar biasa. Faktor-faktor yang menyebabkan aisyah ikut dalam perperangan yaitu: Sejak dari dahulu telah ada ketegangan antara Ali dan Aisyah Ali pernah menyaingi Abu Bakar dalam pemilihan khalifah dulu Aisyah mengambil Abdullah ibnu Zubair dari Asma (saudara perempuannya) dan menjadikannya anak angkat. Abdullah mempunyai ambisi besar untuk menduduki kursi pemerintahan dan keinginannya itu terhalang oleh Ali. Perperangan ini terjadi amat sengit, serhingga Zubair melarikan diri. Begitu juga dengan Thallah terbunuh pada permulaan perperangan ini. Perperangan terus berjalan di bawah pimpinan Aisyah. Ribuan manusia tewas membela Aisyah dan melindungi unta yang dikendarai beliau. Akhirnya unta yang

ditunggangi Aisyah dapat dibunuh dan berhentilah perperangan dengan kemenangan di pihak Ali. 2. Perperangan Shiffin Perperangan ini adalah perperangan antara Ali dan Muawiyah. Akibat perperangan jamal banyak tentara Ali gugur dan mencapai lima ribu orang atau lebih. Banyaknya kaum muslimin yang gugur menyebabkan dendam dan keshumat terhadap Ali. Jadi banyak terdapat dalam kumpulan tentara Ali orang yang menderita hidupnya akibat perperangan yang telah terjadi. Pada sisi lain berdiri Muwiyah di Damaskus yang berpusat di Syam. Sebagai politikus ulung dia menggunakan kesempatan tersebut. Akhirnya banyak orang-orang terkemuka dan suku-suku Arab memihak kepada Muawiyah. Mereka dapat dihasut Muawiyah untuk menentang pembunuh-pembunuh Usman Dalam keadaan dan suasana yang demikian Ali maju dengan tentaranya ke Syam dan disambut oleh tentara Muawiyah. Keduanya bertemu pada sebuah tempat dekat sungai Furat. Pertempuran kedua ini berlangsung beberapa hari dan kemenangan sudah membayang di pihak Ali. Muawiyah cemas dan kehilangan akal, dia memanggil Amr ibnu Ash untuk mencari cara menghentikan semua ini. Pada akhirnya Ali tidak mendapat perhatian dari lasykarnya dan malahan dipaksa mengumumkan bahwa perperangan dihentikan. 3. Bertahkim Akhirnya kedua golongan sepakat masing-masingnya memilih seorang hakim. Golongan syam sepakat memilih Amr ibnu Ash dan pada golongan Ali memilih Abu Musa al Asyari. Ali sebanarnya tidak setuju tapi karena suara terbanyak, beliau terpaksa menerimanya. Pada Akhirnya tampil Abu Musa kehadapan khalayak ramai. Dia menyatakan bahwa dia telah memazulkan (menurunkan)Ali

dari jabatannya dan berdiri jugalah Amr ibnu Ash dia setuju memberhentikan Ali.

Anda mungkin juga menyukai